PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apakah bangunan Gedung Juang termasuk dalam bangunan
Arsitektur Tropis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari konsep non fisik sustainability kita mengarahkan pembahasan dengan
spesifikasi pendekatan pada paradigma tradition based. Paradigma ini diungkapkan
oleh Tan Hock Beng dalam memberikan konsep evoke tradition dalam desain tropis.
Hal penting dari pandangan tropis ini adalah menghindari hegemoni dari pengaruh
globalisasi dan menjaga kekayaaan tradisi lokal. Upaya mengembangkan arsitektur
tardisional ditunjang dengan pemberian strategi/channel Reinventing tradition untuk
mencari paradigma baru dengan hibridisasi/persilangan dalam sense yang sama
(Tzonis, 2001).
2
BAB III
METODE PENELITIAN
3
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
Gedung Juang yang berada di kota Palu, Sulawesi Tengah, dibangun untuk
pertama kalinya pada bulan November tahun 1905 yang sejak dibangun telah
digunakan sebagai Gedung Gezaghebber atau Kantor Pengawas Sub Wilayah
(Contoleur onder Afdelling) pejabat Pemerintah. Gedung ini dibangun dengan konsep
arsitektur tropis yang mana bentuk bangunan berupa penggabungan antara model
arsitektur klasik eropa dengan model arsitektur lokal bangunan Lobo.
Model arsitektur lokal bangunan lobo teraplikasikan pada bentuk atap bangunan
yang menjulang tinggi dan lebar dan menggunakan overstage yang dapat mengalirkan
air hujan dengan cepat dari atap. Bangunan ini juga memiliki banyak bukaan jendela
untuk mengatasi hawa panas di dalam bangunan dan mengatasi kelembapan tinggi pada
iklim tropis basah di Kota Palu.
4
4.2.1. Ornamen Bangunan
Ornamen pada bangunan Gedung Juang terdiri dari ornament penyangga kanopi dan
ornament pada dinding teras di bagian atas.
Ornamen pada penyangga kanopi terbuat dari besi plat dengan hiasan berbentuk seperti
huruf S pada bagian tengahnya. Ornament ini merupakan ciri dari bangunan eropa yang
ada di bangunan Gedung juang untuk menambah estetika pada bangunan.
Ornamen pada dinding teras bagian atas yang berbentuk gelombang dengan pola
setengah lingkaran merupakan perwujudan sederhana dari ornament bangunan
Kolonial.
5
4.2.2. Tampak Bangunan
Pada tampak bangunan dari sebelah kanan terdapat ruangan yang sengaja dibuat
menonjol keluar yang digunakan sebagai ruang duduk di dalamnya yang berbentuk
setengah lingkaran dengan atap berbentuk seperti payung atau limas.
Model pada bagian ini menunjukkan ciri bangunan Eropa yang sudah termodifikasi
dengan kearifan lokal.
Pada tampak bangunan dari bagian kiri terlihat jelas pada bagian atap bangunan yang
tinggi menjulang dan lebar seperti bangunan adat lobo yang sesuai dengan iklim di
daerah Kota Palu.
6
Terdapat tambahan dormer atau bukaan pada atap di sisi kiri atap bangunan yang
identik dengan bangunan Eropa.
Jendela pada bagian depan dengan bukaan yang tinggi dan lebar yang identic dengan
bangunan bergaya eropa. Dengan banyak kisi-kisi agar mempermudah penghawaan di
dalam ruangan yang sesuai dengan iklim tropis di Kota Palu.
7
4.2.4. lantai, plafond, dan tiang
Lantai pada bangunan Gedung Juang memiliki pola berbentuk hexagon atau segi enam
yang identik dengan bangunan Eropa.
Plafond yang terbuat dari kayu memiliki fungsi untuk mengurangi panas dari iklim di
kota Palu. Penggunaan material kayu ini sering digunakan pada bangunan lokal.
8
Tiang-tiang pada bangunan Gedung Juang terbuat dari material kayu yang merupakan
material lokal yang sering digunakan pada bangunan lokal.
9
BAB V
KESIMPULAN
Gedung Juang berlokasi di Jalan Cempaka Kota Palu. Bangunan ini memiliki
keistimewaan yang terletak pada arsitekturnya yang khas dengan Konsep Reinventing
Tradition Paradigm dimana penggabungan antara budaya eropa yang dibawa oleh
bangsa Belanda dengan budaya lokal suku kaili yaitu bangunan Lobo yang sesuai
dengan iklim tropis di daerah Kota Palu.
Hal ini dapat ditunjukkan dari penggunaan elemen bangunan yang membawa budaya
Eropa serta material bangunan yang menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar.
Berdasarkan Analisa diatas, Presentase penerapan paradigma reinventing tradition
pada bangunan Gedung Juang adalah sebesar 80%.Hal tersebut ditinjau dari
penggunaan bentuk dan penyesuaian dalam penggunaan material pada bangunan
tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-A-321-326-
Gedung-Sate-Keindahan-Ornamen-Arsitektur-Indo-Eropa.pdf
https://adoc.tips_aplikasi-konsep-re-inventing-tradition-dalam-arsit.pdf
https://pesonawisata.sultengprov.go.id/index.php/en/recent/gedung-juang-saksi-bisu-
kemerdekaan-di-tanah-kaili-palu
https://www.academia.edu/28866742/ARSITEKTUR_TROPIS
http://eprints.undip.ac.id/4614/
https://dokumen.tips/documents/paradigma-desain-arsitektur-tropis.html
https://pesonawisata.sultengprov.go.id/index.php/en/recent/gedung-juang-saksi-bisu-
kemerdekaan-di-tanah-kaili-palu
11