Anda di halaman 1dari 6

PT. INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk.

Analysis Value Chain dan Strategic Positioning

Kelompok 5
041824353015 – Tien Sumarlijati
041824353017 – Angelica Nadia
041824353025 – Farida Fitrianing Arum
041824353045 – Eva Desy Permatasari
041824353047 – Fidela Herdyanti

Program Studi Magister Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
2019

1
A. Analisis Value Chain PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Rantai Nilai (value chain) menggambarkan keseluruhan aktivitas yang dibutuhkan
untuk menghasilkan barang atau jasa, mulai dari proses perancangan, input bahan
mentah, proses produksi sampai dengan distribusi ke konsumen akhir serta pelayanan
setelah pemasaran.

1. Inbound logistic
Kegiatan ini berkenaan dengan bagaimana Indofood menyediakan produk-produk
berkualitas yang didukung oleh bahan-bahan bagus yang sebagian besar berasal
dari anak perusahaan mereka sendiri.
Dalam tahap ini, terjadi aktivitas penanganan terhadap bahan material atau input
sebelum digunakan. Dalam perusahaan Indofood divisi mie instan, bahan baku
utama yang digunakan adalah tepung terigu dan tepung tapioka. Bahan baku
penunjang lainnya adalah air dan alkali. Sebelum masuk gudang, bagian
penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan
pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality Control akan
mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan
jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Bahan baku yang
dikeluarkan menggunakan sistem First-in First-out (FIFO). Sistem ini yang
digunakan sebab sifat bahan baku yang memiliki masa kadaluwarsa.
2. Operation
Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah pengolahan input menjadi
output. Terdapat 8 proses yang dilakukan oleh PT Indofood:
1. Mixing
2. Pressing
3. Slitting
4. Streaming
5. Cutting and folder
6. Frying

2
7. Cooling
8. Packing
3. Outbound logistic
Aktivitas yang dilakukan adalah menyalurkan produk kepada konsumen.
Tujuan dari pembukaan pabrik di berbagai kota ini adalah agar perusahaan dapat
dengan mudah menyalurkan produknya ke masyarakat di dalam kota tersebut
sehingga lebih efisien.

- Menyebarkan produk ke pasar ritel.


- Mengekspor produk ke lebih dari 60 negara.
4. Marketing and sales
Aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik
untuk membeli produk. Hal yang dilakukan oleh perusahaan adalah:

- Ada banyak varian dari setiap produk.


- Indofood telah menyebarkan produk mereka ke sejumlah besar pelanggan.

- Iklan yang menarik


5. Service
Aktivitas terakhir yang dilakukan oleh perusahaan adalah mempertahankan atau
meningkatkan nilai dari produk. Salah satu yang dilakukan PT. Indofood adalah
memnyediakan customer Service dan Call Centre untuk menangani keluhan-
keluahan dari pelanggan. Perusahaan tersebut juga sangat menjaga sencara
intensif penyimpanan makanannya sehingga terjamin dan tidak merugikan para
konsumen.
6. Kegiatan Pendukung
Dalam kegiatan pendukung ini secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan
produksi suatu perusahaan, tetapi dapat meningkatkan efektivitas atau efisiensi
perusahaan contohnya pertama administrasi umum meliputi pejabat dan para staff
karyawan, kedua manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan
terakhir pengadaan bahan baku untuk mengurangi biaya serta mengoptimalkan
kualitas.

3
B. Analisis Strategic Positioning PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Meningkatnya persaingan industri mie instan di Indonesia membuat PT Indofood
perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kompetensinya guna
mempertahankan eksistensi dan posisi sebagai market leader mie instan. Upaya peningkatan
diambil dari paradigma yang tersebar luas saat ini, bahwa untuk dapat bersaing secara efektif
suatu perusahaan harus membangun kemampuannya dalam menanggapi perubahan pasar
yang terjadi dengan cepat dan akurat. Strategi yang digunakan oleh PT Indofood dalam
menghadapi persaingan adalah dengan menerapkan beberapa strategi sebagai berikut, yaitu :

1. Strategi cost leadership


Strategi Cost leadership yang diterapkan oleh PT Indofood dapat dilihat dari proses
produksinya. Satu proses produksi dapat digunakan untuk memproduksi banyak
produk. Hal ini dapat menghemat biaya produksi. Cost leadership adalah upaya
memproduksi produk standar dengan biaya per unit yang sangat rendah. Hal ini dapat
kita lihat bahwa harga produk standar PT. Indofood tergolong sangat terjangkau bagi
semua golongan ekonomi di masyarakat yang menjadi target market dari produk PT.
Indofood. Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah (cost leadership) harus
mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu : sumber daya dan organisasi.
Sumber daya yang dimaksud adalah seperti memiliki modal usaha, penguasaan
rekayasa (engineering/teknologi), dan sumber daya manusia sehingga dapat menekan
cost dalam pembuatan produk per unit, sedangkan yang dimaksud dengan strategi
generik dalam bidang cost leadership bila mempunyai kemampuan berorganisasi.
Apabila semakin efektif dan efesien perusahaan dalam menghasilkan produk maka
biaya per unit produk dapat di tekan serendah mungkin. Hal ini dapat dilihat pada PT.
Indofood mengakuisisi PT. Londsum strategi ini dilakukan agar dapat melakukan
pengawasan terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya.
2. Strategi Product Differentiation
PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan rasa dan promosi
iklan yang mengusung tema nusantara sehingga memberikan cakupan pasar yang luas
terhadap produk mie instannya. Indofood CBP sendiri memproduksi mi instan dengan
sejumlah merek andalan seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, dan Pop
Bihun. Untuk produknya yang penjualannya paling besar yaitu indomie, indofood
juga menciptakan berbagai variasi rasa yang diharapkan dapat menciptakan
diferensiasi dan meningkatkan pangsa pasarnya. Hal ini terbukti berhasil dan
membawa nama indomie menjadi top brand dari tahun ke tahun. Seperti terlihat pada
tabel di bawah ini, indomie untuk kategori mie instan dalam kemasan bag dan pop
mie untuk kategori mie instan dalam kemasan cup yang merupakan produk dari PT.
Indofood memiliki market share yang terbesar, salah satunya disebabkan karena
keanekaragaman produk dan rasa yang dimilikinya.

4
3. Strategi Focus
PT Indofood berkonsentrasi pada produksi makanan instan dan berbagai kebutuhan
bahan dapur. Mulai dari mie instan, pasta, minyak dapur, margarin, bumbu instan,
snack, susu, hingga air dalam kemasan. Dalam strategi ini lebih berkonsentrasi pada
jenis produk tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen dengan
baik dan excellent delivery. Karena PT Indofood berfokus pada industri makanan,
maka satu proses produksi dapat menghasilkan beberapa jenis produk. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya dalam cost leadership. Mulai dari produksi tepung, lalu
menjadi bahan baku produksi mie instant dan pasta. Produksi minyak, lalu menjadi
bahan pelengkap mie instant. Produksi bumbu, menjadi bahan pelengkap snack dan
mie instant. Produksi susu, menjadi bahan pelengkap margarin.

Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat
konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
a. Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen
(Product).
b. Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
c. Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah
stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind
merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih
tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist,
dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya.

5
Referensi :

MNCS Sekuritas Research Division. (2018). MNCS Company Update. From website: www.mncsekuritas.id
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New York:
The Free Press.
Porter, M. E. (2008). The Five Competitive Forces That Shape Strategy. Harvard Business Review , page 2-17.
Porter, M. E. (1996). What Is Strategy? Harvard Business Review .
Shank, John K., & Govindarajan, Vijay. (2000). Strategic Cost Managementand the Value Chain. Thomson
Learning: South-Western College.

Anda mungkin juga menyukai