ABSTRAK
Turunan horizontal dan vertikal pada data medan potensial dilakukan untuk mempertajam data dan
mendelineasi sumber anomali. Turunan vertikal umumnya menggunakan orde bulat (orde 1 atau orde 2)
disesuailan dengan konsep kalkulus yang mendasarinya. Turunan vertikal bersifat high-pass filter yang dapat
memperkuat noise (frekuensi tinggi) sehingga proses turunan vertikal dapat mengaburkan anomali yang
dicari. Untuk memperkecil efek tersebut maka digunakan orde fraksional atau pecahan, yang dimungkinkan
pada perhitungan turunan menggunakan transformasi Fourier. Pada data magnetik dengan tingkat noise
tinggi, turunan vertikal orde 0.5 atau 0.75 menampilkan keseimbangan antara penajaman anomali dan
frekuensi tinggi (noise) sehingga lebih baik jika dibandingkan dengan turunan vertikal orde 1. Pada data
dengan tingkat noise lebih rendah, turunan vertikal orde 1.5 atau 1.75 menghasilkan penajaman anomali yang
optimal jika dibandingkan dengan turunan vertikal orde 2.
ABSTRACT
Horizontal and vertical derivatives of potential field data are used to enhance data and to locate the anomaly
source bodies. Based on calculus concept, vertical derivatives are commonly calculated for integer orders,
e.g. first or second order derivatives. Vertical derivatives perform as a high pass filter that can amplify noise
(high frequency) such that vertical derivatives may lead to anomalies blurred with noise. To reduce the
effect of noise amplification in a vertical derivative process, fractional order was used which is permitted
when the calculation is performed in the Fourier domain. For magnetic data with low level of noise, vertical
derivative of order 0.5 or 0.75 shows an optimum balance between feature enhancement and noise
amplification, compared to first order derivative. For magnetic data with lower level of noise, vertical
derivative of order 1.5 or 0,75 gives optimum anomaly enhancement rather than the second order derivative..
34
JURNAL GEOFISIKA 2004/1
∂ (nT).
⎝ z ⎠ (6)
Turunan vertikal orde 1 dan orde 2 data tanpa
dimana k = k x + k y noise tidak menunjukkan masalah yang berarti
(Gambar 1). Penguatan pola anomali sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu tingkat
Perhitungan turunan vertikal orde 2 seperti penajaman anomali yang dihasilkan dari turunan
pada persamaan (6) dapat digeneralisasi untuk vertikal orde 1 dan orde 2 tersebut dijadikan
turunan vertikal orde n baik untuk n bulat maupun sebagai acuan untuk menganalisis hasil turunan
fraksional (Cooper & Cowan, 2003). Secara lebih vertikal data dengan noise dan data lapangan.
umum persamaan (6) dapat dituliskan menjadi, Khusus pada turunan vertikal orde 2 tampak
35
JURNAL GEOFISIKA 2004/1
adanya efek tepi (edge effect) yang umum Aplikasi turunan vertikal juga dilakukan pada
dijumpai pada proses transformasi Fourier dengan data lapangan magnetik yaitu dari daerah Ciemas,
jumlah data terbatas dan tidak periodik. Sukabumi selatan. Peta kontur medan magnet
total serta turunan vertikal orde 0.5 dan orde 1
Gambar 2 menunjukkan data sintetik dengan
diperlihatkan pada Gambar 3. Turunan vertikal
noise terdistribusi normal (Gaussian) dengan rata-
orde 1 dapat memperjelas pola anomali terutama
rata nol dan standar deviasi 2 nT. Gambar 2 juga
anomali yang memanjang hampir diagonal dari
memperlihatkan hasil turunan vertikal data sintetik
timur laut – barat daya. Namun demikian turunan
tersebut untuk orde 0.5, 1, 1.5 dan 2. Tampak
vertikal orde 1 tampaknya bukan merupakan orde
bahwa noise frekuensi tinggi mengalami
turunan vertikal yang optimum. Hal tersebut
penguatan sedemikian hingga pada turunan
terlihat dari penguatan noise yang mengurangi
vertikal orde 2 pola anomali sudah tidak jelas lagi.
kemenerusan anomali memanjang. Disamping itu
Dengan demikian untuk tingkat noise tersebut efek
efek tepi tampak sangat jelas di sebelah barat dan
penajaman anomali yang paling mendekati turunan
utara.
vertikal orde 2 adalah orde 1.5 atau paling tinggi
orde 1.75 (tidak ditampilkan). Dengan beberapa pertimbangan tersebut di atas
turunan vertikal orde 0.5 dapat dianggap telah
Berdasarkan hal tersebut, penajaman anomali
menghasilkan penajaman anomali yang optimum.
yang masih menghasilkan pola anomali yang jelas
Pembahasan mengenai signifikasi dari data
untuk data dengan tingkat noise lebih tinggi adalah
magnetik daerah Ciemas dalam hubungannya
menggunakan turunan vertikal orde 1 atau orde
dengan tujuan survey adalah di luar konteks
yang lebih rendah terdekat (0.5 atau 0.75).
makalah ini.
3000 3000
2500 2500
80
70 0.4
60
0.3
50
2000 2000
40
0.2
30
20
0.1
10
1500 1500
0 -0.0
-10
-20 -0.1
-30
1000 -40 1000 -0.2
-50
-60 -0.3
-70
-0.4
500 -80 500
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
(a) (b)
3000
2500
0.003
0.002
2000
0.001
1500 0
-0.001
1000
-0.002
-0.003
Gambar 1.
500
(a) Data magnetik sintetik tanpa noise serta turunan
vertikal (b) orde 1 dan (c) orde 2 dengan skala
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
masing-masing dalam nT, nT/m dan nT/m2.
(c)
36
JURNAL GEOFISIKA 2004/1
3000 3000
2500 2500
80
5.5
70
60 4.5
50 3.5
2000 2000
40
2.5
30
20 1.5
10
0.5
1500 0 1500
-10 -0.5
-20 -1.5
-30
-2.5
1000 -40 1000
-50 -3.5
-60
-4.5
-70
-80 500 -5.5
500
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
(a) (b)
3000 3000
2500 2500
0.4 0.035
0.3 0.025
2000 2000
0.2
0.015
0.1
0.005
1500 1500
-0.0
-0.005
-0.1
-0.2 -0.015
1000 1000
-0.3 -0.025
-0.4
500 500 -0.035
0 0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
(c) (d)
3000
2500 0.004
0.003
2000 0.002
0.001
0
1500
-0.001
-0.002
1000
-0.003
-0.004 Gambar 2.
500
37
JURNAL GEOFISIKA 2004/1
600 600
550 550
50 50
0 0
300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900
(a) (b)
600
550
500 10
9
8
450
7
6
400 5
4
3
350
2
1
300 0
-1
-2
250
-3
-4
200 -5
-6
-7
150
-8
-9
Gambar 3.
100 -10
(a) Data magnetik dari daerah Ciemas, Sukabumi
50
selatan serta turunan vertikal (b) orde 0.5 dan (c)
0
300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 orde 1.
(c)
38
JURNAL GEOFISIKA 2004/1
39