Anda di halaman 1dari 6

Nama : Melenia Ramadani

NIM : A021181041

Tugas : Knowledge Management (B)

RMK Knowledge Management Cycle

1. Zack and Meyer KM Cycle


Pendekatan ini menyediakan sejumlah analogi yang berguna, seperti gagasan
platform produk (repositori pengetahuan) dan platform proses informasi (sumber
pengetahuan) untuk menekankan pengertian pengolahan nilai tambah diperlukan dalam
rangka untuk meningkatkan pengetahuan organisasi. Siklus KM ini mempunyai peranan
utama yang terdiri dari menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi “produk pengetahuan”
pada setiap tahap pengolahan pengetahuan. langkah-langkah untuk membuat knowledge
repository, yaitu sebagai berikut:
a. Acquire, disini perusahaan harus bekerja dengan sungguh-sungguh agar perusahaan
tersebut dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya, selain itu juga perlu
memperhatikan tentang ruang lingkup, intensitas, waktu serta biaya yang nantinya akan
dikeluarkan. Produk yang dihasilkan harus berkualitas tinggi sehingga dapat
menghasilkan produk intelektual yang berkualitas tinggi pula.
b. Refrine, yaitu informasi-informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya kemudian
diolah kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan dari suatu perusahaan. Selain itu, tidak
lupa untuk memilih yang benar-benar memberikan nilai tambah pada informasi yang
telah dipilih oleh perusahaan. Sehingga informasi yang dipilih tepat pada sasaran.
c. Store, merupakan penggabungan dari kedua tahap sebelumnya. Dimana informasi yang
telah diseleksi kemudian disimpan, dengan tujuan untuk digunakan masa depan jika
sewaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak perlu mencari informasi yang sama untuk
kedua kalinya.
d.   Distributed, yaitu menyebarkan informasi yang telah diseleksi dan disimpan kepada
SDM pada perusahaan yang membutuhkan informasi tersebut, proses penyebaran
informasi dapat dilakukan melalui e-mail, fax, maupun telepon.
e. Present, yaitu SDM pada perusahaan yang telah menggunakan informasi dari penyebaran
informasi pada tahap sebelumnya. Sehingga informasi yang dulu telah diseleksi,
disimpan dan disebarkan kemudian benar-benar digunakan pada perushaan tersebut.

2. Bukowitz and Williams KM Cycle


Pendekatan ini menerangkan kerangka proses manajemen berjalan didalam suatu perusahaan,
dalam arti bagaimana suatu perusahaan dapat dipelihara (maintain), disebarkan (deploy) dan
dapat menghasilkan sesuatu (generate). Berikut tahapan yang dilakukan pada model ini :
a. Get, pada tahap ini perusahaan mencari informasi yang dibutuhkan guna mengambil
keputusan dalam merumuskan pemecahan masalah atau membuat inovasi baru untuk
perusahaan tersebut.
b. Use, yaitu perusahaan menerapkan pengetahuan baru yang mereka peroleh kemudian
digunakan dalam pemecahan masalah untuk menyelesaikan kegiatan rutinitas dari
pekerjaan mereka pada perusahaan. Selain itu dengan cara menggunakan atau
menerapkan inovasi baru pada perusahaan juga dapat meningkatkan produktivitas dari
perusahaan.
c. Learn, yaitu proses belajar perusahaan dari pengalaman yang telah dimiliki untuk
menciptakan pengetahuan baru guna untuk perusahaan agar dapat menciptakan inovasi
baru dan memperbaiki kesalahan yang mereka hadapi.
d. Contribute, yaitu perusahaan berupaya untuk memberdayakan karyawan dengan cara
berbagi pengetahuan yang mereka miliki, hal tersebut guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
e. Asses, tahap ini yaitu penilaian kualitas individu maupun kinerja perisahaan selama ini.
Hal tersebut guna menyiapkan kebutuhan intelektual yang mereka butuhkan dalam
menghadapi masa depan yang penuh dengan competitor.
f. Build, menjelaskan bagaimana perusahaan membangun asset intelektual untuk kebutuhan
masa depan perusahaan yang semakin banyak mengahadapi para pesaing.
g. Divest, perusahaan melepaskan asset yang dirasa tidak memberikan keuntungan bagi
perusahaan, sehingga perusahaan tidak semakin merugi.

3. McElroy KM Cycle
Pendekatan ini menjelaskan tentang siklus daur hidup sebuah pengetahuan, dimana
melibatkan proses pengetahuan produksi dan pengetahun yang terintergrasi dengan tahap
menerima masukan-masukan yang berulang dari dimulai dari proses bisnis,kinerja, dll.  dari
lingkungan internal maupun eksternal dari perusahaan itu sendiri. McElroy membagi
knowledge management kedalam beberapa tahapan:
a. Knowledge production
pada tahapan ini, organisasi mencoba menyelesaikan masalah yang sedang mereka
hadapi dengan melakukan berbagai cara seperti formulasi, kodifikasi dan evaluasi kinerja
organisasi sehingga organisasi akan memperoleh pengetahuan mengenai sumber masalah
yang selama ini menghambat jalannya kinerja organisasi. Dan dengan mengetahui
sumber masalah yang ada di organisasinya, maka pihak dalam organisasi tersebut dapat
segera bertindak untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah tersebut.
b. Knowledge Integration
Untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi, maka pihak
organisasi dapat melakukan beberapa cara yang kiranya dapat memberikan pengetahuan
baru bagi organisasi dalam menyelasiakan masalah mereka. Tidak hanya terdapat satu
cara untuk memperoleh informasi yag dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas
mereka, akan tetapi terdapat beberapa cara seperti : mengirimkan, mencari, mendidik dan
berbagi pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. 

4. Wiig KM Cycle
Pendekatan ini focus terhadap 3 kondisi yang dibutuhkan dan disiapkan untuk sebuah
organisasi untuk memacu suatu keberhasilan didalam suatu bisnis, dimana membutuhkan
sebuah bisnis (barang atau jasa) dan pelanggan (customer), sumber daya (tenaga kerja,
materi, dan fasilitas), dan mempunyai kemampuan untuk bertindak. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebegai berikut:
a. Build (membangun)
Pada tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan oleh sebuah organisasi, tahap ini
sering disebut sebagai pondasinya sebuah organisasi ketika membangun sebuah
pengetahuan. Tanpa adanya tahap ini, organisasi tidak dapat melakukan kegiatan apapun
yntuk mengembangkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Pada tahap ini organisasi
membuat skema atau pondasi untuk memberitahukan kepada semuanya mengenai apa-aa
saja yang harus dilakukan organisasi ketika proses pembagunan system seperti kegiatan
memperoleh, menganalisis, mencipatakan, dan mengatur pengetahuan baru maupun yang
sudah ada untuk memenuhi kebutuhan dari organisasi.
b. Hold (memegang)
Pada Tahap ini menjelaskan mengenai bagaimana langkah perusahaan atau organisasi
untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan.  Pada tahap ini, perusahaan harus
melihat kembali skema yang sebelumnya mereka buat untuk menunjukkan apakah proses
dalam memperoleh informasi yang mereka lakukan benar atau justru proses yang mereka
lakukan berada di jalur yang salah. Dengan adanya tahap ini organisasi nantinya dapat
memperoleh informasi yang benar-benar mereka butuhkan.
c. Pool
Pada tahap ini, organisasi yang telah memperoleh informasi penyimpanan informasi,
maka jika organisasi tersebut menginginkan untuk mempergunakan informasi yang telah
mereka miliki hanya tinggal mencarinya di tempat penyimpanan informasi yang telah
disediakan.
d. Use
Pada tahap ini setelah informasi yang mereka butuhkan terpenuhi, maka organisasi
mempergunakan informasi tersebut dalam kinerja operasional mereka.

5. Siklus KM Terintegrasi
Siklus KM terintegrasi dapat disaring dari studi kami sebelumnya tentang beberapa
dari pendekatan utama yang telah dilakukan untuk menggambarkan proses utama itu harus
membuat siklus KM. Siklus terintegrasi mencakup sebagian besar langkah terlibat dalam
siklus KM yang dibahas dalam bab ini dan mengklasifikasikannya menjadi tiga tahapan
utama:
1. Penangkapan dan / atau kreasi pengetahuan
2. Berbagi dan diseminasi pengetahuan
3. Akuisisi pengetahuan dan aplikasi
Penangkapan pengetahuan mengacu pada identifikasi dan kodifikasi berikutnya dari
pengetahuan dan pengetahuan internal yang ada (biasanya sebelumnya tidak diketahui) di
dalam organisasi dan / atau pengetahuan eksternal dari lingkungan. Penciptaan pengetahuan
adalah pengembangan pengetahuan dan pengetahuan baru - inovasi yang tidak dimiliki
keberadaan sebelumnya di dalam perusahaan. Ketika pengetahuan diinventarisasi dalam hal
ini cara, langkah kritis berikutnya harus berupa beberapa bentuk penilaian terhadap seleksi
kriteria yang akan mengikuti tujuan organisasi. Apakah konten ini valid? Apakah ini baru
dan lebih baik, dengan kata lain, apakah organisasi memiliki nilai yang cukup ditambahkan
ke toko modal intelektual? Setelah diputuskan bahwa konten baru atau yang baru
diidentifikasi sudah memadai nilai, langkah selanjutnya terletak pada kontekstualisasi konten
ini. Ini melibatkan pemeliharaan sebuah hubungan antara pengetahuan dan mereka yang
berpengetahuan tentang konten itu: penulis atau pencetus ide, ahli materi pelajaran, dan juga
mereka yang telah mengumpulkan pengalaman signifikan dalam menggunakan konten ini.
Kontekstualisasi juga menyiratkan mengidentifikasi atribut utama konten agar lebih cocok
dengan berbagai pengguna; misalnya, personalisasi untuk menerjemahkan konten menjadi
konten yang disukai oleh pengguna akhir atau pembuatan ringkasan eksekutif singkat untuk
mengakomodasi waktu dengan lebih baik kendala seorang manajer senior. Akhirnya,
kontekstualisasi akan sering berhasil bila konten baru dengan kuat namun mulus tertanam
dalam proses bisnis organisasi.
Siklus manajemen pengetahuan kemudian diulangi saat pengguna memahami dan
memutuskan untuk memanfaatkan konten. Pengguna akan memvalidasi kegunaan, yaitu,
mereka akan memberi sinyal ketika menjadi usang atau ketika ditemui situasi di mana
pengetahuan ini tidak berlaku. Pengguna akan membantu memvalidasi cakupan konten atau
sejauh mana praktik terbaik dan pembelajaran dapat digeneralisasikan. Mereka juga akan,
cukup sering, datang dengan konten baru, yang kemudian dapat mereka kontribusikan ke
siklus pengulangan berikutnya.

6. Implikasi Strategi Siklus Knowledge Management


Pengetahuan mewakili dasar yang menentukan untuk perilaku cerdas dan kompeten -
sama sekali tiga tingkatan: individu, kelompok, dan organisasi itu sendiri. Hanya yang sadar
dan refleksi terorganisir dari pelajaran yang didapat dan praktik terbaik yang ditemukan akan
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan aset pengetahuan yang diperoleh dengan
susah payah. Kebutuhan arsitektur pengetahuan untuk dirancang dan diimplementasikan
untuk memungkinkan pemrosesan bertahap dan transformasi pengetahuan, seperti halnya
produk informasi diproses, untuk memastikan bahwa objek pengetahuan mencapai pengguna
akhir yang dituju dan dimanfaatkan dengan baik. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
dan berbagi pengetahuan dengan audiens yang lebih luas. Teknologi informasi dan
komunikasi seperti groupware, intranet, dan pengetahuan basis atau repositori menyediakan
infrastruktur yang diperlukan untuk melakukannya. Proses bisnis dan faktor pendukung
budaya memberikan insentif dan peluang yang diperlukan untuk semua pekerja pengetahuan
untuk menjadi peserta aktif selama siklus manajemen pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai