Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“Trend dan Isu Keperawatan Jiwa”

Disusun oleh : Kelompok 2

(2.C)

Denada Rahmadhani (183110248)

Dwinari Aulia Juwita (183110250)

Fadillah Ulfa (183110252)

Febyoza Wulandari (183110253)

Fitri Aulia (183110254)

Indah helmalia Putri (183110256)

Irma Lona Sintia (183110257)

DosenPembimbing :

Heppi Sasmita, SKp.M.Kep.Sp.Jiwa

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2019/2020
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Jiwa


Keperawatan jiwa adalah proses interpresonal yang berupaya meningkatkan
dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi.
Sistem pasien atau pelayan dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau
komunitas. American Nurses’ Association mendefinisikan keperwatn kesehatan jiwa
sebagai “ suatu bidang spesialisasi praktik keperwatan yang menerapkan teori perilaku
manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya”.
Praktek kontemporer keperawatn jiwa terjadi dalam konteks sosial dan
lingkungan. Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari
elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis,
advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fisikal, kolaborasi antardisiplin,
akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik.
Center For Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatn kesehatan
jiwa sebagai salah satu lima inti disiplin kesehatan jiiwa. Perawat jiwa menggunakan
pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,teori kepribadian dan perilaku manusia
untuk mendapatkan suatu kerangka berfikir teoritis yang mendasari praktek
keperawatan.

B. Tren dan Isu Keperawatan Jiwa


Pasien dengan gangguan mood seribg kali memunculkan pemikiran atau usaha
bunuh diri. Diperkirakan sekitar 50% orang yabg di diagnosa gangguan depresi mayor
melakukan usaha bunuh diri (Maris et al, 1992, dalam Davison, Neale, dan Kring,
2004 ). Berikut ini adalah rangkuman mengenai bunuh diri menurut Fremouw et al (
Dalam Davison, Neale, dan Kring 2004 ).

a. Definisi Bunuh Diri


Suatu upaya yabg didasari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan,
individu secara sadar berhasrat dan beruapay melaksanakan hasratnya untuk
mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman
verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri. (
Dalam Davison, Neale, dan Kring 2004 ).
b. Bunuh Diri Sebagai Masalah Dunia
Data dari WHO pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang
bunuh diridalam setiap tahunnya atau setiap 40 detik, bunuh diri juga satu dari
tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun.
Pada umumnya, tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang
penuh stres. Perilaku bunu diri berkembang dalam rentang diantaranya:
1) Suicidal ideation, tahap ini merupakan proses kontemplasi dari suicide
atau sebuah metode yang digunakan tanpa melakukan aksi atau tindakan,
bahkan klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila
tidak ditekan. Walaupun demikian, perawat perlu menyadari bahwapasien
pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati
2) Suicidal intent, pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan
perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh diri
3) Suicidal threat, pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan
dan hasrat yang dalam, bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya
4) Suicidal gesture, pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif
yang diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam
kehidupannya, tetapi sudah pada percobaan untuk melakukan bunuh diri.
Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada umunya tidak mematikan,
misalnya meminum beberapa pil atau menyayat pembuluh darah pada
lengannya
5) Suicidal attempt, pada tahap ini perilaku destriktif klien yang mempunyai
indikasi individu ingin mati dan tidak mau diselamatkan misalnya minum
obat mematikan (dalam Davison, Neale, dan Kring, 2004)

c. Penyebab Bunuh Diri


1) Faktor genetik dan teori biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada
keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yabg berkontribusi terjadinya resiko bunuh diri.
2) Teori Sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam tuga kategori yaitu : Egoistik
(orang yang tidak terintekgrasi pada kelompok sosial), Atruistik (
melakukan siucide untuk kebaikan masyarakat ), dan Anomik ( suicide
karena kesulitan dalam berhububgan dengan orang lain dan beradaptasi
dengan stressor ).
3) Teori Psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger menyakini bahwa bunuh diri
merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
4) Penyebab lain
a. Adanya harapan untuk reuni dan fantasi
b. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusan dan ketidakberdayaan
c. Tangisan untuk minta bantuan
d. Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan
yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai