Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI GAMBARAN LITOLOGI BAWAH

PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK


RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Rizki Adi Prayitno


115.130.070
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
rizkiadip7@gmail.com

INTISARI

Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang menggunakan sifat
kelistrikan batuan dengan parameter tahanan jenis dalam menggambarkan kondisi
subsurface bumi. Dalam pengukuran geolistrik ini, konfigurasi yang diterapkan dalam
akusisi adalah konfigurasi schlumberger. Dalam pengukuran geolistrik ini, konfigurasi
yang diterapkan dalam akusisi adalah konfigurasi schlumberger. Konfigurasi ini
menghasilkan gambaran bawah permukaan secara 1D (sounding). Dimana data yang
didapatkan adalah kedalaman secara vertikal. Pengolahan geolistrik kali ini bertujuan
untuk mengidentifikasi susunan litologi pada bawah permukaan. Untuk konfigurasi
schlumberger ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Ip2Win
untuk menghasilkan penampang 1D sehingga dapat dihasilkan sebuah profil bawah
permukaan pada titik pengukuran. Panjang lintasan utnuk akusisi metode geolistrik
konfigurasi schlumberger adalah 100 m. Dari pengolahan yang telah dilakukan,
didapatkan total kedalaman sebesar 20 m dengan lapisan sebanyak 5 lapisan. Error yang
didapatkan dari permodelah yang telah dibuat adalah sebesar 23,4 %.

Kata kunci : Geolistrik, Konfigurasi Schlumberger, Resistivitas, Ip2Win, Lithologi

I. PENDAHULUAN beberapa konfigurasi yang memiliki


fungsi berbeda, konfigurasi tersebut
Metode geolistrik adalah salah satu diantaranya wenner, schlumberger,
metode geofisika yang menggunakan dipole-dipole, dll.
sifat kelistrikan batuan dengan Dalam pengukuran geolistrik ini,
parameter tahanan jenis dalam konfigurasi yang diterapkan dalam
menggambarkan kondisi subsurface akusisi adalah konfigurasi
bumi. Metode geolistrik dapat schlumberger. Konfigurasi ini
memanfaatkan arus di bawah menghasilkan gambaran bawah
permukaan, baik secara alami (pasif), permukaan secara 1D (sounding).
maupun dengan menginjeksikan arus Dimana data yang didapatkan adalah
listrik ke dalam bumi (aktif). Dalam kedalaman secara vertikal. Konfigurasi
metode aktif, arus listrik diinjeksikan ke ini memiliki penetrasi kedalaman yang
dalam bumi melalui elektroda arus, paling dalam diantara konfigurasi
sehingga didapat nilai beda potensial metode geolistrik lainnya. pengolahan
yang terukur pada elektroda potensial. geolistrik kali ini bertujuan untuk
Di dalam metode geolistrik terdapat mengidentifikasi susunan litologi pada

1
bawah permukaan. Untuk konfigurasi Kelemahan dari konfigurasi
schlumberger ini, pengolahan data Schlumberger ini adalah pembacaan
dilakukan dengan menggunakan tegangan pada elektroda MN adalah
software Ip2Win untuk menghasilkan lebih kecil terutama ketika jarak AB
penampang 1D sehingga dapat yang relatif jauh, sehingga diperlukan
dihasilkan sebuah profil bawah alat ukur multimeter yang mempunyai
permukaan pada titik pengukuran. karakteristik high impedance dengan
akurasi tinggi yaitu yang bisa
II. DASAR TEORI mendisplay tegangan minimal 4 digit
atau 2 digit di belakang koma. Atau
Prinsip dasarnya metode geolistrik dengan cara lain diperlukan peralatan
ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam pengirim arus yang mempunyai
bumi melalui dua elektroda arus, tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
sedangkan beda potensial yang terjadi Sedangkan keunggulan konfigurasi
diukur melalui dua elektroda potensial. Schlumberger ini adalah kemampuan
Dari hasil pengukuran arus dan beda untuk mendeteksi adanya non-
potensial listrik, dapat diperoleh variasi homogenitas lapisan batuan pada
harga resistivitas listrik pada lapisan di permukaan, yaitu dengan
bawah titik ukur. Metode geolistrik membandingkan nilai resistivitas semu
resistivity dilakukan dengan cara ketika terjadi perubahan jarak elektroda
menginjeksikan arus listrik ke MN/2.
permukaan bumi yang kemudian diukur Agar pembacaan tegangan pada
beda potensial diantara dua buah elektroda MN bisa dipercaya, maka
elektrode potensial. Pada keadaan ketika jarak AB relatif besar hendaknya
tertentu, pengukuran bawah permukaan jarak elektroda MN juga diperbesar.
dengan arus yang tetap akan diperoleh Pertimbangan perubahan jarak elektroda
suatu variasi beda tegangan yang MN terhadap jarak elektroda AB yaitu
berakibat akan terdapat variasi resistansi ketika pembacaan tegangan listrik pada
yang akan membawa suatu informasi multimeter sudah demikian kecil,
tentang struktur dan material yang misalnya 1.0 milliVolt.
dilewatinya. Prinsip ini sama halnya
dengan menganggap bahwa material 𝜌𝐼 1
∆𝑉 = ( ) (1)
bumi memiliki sifat resistif atau seperti 2𝜋 𝑟
perilaku resistor, dimana material- 𝐴𝐵2 −𝑀𝑁 2 ∆𝑉
materialnya memiliki kemampuan yang 𝜌=𝜋 ( 𝑟𝐼 ) (2)
4𝑀𝑁
berbeda dalam menghantarkan arus
𝐴𝐵2 −𝑀𝑁 2
listrik. 𝑘=𝜋 (3)
4𝑀𝑁
Pada konfigurasi Schlumberger
idealnya jarak MN dibuat sekecil-
kecilnya, sehingga jarak MN secara Umumnya perubahan jarak MN
teoritis tidak berubah. Tetapi karena bisa dilakukan bila telah tercapai
keterbatasan kepekaan alat ukur, maka perbandingan antara jarak MN
ketika jarak AB sudah relatif besar maka berbanding jarak AB = 1 : 20.
jarak MN hendaknya dirubah. Perbandingan yang lebih kecil misalnya
Perubahan jarak MN hendaknya tidak 1 : 50 bisa dilakukan bila mempunyai
lebih besar dari 1/5 jarak AB. alat utama pengirim arus yang
mempunyai keluaran tegangan listrik
DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt
atau lebih, sehingga beda tegangan yang
terukur pada elektroda MN tidak lebih
kecil dari 1.0 milliVolt.
Gambar 1. Konfigurasi Schlumberger

2
Parameter yang diukur : konfigurasi schlumberger dapat
1. Jarak antara stasiun dengan dilakukan dengan langkah:
elektroda-elektroda (AB/2 dan 1. Data sintetik diolah dengan dengan
MN/2) menggunakan Microsoft excel,
2. Arus (I) sehingga mendapatkan R, K, Rho.
3. Beda Potensial (∆ V) 2. Membuka software Ip2Win. Lalu
Parameter yang dihitung : buat file baru dengan membuat new
1. Tahanan jenis (R) VES point pada menu file.
2. Faktor geometri (K) 3. Masukkan data AB/2 MN, dan Rho
3. Tahanan jenis semu (ρ ) pada kolom yang tersedia, lalu ok.
4. Cocokkan garis yang berwarna
III. METODELOGI merah mendekati garis yang
berwarna hitam dengan memodelkan
Pratikum geolistrik acara garis yang berwarna biru, sehingga
konfigurasi Schlumberger dilakukan di error yang didapatkan menjadi kecil.
Kampus Universitas Pembangunan 5. Setelah mendapatkan model pada
“Veteran” Yogyakarta, Kec. Depok, Ip2Win, lau membuat profil bawah
Kab. Sleman, Daerah Istimewa permukaan agar lebih mudah untuk
Yogyakarta pada tanggal 7 Oktober interpretasi sesuai kedalaman dan
2015. Waktu pelaksanaan yaitu pada resistivitas yang didapat.
pukul 11.00 WIB dan berakhir pada 6. Melakukan interpretasi dan
pukul 13.00 WIB di ruangan NAS.D pembahasan dari model dan profil
III.5. Data merupakan data sintetik, yang dihasilkan.
dimana tidak melakukan pengambilan di
lapangan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diagram Alir

Gambar 3. Permodelan Schlumberger


menggunakan software Ip2Win

Gambar 2. Diagram alir pengolahan data


Gambar 4. Keterangan Pemodelan
Menggunakan Software Ip2Win
Berdasarkan diagram alir (Gambar
4), pengolahan data geolistrik

3
Berdasarkan data yang didapat, Dari profil yang didapat, diketahui
diketahui bahwa panjang lintasan total litologi penyusun bawah permukaan
konfigurasi schlumberger adalah 100 m pada titik pengukuran. Lapisan pertama
dengan titik pengambilan data sebanyak dapat diinterpretasikan material lepas
satu titik. Pada permodelan berupa gravel. Lapisan ini masih belum
menggunakan Ip2Win (Gambar 3), tersedimentasikan sehingga sulit
sumbu x pada permodelan tersebut
menghantarkan arus listrik. Lapisan
menunjukkan nilai resistivitas,
kedua dapat diinterpretasikan endapan
sedangkan sumbu y menunjukkan
ketebalan atau kedalaman. Garis pada fluvial. Material dari endapan ini berasal
permodelan tersebut menunjukkan acuan dari transportasi oleh sungai. Lapisan
permodelan yang diberikan software. ketiga dapat diinterpretasikan batupasir
Garis merah menunjukkan kontrol dari yang memiliki kandungan sedikit air
permodelan yang dibuat, dimana garis didalam porinya. Lapisan keempat dapat
merah tersebut sebaiknya berhimpit diinterpretasikan batugamping dan
dengan garis yang berwarna hitam. lapisan kelima dapat diinterpretasikan
Garis berwarna biru menunjukkan breksi vulkanik.
model resistivitas dan ketebalan
/kedalaman yang dibuat. V. KESIMPULAN
Dari pembuatan permodelan
menggunakan software Ip2Win ini
Kesimpulan dari pengolahan data
didapatkan bahwa terdapat 8 lapisan di
geolistrik konfigurasi schlumberger
bawah permukaan titik pengukuran
untuk identifikasi litologi bawah
(Gambar 4). Namun, pada lapisan
permukaan adalah:
nomor 1 dan 2, 3 dan 4 dijadikan 1
 Terdapat enam lapisan penyusun
lapisan. Karena salah satu dari lapisan
tersebut memiliki ketebalan kurang dari yang didapat pada gambaran bawar
0,5 m, sehingga dijadikan satu dengan permukaan di titik pengukuran.
lapisan yang memiliki resistivitas paling Lapisan pertama memiliki ketebalan
mendekati. Kedalaman maksimum pada sebesar 0,992 m dengan resistivitas
permodelan ini adalah 20 m. Dimana 1137 ohmm, lapisan kedua memiliki
kedalaman maksimum dari konfigurasi ketebalan 1,489 m dengan resistivitas
schlumberger ini adalah 1/5 dari panjang 1684 – 1862 ohmm, lapisan ketiga
lintasannya. Error yang didapatkan dari memiliki ketebalan 1,69 m dengan
resisitivitas 845 ohmm, lapisan
permodelah yang telah dibuat adalah
sebesar 23,4 %. Untuk lapisan pertama keempat memiliki ketebalan 7,46 m
memiliki ketebalan sebesar 0,992 m dengan resisitivitas 2260 ohmm, dan
dengan resistivitas 1137 ohmm, lapisan lapisan kelima memiliki ketebalan
kedua memiliki ketebalan 1,489 m 8,37 m dengan resisitivitas 8,37 m,
dengan resistivitas 1684 – 1862 ohmm, dan lapisan keenam memiliki
lapisan ketiga memiliki ketebalan 1,69 resistivitas 846 ohmm.
m dengan resisitivitas 845 ohmm,  Pada profil bawah permukaan
lapisan keempat memiliki ketebalan 7,46 menunjukkan bahwa lapisan pertama
m dengan resisitivitas 2260 ohmm, adalah gravel, lapisan kedua adalah
lapisan kelima memiliki ketebalan 8,37 endapan fluvialk, lapisan ketiga
m dengan resisitivitas 8,37 m, dan adalah batupasir yang memiliki
lapisan keenam memiliki resistivitas 845 kandungan sedikit air didalam
ohmm. Dari data – data tersebut dapat porinya, lapisan keempat adlah
dijadikan suatu profil bawah permukaan, batugamping, dan lapisan kelima
sehingga dapat diketahui litologi adalah breksi vulkanik.
penyusun setiap lapisan berdasarkan
nilai resistivitasnya (Terlampir)

4
VI. DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Agus dan Staff Asisten


Laboratorium Geolistrik
2014/2015. 2015. Buku Panduan
Praktikum Geolistrik 2014/2015.
Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Palacky, G. J., 1988, Resistivity
characteristics of geologic
targets, in Investigations in
Geophysics vol. 3:
Electromagnetic methods in
applied geophysics-theory, vol. 1,
edited by M. N. Nabighian, Soc.
Expl. Geophys., 53–129.

Anda mungkin juga menyukai