Berdasarkan rumusan WHO (1994) dalam (Notoatmodjo, 2005), strategi promosi kesehatan
secara global terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu :
1.Advokasi (advocacy) yaitu kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu
atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi dilakukan
kepada pejabat yang merupakan penentu kebijakan di berbagai sektor, dan diberbagai tingkat, sehingga
para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
2.Dukungan sosial (social support) yaitu kegiatan untuk mencari dukungansosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formalmaupun informal. Tujuan utama dari kegiatan ini
adalah agar para tokohmasyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai
programkesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
3.Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yaitu strategi promosi di kesehatanyang ditujukan
langsung pada masyarakat. Tujuan utama pemberdayaanadalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara danmeningkatkan kesehatan mereka sendiri (Visi Promosi Kesehatan).
Bentukkegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan seperti, penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembanganmasyarakat
a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam arti, proses
ceramah tidak memerlukan peralatan dan perlengkapan yang rumit seperti pada metode
demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah berarti ceramah hanya mengandalkan suara
penceramah.
b. Ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi dapat diatur penceramah secara langsung,
materi dan waktu sangat ditentikan oleh sistem nilai yang dimiliki oleh penceramah yang
bersangkutan.
c. Ceramah dapat menjangkau penyajian materi pembelajaran yang lebih luas. Ini berarti banyak
materi pembelajaran yang dapat dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh
penceramah dalam waktu singkat.
d. Ceramah dapat terfokus hanya pada pokok-pokok materi inti. Dalam arti, penceramah dapat
mengatur pada materi mana yang menjadi prioritas sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
indikator yang ingin dicapai.
e. Dengan metode ceramah, penceramah dapat memantau keadaan ruangan, karena kelas
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya saat menyampaikan materi pembelajaran.
f. Bahan materi sudah dipilih atau dipersiapkan sehingga memudahkan untuk mengklasifikasi dan
mengkaji aspek-aspek bahan pembelajaran
g. Dengan metode ceramah pengorganisasian ruang menjadi lebih sederhana dan praktis, oleh
karena tidak membutuhkan persiapan-persiapan yang macam-macam. Asalkan peserta dapat
menempati posisi tempat duduknya dan mendengarkan materi pembelajaran yang
disampaikanpenceramah (UHAMKA, 2009).
1.Memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi
perhatiannya pada sepsan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar
pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
2.Mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik. Seorang komunikator /penceramah cenderung
mendapat perhatian jika penampilan fisiknya secara keseluruhan memiliki daya tarik (attractiveness)
bagi audiens.
3.Kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan oleh
khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras,
hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi maslah sikap dan orientasi terhadao
berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak
terhadap seorang komunikator/penceramah berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan
pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang
hidupnya. Kesamaan antara komunikator/penceramah dan khalayak dengan prinsip homofili antara
kedua belah pihak ini sangat efektif bagi penerimaan pesan. Tetapi kadang-kadang diantara keduanya
terjadi hubungan yang bersifat heterofili, suatu keadaan yang tidak setara anyata sumber dan target
sasaran.
4.Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat pesan dari
sumber yang mereka percata sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang lias.
Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat
dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar
(compusere), dinamisn, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan
audiens. Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator/penceramah menyampaikan pesan
berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak
akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari
pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
6.Dikenal status, kekuasaan dan kewenangannya. Status di sini menunjuk kepada posisi atau ranking
baik dalam struktur sosial maupun organisasi. Sedangkan kekuasaan (power) dan kewenangan
(authority) mengacu pada kemampuan seseorang memberi ganjaran (reward) dan hukuman
(punishment) (Mulyana, 2005).
2.6. TB Paru
2.6.2.Klasifikasi TB Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru dibagi dalam 2 bagian yaitu : 1.TB paru BTA
positif (sangat menular) yaitu sekurang-kurangnya 2 dari 3 pemeriksaan dahak, memberikan hasil yang
positif. Satu pemeriksaan dahak memberikan hasil yang positif dan foto rontgen dada menunjukkan TB
aktif.2.TB paru BTA negatif, yaitu pemeriksaan dahak hasilnya masih meragukan. Jumlah kuman yang
ditemukan pada waktu pemeriksaan belum memenuhi syarat positif. Foto rontgen dada menunjukkan
hasil positif (Laban, 2007). 2.6.3.Etiologi Penyakit Tuberkulosis Paru Bakteri ini berbentuk batang,
berukuran panjang 1-4 mikron, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan.
Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri tuberkulosis cepat mati dengan
sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak dan lipid, yang membuat lebih tahan asam, sifat lain
adalah bersifat aerob, lebih menyukai jaringan kaya oksigen, terutama bagian apical posterior. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat tidur (dormant), tertidur lama selama beberapa tahun (Depkes RI, 2002)
Menurut Depkes (2008), penderita dapat menularkan kuman TB pada orang lain melalui cara
:a)Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. b)Penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi
jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan
selamabeberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.c)Daya penularan seorang pasien
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. d)Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan
kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut.Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.
2.6.5.Gejala Penyakit TB
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yangtimbul sesuai
dengan organ yang terlibat (Depkes, 2006). Gambaran secara klinistidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga sangat sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a)Deman tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama badan dapat mencapai 40-410
b)Batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan berdahak), karena adanya iritasi pada
bronkus. Batuk dapat bersifat kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum). Keadaan lebih lanjut adalah batuk bercampur darah karena terdapat
pembuluh darah yang pecah, hal ini terjadi pada kavitas atau pada ulkus dan dinding bronkus. C,
biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul, penurunan nafsu makan dan berat badan.
c)Perasaan tidak enak (malaise), lemah. nafsu makan berkurang, tidak enak badan, berkeringat pada
malam hari walaupun tanpa kegiatan, serta berat badan menurun, demam mering lebih dari sebulan.
Sedangkan gejala khusus yaitu (Depkes, 2006):
a)Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran
yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara nafas melemah yang disertai sesak. Pada penyakit ringan (baru kambuh) belum dirasakan sesak
nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasi sudah terjadi
setengah bagian paru-paru
b)Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura,
sehingga menimbulkan pleuritis.c)Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.d)Pada anak-anak yang dapat mengenai otak (lapisan pembuluh otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
2.6.6.Diagnosis TB Paru
1)Pada Orang Dewasa Diagnosis TB Paru pada orang dewasa yakni dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya
positif. Apabila hanya satu spesimen yang positif maka perlu dilanjutkan dengan rontgen dada atau
pemeriksaan SPS diulang. Jika hasil rontgen menunjukan TBC, maka penderita didiagnosis sebagai
penderita Paru BTA positif. Dan jika hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, maka pemeriksaan dahak
SPS diulang (Depkes, 2005). Pemeriksaan lainnya seperti foto toraks dan uji kepekaan dapat digunakan
sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
Paru hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks. Foto toraks tidak selalu memberi gambaran yang khas
pada TB Paru, sehingga sering terjadi over diagnosis. Gambaran Kelainan radiologik Paru tidak selalu
menunjukan aktifitas penyakit TB Paru (Chin, 2000).
2) Diagnosis Tuberkulosis pada Anak Diagnosis yang paling tepat adalah dengan ditemukannya kuman
tuberkulosis dari penderita, misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit
dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran
klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya
tuberkulosis pada anak kalau terdapat tanda-tanda yang mecurigakan atau gejala-gejala seperti di
bawah ini : Seorang anak harus dicurigai menderita tuberkulosis kalau Mempunyai sejarah kontak
(serumah) dengan penderita tuberkulosis BTA Positif yaitu : Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah
penyuntikan BCG (Bacillus Calmette et Guerin) dalam 3-7 hari, Terdapat gejala umum tuberkulosis
(Depkes, 2002). Gejala umum tuberkulosis pada anak :
a) Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam satu
bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive).
b)Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik dengan adekuat.
c)Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran napas akut),
dapat disertai keringat malam.
d)Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah
leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal).
e) Gejala-gejala dari saluran napas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab
lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri di dada.
f) Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan
b)Tuberkulosis tulang dan sendi yaitu : Tulang punggung, tulang pangguldengan pembengkakan di
pinggul, tulang lutut dengan pincang dan atau bengkak, tulang kaki dan tangan
c)Tuberkulosis otak dan syaraf, Meningitis dengan gejala : iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan
kesadaran menurun.
d)Tuberkulosis Mata dengan gejala : Konjungtivitis fliktenularis danTuberkel koroid (hanya terlihat
dengan fundusckopi) (Depkes, 2002).
Tindakan pencegahan dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat danpetugas kesehatan melalui
(Hiswani, 2004):
a)Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk/bersindan membuang
dahak tidak disembarangan tempat.
c)Oleh petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TByang antara lain
meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
e)Desinfeksi, cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perluperhatian khusus
terhadap muntahan dan ludah (piring, tempat tidur, pakaian)ventilasi rumah dan sinar matahari yang
cukup.
f)Imunisasi orang-orang kontak. Tindakan pencegahan bagi orang–orang sangatdekat (keluarga,
perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasinya dengan vaksin BCG dan tindak
lanjut bagi yang positif tertular
h)Pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepatobat-obat
kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter di minum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama (6
atau 12 bulan). Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaaan penyelidikan oleh
dokter.
2)Tindakan Pencegahan.
a)Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, sepertikepadatan hunian,
dengan meningkatkan pendidikan kesehatan. Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan
penderita, kontak atau suspect harus selalu dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi
penderita, kontak, suspect.
c) vaksinasi diberikan pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan bagi ibunya dan
keluarganya. Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat tersebut berupa tindakan
pencegahan
d)Memberantas penyakit TB pada pemerah air susu dan tukang potong sapi dan pasteurisasi air
susu sapi.
e)Tindakan pencegahan bahaya penyakit paru kronis karena menghirup udarayang tercemar
debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.f)Pemeriksaan bakteriologis dahak
pada orang dengan gejala TB paru. g)Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada
kelompok berisiko tinggi,seperti para emigran, orang-orang kontak dengan penderita, petugas
dirumahsakit, petugas/guru disekolah, petugas foto rontgen. Pemeriksaan foto rontgen pada
orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test.
2.8. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kelompok perlakuan
dengan metode ceramah
Pre-test Pre-test
- Kelompok
perlakuan dengan
metode diskusi
terarah
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Pra experimental dengan rancangan pretest – posttest untuk
mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat
mengenai cara pencegahan Tb paru di puskesmas …… . Dimana dalam penelitian ini ada
kelompok pembanding (control) dan dilakulan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan
peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya penyuluhan ( Notoatmojo,2005)
D. Alur Penelitian
3.4.Alur Penelitian
1.Persiapan untuk mengurus izin kepada puskesmas .
2.Menentukan populasi dengan kriteria inklusi dan eklusi, dan melakukan penghitungan jumlah sample.
3.Pemberian pre-test pertama untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku sebelum diberikan
penyuluhan.
4.Pemberian materi dengan metode ceramah. Materi ceramah akan diberikan oleh dokter yang bersedia.
6.Pengolahan data
3.5.Variabel Penelitian
3.5.1.Variabel terikat (dependent) yakni pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih jajanan
3.6.Definisi Operasional
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu
luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:
Dalam penelitian ini datayang diperoleh adalah data primer, yaitu yang bersumber dari:
1.Data dari hasil wawancara terstruktur dengan instrumen penelitian yang digunakan berupa
kuesioner.
3.9.1.Pengolahan DataData yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan
diolah dengan menggunakan program analisis statistik. langkah-langkah pengolahan data
meliputi :
d.Cleaning, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan
ke komputer.
e.Output computer, hasil analisis yang telah dilakukan oleh komputer kemudian dicetak
3.9.2.Analisis Dataa
a. Analisis univariate
b.Analisis bivariate
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat. Dikarenakan variabel-variabel dalam penelitian ini berskala numerik dan
numerik, maka analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji paired t-test.Dilakukan uji
normalitas data tersebut dengan menggunakan kolmogorov smirnov karena jumlah sample ≥
50.Apabila setelah dilakukan uji normalitas tidak didapatkan data terdistribusi dengan
normal,data akan ditransformasikan dan kemudian dilakukan uji normalitas kembali, apabila
data masih tidak terdistribusi dengan normalmaka akan digunakanuji alternatifyaitu ujiWilcoxon
test.Tingkat kepercayaanyang digunakan adalah95% dan derajat kemaknaan (taraf signifikan)
yang dipakai adalah α = 0,05, sehingga bila p-value <0,05 maka hasil statistik bermakna dan
bila p-valueI >0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna(Dahlan, 2011).