RATNASARI (90100119047)
SANTI NOVITA (90100119062)
NURNANI (90100116046)
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis banyak mendapat halangan dan hambatan akan
tetapidengan bantuan dari berbagai pihak semua itu itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah
Yang Maha Esa. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi uang
sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan variabel lainnya.
Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi.
Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peranan penting dalam perjalanan
kehidupan modern. Uan gberhasil memudahkan dan mempersingkat waktu transaksi
pertukaran barang dan jasa. Uang dalam sistem ekonomi memungkinkan perdagangan
berjalan secara efisien.
Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun akan
semakin maju sehingga kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun akan meningkat.
Jumlah dan jenis kebutuhan manusia juga akan semakin beragam. Maka dari itu,
diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Alat tukar inilah yang disebut dengan uang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dan Ciri-Ciri Uang?
2. Bagaimanakah jenis-jenis uang?
3. Apakah Fungsi Uang?
4. Bagaimanakah Perubahan Fungsi Uang?
5. Bagaimanakah Konsep Uang dalam Islam?
6. Apakah Uang dalam Sistem Ekonomi Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Defenisi dan Ciri-Ciri Uang
2. Untuk mengetahui jenis-jenis uang
3. Untuk mengetahui Fungsi Uang
4. Untuk mengetahui Perubahan Fungsi Uang
5. Untuk mengetahui Konsep Uang dalam Islam
6. Untuk mengetahui Uang dalam Sistem Ekonom Islam
BAB II
PEMBAHASAN
B. Jenis-jenis Uang
1. Uang kartal
Uang kartal ialah uang yang sehari-hari kita gunakan sebagai alat
transaksi/pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh semua masyarakat, uang
kartal juga biasa disebut sebagai uang Primer. Uang kartal terbagi menjadi 2 (dua)
bagian:
a. Uang logam Pada jaman dahulu uang logam terbuat dari emas dan perak dan
sudha digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Namun sekarang uang logam
yang ada bukanlah berasal dari logam mulia (emas dan perak) tapi berupa logam
yang nilainya jauh dari nilai emas dan perak. Uang logam yang ada di Indonesia
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan dedominasi Rp. 50, Rp. 100, Rp. 200,
Rp. 500, dan Rp 1000.
b. Uang kertas Uang kertas adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral dan
merupakan alat pembayaran yang sah disuatu negara, di Indonesia otoritas yang
mengeluarkan uang kertas adalah Bank Indonesia.16 Uang kertas yang beredar di
tengah masyarakat telah di jamin oleh undang-undang sebagai alat pembayaran
yang sah. Untuk pembayaran dalam jumlah banyak uang kertas lebih mudah dan
disukai dibandingkan dengan uang logam. Uang kertas yang beredar di Indonesia
mempunyai pecahan Rp. 1.000, Rp 2.000, Rp. 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp
50.000, dan Rp 100.000.
2. Uang Giral
Uang giral adalah saldo tagihan yang ada di bank. Dan uang giral bukanlah alat
pembayaran yang sah, karenanya dapat ditolak. Uang giral hanya berlaku antara
pihak yang berhutang dengan pihak piutang. Pembayaran yang menggunakan uang
giral dapat berbentuk cek ataupun giro. Mekanisme dari uang giral ini adalah ketika
orang yang menitipkan uangnya di bank kemudian pihak bank langsung membukukan
uang setoran tersebut kedalam rekening orang yang bersangkutan, atau biasa disebut
dengan demand deposito. Kemudian uang giral juga bisa terjadi jika terjadi pinjaman
dibank, namun pinjaman tersebut tidak langsung cair melainkan dimasukan kedalam
rekening atas nama peminjam, atau biasa disebut dengan loan deposito.
3. Uang Dinar dan Dirham
Saat ini bisa dikatakan negara yang telah mencetak mata uang dinar dan dirham
kembali hanya Indonesia, dan disusul oleh Kerajaan Negri Kelantan Malaysia. Di
Indonesia sendiri dinar dan dirham mulai dicetak kembali pada tahun 2000, dan
percetakannya mengikuti ketetapan Khalifah Umar bin Khattab. Koin dinar17 terdiri
dari 4 (empat) satuan dedominasi (pecahan) yaitu, 2 dinar (8,5 gram), 1 dinar ( 4,25
gram), ½ dinar (2,125 gram). Sedangkan untuk dirham18 terdapat 4 (empat) satuan
dedominasi yaitu, 5 dirham (14, 875 gram), 2 dirham ( 5,95 gram), 1 dirham (2,975
gram), ½ dirham (1,487 gram). Penyebarannya pun meluas hingga ke berbagai
daerah, yang dimotori oleh WIN (Wakala Induk Nusantara). Seiring dengan
penyebaran dinar dan dirham, pemahaman masyarakat pun semakin meningkat
termasuk dalam ketetapan salah satu rukun Islam yaitu pembayaran zakat mal dan
ibadah sunnah lainnya seperti untuk mas kawin dan aqiqah. Namun bukan hanya
berfungsi sebagai alat ibadah, dinar dan dirham pun kini bisa digunakan sebagai alat
transaksi perdagangan barang dan jasa.
C. Fungsi Uang
Adapun fungsi dari uang yaitu :
1. Uang sebagai perantara tukar menukar
Dengan adanya uang seseorang yang menginginkan sesuatu barang tidak perlu
bersusah payah mencari orang yang memiliki barang tersebut dan juga mengingini
barang yang dimilikinya. Adanya uang telah memungkinkannya untuk memperoleh
barang yang diingininya hanya dengan cara menemukan orang yang memiliki barang
tersebut dan kemudian memperoleh barang tersebut. Penjual barang tersebut
selanjutnya dapat menggunakan uang yang diperolehnya untuk membeli barang yang
diingini dari orang lain.
2. Uang sebagai satuan nilai
Satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis
barang. Dengan adanya uang, nilai suatu barang dapat dengan mudah dinyatakan
yaitu dengan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh barang
tersebut.
3. Uang sebagai alat bayaran tertunda
Satu syarat penting agar fungsi uang yang ketiga ini dapat dijalankan dengan baik
adalah bahwa nilai uang yang digunakan harus tetap stabil. Nilai uang dikatakan
stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan akan tetap memperoleh barang-
barang yang sama banyak dan sama mutunya dari waktu ke waktu. Apabila syarat ini
tidak dipenuhi maka fungsi uang sebagai ukuran untuk pembayaran tertunda tidak
akan dapat dijalankan dengan sempurna. Ada kemungkinan orang lebih suka
menerima pembayaran yang tertunda dalam bentuk barang atau menghindari tukar
menukar dengan pembayaran yang ditunda. Keadaan seperti itu selalu terjadi pada
waktu harga-harga barang mengalami kenaikan yang cepat dari waktu ke waktu.
4. Uang sebagai alat penyimpan nilai
Jenis uang yang terutama adalah uang bank atau uang giral. Uang jenis ini tidak
memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya. Ini disebabkana
karena kalau seseorang memiliki uang ini, penyimpanan dan pengurusan uang
tersebut bukan dilakukan oleh pemiliknya, tetapi oleh bank umum yang menyimpan
uang tersebut. Walaupun uang itu tidak ditangan pemiliknya, ia dapat dengan mudah
diambil apabila ingin menggunakan uang tersebut. Yang perlu dilakukan pemiliknya
adalah menulis selembar cek yang menunjukkan jumlah uan gyang harus dibayarkan
dan kepada siapa pembayaran itu harus dilakukan. Jenis kedua dari uang yang
sekarang ini banyak digunakan adalah uang kertas. Uang ini juga merupakan alat
penyimpan nilai yang lebih baik daripada menyimpan nilai dalam bentuk barang. Ia
tidak memerlukan biaya dan ruangan yang besar untuk menyimpannya.
Plihan terhadap barang-barang yang bisa digunakan sebagai uang yaitu logam mulia
seperti emas dan perak. Emas dan perak memiliki nilai yang tinggi, kelangkaan, dan
dapat diterima di masyarakat umum sebagai alat tukar. Selain itu, emas dan perak
juga dapat dibagi menjadi pecahan-pecahan kecil tanpa mengurangi nilainya, dan
juga tidak mudah susut dan rusak.
Dibalik kelebihan yang dimiliki, tersimpan bahaya besar dalam uang giral.
Kemudahan perbankan dalam menciptakan uang giral akan membuka peluang
terjadinya uang beredar yang lebih besar daripada transaksi riilnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dijabarkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Uang adalah benda-
benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar
menukar/perdagangan. Disetujui adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-anggota
masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan
tukar menukar.
Perbedaan konsep uang dalam ekonomi Islam dan konvensional terdapat pada uang yang
tidak identik dengan modal, uang adalah public goods, modal adalah private goods, uang adalah
flow concept, dan modal adalah stock concept dalam konsep uang secara Islam. Sedangkan
konsep uang dalam konvensional yaitu uang seringkali diidentikkan dengan modal, uang (modal)
adalah private goods, Uang (modal) adalah flow concept bagi Fisher, dan Uang (modal) adalah
stock concept bagi Cambridge School.
Kemudian dalam perubahan fungsi uang terbagi menjadi tiga yaitu commodity money
atau uang barang, token money atau uang kertas serta deposit money atau uang giral.
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, 2007, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers.
Huda, Nurul dkk, 2009, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
Karim, Adiwarman A., 2007, Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Nasution, Mustafa Edwin dkk,2010, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif , Jakarta: Kencana.
Sukirno, Sadono, 2012, Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.