Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

MONITORING PASIEN RESIKO JATUH


OKTOBER – DESEMBER 2017

RUMAH SAKIT HIDAYAH BOYOLALI


2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting
dalam melaksankan upaya kesehatan secara berdaya guna, dan berhasil guna dengan
mengutamkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan
(Depkes, 2007)
Pengertian jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan
atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja/ tak direncanakan, dengan arah jatuh
ke lantai, dengan atau tanpamencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
Proses identifikasi pasien resiko jatuh perlu dilakukan dari sejak awal pasien
masuk rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu di konfirmasi dalam
segala proses di rumah sakit, misalnya pasien dari IGD pindah ke bangsal dilakukan
pengkajian ulang. Asessmen ulang dilakukan di bangsal untuk mengetahui kondisi terkini
pasien dan dilakukan per shif untuk menghitung skore pada asesmen ulang. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi pasien resiko jatuh.
Dengan memahami risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya; diharapkan
dapat menurunkan biaya kesehatan yang dikeluarkan, serta meningkatkan klinis dan
kepuasan pasien yang dirawat di RS Hidayah Boyolali.

B. TUJUAN DAN PENELITIAN


1. Tujuan umum
Mengurangi angka terjadinya pasien jatuh di Rumah Sakit Hidayah Boyolali
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko jatuh tinggi dengan menggunakan
“Asessment Risiko Jatuh”
b. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien (setiap hari)
c. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang beresiko jatuh
dengan menggunakan “Asessment Risiko Jatuh Harian”
d. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif.
C. MANFAAT
1. Bagi petugas kesehatan
Dapat mengukur seberapa besar kepatuhan para karyawan dalam melaksanakan
assesmen resiko jatuh sehingga dengan kepatuhan tersebut dapat m eningkatkan mutu
pelayanan petugas kesehatan yang ada di Rumah Sakit HidayahBoyolali
2. Bagi Rumah Sakit dan Masyarakat
Dapat memberikan informasi dalam menerapkan prosedur assesmen pasien
resiko jatuh demi keselamatan pasien dan meningkatkan mutu pelayanan
RumahSakit.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi acuan dan wawasan bagi pengembang lmu pengetahuan
khususnya dalam ilmu kesehatan.

Program ini dibuat untuk memberikan pemahaman kepada karyawan RS Hidayah


Boyolali terutama perawat dalam mengimplementasikan faktor risiko jatuh, pencegahan,
dan penanganannya.
BAB II
METODELOGI

A. Definisi Oprasional
1. Perilaku
Tindakan atau perbuatan yang dilakukan para petugas kesehatan atau rumah sakit
dalam melakukan tindakan identifikasi pasien resiko jatuh, tindakan atau perilaku ini
diukur dengan mengobservasi pasien harus memakai gelang identitas pasien berwarna
kuning untuk pasien yang beresiko jatuh.
2. Kepatuhan

Ketaatan dalam melaksanakan prosedur identifikasi pasien resiko jatuh yang


telah di tentukan oleh kars, yaitu langkah –langkah dalam melakukan identifikasi
pasien resiko jatuh dengan cara melakukan asesmen ulang pasien, kepatuhan ini
diukur dengen mengunakan form audit dari kars.
3. Identikasi Pasien resiko jatuh

Tindakan yang dilakukan untuk mengindtifikasi pasien yang beresiko jatuh


dengen benar menurut KARS, identifikasi pasien resiko jatuh sendiri biasa di
identifikasi melalui gelang pasien pasien yang ditandai dengan stiker warna kuning.
4. Tenaga Kesehatan

Setiap orang yang berkerja dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan


dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatanyang mempunyai
kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Hidayah
Boyolali.
5. Audit Pasien Resiko Jatuh

Cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan petugas


dalam melakukan identifikasi pasien resiko jatuh dengan cara melakukan asesmen
ulang pasien resiko jatuh.
B. Cara Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan yang digunakan adalah observasional.


Penelitian dilakukan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Hidayah Boyolali.
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat gelang identitas pasien yang ditandai
dengan stiker warna kuning serta perawat mengisi monitoring identifikasi pasien
resiko jatuh yang direkomendasi menurut KARS (Komite Akreditasi Rumah
Sakit).pengumpulan data dilakukan dalam 10 kali periode dan setiap periode lama
observasi adalah 30 pasien
C. Waktu Penelitian
Penelitian audit pasien resiko jatuh dilakuakan pada bulan Oktober s/d Juli 2017.
D. Tempat Penilitian
Penilitian audit identifikasi pasien dilakuakn kepada seluruh pasien rawat inap di
Rumah Sakit Hidayah Boyolali

E. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak komputer. Analisa data dalam penilitian ini dilakukan untuk
menggambarkan kepatuan perawat mengecek pasien yang menggunakan gelang identitas
pasien yang berstiker warna kuning.

Hasil 100 % : Angka kepatuhan identifikasi pasien resiko jatuh baik


Hasil 85 – 99 % : Angka kepatuhan identifikasi pasien resiko jatuh sedang
Hasil < 85 % : Angka kapatuhan identifikasi pasien resiko jatuh minimal
BAB III
HASIL

Dari pelaksanaan identifikasi pasien resiko jatuh yang dilaksanakan mulai bulan
Oktober s/d Desember 2017 di Rumah Sakit Hidayah Boyolali di peroleh hasil sabagai
berikut:

Tabel 1 data hasil audit kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien resiko jatuh
rawat inap di Rumah Sakit Hidayah Boyolali :
No Bulan Pasien Pasien Pasien Pasien Prosentase
Rawat Yang Yang Yang pasien
Inap Memakai Belum Memakai yang
Gelang Memakai stiker memakai
Gelang warna stiker
kuning kuning
1 Oktober 770 744 26 304 40%
2 November 627 606 21 332 54%
3 Desember 723 704 19 348 49%
Jumlah 2120 2054 66 984 47%

Keterangan : Hasil< 85 %: Angka kepatuhan identifikasi pasien jatuh minimal


Dari hasil di atas kepatuhan perawat mengidentifikasi identitas pasien di Rumah
Sakit Hidayah Boyolali sudah menjadi kepatuhan identifikasi identitas pasien pasien
resiko jatuh minimal.

Tabel 1.2

No Bulan Pasien Prosentase Pasien Prosentase Pasien Prosentase


Yang pasien yang pasien yang pasien
beresiko yang beresiko yang beresiko yang
rendah beresiko sedang beresiko tinggi beresiko
rendah sedang tinggi
1 Oktober 440 59% 127 17% 177 23%
2 November 274 45% 231 38% 101 16%
3 Desember 356 50% 217 30% 131 18%
Jumlah 1070 52% 575 27% 409 20%
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperlukan saat identifikasi pasien resiko
jatuh di peroleh nilai kepatuahan para petugas rumah sakit dalam kepatuhan perawat
melakukan identifikasi pasien resiko jatuh adalah sebagai berikut :
a. Hasil audit identifikasi pasien resiko jatuh adalah sebesar 60 % dan di katagorikan
sebagai angka kepatuhan perawat mengidentifikasi identitas pasien resiko jatuh.

B. Saran
Dari hasil survei atau observasi diharapakan bagi petugas kesehatan khususnya
perawat untuk lebih meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan mengidentifikasi
pasien resiko jatuh, demi keselamatan pasien dan bersama walapun tanpa ada
pemantauan/ observasi dari tim SKP. Sehingga pelayanan dalam Rumah Sakit ini
menjadi baik lagi.
Dan diharapkan untuk semua petugas tenaga kesehatan melakukan asesmen ulang
pasien resiko jatuh, sehingga kita tidak salah melakukan tindakan apapun serta menjadi
acuan/pengingat untutk melakukan prosedur melakukan tindakan.
Sebagai petugas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Hidayah Boyolali
melakukan penyuluhan terhadap perawat dan pelayanan Rumah Sakit Hidayah untuk
selalu mengidentifikasi pasien resiko jatuh pada setiap pasien pindah dari IGD serta
menerangkan tujuan pemakaian gelang identitas pasien yang diberi stiker warna kuning.

Anda mungkin juga menyukai