PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
organ reproduksi ini disebut involusi (Maritalia, 2014: 11).Angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal di Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Menurut
defines WHO ( World Health Organization) “ Kematian maternal ialah kematian
seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya
kehamilan oleh sebab apapun”. Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu
indikator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan 28%,
infeksi 11%, persalinan macet/ distosia 5%, eklamsi 24%, komplikasi masa
puerperium 8%, abortus 5%, emboli obat 3% (Depkes RI, 2015).
Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) ketika melahirkan di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu
228 kematian (132-323) per 1000.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun kemudia
atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per 1000.0000
kelahiran hidup. Kondisi inilah yang membuat Indonesia disebutnya belum
memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015,
yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup.
Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu
kelahiran hidup. Sementara itu, kepada badan penelitian dan pengembangan
kesehatan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengatakan, penyebab
tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah satunya adalah pada ibu yang
perdarahan post partum 20,3 persen (Profil PKBI, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan format
dokumentasi SOAP Pada Ny. H Umur 36 Tahun P2A0 Post Partum Normal
hari tiga puluh di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengumpulan data dan analisis data dasar Pada Ny. H
Umur 36 Tahun P2A0 Post Partum Normal hari ketujuh di Puskesmas
Wonorejo Samarinda.Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah Pada
Ny. H Umur 36 Tahun P2A0 Post Partum Normal hari 30 di Puskesmas
Wonorejo Samarinda.
b. Melaksanakan perumusan diagnosa/masalah potensial Pada Ny. H Umur
36 Tahun P2A0 Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas Wonorejo
Samarinda.
c. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan Pada
Ny. H Umur 36 Tahun P2A0 Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas
Wonorejo Samarinda.
d. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Pada Ny. H Umur 36 Tahun
P2A0 Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
e. Melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan Pada Ny. H Umur 36
Tahun P2A0 Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas Wonorejo
Samarinda.
f. Melaksanakan pendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam
asuhan kebidanan yang telah di laksanakan Pada Ny. H Umur 36 Tahun
P2A0Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas Wonorejo Samarinda.
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan
Asuhan Kebidanan Pada ibu Post Partum Normal..
2. Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan
proses asuhan kebidanan pada Ibu Post Partum Normal khususnya di
ITKES Wiyata Husada Samarinda.
3. Manfaat ilmiah
Sebagai bahan informasi bagi tenaga bidan di dalam menangani Ibu
Post Partum Normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas
1. Pengertian masa nifas
Masa nifas atau masa puerperium atau masa postpartum adalah mulai
setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,
seluruh otot genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (Astutik, 2015: 2).Masa nifas (puerperium) adalah masa
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Roito H, dkk, 2013: 1).
2). Nadi
5). Musculoskleletal
6). Endokrin
a). Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya Kenaikan tingkat partisipasi
wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi wanita dalam hal segala
bidang kerja dan kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga ketersediaan
menyusui untuk bayinya berkurang.
b). Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan
memberrikan susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang berpandangan
bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi.
4. Kurang/Salah Informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah
lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI
kurang. Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi
pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya.
a. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2015, p.31)
3) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
5) Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
6) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
b. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2015, pp.26-32)
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari
tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3) Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah
ke bawah
4) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu
belakang bayi bukan bagian belakang kepala
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan
dengan hidung bayi
6) Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
7) Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras
(palatum durum) dan langit- langit lunak (palatum molle)
10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung
bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu
karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu
11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus
bayi
1) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap
punggung belakang sampai bersendawa
2) Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya
d. Lama dan Frekuensi Menyusui (Purwanti, 2014, p.51)
3) Bayi yang sehat akan menyusu dan mengogongkan payudara selama 5-7 menit.
Diameter tali pusat antara 1cm - 2,5cm, dengan rentang panjang antara
30cm- 100cm, rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa
omfalo mesenterikus, dilapisi membran mukus yang tipis, selebihnya terisi
oleh zat seperti agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang disebut
jeli whartor. Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh
darah tali pusat akan menyempit tetapi belum obliterasi, karena itu tali pusat
harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh darah tersebut
oklusi serta tidak perdarahan (Retniati, 2010;9).
Di usia ini, mungkin Anda berpikir untuk tidak lagi menambah anak.
Rutinitas kerja yang semakin padat daripada sebelumnya bisa jadi membuat
Anda memutuskan memilih metode pencegahan kehamilan yang lebih pasti:
metode praktis dan tidak perlu perhatian ekstra.
Kekurangan: Harganya dua kali lebih mahal dibandingkan dengan pil KB,
dan memiliki risiko penyumbatan darah sama seperti menggunakan pil. Di
samping itu, efek sampingannya bisa membuat pusing atau mual. Dua
metode ini tidak direkomendasi untuk wanita berusia di atas 35 tahun yang
merokok atau obesitas.
Keunggulan: IUD sangat nyaman, dan mungkin ini alasan mengapa IUD
merupakan salah satu jenis kontrasepsi paling diminati di seluruh dunia. IUD
yang melepaskan hormon bisa menghambat siklus menstruasi, sementara yang
melepaskan tembaga tidak. Selain itu, kesuburan langsung bisa kembali
seketika Anda melepas alat ini.
c. Implanon (Susuk KB). Alat sebesar korek api lidi ini dimasukkan ke dalam
tubuh Anda, yaitu di bagian lengan bagian atas. Alat tersebut akan
mengeluarkan hormon progesteron selama tiga tahun.
PEMBAHASAN
Data yang diambil dari studi kasus Ny “H” dengan Post Partum Normal.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 380C, penapasan 18x/menit, Tfu
tidak teraba, dan pengeluaran Lochea Alba. Hal ini sesuai dengan teori jenis lokhea
yang keluar adalah lokhea alba, yaitu cairan berwarna putih dan cairan ini tidak
berdarah lagi.
Rencana tindakan yang telah disusun yaitu menyampaikan kepada ibu tentang
kondisinya sekarang bahwa ibu dalam keadaan baik, mengobservasi tanda tanda vital,
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara baik dan benar dikedua
payudaranya secara bergantian. menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran
hijau dan makanan yang bergizi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Telah dilakukan pengumpulan data dasar pada Ny ”H” Post Partum Normal
Hari Ke 30 di Puskesmas Wonorejo Samarinda
2. Telah dilakukan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada Ny ”H” di
Puskesmas Wonorejo Samarinda pengumpulan dari data subjektif, dan data
objektif sehingga didapatkan diagnosa kebidanan pada Ny “H” P6A0
dengan Post Partum Normal Hari ke 30
3. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah potensial pada Ny ”H”
dengan Post Partum Normal hari ke 30 di Puskesmas Wonorejo Samarinda
dengan hasil tidak ada masalah potensial yang terjadi pada ibu karna
diberikannya penanganan yang tepat.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada Ny ”N” di
Puskesmas Wonorejo Samarinda dengan hasil bahwa pada kasus ini tidak
dilakukan tindakan kolaborasi karena tidak adanya indikasi dan data yang
menunjang untuk dilakukannya tindakan tersebut.
5. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada Ny ”H”
di Puskesmas Wonorejo Samarinda dengan hasil yaitu semua tindakan yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa
adanya hambatan.
B. Saran
1. Bagi Klien
Klien mendapat pelayanan Asuhan Kebidanan Post Partum yang
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam perawatan masa nifas, serta keluarga berencana.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi salah satu metode pengembangan pembelajaran klinik
yang berguna khususnya di kampus ITKES Wiyata Husada Samarinda .
3. Lahan Praktik
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan evidance based Kebidanan.
4. Bagi Penulis
Dapat memeberikan pelayanan Asuhan Kebidanan pada ibu post
patum sehingga kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau menjadi satu
kesatuan yang utuh.