Kelompok 2 :2.C
Dosen Pembimbing :
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi
gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala –
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum
jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai
4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar keperawatan pada kasus hiperemesis
gravidarum ?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan pada kasus anemia ibu hamil ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan pada kasus hiperemesis
gravidarum.
2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan pada kasus anemia ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. (Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai
80% wanita hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormone estrogen dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone
ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung
yang kurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan
ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umumnya
menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental.
B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan
secara kimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan
sumsum saraf, disebabkan oleh kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh
beberapa penulis sebagai berikut:
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa fakor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan ini merupakan faktor organik.
c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
d) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
e) Zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah.
C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi
pada trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin
berasaldari sistm saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
D. MANIFESTASI KLINIS
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
tingkat:
a) Tingkatan I :
1) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun dan
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 permenit
7) Tekanan darah sistolik menurun
8) Turgor kulit mengurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
b) Tingkatan II :
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit lebih mengurang
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu kadang-kadang naik
6) Mata sedikit ikterus
7) Berat badan turun
8) Mata menjadi cekung
9) Tekanan darah turun
10) Hemokonsentrasi
11) Oliguria
12) Konstipasi
13) Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c) Tingkatan III :
1) Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti
2) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
3) Nadi kecil dan cepat
4) Suhu meningkat
5) Tensi menurun
6) Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati.
Wernicke, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
Keadaan ini adalah akibat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Normal
Asupan
Cairan dari makanan 2100
Dari metabolisme 200
Asupan total 2300
Keluaran
Insensible kulit 350
Insensible paru 350
Keringat 100
Feses 100
Urin 1400
Total pengeluaran 2300
Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada
aktivitas fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100
ml/hari, tapi pada keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan
kadang-kadang meningkat sampai 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat
mengurangi volume cairan tubuh jika asupan tidak ditingkatkan.
Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari).
Jumlah ini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh lainnya adalah dalam urin yang diekskresikan lewat
ginjal. Ada mekanisme multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin.
Cara paling penting yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan asupan dan keluaran cairan seperti juga keseimbangan antara
asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh ialah dengan
mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.
F. PENATALAKSANAAN
1) Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukesi tentang kehamilan
kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa takut
juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam
porsi sedikit-sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun
pagi,karena akan terasa goyang, mual/ muntah. Defekasi hendaknya
diusahakan teratur.
2) Terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B2)
anti muntah (mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida dan
anti mulas.
Farmakologi :
Factor pemberian:
B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati
warnickle dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
H. PATHWAY
Faktor Predisposisi
Pemberian Fe Vili Faktor psikologis
-Kehamilan ganda khorialis stress
-Molahidatidosa
Masuk Mempengaruhi system
HCG meningkat Efek samping sirkulasi saraf simpatis
pemberian Fe maternal/
berlebihan peredaran
darah ibu
Estrogen meningkat
Peningkatan
Perubahan
mengeluaran
Estrogen metabolic H.epineprin,norepin
merangsang SSP dan meningkat eprin dan kortisol
pengosongan
lambung berkurang
As.lambung
meningkat
Asam lambung
meningkat
3) Riwayat Menstruasi
a. Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
b. Siklus 28-30 hari.
c. Lamanya 5-7 hari.
d. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan
muntah.
4) Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.
9) Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
10) Makanan/Cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang,
mata cekung dan lidah kering.
11) Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
12) Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardia atau hipotensi
otostatik, frekuensi pernafasan meningkat, atau adanya nafas bau aseton.
b. Tanda – tanda umum seperti distress emosional dan ada tidaknya toksik.
c. Berat badan meningkat atau menurun.
d. Status dehidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membrane mukosa (kering
atau lembap) dan oligouria.
e. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi ( kuat atau lemah ), takikardia
atau terjadinya hipotensi ortostatik.
f. Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan
keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan ,
adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murpy dan tanda
Mc.Burney’s.
g. Genitourinaria seperti nyeri kostovestebral dan nyeri suprapubik.
h. Eliminasi seperti perubahan pada kosistensi feces, konstipasi, dan
penurunan frekuensi berkemih.
i. Keadaan janin meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus
uterus, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).
C. DATA PENUNJANG
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan
urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan
urinalis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga
terdapatnya aseton di dalam urine.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah
dan intake cairan yang tidak adekuat
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang
menetap
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat
muntah dan intake cairan yang tidak adekuat.
Kriteria hasil :
a. Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
b. Klien tidak muntah lagi
c. Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat
Intervensi :
a. Kaji status intake dan output cairan
b. Timbang bb setiap hari
c. Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan
muntah yang menetap.
Kriteria hasil :
a. Kklien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuat
b. Klien tidak mengalami mual muntah
c. Klien mengalami peningkatan bb yang sesuai selama kehamilan
Intervensi :
a. Batasi intake oral selama 24 – 48 jam
b. Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
c. Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasien
d. Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau setelah
muntah
e. Pantau tfu dan djj
Intervensi :
a. Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukup
b. Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang
c. Bantu klien dalam memenuhi kebersihan diri
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin,
2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai
berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
Peningkatan
kebutuhan volume
darah
Difisiensi zat
besi
Penegenceran
darah
Cadangan zat besi
kosong(iron
depleted)
Gangguan pd bentk
eritrosit(iron deficient
erythropoesis
Pengetahuan Penurunan
asimptomati
terbatas gg. saluran cerna curah
k
jantung
Aliran darah
ke jaringan
menurun
Hipoksia, Suplai O2 ke
pucat, lemah jaringan
berkurang
Transfer zat
besi ke janin
gg. gg. perfusi menurun
intoleransi jaringan
aktifitas
Nutrisi janin
berkurang
Risiko cidera
janin
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun
2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP).
Pansitopenia (aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
7. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
8. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
9. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
10. TBC serum : meningkat (DB)
11. Feritin serum : meningkat (DB)
12. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
13. LDH serum : menurun (DB)
14. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
15. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
16. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe
anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
18. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan gastrointestinal.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tindakan umum :
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a) Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien
1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit,
anemia glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik
herediter lain.
2. Kaji riwayat keluarga
.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA
1. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
a) Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b) Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
c) Toleransi terhadap latihan rendah.
d) Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi
a) Riwayat kehilangan darah kronis,
b) Palpitasi.
c) CRT lebih dari dua detik
3) Integritas Ego
a) Cemas, gelisah, ketakutan
4) Eliminasi
a) Konstipasi.
b) Sering kencing.
5) Makanan / cairan
a) Nafsu makan menurun
b) Mual/ muntah
6) Neurosensori
a) Sakit Kepala
b) Tinnitus
c) Vertigo
d) Keseimbangan buruk
e) Ketidak mampuan berkosentrasi
f) Insomia
g) Penurunan penglihatan
h) Kelemahan
7) Nyeri / kenyamanan
a) Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
7) Pernapasan
a) Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita
8) Seksualitasa
a) Dapat terjadi pendarahan pervagina
b) Pendarahan akut.sebelumnya
c) Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons
inflamasi tertekan).
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah
interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
3. Intervensi Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil : melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas
sehari-hari) menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Intervensi :
a) Kaji kemampuan ADL pasien.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. keseimbangan, gaya jalan
dan kelemahan otot.
b) Kaji kehilangan atau gangguan
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
c) Observasi tanda-tanda vital sebelum dan
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
d) Berikan lingkungan tenang, batasi
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan regangan jantung dan paru.
Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.
Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan
Ginekologi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal
dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC