Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Asuhan Kebidanan komunitas

“Kehamilan dengan Eklampsia ”

Oleh Kelompok 2

Ine Sekar Sari

Nur Asma Dewi

Vivin Merlia Iskandar

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tugas Asuhan
Keperawatan ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada rasul yang mulia, Muhammad shallaullahu ‘alaihiwasallam.

Dalam pembuatan Asuhan Kebidanan ini dilakukan dengan mengambil


referensi dari berbagai sumber, saya menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini
masih jauh dari sempuruna, karena keterbatasan referensi baik dari buku, maupun
dari (internet).

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk
hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat
terutama bagi saya dan untuk semua orang yang membaca.

Samarinda, 02 Maret 2020

Penulis  

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
D. Manfaat Makalah............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Eklampsia.........................................................................................4
B. Jenis – jenis Eklampsia..................................................................................4
C. Gejala Eklampsia...........................................................................................4
D. Patologi Eklampsia.........................................................................................7
E. Etiologi Eklampsia........................................................................................7
F. Diagnosia Eklampsia......................................................................................7
G. Prognosis Eklampsia.......................................................................................7
H. Perawatan Eklampsia.......................................................................................8
I. Penanganan Kejang........................................................................................11

BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Simpulan........................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
        Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas.Golongan penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang
disertai proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya.

Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab
dari kematian ibu.Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan
penyakit ini.Hypertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang
penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Hypertensi biasa akan
berakhir dengan EKLAMPSIA.

        Eklampsia merupakan penyebab dengan peningkatan risiko morbiditas


dan mortalitas maternal dan perinatal.Kejadian EKLAMPSIA di Negara
berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre
EKLAMPSIA dan EKLAMPSIA berkisar 1,5 % sampai 25 %. Koknifikan
yang mengancam jiwa ibu akibat eklampsia adalah edema pulmonalis, gagal
hati dan ginjal, DIC, sindrom HELLP, dan perdahan otak.

        EKLAMPSIA disebut dengan antepartum, intrapartum, atau


pascapartum.Bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama atau
sesudah persalinan.EKLAMPSIA paling sering terjadi pada trimester terakhir
dan menjadi semakin sering menjelang aterm.

        Masalah utama dalam mencegah dan mengobati EKLAMPSIA adalah


penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat antara
hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis
antara EKLAMPSIA dan ensefalopati hipertensif (Vaughan& Delanty 2000 ).

        Dengan adanya uraian di atas maka penulis akan membahas masalah
EKLAMPSIA untuk mengurangi AKI dan AKB sekaligus menyelesaikan
tugas kelompok yang diberikan.

1
B. Rumusan masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan EKLAMPSIA?
2.    Berapa jenis EKLAMPSIA?
3.    Bagaimana gejala EKLAMPSIA?
4.    Bagimana patologi penyakit EKLAMPSIA?
5.    Apa etiologi dari EKLAMPSIA?
6.    Apa diagnosa dari EKLAMPSIA?
7.    Bagaimana prognosis EKLAMPSIA?
8.    Bagaimana perawatan EKLAMPSIA?
9.    Bagaimana penanganan saat kejang?

C. Tujuan penulisan makalah


1. Tujuan umum
        Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang EKLAMPSIA
dan demi terlaksananya diskusi kelas.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi EKLAMPSIA
b. Untuk mengetahui jenis-jenis EKLAMPSIA
c. Untuk mengetahui gejala EKLAMPSIA
d. Untuk mengetahui patologi penyakit EKLAMPSIA
e. Untuk mengetahui etiologi dari EKLAMPSIA
f. Untuk mengetahui diagnosa dari EKLAMPSIA
g. Untuk mengetahui prognosis EKLAMPSIA
h. Untuk mengetahui cara perawatan EKLAMPSIA
i. Untuk mengetahui penanganan saat kejang

D. Manfaat penulisan makalah


1. Manfaat bagi penulis
        Adapun manfaat yang dapat diperoleh kelompok yakni dapat
mngerjakan tugas kelompok dengan meningkatnya kerjasama dan
kekompakan.

2
2. Manfaat bagi pembaca
        Dapat menambah pengetahuannya tentang EKLAMPSIA.

3. Manfaat bagi dosen yang bersangkutan


        Dapat memberikan penilaian kepada mahasiswa dari hasil penulisan
makalah dan diskusi kelompok dalam kelas dan mengetahui seberapa
jauh mahasiswa mampu memahami materi yang dibahas dalam diskusi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian eklampsia
        Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita
hamil dan dalam masa nifas disertai dengan hypertensi oedema dan
proteinuria. (obstetric patologi,unpad,1984).

        Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelianan neurologik) dan atau koma dimana sebeblumnya sudah
menunjukkan gejala – gejala pre eklampsia (asuhan patologi kebidanan,
2009).

        Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeclampsia, yang


disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. (ilmu kebidanan, 2010).

        Eklampsia lebih sering terjadi pada primagravidae dari pada multiparae.
Eklampsia juga sering terjadi pada : kehamilan kembar, hydramnion, mola
hidatidosa. Eklampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24
jam pertama setelah persalinan.

B. Jenis-jenis eklampsia
        Menurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah :
1. Eklampsia antepartum ialah eklampsia yang terjadi sebelum persalinan
2. Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan
3. Eklampsia postpartum ialah eklampsia setalah persalinan

C. Gejala eklampsia
        Eklampsia selalu didahului oleh gejala – gejala preeklampsia yang berat
seperti :
1. Sakit kepala yang keras
2. Penglihatan kabur
3. Nyeri diulu hati
4. Kegelisahan dan hyperrefleksi sering mendahuli serangan kejang

4
        Serangan dapat dibagi dalam 4 tingkat :
a.    Tingkat invasi (tingkat permulaan)
        Mata terpaku, kepala dipalingkan kesatu pihak, kejang –
kejang hals terlihat pada muka. Tingkat ini berlangsung beberapa
detik.
b.    Tingkat kontraksi (tingkat kejang tonis)
        Seluruh badan menjadi kaku, kadang- kadang terjadi
ephistholonus, lamanya 15 sampai 20 detik.
c.    Tingkat konvulsi (tingkat kejang clonis)
        Terjadilah kejang yang timbul hilang, rahang membuka dan
menutup begitu pla mata, otot –otot muka dan otot badan
berkontraksi dan berelaksasi berulang.Kejang ini sangat kuat
hingga pasien dapat terlempar dari temapt tidur atau lidahnya
tergigit.Ludah yang berbuih bercampur darah keluar dari
mulutnya, mata merah, muka biru, berangsur kejang berkurang
dan akhirnya berhenti.Lamanya ± 1 menit.

d.    Tingkat coma
        Setelah kejang clonis ini pasien jatuh dalam coma.Lamanya
coma ini dari beberapa menit sampai berjam –jam. Kalau pasien
sadar kembali maka ia tidak ingat sama sekali apa yang telah
terjadi.
Gejala klinis :

1) Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinan atau masa nifas


2) Tanda – tanda pre eklampsia (hipertensi, edema dan
proteinuria)
3) Kejang dan atau koma
4) Kadang – kadang disertai gangguan fungsi organ.
      

5
        Sebab kematian eklampsia adalah odema paru –paru, apoplexy dan
acidosis.Atau pasien mati setelah beberapa hari karena pneumoni aspirasi,
kerusakan hati atau gangguan faal ginjal. Kadang–kadang terjadi
eklampsia tanpa kejang ;gejalayang menonjol ialah coma. Eklampsia
se,acam ini disebut eklampsia sine eklampsia dan terjadi pada kerusakan
hati yang berat. Karena kejang merupakan gejala yang khas dari eklampsia
maka eklampsia sine eklampsia sering dimasukkan preeklampsia yang
berat.Pada eklampsia tekanan darah biasanya tinggi sekitar 180/110
mmHg.

        Nadi kat dan berisi tetapi kalau  keadaan sudah memburuk menjadi
kecil dan cepat. Demam yang tinggi memburuk prognosa.Demam ini
rupa–rupanya cerebral.Pernafasan biasanya cepat dan berbunyi, pada
eklampsia yang berat ada cyanosis.

        Proteinuria hamper selalu ada malahan kadang – kadang sangat


banyak juga odema biasanya ada. Pada eklampsia antepartum biasanya
persalianan mulai setelah beberapa waktu.Tapi kadang –kadang pasien
berangsr baik tidak kejang lagi dan sadar sedangkan kehamilan ters
berlangsung.

        Eklampsia yang tidak segera disusul dengan persalinan disebut


eklampsia intercurrent.Dianggap bahwa pasien yang sedemikian bukan
sembuh tapi jatuh ke tingkat yang lebih ringan ialah dari eklampsia ke
dalam keadaan preeklampsia.Jadi kemngkinan eklampsia tetap
mengancam pasien semacam ini sebelum persalianan terjadi.

        Setelah persalianan keadaan pasien berangsr baik, kira – kira dalam
12 – 24 jam.Juga kalau anak mati didalam kandungan sering kita lihat
bahwa beratnya penyakit berkurang.Proteinria hilang dalam 4 – 5 hari
sedangkan tekanan darah normal kembali dalam kira –kira 2 minggu.Ada
kalanya pasien yang telah menderita eklampsia menjadi psychotis,
biasanya pada hari ke 2 atau ke 3 postpartum dan berlangsung 2 – 3

6
mingg.Prognosa pada munya baik, penyulit laiannya ialah hemiplegic dan
ganguuan penglihatan karena odema retina.

D.   Patologi Eklampsia

        Pada wanita yang mati karena eklampsia terdapat kelainan pada hati,
ginjal, otak, dan paru – paru dan jantung. Pada umumnya dapat ditemukan
necrose, haemorrhagia, odema, hyperaemia atau ischaemia dan thrombosis.
Pada placenta terdapat infakt – infarct karena degenarasi syncytium.
Perubahan lain yang terdapat ialah retensi air dan natrium, haemokonsentrasi
dan kadang – kadang acidosis.

E.     Etiologi eklampsia

        Sebab eklampsia belum diketahui benar, salah satu teori yang
dikemukakan ialah bahwa eklampsia disebabakan ischaemia rahim dan
plasenta (ischaemia uteroplacenta).Selama kehamilan uterus memerlukan
darah lebih banyak. Pada molahydatidosa, hidramnion, kehamilan ganda,
multipara, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit
pembuluh darah ibu, diabetes, perdarahan darah dalam dinding rahim
kurang, maka keluarlah zat- zat dari plasenta atau decidua yang
menyebabkan vasospasmus dan hypertensi.

F.     Diagnose Eklampsia

        Untuk diagnose eklampsia harus dikesampingkan keadaan –keadaan


lain dengan kejang dan coma seperti ureami, keracunan, epilepsy, hysteri,
ebcephalitis, meningitis, tumor otak,dan atrofi kuning akut dari hati.
Diagnose eklampsia lebih 24 jam postpartum harus dicurigai.

G.    Prognosis Eklampsia

        Eklampsia adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya maka prognosa
kurang baik untuk ibu maupun anak.Prognosa juga dipengaruhi oleh paritas
artinya prognosa bagi multiparae lebih buruk, dipengaruhi juga oleh umur
terutama kalau umur melebihi 35 tahun dan juga oleh keadaan pada waktu

7
pasien masuk rumah sakit. Juga diurese dapat dipegang untuk prognosa jika
diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam maka
prognosa agak baik. Sebaiknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang
buruk.

        Gejala –gejala lain memberikan prognosa dikemukakan oleh Eden ialah :
1.    Coma yang lama
2.    Nadi di atas 120
3.    Suhu di atas 390 C
4.    Tensi di atas 200 mmHg
5.    Lebih dari 10 serangan
6.    Proteinuria 10 gram sehari sehari atau lebih
7.    Tidak adanya odema.

        Odema paru –paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya
mendahului kematian.

H.   Perawatan eklampsia
        Perawatan dasar eklampsia ialah terapi suportif untuk stabilisasi fungsi
vital, yang harus selalu diingat airway, breathing, circulation (ABC),
mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia,
mencegah trauma pada pasien pada waktu kejang, mengendalikan tekanan
darah, khususnya pada waktu krisis hipertensi, melahirkan janin pada waktu
yang tepat dan dengan cara yang tepat.

        Perawatan medikamentosa dan perawatan suportif eklampsia merupakan


peraatan yang sangat penting. Tujuan utama pengobatan medikamentosa
eklampsia ialah mencegah dan menghentikan kejang, mencegah dan
mengatasi penyulit, khususnya hiprtensi krisis, mencapai stabilisasi ibu
seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan dengan
cara yang tepat.

8
1.  Pengoatan medikamentosa

a.    Obat anti kejang

        Obat anti kejang yang menjadi pilihan utama ialah magnesium
sulfat.Bila dengan jenis obat ini kejang masih sukar diatasi, dapat
dipakai obat jenis lain, misalnya thiopental.Diazepam dapat dipakai
sebagai alternative pilihan, namun mengingat dosis yang diperlukan
sangat tinggi, pemberian diazepam hanya dilakukan oleh mereka
yang telah berpengalaman.Pemberian diuretikum hendaknya selalu
disertai dengan memonitor plasma elektrolit.Obat kardiotinika
ataupun obat-obat anti hipertensi hendaknya selalu disiapkan dan
diberikan benar-benar atas indikasi.

b.    Magnesium sulfat (MgSO4)

        Pemberian magnesium sulfat pada dasarnya sama seperti


pemberian magnesium sulfat pada preeclampsia berat. Pengobatan
suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi organ-organ
penting, misalnya tindakan-tindakan untuk memperbaiki asidosis,
mempertahankan pentilasi paru-paru, mengatur tekanan darah,
mencegah dekompensasi kordis.

Pada penderita yang mengalami kejang dan koma, nursing care


sanga penting, misalnya meliputi cara-cara perawatan penderita
dalam suatu kamar isolasi, mencegah aspirasi, mengatur infuse
penderita, dan monitoring produksi urin.

c.    Perawatan pada waktu kejang

        Pada penderita yang mengalami kejang, tujuan pertama


pertologan ialah mencegah penderita mengalami trauma akibat
kejang-kejang tersebut.

Dirawat di kamar isolasi cukup terang, tidak di kamar gelap, agar


bila terjadi sianosis segera dapat diketahui.Penderita dibaringkan di

9
tempat tidur yang lebar, dengan rail tempat tidur harus dipasang dan
dikunci dengan kuat.Selanjutnya masukkan sudap lidah ke dalam
mulut penderita dan jangan mencoba melepas sudap lidah yang
sedang tergigit karena dapat mematahkan gigi.Kepala direndahkan
dan daerah orofarim diisap.Hendaknya dijaga agar kepala dan
ekstremitas penderita yang kejang tidak terlalu kuat menghentak-
hentak benda keras disekitarnya.Fiksasi badan pada tempat tidur
harus cukup kendor, guna menghindari fraktur.Bila penderita selesai
kejang-kejang, segera beri oksigen45.

d.    Perawatan koma

        Perlu diingat bahwa penderita koma tidak dapat beraksi atau
mempertahankan diri terhadap suhu yang ekstrim, posisi tubuh yang
menimbulkan nyeri dan aspirasi, karena hilangnya reflex
muntah.Ahaya terbesar yang mengancam penderita koma, ialah
terbuntunya jalan napas atas. Setiap penderita EKLAMPSIA yang
jatuh dalm koma harus dianggap bahwa jalan napas atas terbuntu,
kecuali dibuktikan lain.

        Oleh karena itu, tindakan pertama-tama pada penderita yang


jatuh, (tidak sadar), ialah menjaga dan  mengusahakan agar jalan
napas atas tetap terbuka. Untuk menghindari terbuntunya jalan napas
atas oleh pangkal lidah dan epiglottis dilakukan tindakan sebagai
berikut. Cara yang sederhana dan cukup efektif dalam menjaga
terbukanya jalan napas atas, ialah dengan maneuver head tilt-neck
lift, yaitu kepala direndahkan dan leher dalam posisi ekstensi ke
belakang atau head tilt- chain lift, dengan kepala direndahkan dan
dagu ditarik ke atas, atau jaw-thrust, yaitu mandibula kiri-kanan di
ekstensikan ke atas sambil mengangkat kepala ke belakang.
Tindakan ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pemasangan
orophary haringeal airway46 .hal penting ke dua yang perlu
diperhatikan ialah bahwa penderita, akan kehilangan reflex muntah
sehingga kemungkinan terjadinya aspirasi bahan lambung sangat

10
besar. Lambung ibu hamil harus selalu dianggap sebagai lambung
penuh.Oleh karena itu, semua benda yang ada dalam rongga mulut
dan tenggorokan, baik berupa lender maupun sisa makanan, hars
segera diiasap secara intermiten.Penderita ditidurkan dalam posisi
stabil untuk drainase lendir.

        Monitoring kesadaran dan dalamnya, memakai Glasgow, coma


escale.pada perawatan koma perlu diperhatikan pencehgahan
dekubitus dan makanan penderita. Pada koma yang lama, bila nutrisi
tidak mungkin; dapat diberikan melalui nasograstrik tube (NGT).

e.    Perawatan edema paru

        Bila terjadi edema paru sebaiknya penderita di rawat di ICU


karena membutuhkan perawatan animasi dengan respirator.

2.    Pengobata obstetric

        Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan


EKLAMPSIA harus diakhiri, tanpa memandang kehamilan dan
keadaan janin.Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi
(pemulihan).Hemodinamika dan metabolism ibu.

        Pada perawatan pasca persalinan, bila persalinan terjadi


pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebagaimana
lazimnya.

I.   Penanganan kejang
1.    Selalu ingat ABC (airway, breathing, circulation)
2.    Beri obat  anti kejang
3.    Beri oksigen 4-6 liter per menit
4.    Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu
keras
5.    Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
6.    Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu

11
BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
        Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeclampsia, yang
disertai dengan kejang menyeluruh dan koma.Eklampsia lebih sering terjadi
pada primagravidae dari pada multiparae. Eklampsia juga sering terjadi pada :
kehamilan kembar, hydramnion, mola hidatidosa. EKLAMPSIA post partum
umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.
Pemeriksaan antenatal care sangatlah penting untuk mendeteksi secara dini
dan mencegah  eklmapsia.

B.  Saran

        Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada para pembaca agar
menyampaikan kepada masyarakat lainnya akan pentingnya pemeriksaan
antenatar care secara rutin terutama kepada para ibu hamil dengan
menjelaskan resiko apa yang bisa terajadi bila tidak mengikuti anjuran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, sarwono.(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bna Pustaka

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran


Bandung. 1984.Obstetric Patologi. Bandung :Elstar Offset.

Sujiantini, M.Keb. dkk. 2009. Asuahan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Nugroho, dr. Taufan.2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

13

Anda mungkin juga menyukai