a. People Resources (Sumber Daya Manusia) : Pemakai akhir dan ahli SI.
b. Software Resources (Sumber Daya Software) : Program dan prosedur.
c. Hardware Resources (Sumber Daya Hardware) : Mesin dan media.
d. Network Resources (Sumber Daya Jaringan) : Media komunikasi dan dukungan jaringan.
e. Data Resources (Sumber Daya Data) : Dasar data dan pengetahuan.
f. Input of Data Resources (Input Sumber Daya Data).
g. Processing Data Into Information (Pemrosesan Data Kedalam Informasi).
h. Output of Information Products (Output Informasi Produk).
2. Knowledge Management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer
pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi tersebut.
Dalam penerapan Knowledge management terdapat beberapa model yang sering dipergunakan,
akan tetapi hanya 4 model dari banyaknya model knowledge management yang ada di dunia
yang sering dipergunakan. Ke empat model KM tersebut dianggap paling mendeskripsikan proses
dari knowledge management secara lebih mendetail jika dibandingkan oleh model yang lain,
karena sebab itulah ke 4 model dari knowledge management banyak dipergunakan dalam
prakteknya sehari-hari. Ke empat model tersebut yaitu:
a. The Meyer and Zack KM cycle (1996)
Berasal dari rancangan dan pengembangan dari produk informasi dimana didefinisikan
sebagai informasi yang dijual kepada internal maupun eksternal seperti database, customer
profile, dll. Pelajaran dari siklus produk fisik dapat diterapkan untuk pengelolaan aset
pengetahuan. Pendekatan ini menyediakan sejumlah analogi yang berguna seperti product
platform (repositori pengetahuan) dan information process platform (perdagangan
pengetahuan).
Berikut adalah tahapannya :
Acquire : membahas masalah mengenai sumber bahan baku seperti ruang lingkup,
keluasan, kedalaman, kredibilitas, akurasi, ketepatan waktu, dll
Refine : sumber daya utama baik secara fisik (migrasi dari satu medium ke medium
yang lain) maupun logis (pengindeksian dan pengintegrasian)
Store : bersifat fisik seperti (file folder, informasi dicetak) atau digital (Database,
KM software)
Distribute : bagaimana produk tersebut dikirimkan ke end user dan tidak hanya
meliputi media pengiriman tetapi juga penggunaan waktu, frekuensi, bentuk, dsb
Present : user diharapkan memiliki konteks yang cukup untuk dapat memanfaatkan
konten pengetahuan
Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama
dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya
atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi yang digunakan untuk
mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan melihat ke dalam kegiatan
internal, analisis itu mengungkap di mana keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau
kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba untuk
melakukan kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan pesaing. Jika bersaing melalui
keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk melakukan kegiatan internal dengan biaya lebih
rendah dari pesaing. Ketika sebuah perusahaan mampu memproduksi barang dengan biaya yang
lebih rendah dari harga pasar atau untuk memberikan produk-produk unggulan, ia memperoleh
keuntungan.
Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan, yaitu Porter’s Value
Chain Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Berikut adalah gambaran
model dari Porter’s Value Chain :
Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output yang
dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan rantai kegiatan
umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka ke dalam kegiatan primer dan dukungan.