Anda di halaman 1dari 10

Tugas Analisis Kritis

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran IPA


Kode mata kuliah : PS5102
Nama Dosen Pembina : Prof. Dr. Abdul Wahab Jufri, M.Pd
: Dr. Jamaludin, M.Pd
Nama/NIM : Ni Made Yeni Suranti/ I2E018017
Hari/tanggal : Rabu, 12 Desember 2018

A. Judul Artikel
Fratiwi, N. J., Samsudin, A., & Costu, B. (2018). Enhancing K-10 Students’ Conceptions
through Computer Simulations-Aided PDEODE* E (CS-PDEODE* E) on Newton’s
Laws. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(2), 214-223.
B. Tujuan Penulisan
Memaparkan beberapa pengaruh tentang penggunaan simulasi komputer berbantuan
PDEODE* E untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada Hukum Newton.
C. Fakta-fakta unik
1. PDEODE*E adalah lembar kerja yang terdiri dari tujuh tahapan yaitu Predict (P),
Discuss (D), Explain (E), Observe (O), Discuss (D), Explore (E*) dan Explain (E).
2. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model 4D (Define,
Design, Develop and Disseminate).
3. Pada tahap define dan design diperoleh rancangan lembar kerja PDEODE*E dan
desain simulasi komputer.
4. Pada tahap develop dikembangkan simulasi komputer berbantuan PDEODE*E yang
telah divalidasi.
5. Simulasi komputer yang dirancang sesuai dengan miskonsepsi siswa agar diatasi
dengan baik.
6. Konsep siswa tentang Hukum Newton dapat ditingkatkan melalui penggunaan
simulasi komputer khususnya pada konsep keseimbangan gaya.
7. Hasil uji t menunjukkan bahwa penggunaan simulasi komputer dengan PDEODE*
E lebih efektif dibandingkan penggunaan simulasi komputer dengan POE.
8. Skor penguasaan konsep siswa menggunakan simulasi komputer dengan PDEODE*
E lebih tinggi secara signifikan dibandingkan menggunakan simulasi komputer
dengan POE.
D. Pertanyaan
1. Bagaimana simulasi komputer diterapkan dalam pembelajaran fisika sehingga dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar?
2. Apa saja faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga simulasi komputer dapat
berdampak positif terhadap hasil belajar?
3. Hasil belajar apa saja yang dapat ditingkatkan dalam pembelajaran simulasi
komputer?
4. Pada artikel tidak ada dijelaskan tentang signifikansi peningkatan hasil belajar pada
masing-masing sub konsep, namun hanya menjelaskan kesimpulan peningkatan pada
sub konsep tertentu. Bagaimana peningkatan hasil belajarnya?
5. Mengapa simulasi komputer dengan lembar kerja PDEODE* E lebih efektif
meningkatkan konsep siswa dibandingkan dengan lembar kerja POE?
6. Pada artikel tidak dijelaskan tentang pengertian POE. Apa yang dimaksud dengan
POE?
7. Adakah kendala yang dihadapi dalam penggunaan simulasi komputer selama proses
pembelajaran?
8. Apakah penggunaan simulasi komputer termasuk dalam pembelajaran di abad ke-21?
9. Simulasi komputer mampu memvisualisasikan konsep dengan baik. Apakah simulasi
komputer dapat berdampak positif pula terhadap siswa dengan gaya belajar auditory
dan kinestetic?
10. Pada artikel dijelaskan tentang sampel yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep juga dipengaruhi oleh
jenis kelamin?
E. Pembahasan

Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi kian


memuncak. Teknologi informasi dan komunikasi dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan
manusia. Pada akhirnya segala aktivitas yang dilakukan manusia tidak terlepas dari
teknologi. Di era baru teknologi informasi, kemampuan berpikir dan pemecahan masalah
sangat penting bagi siswa untuk menguasai pengetahuan dan berkontribusi terhadap
pembangunan masyarakat modern. Ngang et al (2014) mengungkapkan bahwa dalam dunia
pendidikan teknologi informasi sering kali digunakan guru sebagai sarana dalam proses
pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran.
Dalam pembelajaran fisika, penggunaan media sangat berperan penting dalam
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Salah satu media yang menguntungkan dalam
pembelajaran dengan eksperimen yaitu penggunaan teknologi informasi berupa simulasi
komputer. Simulasi telah menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
dengan simulasi komputer dapat memudahkan guru dalam menyampaikan tujuan
pembelajraan. Sun et al (2013) mengungkapkan bahwa dalam konteks pendidikan, simulasi
komputer dapat membantu instruktur menyederhanakan operasi dan metode keluaran sistem
yang kompleks, dan membantu peserta didik menyajikan hasil simulasi yang sesuai dengan
jangkauan kemampuan kognitif. Pengguna simulasi komputer dapat dengan bebas
mengontrol faktor operasional dan hasil simulasi, mengulang proses, melakukan perubahan,
dan belajar dari umpan balik lingkungan simulasi. Chen et al (2013) mengungkapkan bahwa,
simulasi komputer memiliki potensi yang signifikan sebagai alat pelengkap untuk
pembelajaran konsep yang efektif berdasarkan pada integrasi teknologi dan strategi
instruksional yang tepat.
PDEODE* E merupakan lembar kerja yang digunakan dalam model simulasi
komputer. PDEODE* E teridiri dari tujuh tahapan yaitu Predict (P), Discuss (D), Explain
(E), Observe (O), Discuss (D), Explore (E*) dan Explain (E). Lembar kerja ini lebih efektif
digunakan dibandingkan dengan lembar kerja POE karena memiliki tahapan yang lebih
lengkap sehingga siswa didik memiliki pengalaman belajar yang lebih bermakna. Pada
artikel tidak dijelaskan tentang pengertian POE melainkan hanya dijelaskan tentang
perbandingan pengaruhnya dengan lembar kerja PDEODE* E. POE yaitu Predict, Observe
dan Explain yang merupakan pendekatan yang meramalkan siswa pada suatu fenomena,
melakukan pengamatan serta mempresentasikan hasil yang mereka dapatkan. Pendekatan ini
akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga
mampu membangun pengetahuan siswa dengan baik. POE dapat mencakup cara-cara yang
dapat ditempuh oleh seorang guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman
konsepnya, maupun psikomotor. POE merupakan suatu langkah yang efisien untuk
menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan
siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi atau
eksperimen, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi serta ramalan mereka sebelumnya.
Dengan cara demikian konsep yang diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya, serta
siswa akan memahami apa yang dipelajarinya (Restami et al., 2013)
Berdasarkan artikel yang telah dianalisis penggunaan simulasi komputer dapat efektif
karena diintegrasikan dengan lembar kerja baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil yang baik apabila dikombinasikan
dengan media dan teknik yang tepat. Rutten (2012) mengungkapkan bahwa simulasi
komputer berdampak positif terhadap pembelajaran karena semua informasi atau konsep
divisualisasikan dengan jelas. Simulasi komputer akan menjadi baik digunakan apabila
didukung oleh kemampuan guru, rancangan rencana pembelajaran yang baik, dan
penempatannya yang tepat dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar yang dapat ditingkatkan melalui penggunaan simulasi komputer tidak
hanya pada penguasaan konsep saja. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
penggunaan simulasi komputer yaitu laboratorium virtual berpengaruh positif terhadap
kreativitas dan pemecahan masalah. Kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah
merupakan tagihan kompetensi pada abad 21. Kreativitas merupakan salah satu wujud
keberhasilan dari proses pembelajaran. Gunawan et al (2018a) mengungkapkan bahwa
penggunaan laboratorium virtual dapat meningkatkan kreativitas verbal, figural dan numerik.
Kreativitas verbal adalah kreativitas peserta didik untuk mengungkapkan ide dan gagasannya
melalui komunikasi verbal. Kreativitas figural kemampuan peserta didik untuk berpikir
divergen menuangkan ide dan gagasannya dalam menguraikan berbagai simbol, bentuk,
grafik dan lainnya. Kreativitas numrik adalah kreativitas yang berhubungan dengan logika
matematis. Selain itu menurut Gunawan et al (2018b) laboratorium virtual dapat pula
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada setiap langkah pemecahannya.
Siswa memiliki kemampuan yang sangat baik untuk mengidentifikasi dan merencanakan
pemecahan masalah. Peningkatan skor siswa mulai menurun pada tahap akhir pemecahan
masalah karena pada tahap tersebut memerlukan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada satu langkah maka tidak akan
dapat meneruskan pemecahan masalah pada langkah selanjutnya.
Pada artikel yang dianalisis tidak dibahas tentang sejauh mana peningkatan yang
dialami siswa dari pelaksanaan pretest hingga post test. Penguasaan konsep siswa seharusnya
diukur juga peningkatannya untuk masing-masing sub materi/sub konsep. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa melalui simulasi komputer terdapat peningkatan
penguasaan konsep pada masing-masing sub materi dan aspek kognitif. Suranti et al (2016)
bahwa penggunaan simulasi komputer pada media virtual dapat dengan efektif meningkatkan
penguasaan konsep siswa pada masing-masing aspek kognitif dan sub materi alat-alat optic.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih di abad
XXI ini membawa dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pada
bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan salah satunya berupa media pembelajaran berbasis komputer. Media
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai penunjang pelaksanaan pembelajaran, yaitu untuk
mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data eksperimen. Dengan demikian penggunaan
simulasi komputer sebagai sarana penunjang dalam proses pembelajaran di abad 21
khususnya pada mata pelajaran fisika. Fisika sebagai bagian dari sains memiliki kaitan yang
erat dengan teknologi. Fisika merupakan merupakan hal mendasar dari teknologi informasi
dan komunikasi. Dalam penerapannya, fisika secara otomatis menghasilkan apa yang disebut
teknologi. Selain itu, teori dalam fisika tidak terlepas dari teknologi dan industri yang
merupakan pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar, kebenarannya harus diuji
dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Oleh
karena itu pemanfaatan simulasi komputer pada mata pelajaran fisika sudah dinilai sangat
tepat.
Penggunaan simulasi komputer dinilai sangat tepat dalam proses pembelajaran.
Namun dalam pelaksanaanya tentunya simulasi komputer memiliki beberapa kendala yang
harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Gunawan et al (2016)
mengungkapkan bahwa penggunaan simulasi komputer memiliki beberapa kendala dalam
pelaksanaannya. Kendala tersebut dialami muai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
serta tahap evaluasi. Pada tahap persiapan membutuhkan waktu ekstra untuk mempersiapkan
komouter, LCD, serta menjalankan simulasi. Selain itu pada tahap pelaksanaan dan evaluasi,
yang menjadi kendala adalah kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer berbeda-
beda. Dengan demikian penting bagi guru untuk memberikan pengenalan terlebih dahulu
terhadap sistem/aplikasi dari simulasi komputer yang akan digunakan agar dapat
mengefisienkan waktu pembelajaran.
Simulasi komputer dapat memvisualisasikan konsep abstrak sehingga dapat dipahami
siswa. Terdapat beberapa perbedaan gaya belajar siswa yaitu visual, auditory dan kinestetik.
Siswa dengan gaya belajar visual cenderung menggunakan indera penglihatan untuk
mempelajari segala hal. Oleh karena itu mereka bisa dibantu dengan penyajian bahan ajar
yang berbentuk animasi dan simulasi virtual. Siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak
begitu diuntungkan dengan penggunaan simulasi komputer.
Pada artikel yang dianalisis terdapat fakta bahwa sampel yang digunakan adalah 15
orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Penulis seharusnya dapat menambah
analisis penggunaan simulasi komputer terhadap konsep yang dikuasai siswa laki-laki dan
perempuan. Menurut beberapa penelitian hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan
berbeda. Dalam pembelajaran Fisika, gender siswa sedikit banyak tentu berpengaruh pada
kreativitas yang dimilikinya. Gender merupakan dimensi sosiokultural dan psikologis dari
laki-laki dan perempuan Laki-laki dan perempuan memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa
laki-laki dan perempuan memiliki gaya belajar yang berbeda dalam banyak hal. Selanjutnya,
Siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam mengartikan fisika sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar yang diperolehnya. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran fisika
dikaitkan dengan konteks nyata yang sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. Kesesuaian
ini menyangkut tiga aspek yaitu (1) keterkaitan antara isi pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, (2) corak pemahaman terhadap bahasa tubuh, dan (3) kejadian yang menyentuh
perasaan dan emosi (Stadlert, et al., 2000).

F. Refleksi

Selama menganalisis jurnal, saya banyak memperoleh informasi terkait model


pembelajaran yang efektif diterapkan kepada siswa. Tidak semua model, metode, atau
strategi pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan
menjadi lebih efektif jika penggunaan model dan media yang digunakan dikombinasikan
dengan baik. Melalui artikel yang dianalisis kritis tersebut saya memperoleh informasi baru
terkait penggunaan lembar kerja PDEODE* E yang diintegrasikan pada penggunaan simulasi
virtual.

Informasi tambahan yang saya peroleh yaitu tentang pengelolaan yang baik proses
pembelajaran. Penting bagi guru untuk memperhatikan waktu, skenario dan strategi yang
akan diterapkan agar dapat pembelajaran lebih efektif. Selain itu penting pula memperhatikan
gaya belajar dan karakteristik siswa agar guru dapat merencanakan strategi yang akan
digunakan. Kesesuaian materi yang disajikan, gaya belajar siswa dan metode yang diterapkan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut harus diperhatikan kesesuaiannya sehingga
penggunaan simulasi komputer dapat berjalan optimal. Berbagai informasi yang saya terima
tersebut tentunya menambah wawasan saya, sehingga dapat memberikan referensi untuk
melaksanakan penelitian yang selanjutnya terutama tentang pengembangan media
pembelajaran.
Daftar Pustaka

Chen, Y. L., Pan, P. R., Sung, Y. T., & Chang, K. E. (2013). Correcting Misconceptions on
Electronics: Effects of a simulation-based learning environment backed by a conceptual
change model. Journal of Educational Technology & Society, 16(2).
Gunawan, G., Harjono, A., & Imran, I. (2016). Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya Belajar
Terhadap Penguasaan Konsep Kalor Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(2),
118-125.
Gunawan, G., Suranti, N. M. Y., Nisrina, N., Herayanti, L., & Rahmatiah, R. (2018a). The effect
of virtual lab and gender toward students’ creativity of physics in senior high school.
In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1108, No. 1, p. 012043). IOP Publishing.
Gunawan, G., Suranti, N. M. Y., Nisrina, N., & Herayanti, L. (2018b). Students’ Problem-Solving
Skill in Physics Teaching with Virtual Labs. International Journal of Pedagogy and
Teacher Education, 2, 79-90.
Ngang, T. K., Nair, S., & Prachak, B. (2014). Developing instruments to measure thinking skills
and problem solving skills among Malaysian primary school pupils. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 116, 3760-3764.
Restami, M. P., Suma, K., & Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict-
Observe-Explaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari
Gaya Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 3(1).
Rutten, N., Van Joolingen, W. R., & Van Der Veen, J. T. (2012). The learning effects of computer
simulations in science education. Computers & Education, 58(1), 136-153.
Sun, C. T., Wang, D. Y., & Chang, Y. Y. (2013). Effects of Thinking Style on Design Strategies:
Using Bridge Construction Simulation Programs. Journal of Educational Technology &
Society, 16(1).
Stadlert, H., Duit, R., & Benke, G. (2000). Do boys and girls understand physics differently? Phys.
Educ. 35(6). 417-422.
Suranti, N. M. Y., Gunawan, G., & Sahidu, H. (2016). Pengaruh Model Project Based Learning
Berbantuan Media Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Peserta didik pada Materi Alat-
alat Optik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(2), 73-79.
ARTIKEL YANG DIANALISIS
ARTIKEL-ARTIKEL PENDUKUNG

Anda mungkin juga menyukai