Chris Sugihono
Wawan Sulistiono
Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
Eksternal :
SOP Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Pohon induk terpilih / Blok Penghasil Tinggi
Lahan pembibitan tanaman perkebunan
Internal : Peralatan (pengolahan tanah, jaringan air / sprinkle, screen house)
SOP Perbanyakan benih pala Bahan (media tanam, polibag)
SOP Perbanyakan benih kelapa Kendaraan/Alat transportasi pengangkutan benih
SOP Perbanyakan benih sukun Benih pala atau benih berkecambah pala
Dokumen Proposal/Rencana Diseminasi Hasil Pengkajian (RDHP)
Dokumen Rencana Operasional Diseminasi Hasil Pengkajian (RODHP)
I. Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------- 1
II. Target ----------------------------------------------------------------------------------- 2
III. Pemilihan sumber benih ------------------------------------------------------------ 2
IV. Pengadaan benih sumber --------------------------------------------------------- 3
V. Pengadaan media tanam --------------------------------------------------------- 4
VI. Pembesaran benih ------------------------------------------------------------------ 5
VII. Distribusi benih ---------------------------------------------------------------------- 6
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI PERBANYAKAN GENERATIF
DI MALUKU UTARA
I. PENDAHULUAN
Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia yang
berasal dari Kepulauan Maluku khususnya Maluku Utara sebagai centre of origin
tanaman pala. Keberadaan tanaman pala di Maluku Utara dikenal sejak abad ke-
16, sehingga pala menjadi rebutan bangsa asing yang datang ke Indonesia yang
berakibat Indonesia mengalami masa penjajahan selama 3,5 abad.
Dalam perdagangan Internasional, pala Indonesia dikenal dengan nama
Pala Banda (Banda Nutmeg). Hasil produk pala yang diperdagangkan di pasaran
dunia adalah biji, fuli dan minyak atsiri. Sampai saat ini Indonesia merupakan
produsen pala terbesar di dunia (70%). Akan tetapi kualitas pala Indonesia nomor
dua setelah pala Grenada. Karena pala Grenada penampilannya seragam,
sedangkan pala Indonesia merupakan campuran dari beberapa jenis yang
mengakibatkan penampilan biji dan fuli-nya beragam, yang berakibat pula kepada
kualitas produk hasilnya rendah.
Perkebunan pala di Maluku Utara sebagian besar diusahakan oleh
perkebunan rakyat (98%) sisanya (2%) oleh perkebunan besar. Salah satu
kelemahan usahatani perkebunan rakyat adalah menggunakan benih yang tidak
seragam dan kurang menerapkan budidaya anjuran seperti kurang pemeliharaan
dan pemanenan serta pengolahan hasil yang tidak tepat waktu.
Luas perkebunan pala di Maluku Utara tahun 2016 mencapai 42672 ha
dengan hasil produksi 7549 ton biji pala dengan kawasan pengembangan berada
di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Beberapa ciri khas
tanaman pala di Maluku Utara adalah tanaman yang ada telah tersedia secara
alami, karena terlihat dari banyaknya pohon tua berumur 100–350 tahun serta
ragam jenisnya yang tinggi.
Langkah awal untuk mengembalikan kembali kejayaan rempah di
MalukuUtara serta untuk meningkatkan kualitas dan produksi pala yaitu dengan
melakukan peremajaan terhadap areal yang berproduksi rendah dan tanaman
yang sudah tidak menghasilkan. Dalam upaya peremajaan ini dibutuhkan benih
bermutu dari varietas unggul pala dalam jumlah yang banyak, mengingat
perbanyakan tanamannya masih menggunakan biji. Upaya pengendalian mutu
benih pala sebagai bahan tanaman sangat penting mengingat tanaman ini mulai
berbuah sekitar umur 7-8 tahun dan pada umur 10 tahun baru berproduksi secara
menguntungkan sehingga kesalahan dalam memilih benih bisa mengakibatkan
kerugian waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, SOP ini disusun
sebagai upaya pengendalian mutu benih pala agar dalam perbanyakan benih bisa
menghasilkan bibit bermutu yang terstandar.
II. TARGET
Dalam memproduksi bibit pala di tahun 2017 ini, target bibit yang akan
dihasilkan adalah:
a. Jumlah bibit : 12750 bbt
b. Kelas benih : Label benih unggul dengan kelas benih Sebar
berwarna biru
muda
c. Standard Mutu bibit :
Tabel 1. Standar mutu bibit pala asal perbanyakan generatif
No Jenis Spesifikasi Persyaratan
1 Mutu genetis/sumber/asal Berasal dari salah satu varietas unggul:
Ternate-1, Tidore-1, Tobelo-1, dan Makian
2 Mutu fisik
a) Umur (bln) 8-15
b) Tinggi bibit (cm) ≥ 30
c) Diameter batang (cm) ≥ 0,3 – 0,5
d) Jumlah daun (lbr) ≥ 10 lembar
e) Warna daun Hijau sampai hijau tua
3 Kesehatan Bebas dari hama dan penyakit
4 Polibag
Ukuran ≥ 17 x 20 x 0,06 cm
Warna Hitam mengkilap
3.1. Definisi:
Kegiatan untuk menentukan lokasi sumber benih (biji / biji berkecambah) pala
yang akan diperbanyak.
4.1. Definisi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengadakan benih baik dari biji maupun biji
berkecambah yang berlabel dan sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan.
5.1. Definisi
Media tanam merupakan tempat tumbuh benih untuk berkecambah
dan juga media tempat tumbuh benih di polibag.
6.1. Definisi
Pembesaran benih merupakan proses kegiatan untuk:
1. Mengecambahkan benih pala / menginduksi pertumbuhan radikula
(akar) benih pala dan pertumbuhan tunas
2. Membesarkan benih berkecambah hingga mencapai standar mutu
bibit siap salur.
(b)
7.1. Definisi
Distribusi benih merupakan kegiatan untuk menyalurkan benih yang
sudah berlabel/bersertifikat (Tabel 1) kepada penerima yang terdaftar
dalam calon petani/calon lokasi (CPCL) program perbenihan
perkebunan yang masuk dalam kawasan pengembangan pala Maluku
Utara.
Persyaratan CPCL:
1. Penerima adalah Petani, kelompok tani, kelompok wanita tani,
organisasi wanita, organisasi masyarakat/keagamaan yang
memiliki lahan dilokasi areal pengembangan kawasan pala
2. Status kepemilikan yang jelas (tidak dalam keadaan sengketa)
3. Akses sarana transportasi mudah
4. Dekat dengan sumber air
5. Luas lahan minimal 0,5 ha
6. Penerima bantuan bibit merupakan rekomendasi dari dinas
pertanian Provinsi Malut
7. Penerima bibit berkomitmen dan mampu menanam bibit yang
sudah disalurkan dan mau melakukan pemeliharaan sesuai
anjuran hingga berproduksi normal
Benih pala
10 Pengecambahan benih di persemaian Media semai 30-60 hari
berkecambah
Benih pala di
11 Pemindahan benih berkecambah ke polibag Polibag 3 hari
polibag
Melakukan pemeliharaan (penyiraman, Bibit pala, buku 12.750 Bibit pala
12 90 hari
pemupukan, penyiangan pengendalian OPT) pemeliharaan bibit tumbuh normal
Laporan
Bibit pala di
13 Melakukan pemeriksaan lapang 4 hari pemeriksaan
polibag
lapang
12.750 Bibit
14 Pelabelan bibit Berkas, Sertifikat 7 hari
berlabel
Berita acara serah
15 Distribusi bibit Berkas, Bibit 15 hari terima,
dokumentasi