Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN PROSES

ANALISIS PROSES DENGAN GANGGUAN UNTUK


MENCAPAI KONDISI STEADY STATE

Yuli Nurul Maulida


114 152 0063

Teknik Kimia
INSTITUT TEKONOGI INDONESIA
Serpong, Tangerang Selatan
Agustus 2018
I. PFD SISTEM DINAMIKA PROSES (START UP)
A. PROSES RUNNING 1 JAM, KEADAAN STEADY STATE
B. PERUBAHAN SUHU 10OC, PROSES RUNNING 1 JAM (DINAMIK)
C. PERUBAHAN RUNNING 1 JAM, TUJUAN KEADAAN STEADY
STATE
D. PERUBAHAN SUHU MENJADI 17oC, PROSES RUNNING 1 JAM
E. PROSES RUNNING 1 JAM, TUJUAN AGAR KONDISI STABIL
(STEADY STATE)
II. PEMBAHASAN

Mulanya, NGL-feed sebelum diberi gangguan, dan belum di running dinamik menunjukkan belum
ada grafik di strip chart, bukaan valve V-100 : 50%, V-101 : 50%, V-102 : 50%. Lalu dilakukan proses
running selama 1 jam untuk mengkondisikan terlebih dahulu sebelum diberi gangguan.

A. PROSES RUNNING 1 JAM, KEADAAN STEADY STATE

Pada grafik dengan waktu 0-60 menit menunjukkan penyesuaian pada set point pada awal
dimulai, grafik NGL-feed menunjukkan posisi yang stabil mass flownya, akan tetapi pada Col-
Feed awal running tidak menunjukkan garis yang stabil terjadi penurunan lalu kenaikkan dan
selanjutnya garisnya stabil, walaupun di menit 25 terjadi penurunan yg sangat sedikit, hal ini
merupakan bahwa pada menit 0-25 menit Mass flow dari Col-Feed belum stabil, dari bukaan valve
pun tidak sesuai kondisi awal pada Valve V-101.

Feed System

 NGL-Feed, mass flow : Stabil


 Sep-Vap , mass flow : Stabil
 Col-Feed, mass flow : Fluktuatif di awal, selanjutnya stabil

Heat Exchanger System

 Shell in, Temperature : Stabil di suhu 159’C


 Shell in, Mass Flow : Stabil di 35943 kg/h
 Shell out, Temperature : Penurunan suhu dari 155’C
 Process in, Mass Flow : Stabil
 Process in, Temperature : Suhu stabil 10’C,di waktu 0-60 menit
 Process out, Temperature : Suhu stabil di 15’C, di waktu 0-60 menit

Valve

 Valve V-100 : 50%, V-101 : 49.99%, V-102 : 50%

Terjadi penurunan Mass flow di Cool-Feed dan bukaan V-101 yg turun akibat di NGL-
feed mass flow menunjukkan fluktuatif , di separator mungkin terjadi penyesuaian jika di amati
dari Sep-Vap mass flownya terjadi kenaikkan mass flow dan tidak besar dan hal tersebut
mempengaruhi bukaan Valve V-101 sebagai Level Control.
B. PERUBAHAN SUHU 10OC, PROSES RUNNING 1 JAM (DINAMIK)

Pada grafik dengan waktu 60-120 menit menunjukkan :

Feed System

 NGL-Feed, mass flow : Terjadi Fluktuasi naik lalu turun kembali berulang
 Sep-Vap , mass flow : Kebalikan dari NGL-Feed, NGL-Feed naik Sep-Vap turun
 Col-Feed, mass flow : Kebalikan dari Sep-Vap. Sep-Vap turun, Col-Feed Naik

Heat Exchanger System

 Shell in, Temperature : Stabil di suhu 159’C


 Shell in, Mass Flow : Stabil di 35943 kg/h
 Shell out, Temperature : Penurunan suhu dari 155’C ke 154’C
 Process in, Mass Flow : Terjadi kenaikan
 Process in, Temperature : Fluktuatif di suhu 10 – 9’C di waktu 60-120 menit
 Process out, Temperature : Penurunan suhu dari 15’C ke 14’C

Valve

 Valve V-100 : 49.46%, V-101 : 79.90%, V-102 : 17.23%

Saat temperature feed diturunkan menjadi 10’C, bukaan Valve V-100 49.46% artinya menurun
dari kondisi sebelumnya, hal ini terjadi, berarti pada suhu tersebut flowrate pada feed melonjak dan
melebihi flowrate set point, sehingga bukaan valve di perkecil agar sesuai set point, dan
penyesuaian set point pun butuh waktu,oleh sebab itu digrafik terjadi fluktuatif atau dinamik.

Valve V-101 pun terbuka 79.90%, artinya naik dari kondisi sebelumnya, Valve V-101 fungsi
dari Level di separator, dan ini ada korelasi dengan V-102 fungsi Pressure atau bagian atas
Separator yang menghasilkan gas, bukaan V-102 17.23% menurun dari kondisi sebelumnya, hal
ini disebabkan berarti produk gas yg dihasilkan sedikit dibanding kondisi sebelumnya dan
begitupun sebaliknya liquid lebih banyak.

Dari pencermatan ini seharusnya bisa disimpulkan bahwa pada suhu 10’C vapor fraction lebih
kecil dari 15’C dan itu mempunyai korelasi dengan Molar enthalpy, Molar enthropy dan Heat flow,
dan ini berarti liquid yang terkandung dalam feed lebih banyak dari sebelumnya dan proses
pemisahan di separator lebih banyak liquid dibanding gas, karena kejadian tersebut hubungan
didalam proses pun bisa dibaca, mulai dari HE shell out yg suhunya turun, process in mass flow
yang naik.
C. PROSES RUNNING 1 JAM, TUJUAN UNTUK KEADAAN STEADY STATE

Pada grafik dengan waktu 120-180 menit data menunjukkan :

Feed System

 NGL-Feed, mass flow : Fluktuatif s/d waktu 140 menit lalu Stabil sesuai set point
 Sep-Vap , mass flow : Fluktuatif namun dengan range yang lebih kecil
 Col-Feed, mass flow : Kebalikan dari Sep-Vap. Sep-Vap turun, CF naik Range kecil

Heat Exchanger System

 Shell in, Temperature : Stabil di suhu 159’C


 Shell in, Mass Flow : Stabil di 35943 kg/h
 Shell out, Temperature : Suhu Stabil dengan nilai154.9’C
 Process in, Mass Flow : Terjadi kenaikan dengan range yang kecil, dan stabil
 Process in, Temperature : Fluktuatif dengan range kecil yaitu suhu 9.63- 9.71’C
 Process out, Temperature : Penurunan suhu dan Stabil dari 14.28’C ke 14.15’C

Valve

 Valve V-100 : 49.69%, V-101 : 100%, V-102 : 14.02%

Keadaan dalam proses ingin ke steady state artinya beban yg ada dikontroler sudah di tanganani
dengan berjalannya waktu, fluktuaktif yang tadinya jauh sudah diperkecil, dalam hal ini bisa
disimpulkan, berarti penanganan dalam controller atau penanganan gangguan di proses mempunyai
hubungan dengan fungsi waktu, semakin lama maka steady state akan tercapai.

Bukaan Valve V-100 juga bertambah dari 49.46%ke 49.69%, bukaan tersebutlah yang akan
memungkinkan dalam proses tersebut sesuai set point flow ratenya, begitupun dengan Valve V-
101 dan V-102, semuanya menyesuaikan dengaan berjalannya waktu, gangguan dalam proses dan
beban dalam controller sudah diperkecil, dan mendekati steady state.

D. PERUBAHAN SUHU 17oC, PROSES RUNNING 1 JAM

Pada grafik dengan waktu 180-240 menit data menunjukkan :

Feed System

 NGL-Feed, mass flow : Turun dari 116901 kg/h drop ke 58258 lalu naik 115048 kg/h
 Sep-Vap , mass flow : Naik dari 1085 kg/h ke 6950 kg/h dan terus menurun
 Col-Feed, mass flow : Turun dari 115730 kg/h ke 100624 kg/h dan terus menaik

Heat Exchanger System

 Shell in, Temperature : Stabil di suhu 159’C


 Shell in, Mass Flow : Stabil di 35943 kg/h
 Shell out, Temperature : Suhu turun dari 159’C ke 155’C
 Process in, Mass Flow : Dari 115760 kg/h, lalu menit 215 drop ke 74457 kg/h, dan
terus menaik menit 240, 101096 kg/h
 Process in, Temperature : Naik, dari 9.7’C ke 12.7’C
 Process out, Temperature : Naik, dari 14.15’C ke 18’C

Valve

 Valve V-100 : 100%, V-101 : 20.94%, V-102 : 92%

Saat diberi gangguan berupa suhu inlet diganti dengan 17’C yg tadinya 10’C, mass flow
pada NGL-feed langsung drop atau turun drastis saat di grafik, artinya mass flow tersebut
berkurang, korelasina bisa dilihat pada bukaan Valve V-100 dimana saat mass flow drop tersebut
V-100 langsung membuka 100%, itu terjadi karena mass flow actual lebih rendah dari set point,
kemungkinan controller kaget dengan adanya gas dalam feed sehingga untuk mentsabilkan butuh
waktu lama.

Saat diberi gangguan dengan suhu 17’C, feed mempunyai vapor fraction 3.7% dan hal
tersebut berpengaruh di separator dimana jika diliat dari grafik, Sep-Vap mengalami peningkatan
mass flow artinya gas yang dihasilkan lebih banyak dari sebelumnya, dan ini keterbalikan dari
liquid, dimana liquid dalam separator lebih sedikit dari sebelumnya artinya Col-Feed pun semakin
sedikit.

Bisa dilihat korelasinya dengan bukaan valve, dimana V-102 bukaannya lebih besar dari
sebelumnya artinya produk gas lebih besar, begitupun sebaliknya dengan V-101 karena gas lebih
banyak dibanding liquid bukaannya, bukaannya pun lebih kecil dari sebelumnya, berarti liquid
mengalami penurunan mass flow, dan itu berpengaruh dalam col-feed. Selanjutnya juga pada HE,
dimana process in mengalami penurunan mass flow, naik dengan perlahan, lalu process in-out
fungsi temperature mengalami kenaikan temperature, itu sudah jelas membuktikan bahwa dengan
gangguan diberi 17’C berpengaruh dalam fraksi liquid yang menuju HE shell out pun
temperaturnya berkurang 4’C, dari 159’C ke 155’C.

E. PROSES RUNNING 1 JAM, TUJUAN AGAR KONDISI STABIL (STEADY STATE)

Feed System
 NGL-Feed, mass flow : Mass flow 110535 kg/h dan akhir 110233 kg/h ingin mendekati
keadaan steady state, range fluktuaktif semakin kecil,hanya
dibawah set point mass flownya, cenderung menurun.
 Sep-Vap , mass flow : menurun tapi rangenya kecil dari 6937 kg/h ke 6914 kg/h
 Col-Feed, mass flow : Masih mengalami fluktuatif karena perubahan temperature dari
100980 kg/h lalu naik 105861 kg/h dan turun 102776 kg/h.

Heat Exchanger System

 Shell in, Temperature : Stabil di suhu 159’C


 Shell in, Mass Flow : Stabil di 35943 kg/h
 Shell out, Temperature : Suhu stabil 155’C
 Process in, Mass Flow : Terjadi fluktuatif di grafik, korelasinya dengan Col-feed,
perubahan garisnya sama. Dari 101268 kg/h naik 105915
kg/h dan turun 102763 kg/h
 Process in, Temperature : Naik, dari 12.7’C ke 12.7’C
 Process out, Temperature : Turun, dari 18.0’C ke 17.5’C

Valve

 Valve V-100 : 100%, V-101 : 22.7%, V-102 : 91.54%

Pada penambahan waktu running 1 jam setelah di set gangguan temperature dengan suhu
17’C belum menunjukkan tanda-tanda kondisi stabil, hanya rangenya saja makin kecil namun
angka masih berubah, artinya waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan proses dari gangguan
tersebut kurang, bisa dilihat dari grafiknya yang masih fluktuatif, set point di Flow Control dan
mass fow NGL feed pun belum menunjukkan dekat dengan set point, untuk bukaan Valve V-100
masih tetap pada bukaan 100%, V-101, dan V-102 mengalami perubahan, akibat dari mass flow
NGL-feed yang masih berubah walaupun sedikit.

Anda mungkin juga menyukai