Anda di halaman 1dari 11

44

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Sape pada tanggal
10 -30 agustus 2018.Subyek penelitian ini adalah pasien tuberculosis dengan
jumlah 74 orang sebagai responden.
1. Analisis Univariat di lakukan pada

Karakteristik responden antara lain:

Umur,jenis kelamin, Selain itu juga hubungan motivasi dan dukungan

keluarga terhadap kepatuhan pasien dalam menjalani terapi dan di sajikan

dalam bentuk data berdasarkan variable yang di ukur menggunakan uji

statistic chi square ( x²) untuk mengetahui adanya hubungan motivasi dan

dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien TB dalam menjalani terapi

di Puskesmas Sape. Tingkat kemaknaan dalam penelitian ini adalah Jika

nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian di terima, berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dan dependen, sebaliknya Jika nilai

sig p ≤ 0,05di tolak berarti maka ada hubungan hipotesis antara variable

independen dengan dependen.

Berdasarkan tabulasi data skor hasil kuisioner diperoleh gambaran

data univariat disajikan pada table-tabel berikut.


45

Tabel 5.1
Distribusi karakteristik umur responden menderita TB
dalam dalam menjalani terapi.

Umur Frekuensi (n) Persentase (%)


20 - 30 tahun 17 23.0%
31-40 tahun 20 27.0%
41-50 tahun 20 27.0%
>51 Tahun 17 23.0%
Total 74 100%

Pada tabel tersebut diperoleh berdasarkan hasil distribusi frekuensi umur

di dapatkan data dari total 74 responden menunjukan bahwa responden

usia 20-30 tahun sebanyak 17 orang (23.0%) 31-40 tahun sebanyak 20

orang (27.0%) 41-50 tahun sebanyak 20 orang (27.0%) >51 tahun

sebanyak 17 orang (23.0%)

Tabel 5.2
Distribusi karakteristik menurut agama responden menderita TB dalam
menjlani terapi
Agama Frekuensi (n) Persentase (%)
Islam 74 100%
Kristen 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Katolik 0 0%
Total 74 100%

Pada tabel diperoleh berdasarkan hasil distribusi karakter menurut agama

dengan di dominasi oleh satu agama saja yaitu agama islam memiliki

frekwensi 74 orang dengan presentase 100%.


46

Tabel 5.3
Distribusi karakter menurut jenis kelamin responden yang menderita TB
dalam menjlani terapi

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)


Laki-laki 36 48.6%
Perempuan 38 51.4%
Total 74 100%
Pada tabel diperoleh berdasarkan hasil distribusi frekuensi jenis kelamin

di dapatkan data dari total 74 responden menunjukan bahwa responden

laki-laki sebanyak 36 orang (48.6%), perempuan 38 orang (51.4%) jadi

presentase tertinggi adalah responden perempuan dengan frekuensi

sebanyak 38 orang.

Tabel 5.4
Distribusi Dukungan keluarga pasien yang menderita TB dalam menjlani
terapi
Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 54 73.0%
Kurang 20 27.0%
Total 74 100%

Pada tabel diperoleh berdasarkan hasil distribusi frekuensi dukungan

keluarga di dapatkan data dari total 74 responden menunjukan bahwa

responden baik 54 orang (73,0%), kurang20 orang (27,0%) jadi presentase

tertinggi adalah responden baik dengan frekuensi sebanyak 54 orang.


47

Table 5.5
Distribusi Motivasi Responden yang menderita TB dalam menjalani terapi
Motivasi Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 58 78.4%
Kurang Baik 16 21.6%
Total 74 100%

Pada tabel diperoleh berdasarkan hasil distribusi frekunsi Motivasi di

dapatkan data sebanyak 74 responden menunjukan bahwa responden baik

58 orang (78,4%) , kurang baik 16 orang (21,6%) jadi presentase tertinggi

adalah responden baik dengan frekuensi sebanyak 58 orang

Table 5.6
Distribusi kepatuhan Pasien TB dalam Menjalani terapi
Kepatuhan Pasien Frekuensi (n) Persentase (%)
Patuh 58 78.4%
Tidak patuh 16 21.6%
Total 74 100%

Pada tebel diperoleh berdasarkan hasil distribusi frekuensi Pasien TB di

dapatkan data sebanyak 74 responden menunjukan bahwa responden patuh58

orang (78,4%), Tidak patuh16 orang (21,6%) jadi presentase tertinggi adalah

responden patuh dengan frekuensi sebanyak 58 orang

2. Analisis Bivariat

Pada analisa bivariat akan di sajikan hasil uji statistik chi square( x²)

untuk melihat hubungan antara variabel independent dan juga variabel

dependent.

Berdasarkan tabulasi data skor hasil kuisioner diperoleh gambaran data

bivariat mengenai kepatuhan pasien.


48

a. Dukungan keluarga

Tabel 5.7
Distribusi hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien dalam
berobat.
P value
Dukungan Kepatuhan pasien Jumlah a=(0,05)
Keluarga
Patuh Tidak patuh
n % n % n %
Baik 46 62.2% 8 10.8% 54 73%
Kurang 12 16.2% 8 10.8% 20 27% 0,019
Baik
Total 58 78.4% 16 21.6% 74 100%

Pada tabel 5.8 menunjukan bahwa dari 74 responden yang memiliki

dukungan keluarga baik dengan kepatuhan pasien TB patuh adalah

sebanyak 46 orang (16,2%) dan mempunyai dukungan keluarga kurang

baik 12 orang (16,2%) sedangkan dukungan keluarga kurang baik dengan

kepatuhan pasien TB tidak patuh adalah sebanyak 8 orang (10,8%)

dukungan keluarga kurang baik tidak patuh8 orang (10,8%)

Hasil analisis statistik dengan uji Chi squaremenunjukan bahwa nilai

p value a=0,005 berarti dapat di simpulkan bahwa ada hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan pasien TB


49

b. Motivasi

Tabel 5.7
Distribusi hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien dalam
berobat.
P value
Motivasi Kepatuhan pasien Jumlah a=(0,05)

Patuh Tidak patuh


n % N % n %
Baik 50 67.6% 8 10.8% 58 78,4% 002
Kurang 8 10.8% 8 10.8% 16 21,6%
Baik
Total 58 78.4% 16 21.6% 74 100%

Pada tabel 5,9 menunjukan bahwa dari 74 responden yang memiliki motivasi

yang baik dengan kepatuhan pasien TB patuh adalah sebanyak 50 orang

(67.6%), dan mempunyai motivasi yang kurang baik 8 orang (10,8%)

sedangkan yang memiliki motivasi yang baik dengan kepatuhan pasien TB

Tidak patuh adalah 8 orang (10,8%) dan mempunyai motivasi yang kurang

baik tidak patuh8 orang (10,8%)

Hasil analisis statistik dengan uji Chi square menunjukan bahwa

nilai p value a=0,005 berarti dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara

motivasi dengan kepatuhan pasien TB.


50

5.2 PEMBAHASAN
a. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien TB dalam

berobat di Wilayah kerja Puskesmas Sape Bima.

Pada tabel 5.8 bahwa dari 74 responden yang memiliki dukungan

keluarga selalu dengan kepatuhan pasien TB adalah sebanyak 47 orang

(72,3%) dan mempunyai dukungan keluarga jarang 18 orang (27,7%)

sedangkan dukungan keluarga jarang dengan kepatuhan pasien TB adalah

sebanyak 8 orang (27,4%) dukungan keluarga jarang 1 orang (72,6%).

Hasil analisis statistik dengan uji Chi squaremenunjukan bahwa nilai p value

a=0,05berarti dapat di simpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga

dengan kepatuhan pasien TB. Hal ini di dukung dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Nasir,2015) menyatakan bahwa obat yang akan di

minum,keluarga harus selalu membimbing dan mengarahkan agar klien dapat

minum obat dengan benar dan teratur. Penelitian lain yang di lakukan oleh

(Arisandy,2014) menyatakan bahwa kepatuhan minum obat sangat penting

untuk pasien agar sembuh dan mencegah kekambuhan terjadi ,kepatuhan

minum obat meliputi ketettapan perilaku seorang induvidu,penggunaan obat

sesuai dengan petunjuk serta mencakup penggunaan pada waktu yang benar.

Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi

induvidu yang di peroleh dari orang lain yang dapat di percaya , sehingga

seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang mencintai,menghargai dan

memperhatikannya (Setiadi, 2015).


51

Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi yang di terima, keluarga

juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikannya, jika keluarga jarang

terpampang informasi tentang kesehatan pasien, Hal tersebut dapat

menyebabkan keluarga pasien tidak mengetahui bahwa anggota keluarganya

harus menjalani pengobatan dalam waktu yang panjang dan penyakitnya dapat

menular (Ulfa, 2014). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan

oleh (Khunnah,2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan pasien TB.

Dukungan penilaian menekankan pada keluarga sebagai umpan balik,

membimbing, dan menangani masalah, serta sebagai sumber dan validator

identitas anggota).Dukungan penilaian dapat dilakukan di antaranya dengan

memberikan support, pengakuan, penghargaan, dan perhatian pada anggota

keluarga. Selanjutnya adalah dukungan instrumental yaitu dukungan yang

memfokuskan keluarga sebagai sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit berupa bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi,

tenaga, dan sarana). Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan

oleh anggota keluarga (suami, istri, anak, saudara kandung dan orang tua dari

pasien) sehingga individu yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya

diperhatikan, dihargai, mendapatkan bantuan dari orangorang yang berarti

serta memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan anggota keluarga yang lain.

Maka dari itu diharapkan agar keluarga selalu memberikan dukungan

untuk penderita agar patuh meminum obatnya, memberi dorongan

keberhasilan pengobatan dan tidak menghindari penderita karena penyakitnya.


52

Bila dukungan keluarga mengingatkan agar meneruskan pengobatan secara

teratur bagi keluarga yang sakit tidak diberikan, bagi penderita penyakit

kronis yang membutuhkan pengobatan yang lama, dapat terjadi kegagalan

pengobatan

b. Hubungan antara motivasidengan kepatuhan pasien TB dalam berobat di

Wilayah kerja Puskesmas Sape Bima.

Pada tabel 5,9 menunjukan bahwa dari 74 responden yang memiliki

motivasi yang baik dengan kepatuhan pasien TB adalah sebanyak 50 orang

(76%), dan mempunyai motivasi yang kurang baik 15 orang (23,1%)

sedangkan yang memiliki motivasi yang baik dengan kepatuhan pasien TB

adalah 8 orang (88,9%) dan mempunyai motivasi yang kurang baik 1 orang

(11,1%).

Hasil analisis statistik dengan uji Chi square menunjukan bahwa nilai

p value a=0,05 berarti dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara

motivasi dengan kepatuhan pasien TB.

Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau

want. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu

ditangapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan

dalam bentuk tindakan atau perilaku untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dan

hasilnya adalah orang yang bersangkutan akan merasa atau terpuaskan.

Apabila kebutuhan tersebut tidak belum direspon, maka akan selalu

berpotensi untuk muncul kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan

yang dimaksud (Resmiyati. 2011).


53

Motivasi merupakan kunci menuju keberhasilan semakin tinggi motivasi

maka akan semakin patuh, dalam hal ini adalah kepatuhan meminum obat

dalam mengikuti program pengobatan system DOTS. Maka dari itu dalam

upaya mengantisipasi ketidakpatuhan kepada penderita TB Paru dalam

berobat, perlu adanya penyampaian informasi seakurat mungkin, dengan

pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh setiap UPK (Unit Pelayanan

Kesehatan). Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa ada hubungan motivasi

kesembuhan dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB. Menurut

(Taufik,2014) secara umum bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan

atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk

melakukan sesuatu sehingga memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (fitri ummayah, 2015), yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan berobat

pada penderita TB.

Motivasi berasal dari kata motif,dalam bahasa inggris adalah motive

atau motion,lalu motivation yang berarti gerakan atau sesuatu yang

bergerak.Artinya sesuatu yang menggerakkan terjadinya tindakan,atau disebut

dengan niat.

Menurut HamzahB.Uno (2014:3) “Motivasi adalah dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah

laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.Menurut

Purwanto(1993-71) berpendapat“motivasi adalah pendorong suatu usaha

yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak


54

untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu”.Sedangkan Sardiman (2012:75) berpendapat bahwa“motivasi dapat

juga dikatakan serangkaian usaha untukmenyedia kankondisi-kondisi

tertentu,sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu”.Salmah,(2015).

Anda mungkin juga menyukai