Oleh :
RINDA DINARTI
NIM. 40219016
maupun dari luar tubuh. Proses menua setiap individu pada organ
seseorang yang masih muda umurnya, namun terlihat sudah tua dan
dibedakan menjadi dua yaitu teori penuan secara biologi dan teori
a. Teori Biologi
genetik.
meningkatkan umur.
b. Teori Psikologis
5. Klasifikasi Lansia
2) Sistem persyarafan
(Azizah, 2011).
4) Sistem penglihatan
2011).
5) Sistem kardiovaskuler
2005).
6) Sistem pengaturan temperatur tubuh
7) Sistem respirasi
8) Sistem gastrointestinal
9) Sistem genitourinaria
Potter, 2005).
b. Perubahan psikososial
.
LAPORAN PENDAHULUAN
“MYALGIA”
A. Definisi
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai
diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu
banyak. Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan
oleh infeksi virus. Nyeri otot (Myalgia) adalah suatu istilah umum untuk
suatu gejala yang disebabkan berbagai kelainan dan kondisi medis.
Penyebab yang paling sering disebabkan oleh ketegangan ( kontraksi )
yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat (Azizah, 2011).
Myalgia atau yang sering disebut nyeri otot adalah nyeri otot yang
berkaitan dengan kerja otot yang berlebihan atau overused, mendapat
beban yang berlebihan atau overload, mendapat penguluran yang
berlebihan atau overstretch dan cedera otot akibat olahraga atau aktivitas
sehari-hari. Myalgia pun dapat menjadi suatu pertanda dan keluhan
penyerta dari penyakit sistemik, penyakit infeksi, penyakit autoimun dan
lain lain. Myalgia dapat terjadi pada suatu otot atau pada group otot
seperti pada leher (Jaime, 2010).
B. Etiologi
Umum :
a. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot
yang terlalu tegang,
b. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan
myopati metabolik, defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
c. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi
intens kejang).
d. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).
Gangguan Sistemik :
Imunisasi :
Penyebab Lain :
D. Patofisiologi
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah
pembengkakan pada otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang
sangat parah, otot tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi
bukan karena masa otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot
mengalami peradangan sebagai respon terhadap kerusakan mikroskopis
pada otot.
Peranan Asam Laktat Pada Otot Asam laktat sangat penting karena
memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa
perlu kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana
tubuh menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya
menjadi asam laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada
oksigen yang banyak tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk
berlangsung selama beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah
tubuh memiliki cukup cadangan oksigen, glikogen dapat kembali
dikonversi ke ATP dan asam laktat dapat dikonversi kembali menjadi
glukosa oleh hati dan jaringan lain yang akan digunakan kemudian. Hal
ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih efisien ketika tubuh
kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana otot menggunakan asam laktat
sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut.
Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak
ada cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosine trifosfat
(ATP). Asam laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh
mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot. Pelatihan
ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa mitokondria dalam sel
otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu otot dalam kemampuan
untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini
memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih lama dalam
situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet terlatih dapat
tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan intensif mereka
sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat lebih
cepat dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar.
(Kushariyadi, 2010)
E. Manifestasi Klinik
a. Nyeri sendi
b. Kekakuan
c. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga
berdenging)
d. Kelelahan
e. Ruam
(Jaime, 2010)
F. Penatalaksanaan Medik
a. Non Farmakologi
1) Rileks dan lembut meregangkan daerah yang terlibat.
2) Mandi air hangat.
3) Pijat.
4) latihan peregangan harus digunakan sesering mungkin.
5) Olahraga teratur, perlahan-lahan meningkat dari setiap gerakan
lembut untuk lebih kuat, dapat membantu mengembalikan otot
yang tepat.
6) Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
b. Farmakologi
1) NSAID COX-nonselektif : asam mafenamat, piroksikam,
indometasin,aspirin, naproksen, ibuprofen
2) COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac Analgetik ascorbic
acid (vitamin C) dan antioxi.
(Marilynn,E. 2010)
G. Diagnostik Test
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida : mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning
(respon inflamasi, produk-produk pembuangan degenerative ); elevasi
SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle
Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena
mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi
yang normal.
(Maramis, 2009)
H. Prognosa
Myalgia pada lansia dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
fisik, dan psikologis. Penanganan nyeri pada lansia, tergantung dari lokasi,
lamanya nyeri tersebut berlangsung dan berbagai faktor lain yang
mempengaruhinya. Terapi nyeri dapat dengan cara pemberian obat secara
oral,injeksi, perilaku, operasi dan lain-lain yang melibatkan disiplin ilmu
lain.
(Sagung, 2009)
g. Sistim immune
4. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa SIKI SLKI
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan
Faktor yang keperawatan Observasi
berhubungan : selama….x…jam, Identifikasi lokasi
Agen pencedera tingkat nyeri karakteristik,
fisiologis menurun durasi, frekuensi,
(misal Kriteria hasil : kualitas, intensitas
inflamasi, Keluhan nyeri nyeri
iskemia, menurun Identifikasi skala
neoplasma) Sikap protektif nyeri
Agen pencedera menurun. Identifikasi respon
kimiawi ( misal Gelisah menurun nyeri verbal
terbakar, bahan Kesulitan tidur Identifikasi faktor
kimia iritan) menurun yang memperberat
Agen pencedera Berfokus pada dan memperingan
fisik (misal: diri sendiri nyeri
abses, menurun Identifikasi
amputasi, Frekuensi nafas, pengetahuan dan
prosedur oprasi, nadi dan tekanan keyakinan tentang
trauma) darah membaik nyeri
Edukasi
anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
4 Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan Integritas
kulit tindakan Kulit
Penyebab : keperawatan
Perubahan selama….x…jam, Observasi
sirkulasi integritas kulit Identifikasi
Perubahan meningkat penyebab gangguan
status nutrisi Kriteria hasil : integritas kulit
Penurunan Elastisitas (perubahan
mobilitas meningkat sirkulasi,
Suhu Hidrasi perubahan status
lingkungan meningkat nutrisi, perubahan
yang ekstrem Perfusi jaringan kelembapan, suhu
Faktor mekanis meningkat lingkungan
( penekanan meningkat ekstrem, penurunan
pada tonjolan Kerusakan mobilitas)
tulang, gerakan jaringan Terapeutik
atau elektris menurun Ubah posisi 2 jam
(energi listrik Kerusakan jika tirah baring
teganggan lapisan kulit Hindari berbahan
tinggi) menurun dasar alkohol pada
Nyeri menurun kulit kering
Tanda & Gejala: Pendarahan Edukasi
DS : - menurun Anjurkan
DO: Kemerahan menggunakan
Kerusakan menurun pelembab (lotion,
jaringan / Hematoma serum)
lapisan kulit menurun Anjurkan minum
Nyeri Pingmentasi air putih yang
perdarahan abnormal cukup
Kemerahan menurun Anjurkan
Hematom Jaringan parut meningkatkan
menurun asupan nutrisi
Nekrosis Anjurkan
menurun meningkatkan
Abrasi kornea asupan buah dan
menurun sayur
Suhu kulit Anjurkan untuk
membaik tidak terpapar suhu
ekstrem
Sensasi membaik
Tekstur
Perawatan Luka Bakar
membaik
Pertumbuhan Observasi
rambut membaik
Identifikasi
penyebab luka
bakar
Identifikasi durasi
terkena luka bakar
dan riwayat
penaganan luka
bakar sebelumnya
Monitor kondisi
luka ( persentasi
ukuran luka, derajat
luka, perdarahan,
warna dasar luka,
infeksi, eksudat,
bau luka, kondisi
tepi luka)
Terapeutik
Gunakan teknik
aseptik selama
merawat luka
Lepaskan balutan
lama dengan
menghindari nyeri
dan perdarahan
Rendam dengan air
steril jika balutan
lengket pada luka
Bersihkan luka
dengan cairan steril
(NaCl 0,9%, cairan
antiseptik)
Lakukan terapi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
Jadwalkan
frekuensi
perawatan luka
berdasarkan ada tau
tidaknya infeksi,
jumlah eksudat,
dan jenis balutan
yang digunakan
Gunakan modern
dresing sesuai
dengan kondisi
luka (hyrocolloid,
polymer, crystaline
cellulose)
Berikan diet
dengan kalori 30-
35 kkal/kgBB/hari
dan protein1,25-
1,5g/kg BB/hari
Berikan suplemen
vitamin dan
mineral ( vitamin
A, vitamin, C,
Zinc, asam amino)
sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
Kolaborasi
Kolaborasi
debridement
(enzimatik,
biologis, mekanis,
autolitik)
Kolaborasi
pemberian
antibiotik
DAFTAR PUSTAKA