Jawab :
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah gaya kepemimpinan
otoriter, yaitu gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otoriter ini,
pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan
sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut,
baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
Keuntungan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otoriter: Bawahan
tidak perlu memikirkan apapun, bawahan cukup melaksanakan apa yang diputuskan
dari pemimpin.
Kelemahan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otoriter : Semua aspek
kegiatan dalam perusahaan dikendalikan oleh pemimpin, sehingga apabila ada
suatu masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada
pimimpin dan bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan.
Sehingga kurang adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut.
Pebandingan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di
tentara:
1
kompetensi
rendah
tapi
komitmennya
tinggi. Sehingga
mereka
Isu Utama
Isu utama dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Pengalokasian biaya overhead dan biaya tidak langsung secara adil pada masingmasing profit center.
Pengembangan sistem pelaporan dan prakiraan (forecasting) pada level pelaporan
yang paling rendah dan yang akan memungkinkan agregasi (penggabungan) dalam
divisi dan sampai level Grup.
Perekrutan, pengembangan dan pelatihan staf yang mampu bekerja dalam struktur
ini dan berjuang dalam budaya ini.
Pengembangan proses perencanaan tahunan yang efektif yang merupakan
kombinasi parameter dari bawah ke atas (bottom-up) dan dari atas ke bawah (topdown) di mana sasaran bisnis pusat laba diasimilasikan ke dalam rencana dan
3
Inti dari tantangan ini adalah aspek tersembunyi lain dari strategi manajemen
talenta, yaitu mendapatkan dan mengembangkan karyawan yang berkinerja tinggi.
Pada level profit center, manajer pusat laba berupaya menarik dan mempertahankan
orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk menghasilkan laba. Semangat
tim yang kuat ditumbuhkan dan dikembangkan, dan jika tim berhasil mencapai
target, semangat kerja menjadi tinggi dan etos kerja berkembang.
Meskipun semangat dan etos kerja ini diharapkan, ada juga sisi negatifnya. Salah
satunya adalah nuansa perang di mana unit laba yang satu dengan yang lain akan
berkompetisi dalam bisnis yang sama. Seringkali, hal ini membuat pelanggan
menjadi bingung (karena diperebutkan oleh profit center-profit center) dan menjadi
kelemahan Grup secara keseluruhan.
Secara teori, salah satu peran Managing Director Divisi adalah mengarbitrase
persaingan antar pusat laba, dan memutuskan batas-batas wilayah masing-masing
unit laba. Masalah klasiknya adalah prospek atau pelanggan yang beroperasi di
suatu wilayah, tetapi memiliki unit-unit di wilayah lain yang menjadi wilayah
kekuasaan dari pusat-pusat laba yang berbeda-beda dari Grup.
Dampak negatif kedua adalah tumbuhnya sikap kerajaan saya yang menjadikan
sumber daya pada pusat laba bersifat eksklusif, tidak boleh digunakan oleh pusat
laba atau bagian lain. Masalah muncul ketika suatu unit laba kapasitasnya sedang
berlebih, sementara pusat laba lain sedang kekurangan. Memang ini merupakan
bagian dari siklus bisnis, tetapi sangat mengganggu kinerja bisnis Grup secara
keseluruhan apabila antar pusat laba tidak dapat berbagi sumber daya. Kondisi ini
diatasi dengan model pembebanan antar unit.
Semua isu ini menjadi bagian dari bahan budaya perusahaan dan konsep yang
mendasarinya membentuk bagian yang penting proses induksi bagi karyawan baru.
Etos untuk fokus pada pencapaian laba perusahaan ini merupakan unsur integral
dalam struktur organisasi yang tercermin dan didukung oleh etos fokus laba.
Masalah utamanya adalah komunikasi strategi sebagai falsafah operasional. Hal ini
dipecahkan melalui kombinasi struktur, proses dan pengembangan diri. Cara
bagaimana menangani masalah tersebut dijelaskan di bawah ini.
Solusi
Strategi yang diambil perusahaan adalah merekrut karyawan lulusan pendidikan S1
untuk memberi tenaga baru dengan kapasitas intelektual yang diinginkan.
5
Tahun pertama bagi karyawan baru adalah mengikuti kombinasi pelatihan teknis
dengan mendapatkan pengalaman di lapangan di profit center. Pada awal tahun,
masing-masing profit center mengidentifikasi lulusan S1 yang dibutuhkan, dengan
menanggung biaya perekrutan dan pelatihan.
Program perekrutan karyawan baru dikelola oleh Departemen SDM Grup, yang juga
memonitor perkembangan karyawan yang direkrut sejak awal tahun. Salah satu
sasaran dari proses ini adalah mengidentifikasi pola dan tren yang akan membantu
memastikan proses seleksi awal dapat mengidentifikasi karakteristik karyawan yang
baru direkrut yang membuat kemajuan terbaik dari segi pengembangan karier.
Bagi mereka yang sudah berada dalam perusahaan yang telah lolos program
pelatihan, proses pengembangan karier membawa mereka melewati serangkaian
peningkatan level tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu.
Inilah strategi manajemen talenta instrinsik yang diperkuat dengan budaya
perusahaan.
Ketika seorang karyawan berhasil menunjukkan kemampuan untuk menjalankan
suatu level tanggung jawab tertentu misalnya sebagai pemimpin tim atau
manajemen proyek mereka berhak untuk menerima peran dengan lingkup
tanggung jawab yang lebih besar dan lebih luas.
Mereka menjadi sangat akrab dengan perencanaan keuangan dan pemodelan laba
karena mereka juga menjadi bagian dari proses perencanaan anggaran tahunan.
Pada tahap tertentu dalam karier mereka maju ke hadapan panel promosi. Salah
satu sasaran panel ini adalah untuk memastikan bahwa karyawan berkinerja tinggi di
divisi-divisi tidak akan terlewat untuk mendapat kesempatan memegang peran
eksekutif pada bagian lain yang perlu diisi.
Hasil dan manfaat
Dengan pendekatan dan struktur seperti ini perusahaan dapat menghasilkan
pertumbuhan dan laba yang stabil dalam periode waktu yang lama.
Budaya dan etos berarti bahwa perusahaan mampu membuat penyesuaian yang
cepat pada kondisi pasar dan selalu memiliki tim eksekutif muda yang mampu
menggali peluang-peluang baru.
Perusahaan memiliki kekuatan manajemen yang kokoh dan dapat dengan cepat
mengidentifikasi bintang-bintang yang baru muncul yang dapat mengelola tantangan
baru. Kualitas dan kekuatan pendekatan yang mendasarinya tercermin dalam
pendekatan yang diadopsi oleh mereka yang pergi untuk memimpin perusahaan
6
Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari
manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada
organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara
manajemen dan organisasi.
2. Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber sumber
dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat
sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian
tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja
yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber
dan waktu yang tersedia.
b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses
pencapaian tujuan.
c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini
: Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan
sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai
dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
3. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar
manusia.
b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan
kerjasama.
c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus
8
dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi
tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban
(overload) di puncak.
Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas
yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan
spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuantujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.Kelemahan
besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan
aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang
karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah
ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda
dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks
dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya,
pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk
keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas
para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu
dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan
10
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatankekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.
Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan
peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru,
tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas
dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi
organisasi.Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis
-peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing
baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus
berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang
statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan
yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan
sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara
untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur
organisasi.
Sumber
http://huxleyi.wordpress.com/2009/02/16/studi-kasus-1-struktur-organisasiuntuk-manajemen-talenta/
http://agungtriwidarto.blogspot.com/2011/03/contoh-studi-kasus-dalamorganisasi.html
13
divisi
mereka.
Bevins
menginginkan
perubahan
struktur
organisasi
modal. Di perusahaan saat ini telah terdapat system pengendalian anggaran, akan
tetapi pelaporan dilakukan langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak
tanpa melalui analisis yang mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins
menginginkan peran lebih aktif dan lebih dalam dari organisasi control perusahaan
dalam proses penentuan anggaran dan analisa kinerja.
LANDASAN TEORI
Perilaku Dalam Ekonomi
System pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. System
pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa
sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang
dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
A. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan
(sejauh mungkin) tingkat keselarasan tujuan yang tinggi. Dalam proses yang sejajar
dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan
perusahaan.
B.
15
1. Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan didalam masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Normanorma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga diseut sebagai eots
kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat dan juga kebanggaan yang dimmiliki oleh pegawai dalam menjalankan
tugas.
2. Faktor-faktor Internal
a. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri,
yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implicit diterima dan yang secara ekspisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
b. Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap
pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan
mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap
para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan
formal, yaitu pemegang saham otoritas resmi dan tanggung jawab-dari setiap
manajemen.
d. Persepsi dan Komunikasi
Dalam
upaya
meraih
tujuan-tujuan
organisasi,
para
manajer
harus
16
2. Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitasaktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagain yang
semi-independen daro perusahaan.
3. Struktur matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
D. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan
system pengendalian manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya
menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang
saham dan pihak-pihak eksternal lainnya
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan lapora-laporan
ini untuk para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal anggaran dari
berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke dalam anggaran
tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memasai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
PERMASALAHAN
1. Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih
modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling
mendukung antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya
tambahan biaya anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal tersebut.
2. Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi
yang mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
3. Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat
mengikuti seperti peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni : Martex
Company.
Bukti Kasus
17
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia
mantan pengontrol seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun.
Pengontrol Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda
dapat berjalan baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan?
Apakah divisi anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini realistis?
Walaupun pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan
perusahaan pengontrol,Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada
ketidakberesan dalam divisi (budget berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu
tidak akan di jadikan berita di laporan operasional, sehingga hal ini membuat
pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal ini sebagai
masalah karena jika dia menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya
ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian dari
kelompok menejemen itu lagi.
Kesimpulan
Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan
mungkin tidak mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut
dapat menyebabkan kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi
pengontrol
yang
melaporkan
langsung
ke
pengontrol
perusahaan
akan
Rekomendasi [Solusi]
18
2.
3.
ANALISIS MASALAH
Analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
o peraturan saat ini memungkinkan informasi mengalir lebih efisien.
o Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada manajer divisi, memungkinkan
isu-isu taktis untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan informasi terbaru.
o Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja dari pengendali divisi ke
kontroler perusahaan memberikan informasi lebih rinci tentang divisi.
19
Prospek perusahaan
Jika
perusahaan
ingin
terus
berkembang,
maka
pihak
manajemen
harus
pengontrol
yang
melaporkan
langsung
ke
pengontrol
perusahaan
akan
B. Saran
Pengendali
korporat
sebaiknya
menempatkan
pengendali
divisi
di
bawah
pengawasannya
Laporan yang dibuat harus dapat dipercaya dan tidak bias.
Rendell tidak perlu mengadopsi system martex, karena dapat berpotensi ke arah
perubahan organisasi yang radikal.
Pengendali perusahaan harus lebih aktif dalam mengawasi sistem pengendalian yang
ada.
21