Laporan Pendahuluan Thypoid
Laporan Pendahuluan Thypoid
Laporan Pendahuluan Thypoid
Oleh :
CKR0160233
KUNINGAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
infeksi Salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebihdari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anakusia 12
– 13 tahun( 70% - 80% ), padausia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak
Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel
(Darmowandowo, 2006).
B. Anatomi dan Fisiologi
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan
karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di
anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Anus merupakan lubang di
C. Etiologi
Penyebab utama thypoid adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri salmonella thypi
berupa basil gram negative, bergerak rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga
antigen yaitu O ( Somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H
(flagella), dan antigen VI. Dalam serum penderita terdapat zat (agglutinin) terhadap
ketiga macam antigen tersebut. Kuman tubuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob
pada suhu 15-41 oc (optimum 37oc) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya
adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan atau minuman yang
parathypi A,B, dan C memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat
ditularkan berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari
Menurut (Nanda NIC-NOC. 2013) tanda dan gejala dari demam thypoid adalah
sebagai berikut :
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
E. Komplikasi
Komplikasi menurut (Sudoyo, 2010) pada thypoid dapat dibagi dalam dua macam
yaitu :
1. Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
sindrom katatonia.
terjadi. Komplikasi sering terjadi pada keadaan tokremia berat dan kelemahan
F. Patofisiologi
Penularan salmonella typi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5f yaitu : food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly
(lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat dimana lalat akan hinggap di makanan yang akan di makan oleh
orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Sebagian kuman akan di musnahkan oleh asam
menyerang vulli usus halus. Kemudian kuman masuk keperedaran darah (bakteremia
melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan menimbulkan bakteremia untuk kedua
kali. Kemudian kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limp, usus
Minggu II terjadi nekrosis. Minggu III terjadi ulserasi plaks player. Minggu IV terjadi
sampai perforasi usus, hepar, kelenjar mesenterikal dan limpa membesar. Gejala demam
disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala saluran cerna karena kelainan pada usus
Komplikasi intestinal :
Masuk retikulo endothelial Perdarahan usus,
Peredaran
Pembuluh darah
limfe Inflamasi
(RES) terutama hati dan perforasi usus (bag. distal
(bakteremia primer) limfa ileum), peritonituis
Rongga usus pada kel.
Limfoid halus Terjadi kerusakan sel
Inflamasi pada hati dan Empedu Masuk ke aliran
Merangsang darah
melepas
Nyeri tekanlimfa
→ nyeri (bakteremia sekunder)
zat epirogen oleh
akut Hepatomegali Pembesaran limfa leukosit pusat
Mempengaruhi
Lase plak peyer thermoregulator di
Penurunan mobilitas
Splenomegali hipotalamus
Erosi Ketidakefektifan
usus
Terjadi demam
termoregulasi
Penurunan
Rongga peristaltik
usus pada kel.
usus Endotoksin
Limfoid halus
Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Dapat pula
dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopeni. Laju endap darah dapat meningkat.
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Salmonella Thypi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen
bakteri Salmonella Thypi dengan antibodi yang disebut aglutinin. Uji widal
tersangka demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh kuman Salmonella Typhi
Aglutinin Vi. Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang
digunakan untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar
H. Penatalaksanaan
c) Kotrimoksazol.
kloramfenikol.
Pefloksasin, Fleroksasin.
2. Keperawatan
Pencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring
absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
pakaian dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Pasien dengan kesadaran menurun
hipostatik, defekasi dan buang air perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi
Menurut Mutaqin & Kumala (2011),diagnose keperawatan yang dapat muncul pada
J. Rencana Keperawatan
Kriteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C), nadi dan respirasi
dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada keluhan
pusing
Intervensi :
Intervensi :
Kriteria hasil : ekspresi wajah rileks, nyeri hilang, skala nyeri menurun
e. Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (teknik nafas dalam)
Intervensi :
Kriteria hasil : Turgor baik , wajah tidak nampak pucat, suhu 36,5- 37,5°C, TD :
Intervensi :
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
di butuhkan pasien.
Intervensi :
Kriteria hasil :
a. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman.
Intervensi :
Kriteria hasil : klien dapat BAB secara rutin yaitu 1x sehari seperti biasa, feses
lunak.
b. Manajemen kontipasi/inpakasi
d. Komplikasi akibat kadar cairan yang tidak normal atau tidak diinginkan.
e. Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan dalam diet.
Daftar Pustaka
Salemba Medika
Kebidanan.
http://rlisafmjepara.com/2015/02.html.
Nurarif. A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Jilid 1, 2 dan
3.
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC,
jakarta.
Ranuh, IG.N. Gde, 2013, Beberapa Catatan Kesehatan Anak, Jakarta: CV
Data Prevalensi
Suriadi & Yuliani, R., 2006, Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta: PT.