Anda di halaman 1dari 3

RESUSITASI

No. Dokumen : SOP/YANIS/ /2016


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 2 Januari 2016
Halaman :1/2 PUSKESMAS
DUDUKSAMPEYAN
PEMERINTAHAN
drg. Naniek Sulastri
KABUPATEN
NIP.195806181985102001
GRESIK

 Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya mengembalikan fungsi nafas dan
atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu
memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru ke keadaan normal.
 Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan
1. Pengertian sirkulasi dan pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah
kematian biologis
 Resusitasi jantung paru adalah cara untuk memfungsikan kembali jantung dan
paru-paru(Wong, 2003)

 Sebagai acuan petugas untuk mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi


pada henti nafas (respiratoru arrest) atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup
normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
2. Tujuan  Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas).
 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi (fungsi
pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas
melaluiCardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 445/ 141 /437.52.20/2016 tentang kebijakan
pelayanan klinis Puskesmas Duduksampeyan
4. Referensi Materi Medis Teknis Standard PPGD RSUD DR.SOETOMO 2007
1. Petugas menerima pasien dan melakukan penilaian dini dengan memeriksa
responnya melalui respon suara. Panggillah nama korban jika anda
mengenalnya atau dengan cara mengguncang-guncang bahu korban (hati-
hati bila curiga ada cedera leher dan tulang belakang)
2. Jika TIDAK ADA RESPON, untuk korban dewasa mintalah pertolongan
pertama kali kepada orang disekeliling anda baru lakukan pertolongan. Pada
bayi atau anak, lakukan pertolongan terlebih dahulu selama 1 menit baru
minta bantuan. Hal ini karena umumnya pada bayi atau anak terjadi karena
sebab lain sehingga biasanya pemulihannya lebih cepat.
5. Prosedur 3. Pada kondisi tidak respon ini, segera buka jalan nafas, tentukan fungsi
pernafasan dengan cara ; lihat, dengar, dan rasakan (LDR) selama 3-5 detik.
Jika ada nafas maka pertahankan jalan nafas dan segera lakukan posisi
pemulihan atau melakukan pemeriksaan fisik
4. Jika TIDAK ADA NAFAS, maka lakukan pemberian NAFAS
BUATAN sebanyak 2X
5. Kemudian periksa nadi karotis korban 5 - 10 detik, jika ada maka kembali ke
no.3. JikaTIDAK ADA NADI, maka baru lakukan tindakan Pijat Jantung
Luar atau Resusitasi Jantung Paru dengan jumlah rasio 30 kali kompresi
dada : 2 kali tiupan nafas (satu penolong) atau 5 : 1 untuk (dua penolong).
Ingat melakukan RJP ini hanya dilakukan ketika nadi tidak ada/tidak teraba.
6. Jika korban menunjukkan tanda-tanda pulihnya satu atau semua sistem maka
tindakan RJP harus segera dihentikan atau hanya diarah ke sistem yang
belum pulih saja. Biasanya yang paling lambat pulih adalah pernafasan
spontan maka hanya dilakukan tindakan resusitasi paru (nafas buatan) saja

Catatan : Khusus untuk bayi yang baru lahir, rasio kompresi, dan nafas
buatan adalah 3 : 1, mengingat dalam keadaan normal bayi baru lahir
memiliki denyut nadi diatas 120 x/menit dan pernafasan mendekati 40
x/menit. Melakukan RJP yang baik bukan jaminan penderita akan selamat,
tetapi ada hal-hal yang dapat dipantau untuk menentukan keberhasilan
tindakan maupun pemulihan sistem pada korban diantaranya
 Saat melakukan pijatan jantung luar suruh seseorang menilai nadi karotis,
bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik
 Gerakan dada terlihat naik turun dengan baik pada saat memberikan bantuan
pernafasan
 Reaksi pupil/manik mata mungkin akan kembali normal
 Warna kulit korban akan berangsur-angsur membaik.
 Korban mungkin akan menunjukkan refleks menelan dan bergerak
 Nadi akan berdenyut kembali

Resusitasi Jantung Paru dapat dihentikan apabila:


 Korban pulih kembali
 Penolong kelelahan
 Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih dimungkinkan
juga dengan peralatan yang lebih canggih (seperti kejutan listrik
 Jika ada tanda pasti mati

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait UGD,Unit Rawat Inap dan Rawat Inap Kebidanan.

2
9. Diagram Alir
Pasien datang ke UGD

Pasien dipersilahkan tidur di bed UGD

Perawat melakukan anamnesa singkat


dan memeriksa tanda-tanda vital,
kemudian dilaporkan ke Dokter.

Dokter melakukan pemeriksaan luka

Perlu dirujuk?

ya tidak

Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Pemberian penjelasan dan


penandatanganan informed
consent

Jahit dan rawat luka sesuai


dengan tahapan prosedur

Pasien Pulang

Semua data pasien, hasil pemeriksaan


dan penanganan di catat dalam Buku
Register Pasien UGD

Anda mungkin juga menyukai