Anda di halaman 1dari 35

Peradaban dan Arsitektur

Renaissance

INDRI ISLAMIYATI PANENDE F 221 16 010


Arsitektur Renaissance di Jerman

Karena letak geografis dari wilayah Eropa Tengah yang bersifat


sentral, maka orang – orang Teutonic penghuni kawasan ini, banyak
mengabsorbsi Renaissance Italia dari dari selatan dan Perancis dari
barat. Namun karena faktor jarak, kehadiran Renaissance di sana agak
terlambat sekitar 125 tahun setelah kebangkitannya di Italia. Di wilayah –
wilayah Prussia, Hanover, Saxony, Bavaria, Wurtemburg dan Baden,
bersama dengan Silesia, Bohemia, Switzerland dan Austria pengaruh
Renaissance berkembang bervariasi pada masa berbeda, tergantung
letak masing – masing.
Kayu, bata dan batu, banyak dipakai untuk bahan bangunan
sudah sejak lama, pada jaman Renaissance tetap menjadi bahan
bangunan utama. Ornamen molding dan dari bata, pada jaman itu
digunakan dalam banyak variasi di wilayah dataran alluvial di bagian
utara, sementara batu dan kayu lebih banyak dipakai pada konstruksi
dengan arsitektur setempat (vernacular).

Renaissance Jerman terdiri dari bermacam bentuk dan aliran


antara lain karena pengaruh: pemerintahan para pangeran atau militer
terbatas pada wilayah propinsi (margravute), para bangsawan (duchies),
kelompok bekas kekuasaan Romawi (palatinates), kelompok – kelompok
terpilih (electorates), negara – negara di bawah kekuasaan gereja
(ecclesiastical states), dan negara – negara imperial. Semua itu
merupakan subyek dari berbagai pemerintahan berbeda dari Hapsburg,
Hohenzollern, Wittelsbach dan Wettin. Pada masa itu terjadi bermacam
bentuk dan persaingan dalam kehidupan sosial dan institusi yang juga
menimbulkan keragaman perkembangan seni, termasuk arsitektur.
Gambar 1.1 Peta Eropa Tengah pada periode Renaissance
(Sumber: https://pinterest.com, akses 8 Maret 2018)

Imperium Suci Romawi (Holy Roman Empire) masih berpangaruh


besar pada kehidupan sosial dan politik, meskipun pada 1556 terjadi
pemisahan dari spanyol dan penyesahan kekuasaan kepada Ferdinand,
Kakak dari Charles V. Feodalisme mulai menghilang, persenjataan
dengan serbuk peledak merubah sistem militer dan kelompok – kelompok
pedagang mengganti pasukan feodal.

Pertama Periode Renaissance awal (1550 – 1600), secara umum


merupakan pengenalan dan penambahan elemen – elemen Renaissance
ke dalam bangunan – bangunan Gotik. Kedua, periode Proto-Baroque
(1660 – 1710), para arsitek membawa sendiri Renaissance dari Italia
bagian utara ke Switzerland, Austria dan Jerman. Sementara itu arsitek
setempat berhasil menandinginya dan menghasilkan rancangan-rancangan
bentuk nasional. Ketiga periode Renaissance-Barok (1660 – 1710) pada
masa mana para arsitek setempat belajar secara langsung dari Roma
ataupun tempat – tempat (1710 – 60) merupakan pengembangan dari
Barok di mana arsitektur dan dekorasi menjadi dominan dan menonjol.
Kelima, periode Antiquarian (1760 – 1830), ditandai dengan kembalinya
model – model klasik kuno seperti misalnya Yunani.
HEIDELBERG

Heidelberg sebuah kota di sebelah selatan-barat, sekitar 500 Km


dari Berlin, 77 Km di selatan Frankfurt dan sekitar 150 Km di sebelah barat
dari perbatasan dengan Luxemburg. Kota berada di tepian selatan dari
sungai Neckar, di lembah kaki bukit Odenwald yang berupa hutan.

Gambar 1.1 Istana Heidelberg


(Sumber: https://pinterest.com, akses 9 April 2018)
DRESDEN

Di selatan – timur 160 Km dari Berlin, terdapat kota cukup penting di


Jerman, yaitu Dresden. Sebelum reunivikasi, Dresden masuk ke dalam
wilayah Jerman Timur. Kota lama berada di sisi Selatan dari Sungai Elbe.
Kota lama yang dibangun antara abad XVIII hingga XIX, hancur pada perang
dunia ke II, sebagian sudah mulai dibangun kembali, terutama setelah
bersatunya Jerman Barat dan Timur.

Gambar 1.2 Istana Zwinger


(Sumber:https://pixabay.com , akses 9 April 2018)
KARLSRUHE

Istana (Schloss) Karlsruhe (1751 – 6 dan berikutnya) memakai nama


di mana ia berada, terletak di Jerman bagian barat – selatan, tidak lebih dari
20 Km di sebelah timur perbatasan dengan Luxemburg. Karlsruhe sudah
lama menjadi pusat pemerintahan para pangeran (duchy) dari Baden,
dibangun mulai 1715 ketika Charles Wilhelm membuat puri peristirahatan
berburu.

Gambar 1.3 Istana Karlsruhe


(Sumber:147-kd.blogspot.co.id, akses 10 April 2018)
Gambar 1.4 Panorama Karlsruhe
(Sumber: https://id.wikipedia.org, akses 10 April 2018)

Tata kota Karlsruhe cukup unik, berbentuk radial, bertitik pusat pada
menara istana, ada 32 jalan menjadi jari – jari lingkaran. Menara yang
menjadi titik pusat tersebut adalah bangunan awal dari istana, kemudian
dibuat dua sayap simetris, masing – masing di barat dan timur satu dengan
lain saling tegak lurus, berpotongan pada menara. Menara beratap kubah,
pada sisi selatan terdapat pintu masuk dengan portal bertangga dan kolom
model Romawi.
WURZBURG

Kota Wurzburg, terletak 96 Km, di sebelah selatan-timur dari


Frankfurt, Jerman pada lembah sungai Main. Bentuk dasar kota setengah
lingkaran, dirancang antara 1650 dan 1750, oleh tiga pangeran-uskup
(Prince Bishope) Philip Franz dari keluarga Schonborn.

Gambar 1.5 Istana Residenz


(Sumber: www.mexat.com, akses 10 April 2018)
.

Gambar 1.6 Interior Istana Residenz


(Sumber: eropa.panduanwisata.id, akses 10 April 2018)

Würzburg Residenz sebuah bangunan megah bergaya barok


dibangun antara tahun 1720 hingga 1744 dan menjadi salah satu istana
barok terbaik sekaligus terindah di Jerman dan Eropa. Perpaduan arsitektur
kastil di Perancis, Wina, Venesia, hingga Amsterdam pada Würburger
Residenz memberikan nilai estetika yang unik.
Gambar 1.7 Interior Istana Residenz
(Sumber: eropa.panduanwisata.id, akses 10 April 2018)

Kediaman Pangeran Keuskupan dari Kekaisaran Suci Romawi ini


menggambarkan penggabungan dari megahnya kehidupan kerajaan dunia
barat dengan arsitektur religus khas Italia. Interiornya pun dipenuhi karya-
karya seni indah dan megah dari beragam seniman di seluruh dunia. Istana
ini memiliki 40 ruangan yang terbuka untuk umum, dimana masing-masing
ruangan dilengkapi furnitur dari abad ke 18.
WINA (VIENNA/WIEN)

Selama beberapa abad wina (Vienna/Wien) menjadi pusat dari


multi nasional Imperium Hapsburg dan ekonomi Eropa bagian timur-tengah.
Sejarah kota wina jaman klasik, menjadi bagian dari Jerman, namun
sekarang Wina saat ini merupakan ibu kota dari salah satu provinsi dari
sembilan negara federal Austria.

Gambar 1.8 Belvedere, Wina


(Sumber:www.mara-boutique.ro,akses 10 April 2018)
Gambar 1.9 Belvedere, Wina
(Sumber:https://career.popbela.com,akses 10 April 2018)

Kompleks Istana mempunyai taman meskipun satu dengan lain


menjadi satu namun, masing-masing mempunyai sebutan Taman Bawah
(Lower Garden) dan Taman Atas (Upper Garden).
Gambar 2.1 Johann Lukas Hilderbrandt
(Sumber:https://en.wikipedia.org.com,akses 10 April 2018)

Johann Lukas von Hilderbrandt (14 November 1668-16 November


1745) adalah seorang arsitek Baroque Austria dan insinyur militer yang
merancang bangunan megah dan gereja yang karyanya memiliki pengaruh
besar pada arsitektur kekaisaran Habsburg pada abad ke-18. Setelah
belajar di Roma di bawah Carlo Fontana, ia membangun benteng untuk
pangeran Eugene dari Savoy selama kampanyenya di Italia, menjadi arsitek
faforitnya.
Pada 1700 ia menjadi insinyur pengadilan di Wina, dan pada tahun 1711
diangkat menjadi kepala departemen gedung pengadilan. Ia menjadi arsitek
istana pada 1723. Desainnya untuk istana, perkebunan, kebun, gereja,
kapel dan vila secara luas ditiru, dan prinsip arsitekturrnya tersebar di
seluruh Eropa tengah dan tenggara. Di antara karya-karyanya yang lebih
penting adalah Palais Schwarzenberg, gereja St. Peter, dan Belvedere di
Wina, Savoy Castle di Rackeve, Schonborn Palace di Gollersdorf, dan
Schloss Hof.

Gambar 2.2 Daun-Kinsky City Palace di Wina (1709-13), rancangan


Hederbrandt, wajah depan.
(Sumber:https://en.wikipedia.org.com,akses 10 April 2018)
Arsitektur Renaissance di Inggris

Gambar 2.3 Peta Inggris pada jaman Renaissance


(Sumber: ARSITEKTUR KLASIK EROPA, akses 10 April 2018)
Sejarah

Wilayah Inggris meskipun tidak jauh, terpisah dengan daratan


Eropa Barat, karena berupa pulau. Sejarah Inggris (United Kingdom of
Great Britain dan Northern Ireland) dimulai dari unifikasi antara tahta
Inggris (English) dengan Skotlandia (Scottish) pada 1603. Saat itu nama
Britania Raya (Great Britain) mulai dipakai untuk menyebutnya. Pada
sekitar masa berdiri negara ini bersamaan dengan perkembangan budaya
Renaissance. Fletcher dalam bukunya A History of Architecture membagi
jaman Renaissance Inggris ke dalam dua kategori dan masing- masing di
bagi menjadi dua. Pertama Renaissance awal Elizabethan (1558-1603)
dan Renaissance Awal Jacobean (1603-25). Kedua Renaissance Akhir
Stuart (1625-1702). Dan Renaissance Akhir Georgian (1702-1803).

Pada masa pemerintahan ratu Elizabeth (1558-1603), gaya


Renaissance di Inggris mulai berkembang. Oleh karena itu maka masa itu
disebut masa Renaissance awal Elizabethan, mengikuti gaya Tudor yang
Merupakan transisi dari gaya Gotik, dengan detail-detail Renaissance.

Arsitektur Jacobean berkembang sesudah itu pada masa


pemeritahan James I (1603-25), diwarisi tradisi Elizabethan, namun
elemen-elemen Romawi antara lain kolom-kolom dan entablature klasik
lebih dikenal, di mana sebelumnya tidak dipakai.

Terminologi “Stuart” dipakai untuk gaya Renaissance Akhir sebagai


sebutan arsitektur pada masa: Charles I (1625-49), Persemakmuran
(Commonwealth) (1649-60), Charles II (1660-85), James II (1685-8),
William dan Mary (1689-1702). Gregorian, untuk mengelompokkan
arsitektur Renaissance Akhir pada masa Ratu Anne (1702-14), George I
(1714-27), George II (1727-60), George III (1760-1820) dan George IV
(1820-30).
Arsitek terkenal banyak bangunan penting dalam arsitektur Renaissance-
Elizabethan, antara lain Robert Smithson (1535-1614).

Gambar 2.4 Robert Smythson


(Sumber:https://id.pinterest.com,akses 13 April 2018)
Robert Smythson (1535-1614) adalah seorang arsitek Inggris.
Smythson merancang sejumlah rumah penting selama era Elizabethan.
Sedikit yang diketahui tentang kelahiran dan pembawaannya –
penyebutannya yang pertama kali dalam catatan sejarah terjadi pada tahun
1556, ketika dia menjadi tukang batu untuk rumah di Longleat, yang
dibangun oleh Sir John Thynne (sekitar 1512-1580).

Dia kemudian mendesain Hardwick Hall, dan proyek-proyek penting


lainnya. Secara historis, sejumlah rumah Elizabethan lainnya, seperti
Gawthorpe Hall telah dikaitkan kepadanya dengan alasan gaya. Di Inggris
saat ini, profesi arsitek berada pada tahap perkembangan yang paling
embriio. Smythson dilatih sebagai tukang batu, dan pada tahun 1560-an
bepergian ke Inggris sebagai tukang batu yang memimpin tim tukang batu
sendiri. Pada 1568 ia pindah dari London ke Wlitshire untuk memulai
pekerjaan di rumah baru di Longleat untuk Sir John Thynne; dia bekerja
disana selama hampir delapan belas tahun, mengukir secara pribadi
banyak detail eksternal, dan dia diyakini memiliki pengaruh yang kat pada
desain keseluruhan bangunan.
Salah satu karyanya yang monumental adalah Longleat, Wilts
(1567-80).

Gambar 2.5 Longleat House


(Sumber:hauntedwiltshire.blogspot.co.id,akses 12 April 2018)
Gambar 2.6 Denah Longleat House
(Sumber: ARSITEKTUR KLASIK EROPA,akses 13 April 2018)

Legenda:
A.Halaman dalam, 4. Kamar tidur 8. Ruang persiapan
1. Gang masuk 5. Kapel (dua lantai) (ante room)
2. Gang 6. Ruang makan 9. Ruang gambar
3. Hall (dua lantai) 7. Dapur 10. Perpustakaan
Denahnya segi empat, memanjang-keliling, mengelilingi halaman
dalam yang juga segi empat. Halaman dalam tersebut terbagi menjadi dua,
keduanya berbentuk segi empat oleh unit melintang di tengah, untuk
tangga.

Karya Smithson lainnya adalah Hardwick Hall, Derbyshire (1590-6).

Gambar 2.7 Hardwick Hall


(Sumber:https://www.nationaltrust.org.uk,akses 13 April 2018)
Legenda:
1. Hall (dua lantai)
2. Serambi (teras) belakang
3. Serambi depan
4. Scullery
5. Dapur
6. Dapur kecil
7. Ruang keju (buttery)
8. Kamar
9. Ruang anak-anak
10. Gang panjang
11. Perpustakaan
12. State room
13. Ruang menjorok ke luar

Gambar 2.8 Denah Hardwick Hall


(Sumber: ARSITEKTUR KLASIK EROPA,akses 13 April 2018)
Denahnya agak berbeda dengan berbagai bangunan Renaissance
dikemukakan terdahulu, berupa sebuah blok, di depan, samping maupun
belakang terdapat bagian-bagian menjorok ke luar, dalam posisi simetris.

Di bawah baik di depan maupun di belakang sebelum masuk ke


hall, terdapat teras melebar dengan atap datar, memperkuat horisontalisme
dari bangunan ini. Jendela besar dengan pola kotak-kotak, sama dengan
yang ada dibangunan dibahas sebelum ini, rupanya menjadi ciri dari
arsitektur rancangan Smythson. Simetrisisme juga sangat dominan dari
gedung ini, pada wajah depan di perkuat dengan unit meninggi di kiri-
kanan.

Garis-garis datar dari molding, entablature pada dinding-


dindingnya dan balustrade sebagai mahkota di atas, menjadikan
horisontalisme dari bangunan ini menjadi lebih menonjol. Lantai bawah
antara lain untuk hall , beberapa kamar, dapur, kapel dan kamar anak-anak.
Arsitektur Renaissance di Rusia

Gambar 2.9 Peta Russia


(Sumber:www.paradoks.rs,akses 16 April 2018)

Wilayah Rusia membentang disebelah barat dari pegunungan


Ural, hingga wilayah luas di timur. Dalam wilayah sangat luas luar biasa
seperti itu, jarak satu tempat dengan tempat lain menjadi sangat jauh.
Dengan kekuasaan terpusat, arsitektur Renaissance Rusia berkembang di
kota-kota besar dalam posisi sebagai ibu kota, yang juga selalu menjadi
pusat pemerintahan.
SAINT PETERSBURG (LENINGRAD)

Gambar 3.1 Peta Kawasan Saint Petersburg


(Sumber:www.paradoks.rs,akses 16 April 2018)

Leningrad adalah kota kedua terbesar di Rusia setelah Moskow,


berada di lembah dan pulau dari delta sungai Neva, pada ujung timur Teluk
Finlandia yang menyatu di sebelah barat dengan laut Baltik. Mulanya kota
bernama Saint Petersburg, pada jaman komunis Uni Soviet diubah menjadi
Leningrad, kemudian diubah lagi menjadi Saint Petersburg, setelah
komunisme jatuh.
Menurut Bacon dalam bukunya Design of Cities, Saint Petersburg
merupakan salah satu dari sangat sedikit kota besar di Russia, dibangun
sepenuhnya pada jaman sesudah Renaissance. Ketika Peter Agung
(Peter the Great), merasa jenuh tinggal di Moskow, ia memutuskan untuk
membangun kota baru sama sekali.

Selanjutnya pada 1712, ia menyatakan akan membangunnya di


lembah sungai Neva tersebut di atas.

Gambar 3.2 Sungai Neva


(Sumber:https://en.wikipedia.org,akses 16 April 2018)
Gambar 3.3 Kawasan Saint Petersburg
(Sumber:https://id.pinterest.com,akses 16 April 2018)
Peta 1725, menunjukkan rancangan awal dari Saint Petersburg, di
mana elemen-elemen arsitektural menyatu dengan sungai. Di situ terdapat
Admirality, sebuah kompleks terkait dengan kelautan, di sisi utara langsung
berhubungan dengan Sungai Neva, di tiga sisi lainnya dikelilingi oleh parit
dan benteng. Tarikan dari kawasan belakang terlihat pada garis, dari
sebuah jalan tunggal dari arah timur, langsung ke menara dari admirality
tersebut.

Menara Admirality menjadi titik fokus dalam ruang , dibangun


kembali secara total, simbol dari pusat kota. Pada waktu itu jalan ke selatan
masih merupakan gagasan. Pada 1750, terlihat di peta merupakan awal
dari terbentuknya karakter dari sebuah kota, jalan-jalan mulai dibangun
terutama tiga buah jalan yang bertemu pada satu titik, yaitu menara
Admirality.
Gambar 3.4 Winter Palace
(Sumber:https://pixabay.com,akses 16 April 2018)

Pada masa itu Istana Musim Dingin (Winter Palace), di sebelah


utara kompleks Admirality yang menjadi titik pertemuan kedua belum
dibangun. Namun ketiga jalan pada titik tersebut, waktu itu belum
terselesaikan.
Gambar 3.5 Saint Petersburg, Pandangan dari Perairan sungai Neva
(Sumber:https://www.colourbox.com,akses 16 April 2018)
Gambar 3.6 Admirality Saint Petersburg Rancangan Dmitrievich Zakharov
(Sumber:https://fi.wikipedia.org,akses 16 April 2018)
Gambar 3.6 Bekas Gedung Staff Headquaters, Leningrad
(Sumber:www.saint-petersburg.com,akses 16 April 2018)

Anda mungkin juga menyukai