B. RENTANG RESPON
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan
Depersonalisasi
diri positif rendah identitas
C. PENYEBAB
Faktor Predisposisi
a. Biologi
1. Genetik
Riwayat adanya trauma yang menyebabkan lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik.
Pada anak yang kedua orangtuanya tidak menderita,
kemungkinan terkena penyakit adalah satu persen. Sementara
pada anak yang salah satu orangtuanya menderita
kemungkinan terkena adalah 13 persen. Dan jika kedua
orangtuanya penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal meliputi
trauma, penurunan oksigen pada saat melahirkan, prematur,
preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu perokok, alkohol, pemakaian
obat-obatan, infeksi, hipertensi dan agen teratogenik
2. Nutrisi
Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB,
rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa
3. Keadaan kesehatan secara umum
Riwayat kesehatan umum, misalnya kurang gizi,
kurang tidur, gangguan irama sirkadian.
Kelemahan
Infeksi
4. Sensitivitas biologi
Riwayat peggunaan obat
Riwayat terkena infeksi dan trauma
Radiasi dan riwayat pengobatannya
5. Paparan terhadap racun
Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan
Riwayat keracunan CO, asbestos
b. Psikologi
1. Intelegensi
Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dimana
lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif
Suplay oksigen terganggu dan glukosa
2. Ketrampilan verbal
Gangguan keterampilan verbal akibat faktor
komunikasi dalam keluarga, seperti : Komunikasi peran ganda,
tidak ada komunikasi, komunikasi dengan emosi berlebihan,
komunikasi tertutup,
Riwayat kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara,
misalnya Stroke, trauma kepala
Moral
Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi
moral individu, misalnya lingkungan keluarga yang broken
home, konflik
c. Sosial
1. Usia
Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2. Gender
Riwayat ketidakjelasan identitas
Riwayat kegagalan peran gender
3. Pendidikan
Pendidikan yang rendah
Riwayat putus dan gagal sekolah
4. Pengalaman sosial
Perubahan dalam kehidupan, mis bencana, perang,
kerusuhan, dll
Tekanan dalam pekerjaan
Kesulitan mendapatkan pekerjaan
5. Peran social
Isolasi sosial khususnya untuk usia lanjut
Stigma yang negatif dari masyarakat
Diskriminasi
Stereotype
Praduga negatif
D. TANDA DAN GEJALA
1. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
2. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
3. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya,
ketidakberdayaan, dan ketidakbergunaan)
4. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan
hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
5. Kesulitan dalam membuat keputusan
E. AKIBAT
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep
diri : harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah yang terjadi secara situasional
bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, mengalami kecelakaan, mejadi korban perkosaan, atau
menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu dirawat di
rumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri seseorang
dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien
tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang
menghargai klien dan keluarga.
2. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat
dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU
DIKAJI
A. Data Mayor :
DS : Klien hidup tak bermakna, tidak memiliki kelebihan apapun,
merasa jelek
DO : Kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi dengan
orang lain
Data Minor :
DS : Klien mengatakan malas, putus asa, ingin mati.
DO : Klien malas-malasan, produktivitas menurun
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Situasional
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan pada pasien :
Tujuan :
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuan
e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan untuk pasien
SP 1 Pasien
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
2. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah,
dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan
terdekat pasien.
3. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
4. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
5. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
6. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
7. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif
SP 2 Pasien
1. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
2. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan
kedua yang dipilih
3. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
4. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
Tindakan Keperawatan pada keluarga
Tujuan : Keluarga mampu:
a) Mengenal masalah harga diri rendah
b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
c) Merawat harga diri rendah
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan
harga diri pasien
e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
f) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Tindakan Keperawatan untuk keluarga
SP 1 Keluarga
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien
c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
SP 2 Keluarga
a. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri pasien
b. Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
c. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur.
Strategi Pelaksanaan 1 HDR
KLIEN
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari
KELUARGA