Anda di halaman 1dari 5

Hubungan berpikir kritis perawat dengan kualitas asuhan

May Rani Br Karo/181101113

Email: Ranikaro9@gmail.com

Abstrak
Salah satunya yang harus di tingkatkan dalam memberi asuhan keperawatan yang berkualitas
adalah berpikir kritis. Jika seorang perawat mampu berpikir secara kritis maka dia akan memberikan
asuhan yang lebih baik dari pada perawat yang tidak memiliki pemikiran yang kritis, baik dalam
tindakan, baik dalam pengambilan keputusan dan berkomukasi. Jika seorang perawat berpikir kritis
maka dia akan memberikan asuhan yang berkualitas,perawat itu juga akan percaya diri atas apa yang dia
kerjakan, apa tindakan yang akan diberikan. Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan
keputusan, penilaian klinis,dan kualitas asuhan yang akan menjadi penentu pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Peningkatan berpikir kritis akan meningkatkan kemampuan seorang
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Kata Kunci: Berpikir kritis, Asuhan keperawatan, kualitas asuhan,pengambilan keputusan

Latar Belakang
pengalaman baru yang menyangkut klien
Perawat merupakan unsur vital dari dengan cara berpikiran terbuka, kreatif,
dalam sebuah rumah sakit karena perawatb percaya diri, dan bijaksana.Jika klien
merupakan penjalin kontak pertama dan mengeluhkan gejala yang baru, perawat
terlama dengan pasien khususnya dengan untuk menenangkan mereka, atau meminta
pasien yang rawat inap, dengan tugas suatu tindakan, maka diperlukan pemikiran
utama perawat adalah memberikan asuhan yang kritis dan keputusan yang tepat,
keperawatan dari pengkajian, penegakan sehingga klien sebisa mungkin
diagnose keperawatan, intervensi, mendapatkan perawatan yang terbaik.
implementasi sampai dengan evaluasi Berpikir kritis bukan merupakan hal
(potter & perry,2009). yang mudah atau linear yang dapat dalam
Sebagai seorang perawat, kita akan satu malam , melainkan melalui
menghadapi bermacam – macam situasi pengalaman, komitmen kita, dan rasa ingin
klinis yang berhubungan dengan klien, tahu kita yang besar.
anggota keluarga, staf pelayanan Dalam bidang pendidikan
kesehatan, dan lain lain. Perawat memiliki keperawatan berpikir kritis sangat perlu
tanggung jawab untuk membuat keputusan diajarkan karena dapat menghasilkan
klinis yang tepat dan akurat. Penting untuk perawat yang profesional dan memberikan
berpikir cerdas kita harus bisa asuhan keperawatan yang berkualitas .
mengembangkan cara berpikir kritis dalam Mahasiswa keperawatan harus dituntut
menghadapi setiap masalah dan berpikir kritis agar dapat membuat
keputusan yang tepat dan benar mengenai kemampuan dalam berpikir kritis agar dapat
data akan diolah dan di jadikan dasar dalam menentukan diagnosa dari data data pasien
melakukan tindakan. Dan jika mahasiswa
keperawatan berpikir kritis maka ia akan dan tindakan apa yang akan dilakukan
lebih percaya diri dalam menghadapi pasien nantinya, sehingga perawat juga dapat
dan keluarganya nantinya.
percaya diri nantinya saat akan berhadapan
dengan pasien.
Tujuan

Berpikir kritis sangat penting dalam Pembahasan


kualitas asuhan keperawatan. Adapun Berpikir adalah aktivitas mencari ide
tujuan yang ingin dicapai adalah
menghasilkan tenaga keperawatan yang dan gagasan yang masuk akal.sedangkan
menguasai ilmu keperawatan yang siap dan berpikir kritis adalah berpikir secara rasional
mampu melaksanakan pelayanan/asuhan
mengenai ide,kesimpulan,tindakan dan
keperawatan yang profesional kepada
pasien. Dengan berfikir kritis seorang memiliki kepercayaan diri dan bersifat
perawat juga dapat lebih percaya diri dalam fleksibel. Berpikir dan belajar adalah proses
berhadapan dengan pasien dan
keluarganya. Perawat yang menerapkan yang berkaitan. Seiring dengan berjalannya
pemikiran kritis dalam pekerjaan mereka waktu, pengetahuan dan pengalaman klinis
juga akan lebih fokus pada pemecahan
akan meningkatkan kita untuk melakukan
masalah dan membuat keputusan daripada
mengambil tindakan yang terlalu cepat dan sebuah penilaian, observasi, serta membuat
terburu buru suatu pilihan. Pada umumnya, definisi
pemikiran kritis menitik beratkan pada
Metode pemikiran yang logis dan alasan yang

Metode yang digunakan dari kajian ini mendasarinya (Di Vito-Tomas,2005).

adalah literasi yaitu metode yang dilakukan Berpikir kritis adalah proses yang

dengan cara membaca buku keperawatan didapat melalui pengalaman, komitmen, rasa

dan jurnal. ingin tahu, dan belajar terus menerus.


Pemikir yang kritis akan memperhatikan apa

Hasil yang penting dalam sebuah

Adapun hasil kajian saya yang situasi,membayangkan dan mengeksplorasi

didasarkan pada buku fundamental semua alternatif, mempertimbangkan kode

keperawatan potter & perry, adapun hasil etik, dan kemudian membuat suatu

kajiannya adalah perawat harus memiliki keputusan.


Berpikir kritis merupakan tanda atau juga latihan – latihan untuk bisa menerapkan
standar untuk perawat profesional yang berpikir kritis, kita perlu pengetahuan dasar
kompeten. Kemampuan untuk berpikir yang baik yang dapat dikembangkan dalam
kritis, meningkatkan praktik klinik dan penyelesaian masalah klien.
mengurangi kesalahan pada penilaian klinis Ada beberapa prilaku pemikiran
adalah visi dari praktik keperawatan. Oleh kritis dan aplikasinya dalam praktik
karena itu berpikir kritis pada keperawatan keperawatan.Yang pertama percaya diri,
merupakan hal yang kompleks.Jika seorang berpikir independen, keadilan, tanggung
perawat mulai belajar berpikir kritis , jawab dan otoritas, mau mengambil resiko,
perawat harus memulainya sejak awal disiplin, persisten, kreatif, rasa ingin tahu,
praktik. Sebagai contoh, saat kita belajar integritas,dan rendah hati.
memandikan klien di tempat tidur. Maka Pada pemikiran kritis kompleks,
kita harus banyak belajar tentang konsep perawat mempelajari bahwa ada alternatif
nyaman. Apa itu kriteria nyaman?, solusi dan mungkin pertentangan dalam
bagaimana pandangan setiap orang dari latar penyelesaian masalah klien.Jika seorang
belakang yang berbeda tentang rasa perawat menghadapi masalah klinis atau
nyaman? Apa faktor- faktor yang membuat situasi dan memilih satu tindakan diantara
klien mudah merasa nyaman?. Pengetahuan beberapa pilihan, maka perawat itu sedang
yang berbasis bukti atau evidence-based membuat keputusan. Disitulah dibutuhkan
knowledge , atau pengalaman klinis akan berpikir kritis agar perawat tersebut bisa
membantu kita untuk menjadi pemikir yang mengambil keputusan yang berkualitas.
kritis. Model pemikiran kritis
Berpikir tidak hanya memerlukan menggabungkan pengetahuan dasar perawat
kemampuan kognitif, tetapi kebiasaan dengan pengalaman, kompetensi dalam
seseorang untuk bertanya, mempunyai proses keperawatan, perilaku, dan standar
hubungan yang baik , jujur dan selalu mau untuk menjelaskan bagaimana perawat
berpikir jernih tentang suatu masalah membuat keputusan klinis terhadap
(Facione,1990). Jika kita terapkan di perawatan yang aman dan efektif.Perilaku
keperawatan , maka inti dari berpikir kritis pemikiran kritis membantu perawat
adalah menunjukkan proses pengambilan mengetahui kapan informasi dibutuhkan,
keputusan klinis yang kompleks. Diperlukan kapan informasi
tersebut salah, dan mengenali keterbatasan pengetahuan perawat

Penutup
Berpikir kritis sangat perlu di miliki dan diterapkan oleh setiap perawat bisa melakukan
asuhan keperawatan yang berkualitas, agar Perawat lebih perawat tersebut bisa dikatakan
perawat yang profesional , dan perawat lebih percaya diri terhadap apapun tindakan yang dia
lakukan untuk klien.

DAFTAR PUSTAKA
A, H. A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Abu, A. (2017, Desember). Produktivitas Perawat Berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan.
Jurnal Keperawatan, 3 No 2.

Achmadi D.L. Lutfiani, L. P. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan Diruanagn Rawat Inap Interna RSUD Datoe Bhinangkang. Journal
Keperawatan (e-Kp), 3 No 3.

Achmadi Lutfiani D.I, L. P. (2015, Agustus). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Dalam
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Diruangan Rawat Inap Interna RSUD Datoe
Bhinangkang. E-Journal Keperawatan (e-kep), 3, 1-4.

Anggraini Yuli, P. E. (2010, April). Analisis Faktor Penyebab Pelaksanaan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan Berdasarkan Balaced ScoreCard. Jurnal Ners, 5 no 1, 93-106.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. (P. A.Mardella, Penyunt.) Jakarta: EGC.

Fathi, A., &.Simamora, R.H (2019, March). Investigating nurses' coping strategies in their
workplace as an indicator of quality of nurses' life in Indonesia: a preliminary study. In IOP
Conferences Series: Earth and Environmental Science, (Vol 248, No 1, p.012031). IOP Publishing

Harahap Yanti Sridama, R. F. (2018, Desember). Pengaruh Budaya Organisasi dan Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan Terhadap Kinerja di Ruang Rawat Inap RS.MARTHA FRISKA
BRAYAN MEDAN. Jurnal Darma Agung, XXVI No 1, 677-685.

Nogo, A. (2014). Kinerja Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit Umum Daerah Naibonat Kabupaten Kupang. Jurnal Keperawatan, 18 No 1.

Potter, P. (2009). Fundamental Keperawatan. (7, Penyunt.) Jakarta: Salemba Medika.


Rohmah.N.&Walid, S. (2009). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi Dilengkapi dengan
Petunjuk Praktis Penyetaraan Proses Keperawatan dan Dokumentasi NANDA,NIC,NOC.
Yogyakarta: Arries Media.

Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standar. Maryland: Aspen Publisher.

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. (e. 2, Penyunt.) Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media.

Susanto, R. (2010, Juli). Penerapan Standar Proses Keperawatan Di Puskesmas Rawat Inap
Cilacap. (2, Penyunt.) Jurnal Keperawatan, 5.

Wahyuni Dwi Erna, C. P. (2019, April). Faktor yang Berhubungan dengan Mutu
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. 2 No 1.

Wahyuni, D. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jurnal Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai