Analisis Jurnal
Oleh
FITRIYANTI RAHIM
841719065
atau berpindah posisi atau tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak
luka tekan bervariasi antara 5,2% sampai dengan 35% pada pasien yang dirawat di
24,20% pada tahun 2009 (Irawan, 2014). Indonesia sendiri kejadian luka tekan
cukup tinggi yaitu 33,3%. Kejadian luka tekan terjadi dikarenakan adanya ulserasi
pada permukaan epidermis, luka tekan derajat satu paling sering terjadi dengan
warna eritema persisten dengan kejadian sebanyak 47% dari total kejadian luka
tekan, derajat dua sebanyak 33 % dengan kerusakan parsial pada epidermis dan
lapisan dermal, derajat tiga yaitu kehilangan epidermis dan jaringan subkutan
sedangkan derajat empat kerusakan pada tendon, tulang dan struktur penduk
derajat tiga dan empat angka kejadiannya tidak banyak hanya sekitar 20 % dari
Hasil penelitian Suheri menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam terjadinya
luka dekubitus pada pasien immobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus dengan
rata-rata lama hari rawat pada hari ke lima perawatan. Jaringan kutan menjadi
rusak atau hancur, mengarah pada pengrusakan progesif dan nekrosis dari jaringan
lunak dibawahnya.
Pencegahan luka tekan atau dekubitus merupakan peran perawat dalam upaya
mengalami luka tekan. Pencegahan luka tekan sebaiknya lebih berfokus pada
nyeri dan infeksi sehingga menambah panjang lama perawatan, bahkan adanya
luka tekan menjadi penanda buruk prognosis secara keseluruhan dan mungkin
pencegahan terjadinya luka tekan atau dekubitus pada pasien dengan keadaan
tirah baring.
faktor-faktor resiko luka tekan seperti mengurangi tekanan pada permukaan kulit,
matras yang tidak tepat, namun saat ini terdapat beberapa matras yang dapat
permukaan kulit. Matras yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya luka
tekan tujuannya adalah untuk membagi tekanan pada permukaan kulit (Zena &
Cowman, 2014). Ada beberapa matras yang bisa digunakan dalam mencegah luka
tekan, matras tersebut seperti alternating pressure air replacement (APAR) dan
alternating pressure air overlay (APAO) merupakan kasur medis yang digunakan
untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh dimana pasien
tidak dapat menggerakkan tubuh akibat kondisi penyakit tertentu. Desain lubang
kasur anti dekubitus berfungsi untuk mengurangi tekanan antara tubuh dan kasur,
membantu penyebaran panas dan keringat, membantu menjaga postur tubuh yang
penggunaan kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah
baring di rumah sakit brayat minulya surakarta tahun 2016, hasil penelitian
didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan kasur anti dekubitus
sebelum dilakukan penggunaan matras atau kasur anti dekubitus dengan derajad
terjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi kulit responden dengan rata-
penelitian tentang penggunaa matras dalam mencegah terjadinya luka tekan atau
dekubitus.
1.2 Tujuan
Untuk menganalisis jurnal tentang pengaruh penggunaan kasur anti
pentingnya penggunaan kasur anti dekubitus bagi pasien dengan tirah baring
Strategi pencarian literatur penelitian yang relevan untuk analisis jurnal dapat
luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu
2. Patogenesis
Menurut Perry & Potter (2005), ada 3 elemen yang menjadi dasar
3. Gradasi Dekubitus
Gradasi dekubitus dibedakan oleh National Pressure Ulcer
kulit tampak lebih gelap dan berbeda dari area sekitarnya, kulit terasa
nyeri jika diraba dan teraba hangat. Stadium II ditandai dengan adanya
rusak dengan warna luka merah, tidak ada nanah pada luka, luka dapat
berisi cairan serum atau berbentuk bula. Stadium III berupa kerusakan
dan nekrosis meliputi lapisan dermis dan jaringan subkutan tetapi tidak
melewatinya sampai terlihat fasia. Stadium IV merupakan kehilangan
sendi.
3) Kelembapan
5) Pergesekan (friction)
6) Nutrisi
7) Usia
9) Stress emosional
10) Merokok
terkena dekubitus
e. Pengaturan posisi
2) Berikan papan atau alas tempat tidur yang baik seperti penggunaan
pasien.
luka tekan. Intervensi dalam perawatan kulit pasien akan menjadi salah
lesi primer yang dapat memburuk dengan cepat menjadi lesi sekunder,
seperti pada luka tekan atau dekubitus. Kerusakan integritas kulit akan
kiri. Kasur anti dekubitus ada jenis lain yang disebut air doctor, termasuk
salah satu tipe matras anti dekubitus yang diproduksi oleh pabrik
matras tahan lama dan kuat, sangat nyaman digunakan, anti jamur, cover
tahan air.
Cara penggunaan :
3.1 Hasil
Tabel 3.1 Hasil Penelitian
NO PENULIS JUDUL METODE HASIL SOURCE
1. Rustina, Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian Google
Wahyuning Penggunaan menggunakan menunjukkan Scholar
sih Safitri,Kasur Anti rancangan penelitian peningkatan
dan Agnes Dekubitus pra-eksperimen perkembangan kulit
Sri Hartati terhadap dengan one group dan gejala yang
Derajad pretest-posttest. semakin berkurang,
Dekubitus p value sebesar
pada Pasien 0,046 kurang dari
Tirah Baring 0,05.
(2016)
2. Sulidah dan Pengaruh Penelitian ini
Hasil penelitian Google
Susilowati Tindakan menggunakan menunjukkan bahwa Scholar
Pencegahan rancangan penelitiantindakan pencegahan
Terhadap pra-eksperimen yang dilakukan
Kejadian dengan one group dapat
Dekubitus pretest-posttest menghindarkan
pada Lansia design. lansia imobilisasi
Imobilisasi dari kejadian
(2017) dekubitus. Terjadi
perbaikan kondisi
kulit setelah
tindakan pencegahan
dibanding
sebelumnya dengan
tingkat signifikansi
0,000 (p < 0,05)
3 Robiul Fitri Pencegahan Penelitian ini Hasil penelitian Google
Masithoh Luka Tekan menggunakan didapatkan Scholar
dengan rancangan penelitian penggunaan
Penggunaan survey analitik Alternating Pressure
Matras (2016) Air Mattress
(APAMs) terhadap
pencegahan luka
tekan, secara
signifikan dapat
mencegah terjadinya
luka tekan
dibandingkan
dengan kasur rumah
sakit atau kasur
busa.
4. Hepsiba.D, Design of Penelitian ini Hasil penelitian IJITEE
dan Vijay Automated menggunakan menunjukkan bahwa
Anand Bed for rancangan penelitian ada pengaruh
Prevention of pra-eksperimen penggunaan kasur
Pressure Ulcer dengan one group anti dekubitus
for Patient pretest-posttest terhadap pasien
with Moving design. dengan keadaan
Disability tirah baring.
(2019)
5. Adam The use of Penelitian ini Hasil penelitian Royal
Thomas Pressure- menggunakan menunjukkan pada College of
relieving rancangan penelitian kelompok perlakuan Nursing
devices (beds, pra-eksperimen terdapat pengaruh
mattresses and dengan two group terhadap
overlays) for pretest-posttest penggunaan matras
the prevention design. sedangkan pada
of pressure kelompok kontrol
ulcers in tidak ada perubahan
primary and yang signifikan.
secondary care
3.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan ke 5 jurnal yang dilakukan analisa didapatkan bahwa jurnal oleh
ini adalah pasien tirah baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya
kasur anti dekubitus dan derajad luka dekubitus. Analisis data dengan
pada pasien dengan dekubitus derajat 1 dan 2, kemudian setelah itu diberikan
kasur dekubitus selama 1 sampai dengan 10 hari didapatkan keadaan luka lecet
dipengaruhi oleh pemberian cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat, pemberian
alas tidur yang melindungi kulit, menjaga agar kulit tetap kering dan lembut.
Selain daripada itu luka dekubitus juga dapat dicegah atau dikurangi dengan
memberikan minyak yang lembut (minyak tawon, minyak kelapa), memberikan
posisi miring kanan – kiri serta memberikan massage pada daerah yang tertekan.
dan Susilowati pada tahun 2017 dengan topik penelitian yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sulindah dan Susilowati mendapatkan hasil yang
sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rustina dkk pada tahun 2016.
diadopsi dari Reuben (2015). Penilaian dilakukan dengan Skor Norton. Lembar
untuk waktu penelitiannya juga sama yakni sepuluh hari dengan pengamatan yang
dilakukan sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Dari hasil penelitian Sulindah
dekubitus kepada pasien dengan keadaan imobilisasi tirah baring dapat membantu
memperbaiki keadaan integritas kulit pasien hal ini dibuktikan dengan hasil
responden (33%) mempunyai kondisi kulit sangat kurang. Kondisi kulit responden
sebagian besar mengalami perubahan menjadi kondisi baik sesudah dilakukan
besar lansia memiliki kondisi kulit yang baik yaitu 13 responden (72%), 4
responden (22%) memiliki kondisi kulit cukup, dan tidak satupun responden
Robiul Fitri Masithoh tahun 2016 yang juga melakukan penelitian yang sama
publisher seperti Pro Quest, Ebscohost, Google Scholar dari tahun 2000-2015.
Dari hasil penelusuran tersebut didapat jurnal sebanyak 158. Namun setelah di
analisis jurnal yang tidak relevan sebanyak 152 jurnal dan yang relevan sebanyak
Air Mattress (APAMs) terhadap pencegahan luka tekan, dari penjelasan tersebut
luka tekan dibandingkan dengan matras standart yang biasa digunakan Rumah
efektif dalam mencegah terjadinya luka tekan dibandingkan dengan kasur rumah
sakit atau kasur busa. Selanjutnya dari segi tingkat kenyamanan pasien,
Selain itu jika dibandingkan lagi dengan hasil penelitian pada jurnal
internasional oleh Hepsiba.D dan L.D. Vijay Anand tahun 2019 yang meneliti
tentang Design of Automated Bed for Prevention of Pressure Ulcer for Patient
with Moving Disability bahwa penggunaan desain tempat tidur otomatis desertai
dengan penggunaan matras anti dekubitus dapat dilakukan untuk pencegahan luka
tekan bagi pasien dengan kesulitan bergerak (imobilisasi atau tirah baring).
Desain kasur untuk pasien yang menderita ulkus tekan telah diusulkan. Ketika
pasien berbaring di tempat tidur karena cacat atau kelainan mereka, sel-sel tubuh
ditekan dan tidak ada sirkulasi udara. Desain ini membantu dalam mengangkat
pembentukan borok dicegah. Yang paling penting adalah bahwa pasien tidak
penggunaaan matras anti dekubitus dirumah sakit sebagai alat yang dapat
membantu mengatasi masalah pasien dengan mencegah lebih dini terjadinya luka
membutuhkan biaya ekstra, selain itu keadaaan luka tekan mengganggu proses
pemulihan pasien, mungkin juga diikuti komplikasi dengan nyeri dan infeksi
sehingga menambah panjang lama perawatan, bahkan adanya luka tekan menjadi
dekubitus terhadap pasien dengan tirah baring dapat diterapkan secara dini untuk
atau tirah baring perlu diterapkan tidak hanya pada pasien yang belum mengalami
namun pada pasien dengan keadaan sudah mengalmi luka dekubitus perlu
digunakan matras atau kasur anti dekubitus hal ini untuk mencegah kondisi atau
keadaan luka semakin parah, karena dengan penggunaan kasur anti dekubitus
terhadap pasien yang sudah dekubitus dapat membantu memperbaiki kondisi kulit
yang mengalami luka dengan tidak memberikan tekanan berlebihan kepada luka
perawatan kulit untuk menjaga integritas kulit sehingga luka dekubitus akan lebih
mudah sembuhnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dekubitus merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien dengan
penyakit kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama. Kasur
anti dekubitus dapat untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit
tubuh, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang dilakukan pada ke 5 jurnal
4.2 Saran
a. Bagi Ilmu dan Profesi Keperawatan
kasur anti dekubitus bagi pasien dengan tirah baring sehingga dapat
memberikan fasilitas kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring untuk
Martono, H. 2014. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-4.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.