Anda di halaman 1dari 11

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI


PERBANYAKAN GENERATIF
DI MALUKU UTARA

Chris Sugihono
Wawan Sulistiono

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA


BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
Nomor SOP
BADAN LITBANG PERTANIAN Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh KEPALA BPTP,

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN TTD


MALUKU UTARA

Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, MSi

PRODUKSI BENIH PALA MELALUI PERBANYAKAN


Nama SOP
GENERATIF

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

Memiliki Kemampuan Teknik Perbanyakan Benih Tanaman Pala


1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/KB.020/9/2015
Memahami Peraturan dan Perundangan Perbenihan Perkebunan
tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran, dan Pengawasan Benih
Tanaman Perkebunan; Memahami Undang-Undang Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)
2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 320/Kpts/KB.020/10/2015 Mampu Menetapkan Mutu Produk Benih Pala
tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran, dan Pengawasan Benih
Tanaman Pala;
3. Penetapan DIPA BPTP Maluku Utara Tahun Anggaran 2017 Revisi
ke 04. DIPA No. 018.09.2.450862/2017, Tanggal 16 Agustus 2017

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan
Eksternal :
SOP Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Pohon induk terpilih / Blok Penghasil Tinggi
Lahan pembibitan tanaman perkebunan
Internal : Peralatan (pengolahan tanah, jaringan air / sprinkle, screen house)
SOP Perbanyakan benih pala Bahan (media tanam, polibag)
SOP Perbanyakan benih kelapa Kendaraan/Alat transportasi pengangkutan benih
SOP Perbanyakan benih sukun Benih pala atau benih berkecambah pala
Dokumen Proposal/Rencana Diseminasi Hasil Pengkajian (RDHP)
Dokumen Rencana Operasional Diseminasi Hasil Pengkajian (RODHP)

Peringatan Pencatatan dan pendataan


Form pengamatan karakteristik varietas Pala
Jika pembibitan dilakukan jauh dari sumber benihnya dan calon Dokumen izin usaha perbenihan perkebunan
lokasi distribusinya maka biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan Dokumen bukti asal usul benih
akan bertambah Sertifikat mutu benih hasil pengujian lab
Dokumen status kebun perbenihan
Buku pemeliharaan kebun
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------- 1
II. Target ----------------------------------------------------------------------------------- 2
III. Pemilihan sumber benih ------------------------------------------------------------ 2
IV. Pengadaan benih sumber --------------------------------------------------------- 3
V. Pengadaan media tanam --------------------------------------------------------- 4
VI. Pembesaran benih ------------------------------------------------------------------ 5
VII. Distribusi benih ---------------------------------------------------------------------- 6
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI PERBANYAKAN GENERATIF
DI MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN
Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia yang
berasal dari Kepulauan Maluku khususnya Maluku Utara sebagai centre of origin
tanaman pala. Keberadaan tanaman pala di Maluku Utara dikenal sejak abad ke-
16, sehingga pala menjadi rebutan bangsa asing yang datang ke Indonesia yang
berakibat Indonesia mengalami masa penjajahan selama 3,5 abad.
Dalam perdagangan Internasional, pala Indonesia dikenal dengan nama
Pala Banda (Banda Nutmeg). Hasil produk pala yang diperdagangkan di pasaran
dunia adalah biji, fuli dan minyak atsiri. Sampai saat ini Indonesia merupakan
produsen pala terbesar di dunia (70%). Akan tetapi kualitas pala Indonesia nomor
dua setelah pala Grenada. Karena pala Grenada penampilannya seragam,
sedangkan pala Indonesia merupakan campuran dari beberapa jenis yang
mengakibatkan penampilan biji dan fuli-nya beragam, yang berakibat pula kepada
kualitas produk hasilnya rendah.
Perkebunan pala di Maluku Utara sebagian besar diusahakan oleh
perkebunan rakyat (98%) sisanya (2%) oleh perkebunan besar. Salah satu
kelemahan usahatani perkebunan rakyat adalah menggunakan benih yang tidak
seragam dan kurang menerapkan budidaya anjuran seperti kurang pemeliharaan
dan pemanenan serta pengolahan hasil yang tidak tepat waktu.
Luas perkebunan pala di Maluku Utara tahun 2016 mencapai 42672 ha
dengan hasil produksi 7549 ton biji pala dengan kawasan pengembangan berada
di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Beberapa ciri khas
tanaman pala di Maluku Utara adalah tanaman yang ada telah tersedia secara
alami, karena terlihat dari banyaknya pohon tua berumur 100–350 tahun serta
ragam jenisnya yang tinggi.
Langkah awal untuk mengembalikan kembali kejayaan rempah di
MalukuUtara serta untuk meningkatkan kualitas dan produksi pala yaitu dengan
melakukan peremajaan terhadap areal yang berproduksi rendah dan tanaman
yang sudah tidak menghasilkan. Dalam upaya peremajaan ini dibutuhkan benih
bermutu dari varietas unggul pala dalam jumlah yang banyak, mengingat
perbanyakan tanamannya masih menggunakan biji. Upaya pengendalian mutu
benih pala sebagai bahan tanaman sangat penting mengingat tanaman ini mulai
berbuah sekitar umur 7-8 tahun dan pada umur 10 tahun baru berproduksi secara
menguntungkan sehingga kesalahan dalam memilih benih bisa mengakibatkan
kerugian waktu dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, SOP ini disusun
sebagai upaya pengendalian mutu benih pala agar dalam perbanyakan benih bisa
menghasilkan bibit bermutu yang terstandar.
II. TARGET
Dalam memproduksi bibit pala di tahun 2017 ini, target bibit yang akan
dihasilkan adalah:
a. Jumlah bibit : 12750 bbt
b. Kelas benih : Label benih unggul dengan kelas benih Sebar
berwarna biru
muda
c. Standard Mutu bibit :
Tabel 1. Standar mutu bibit pala asal perbanyakan generatif
No Jenis Spesifikasi Persyaratan
1 Mutu genetis/sumber/asal Berasal dari salah satu varietas unggul:
Ternate-1, Tidore-1, Tobelo-1, dan Makian
2 Mutu fisik
a) Umur (bln) 8-15
b) Tinggi bibit (cm) ≥ 30
c) Diameter batang (cm) ≥ 0,3 – 0,5
d) Jumlah daun (lbr) ≥ 10 lembar
e) Warna daun Hijau sampai hijau tua
3 Kesehatan Bebas dari hama dan penyakit
4 Polibag
Ukuran ≥ 17 x 20 x 0,06 cm
Warna Hitam mengkilap

III. PEMILIHAN SUMBER BENIH

3.1. Definisi:
Kegiatan untuk menentukan lokasi sumber benih (biji / biji berkecambah) pala
yang akan diperbanyak.

3.2. Alat dan Bahan (Instrumen)


- SK penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) atau SK penetapan Pohon
Induk Terpilih (PIT) oleh Dirjen Perkebunan terutama untuk varietas yang
sudah dilepas yaitu Ternate-1, Tidore-1, Tobelo -1, dan Makian.
- SK Pemilik Blok Penghasil Tinggi atau Pohon Induk Terpilih
- Daftar produsen / penangkar benih pala bersertifikat

3.3. Prosedur pelaksanaan:


- Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian (Bidang Perkebunan) dan BP2STP
Provinsi Maluku Utara untuk meminta SK penetapan sumber benih pala.
- Melakukan pengecekan lapangan terkait ketersediaan stok benih (biji)
atau biji berkecambah
IV. PENGADAAN BENIH SUMBER

4.1. Definisi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengadakan benih baik dari biji maupun biji
berkecambah yang berlabel dan sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan.

Tabel 2. Standar mutu benih pala dalam bentuk biji:


No Kriteria Standar Mutu
1 Varietas salah satu varietas unggul: Ternate-1,
Tidore-1, Tobelo-1, dan Makian
2 Mutu genetis Kemurnian varietas 100%
3 Mutu fisiologis:
- Daya berkecambah Minimal 80%
- Kadar air > 40%
4 Mutu fisik:
- Kondisi fisik Tidak cacat/rusak ≥ 98%
- Kesehatan benih Bebas OPT
- Berat biji ≥ 6,5 gram per biji basah
- Warna biji Coklat kehitaman hingga hitam mengkilat

5 Pengemasan Benih dikemas pada media lembab (serbuk


gergaji, serbuk sabut kelapa dll)

Tabel 3. Standar mutu benih pala dalam bentuk biji berkecambah:


No Kriteria Standar Mutu
1 Varietas salah satu varietas unggul: Ternate-1,
Tidore-1, Tobelo-1, dan Makian
2 Mutu genetis Kemurnian varietas 100%
3 Mutu fisik:
- Kondisi fisik Kondisi kecambah masih segar,biji
masihmelekat pada poros kecambah,biji
tidak cacat/rusak, panjang akar 5-6 cm,
panjang tunas 2 cm.

- Kesehatan benih Sehat

4 Pengemasan  Benih dikemas pada media lembab (serbuk


gergaji, serbuk sabut kelapa dll)
 Volume kemasan 500 biji berkecambah
 Bahan kemasan dari kardus / peti kayu dan
berventilasi
5 Lama penyimpanan Maksimal 5 hari dari persemaian

4.2. Alat dan Bahan


- Tabel standar mutu benih
- Timbangan digital untuk menghitung bobot benih (biji)
- Penggaris untuk mengukur panjang akar dan tunas biji berkecambah
- Kardus untuk mengemas benih
- Media serbuk gergaji atau sabut kelapa lembab
- Mobil/truk untuk transportasi benih
4.3. Prosedur Pelaksanaan
a. Survei ke lokasi dan petani pemilik pohon induk terpilih bersama petugas
BP2STP
b. Benih sumber yang digunakan bisa berupa:
 Benih (biji), dan
 Benih berkecambah yang bersertifikat/berlabel.
c. Benih (biji) yang akan dijadikan benih sumber berasal dari pohon induk
terpilih maupun blok penghasil tinggi yang berasal dari buah masak petik
dengan standar sesuai dengan Tabel 2.
d. Melakukan pengecekan stok benih (biji) maupun biji berkecambah yang
sudah bersertifikat
e. Sampling dan periksa kondisi dan kesehatan benih (biji) dan benih
berkecambah serta harga jualnya
f. Untuk memproduksi 12750 bibit, maka dibutuhkan minimal 16000 benih
(biji) atau 14000 biji berkecambah
g. Melakukan pengemasan dan pengiriman benih

V. PENGADAAN MEDIA TANAM

5.1. Definisi
Media tanam merupakan tempat tumbuh benih untuk berkecambah
dan juga media tempat tumbuh benih di polibag.

5.2. Alat dan Bahan


- Pasir, pupuk organik hasil dekomposisi menggunakan
biodekomposer, sabut kelapa (cocopeat) atau serbuk gergaji yang
telah lapuk, Pupuk hayati / Mikoriza
- Soil mixer, Cultivator
- Cangkul dan sekop
- Air

5.3. Prosedur Pelaksanaan


1. Media semai untuk Perkecambahan benih
a. Membuat bedengan / wadah persemaian setinggi 25 cm yang
terbuat dari kayu / plastik yang dilubangi dibawahnya sebagai
drainase air penyiraman.
b. Wadah persemaian diisi dengan media lembab berupa pasir,
pupuk kandang, sabut kelapa (coco peat) atau serbuk gergaji
yang telah lapuk selanjutnya disiram dengan air bersih
secukupnya hingga lembab

2. Media tanam untuk pembesaran benih


a. Pembesaran benih dilakukan dalam polibag dengan ukuran
minimal 17 xm x 20 cm x 0,06 cm
b. Media tanam berisi tanah dan pupuk kandang / pupuk organik
dengan perbandingan 1:1 dengan ditambahi pupuk hayati /
mikoriza.
VI. PEMBESARAN BENIH

6.1. Definisi
Pembesaran benih merupakan proses kegiatan untuk:
1. Mengecambahkan benih pala / menginduksi pertumbuhan radikula
(akar) benih pala dan pertumbuhan tunas
2. Membesarkan benih berkecambah hingga mencapai standar mutu
bibit siap salur.

6.2. Alat dan Bahan


- Benih/biji pala
- Benih berkecambah
- Polibag dan Media tanam
- Pestisida nabati dan Air

6.3. Prosedur pelaksanaan


1. Perkecambahan benih
a. Benih pala merupakan benih rekalsitran dengan ciri-ciri daya
simpan rendah (tidak tahan lama disimpan), umur berkecambah
sekitar 1-2 bulan, dan biasanya membutuhkan perlakuan
pematahan dormansi
b. Biji yang baru dipanen dikeringanginkan selama 1-2 hari
c. Benih ditanam di media persemaian dengan posisi tidur dalam
bentuk barisan yang teratur dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm
seperti pada Gambar 1.
d. Proses pertumbuhan kecambah pala diawali dengan
pertumbuhan akar kemudian tunas.
e. Kecambah pala dipindahkan kedalam polibag pembesaran benih
jika telah memiliki panjang tunas 2 cm dan panjang akar mencapai
5 cm - 6 cm.
f. Siapkan paranet untuk membuat naungan untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari.

(b)

Gambar 1. Pengecambahan benih (a) dan Benih yang berkecambah (b)


2. Pembesaran benih
a. Menyiapkan Polibag yang sudah berisi media tanam
b. Menanam benih pala yang sudah berkecambah secara hati-hati
c. Melakukan pemeliharaan berupa penyiraman, pemupukan,
penyiangan, pengurangan naungan, dan pengendalian OPT
d. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman
e. Pemupukan dilakukan sesuai dengan jenis dan dosis anjuran
f. Penyiangan gulma dilakukan apabila didalam dan disekitar polibag
tumbuh gulma
g. Pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati
h. Benih yang sudah berumur minimal 8 bulan sejak pembesaran
sesuai standar mutu Tabel 1, sudah siap untuk disalurkan di
lapangan

VII. DISTRIBUSI BENIH/BIBIT PALA

7.1. Definisi
Distribusi benih merupakan kegiatan untuk menyalurkan benih yang
sudah berlabel/bersertifikat (Tabel 1) kepada penerima yang terdaftar
dalam calon petani/calon lokasi (CPCL) program perbenihan
perkebunan yang masuk dalam kawasan pengembangan pala Maluku
Utara.

Persyaratan CPCL:
1. Penerima adalah Petani, kelompok tani, kelompok wanita tani,
organisasi wanita, organisasi masyarakat/keagamaan yang
memiliki lahan dilokasi areal pengembangan kawasan pala
2. Status kepemilikan yang jelas (tidak dalam keadaan sengketa)
3. Akses sarana transportasi mudah
4. Dekat dengan sumber air
5. Luas lahan minimal 0,5 ha
6. Penerima bantuan bibit merupakan rekomendasi dari dinas
pertanian Provinsi Malut
7. Penerima bibit berkomitmen dan mampu menanam bibit yang
sudah disalurkan dan mau melakukan pemeliharaan sesuai
anjuran hingga berproduksi normal

7.2. Alat dan bahan


- Bibit pala siap salur
- Kendaraan angkut (Truk, L300)
- Berita acara serah terima
- Sertifikat benih
- Data CPCL dari dinas pertanian
- Data lokasi pengembangan
7.3. Prosedur pelaksanaan
 Berkoordinasi dengan dinas pertanian Provinsi untuk menetapkan
CPCL
 Berkoordinasi dengan dinas pertanian Kabupaten untuk
mengkomunikasikan dan memverifikasi CPCL hasil rekomendasi
dinas pertanian Provinsi
 Menyiapkan alat angkut untuk distribusi bibit
 Distribusi benih
 Tandatangan berita acara serah terima dan dokumentasi
penyerahan
MUTU BAKU PRODUKSI BIBIT PALA MELALUI PERBANYAKAN GENERATIF
PADA BPTP MALUKU UTARA
TA. 2017
Pelaksanaan Mutu Baku
Koord. Koord.
No Kegiatan Manajer Koord. Koord.
pengendali Pengadaan Kelengkapan Waktu Output
Umum Produksi bibit Distribusi bibit
mutu sapras
Menetapkan kebijakan target produksi, SDM,
1 mutu benih, jadwal kerja, dan anggaran tahun Berkas 2 hari POK, SK tim
2017
Menyusun SOP / Juknis Produksi bibit Kepmentan SOP Produksi
2 5 hari
perkebunan dan hortikultura 320/2015 bibit pala
Menyusun proposal produksi bibit pala melalui Berkas, biaya dan
3 7-15 hari RDHP, RODHP
perbanyakan generatif dan pembiayaannya bahan
Daftar nama calon
tidak
Melakukan permohonan CPCL, pendaftaran
4 Berkas 1 hari penangkar dan
izin usaha dan permohonan sertifikasi benih
nama calon lokasi
Mengidentifikasi sumber benih (Pohon induk tidak
SK Penetapan PIT Nama Petani dan
5 terpilih, Blok Penghasil tinggi) dan 5 hari
dan BPT /Lokasi
legalitasnya (SK Penetapan)
Survey lokasi potensi sumber benih dan SK Penetapan PIT Laporan stok calon
6 2 hari
persiapan pengadaan dan BPT benih
Tanah:pupuk
Kepmentan
7 Pengadaan media tanam sesuai standar 10 hari organik = 1:1
320/2015
+ Mikoriza
Benih / biji
Pengadaan benih (biji) atau benih Kepmentan berkecambah
8 10 hari
berkecambah Benih 320/2015 terstandar min
Benih/biji berkecambah 15.000 benih
Polibag ukuran min
Kepmentan
9 Pengadaan polibag 10 hari 17 xm x 20 cm x
320/2015
0,06 cm

Benih pala
10 Pengecambahan benih di persemaian Media semai 30-60 hari
berkecambah

Benih pala di
11 Pemindahan benih berkecambah ke polibag Polibag 3 hari
polibag
Melakukan pemeliharaan (penyiraman, Bibit pala, buku 12.750 Bibit pala
12 90 hari
pemupukan, penyiangan pengendalian OPT) pemeliharaan bibit tumbuh normal
Laporan
Bibit pala di
13 Melakukan pemeriksaan lapang 4 hari pemeriksaan
polibag
lapang
12.750 Bibit
14 Pelabelan bibit Berkas, Sertifikat 7 hari
berlabel
Berita acara serah
15 Distribusi bibit Berkas, Bibit 15 hari terima,
dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai