Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENGGUNAAN KASUR ANTI DEKUBITUS TERHADAP

PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING

Analisis Jurnal

Oleh

FITRIYANTI RAHIM

841719065

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dekubitus merupakan masalah kesehatan sekunder yang terjadi karena

dampak lanjut terhadap masalah kesehatan yang menyebabkan penderita

mengalami imobilisasi atau keadaan seseorang yang tidak mampu berpindah

hanya dalam posisi tirah baring. Imobilisasi merupakan ketidakmampuan transfer

atau berpindah posisi atau tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak

anatomik tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologik (Martono, 2014).

Hasil studi di Amerika menunjukkan bahwa insiden kejadian dekubitus atau

luka tekan bervariasi antara 5,2% sampai dengan 35% pada pasien yang dirawat di

ruang rawat inap, sedangkan di Spanyol menunjukkan peningkatan insiden yaitu

24,20% pada tahun 2009 (Irawan, 2014). Indonesia sendiri kejadian luka tekan

cukup tinggi yaitu 33,3%. Kejadian luka tekan terjadi dikarenakan adanya ulserasi

pada permukaan epidermis, luka tekan derajat satu paling sering terjadi dengan

warna eritema persisten dengan kejadian sebanyak 47% dari total kejadian luka

tekan, derajat dua sebanyak 33 % dengan kerusakan parsial pada epidermis dan

lapisan dermal, derajat tiga yaitu kehilangan epidermis dan jaringan subkutan

sedangkan derajat empat kerusakan pada tendon, tulang dan struktur penduk

derajat tiga dan empat angka kejadiannya tidak banyak hanya sekitar 20 % dari

total kejadian (Mahmuda, I.N, 2019)

Hasil penelitian Suheri menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam terjadinya

luka dekubitus pada pasien immobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus dengan

rata-rata lama hari rawat pada hari ke lima perawatan. Jaringan kutan menjadi
rusak atau hancur, mengarah pada pengrusakan progesif dan nekrosis dari jaringan

lunak dibawahnya.

Pencegahan luka tekan atau dekubitus merupakan peran perawat dalam upaya

memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Upaya pencegahan terjadinya

luka tekan dilakukan sedini mungkin sejak pasien teridentifikasi beresiko

mengalami luka tekan. Pencegahan luka tekan sebaiknya lebih berfokus pada

upaya mencegah tekanan yang berlebihan dan terus-menerus disamping

memperbaiki faktor–faktor resiko lainnya (Virani et al, 2011). Luka tekan

mengganggu proses pemulihan pasien, mungkin juga diikuti komplikasi dengan

nyeri dan infeksi sehingga menambah panjang lama perawatan, bahkan adanya

luka tekan menjadi penanda buruk prognosis secara keseluruhan dan mungkin

berkontribusi terhadap mortalitas pasien oleh karena itu perlunya tindakan

pencegahan terjadinya luka tekan atau dekubitus pada pasien dengan keadaan

tirah baring.

Untuk mencegah terjadinya luka tekan dapat dilakukan dengan mencegah

faktor-faktor resiko luka tekan seperti mengurangi tekanan pada permukaan kulit,

menjaga kelembaban kulit meningkatkankan nutrisi dan mencegah terjadinya

gesekan. Salah satu yang menyebabkan tekanan berlebihan adalah penggunaan

matras yang tidak tepat, namun saat ini terdapat beberapa matras yang dapat

digunakan dalam mengurangi tekanan bahkan dapat menjaga kelembaban

permukaan kulit. Matras yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya luka

tekan tujuannya adalah untuk membagi tekanan pada permukaan kulit (Zena &

Cowman, 2014). Ada beberapa matras yang bisa digunakan dalam mencegah luka
tekan, matras tersebut seperti alternating pressure air replacement (APAR) dan

alternating pressure air overlay (APAO) merupakan kasur medis yang digunakan

untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh dimana pasien

tidak dapat menggerakkan tubuh akibat kondisi penyakit tertentu. Desain lubang

kasur anti dekubitus berfungsi untuk mengurangi tekanan antara tubuh dan kasur,

membantu penyebaran panas dan keringat, membantu menjaga postur tubuh yang

benar, dan memberikan kenyamanan (Martono, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rustina tentang pengaruh

penggunaan kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah

baring di rumah sakit brayat minulya surakarta tahun 2016, hasil penelitian

didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan kasur anti dekubitus

terhadap luka dekubitus, dimana dalam penelitiannya responden yang awalnya

sebelum dilakukan penggunaan matras atau kasur anti dekubitus dengan derajad

dekubitus 1 dan 2 setelah diberikan intervensi penggunaan matras selama 10 hari

terjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi kulit responden dengan rata-

rata derajad menjadi derajad 1.

Berdasarkan uraian penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk

menganalisis jurnal tentang penjelasan dan mengidentifikasi berbagai hasil

penelitian tentang penggunaa matras dalam mencegah terjadinya luka tekan atau

dekubitus.

1.2 Tujuan
Untuk menganalisis jurnal tentang pengaruh penggunaan kasur anti

dekubitus terhadap pencegahan resiko dekubitus pada pasien tirah baring.


1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Analisis jurnal ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang

pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap pencegahan resiko dekubitus

pada pasien tirah baring.

1.3.2 Manfaat Praktis


Manfaat yang ingin dicapai dalam analisis jurnal ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Ilmu dan Profesi Keperawatan

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu keperawatan serta

merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi perawat mengenai

pentingnya penggunaan kasur anti dekubitus bagi pasien dengan tirah baring

sehingga dapat mengurangi angka kejadian dekubitus.

2. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap pelayanan yang

telah diberikan terutama dalam pemberian kasur anti dekubitus yang

diterapkan dirumah sakit mendapatkan hasil yang lebih baik.


BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
2.1 Metode Pencarian
Analisis jurnal dilakukan dengan mengumpulkan artikel hasil publikasi ilmiah

tahun 2016–2020 dengan penelusuran menggunakan data based google

cendekia/scholar dengan alamat situs: http://scholar.google.co.id

Strategi pencarian literatur penelitian yang relevan untuk analisis jurnal dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Metode Pencarian


Kata Kunci Hasil Pencarian
Dekubitus 11.200
Matras Dekubitus 382
Pengaruh Penggunaan Kasur Anti Dekubitus Terhadap
60
Derajad Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring

2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis


2.2.1 Dekubitus
1. Definisi
Dekubitus adalah kerusakan / kematian kulit sampai jaringan

dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat

adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga

mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus suatu

luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu

lebih dari 6 jam (Martono, 2014).

2. Patogenesis
Menurut Perry & Potter (2005), ada 3 elemen yang menjadi dasar

terjadinya luka tekan yaitu intensitas tekanan dan tekanan yang

menutup kapiler, durasi dan besarnya tekanan, toleransi jaringan luka.


Beberapa tempat yang paling sering terjadi dekubitus adalah sakrum,

tumit, siku, maleolus lateral, trokanter besar, dan tuberositis iskial.

Dekubitus terjadi sebagai hasil hubungan antara waktu dan tekanan.

Semakin besar tekanan dan durasinya, maka semakin besar pula

insiden terbentuknya luka. Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga

menjadi cedera iskemi. Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis

maka sirkulasi pada jaringan tersebut akan pulih kembali melalui

mekanisme fisiologi hiperemia reaktif, karena kulit mempunyai

kemampuan lebih besar untuk mentoleransi iskemia dari otot, maka

dekubitus dimulai di bagian tulang dengan iskemia otot yang

berhubungan dengan tekanan dan akhinya melebar ke epidermis.

3. Gradasi Dekubitus
Gradasi dekubitus dibedakan oleh National Pressure Ulcer

Advisory Panel (NPUAP, 2009) menjadi empat stadium berdasarkan

kedalaman jaringan yang mengenainya yaitu Stadium I yang ditandai

dengan kulit kemerahan yang tidak hilang dengan ditekan,

terlokalisasi, biasanya terjadi pada tempat penonjolan tulang. Pigmen

kulit tampak lebih gelap dan berbeda dari area sekitarnya, kulit terasa

nyeri jika diraba dan teraba hangat. Stadium II ditandai dengan adanya

kerusakan sebagian dermis, tampak adanya luka atau kulit tampak

rusak dengan warna luka merah, tidak ada nanah pada luka, luka dapat

berisi cairan serum atau berbentuk bula. Stadium III berupa kerusakan

dan nekrosis meliputi lapisan dermis dan jaringan subkutan tetapi tidak
melewatinya sampai terlihat fasia. Stadium IV merupakan kehilangan

lapisan kulit secara lengkap hingga tampak tendon, tulang, ruang

sendi.

4. Faktor Resiko Dekubitus


Berbagai faktor resiko dapat menjadi presdiposisi terjadinya luka

dekubitus pada kilen antara lain :

1) Mobilitas dan aktivitas

2) Penurunan Sensori Persepsi

3) Kelembapan

4) Tenaga yang merobek (shear)

5) Pergesekan (friction)

6) Nutrisi

7) Usia

8) Tekanan arteriolar yang rendah

9) Stress emosional

10) Merokok

11) Temperatur kulit

2.2.2 Tirah Baring


1. Definisi Tirah Baring
Tirah baring adalah penderita yang berbaring total ( tidak dapat

bergerak) dan bukan karena instruksi pengobatan. Selain itu tirah

baring adalah suatu keadaan lemah, memerlukan bantuan untuk

bergerak / beraktivitas dan ketergantungan untuk merubah posisi.


2. Perawatan Tirah Baring Untuk Mencegah Dekubitus
Perawatan berarti penanganan dengan ketekunan dan perhatian,

dengan penuh ketekunan menangani, terlihat dengan aspek diatas tadi

pasti akan dilakukan pada suatu perawatan di tempat tidur. Penting

bagi perawat untuk melakukan intervensi hari pertama, mengambil

tindakan agar komplikasi tidak terjadi.

Intervensi keperawatan yang digunakan untuk mencegah terjadinya

dekubitus terdiri dari 3 kategori yaitu

1) Penanganan diri dan perawatan kulit meliputi :

a. Pengkajian dan pengamatan resiko tinggi pasien dan area

terkena dekubitus

b. Perbaikan keadaan umum penderita

c. Pemeliharaan dan perawatan kulit

d. Pencegahan terjadinya luka

e. Pengaturan posisi

f. Melakukan masase pada kulit

2) Berikan papan atau alas tempat tidur yang baik seperti penggunaan

kasur anti dekubitus

3) Memberikan edukasi kepada klien atau keluarga

Tingkat pencegahan primer meliputi peningkatan kesehatan dan

tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga pasien

bebas dari penyakit dan cedera. Peningkatan kesehatan merupakan


suatu proses yang positif, dinamis, yang berfokus untuk

memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan.

2.2.3 Kasur Anti Dekubitus


Pencegahan luka tekan atau dekubitus dapat dilakukan dengan

menggunakan dukungan permukaan (suport surfaces) berupa penggunaan

berbagai macam matras atau tempat tidur khusus menurunkan kejadian

luka tekan dibandingkan dengan tempat tidur standar. Penggunaan kasur

khusus, bantalan khusus dengan tekanan permukaan yang cukup dapat

digunakan untuk membantu mengurangi tekanan. Perawat dapat memilih

tekanan permukaan (interface pressure), yang terbaik untuk kebutuhan

pasien.

Tekanan permukaan (interface pressure) yang tinggi merupakan

faktor yang signifikan untuk resiko perkembangan luka tekan. Perawat

mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengurangi kejadian

luka tekan. Intervensi dalam perawatan kulit pasien akan menjadi salah

satu indikator dalam kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

Kerusakan integritas kulit dapat disebabkan karena trauma pada

kulit, tertekannya kulit dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan

lesi primer yang dapat memburuk dengan cepat menjadi lesi sekunder,

seperti pada luka tekan atau dekubitus. Kerusakan integritas kulit akan

membutuhkan asuhan keperawatan yang lebih luas.

Kasur anti dekubitus adalah kasur medis berbahan elastic berisi

angin dalam bentuk gelombang udara yang menggembung, digunakan


untuk pasien dalam kondisi tidak mampu bergerak / miring kanan atau

kiri. Kasur anti dekubitus ada jenis lain yang disebut air doctor, termasuk

salah satu tipe matras anti dekubitus yang diproduksi oleh pabrik

Youngwon Korea. Matras ini menggunakan kompresor angin untuk

menjaga sirkulasi udara di dalam matras sehingga matras tetap terjaga

suhunya. Bahan cover dalam menggunakan bahan cotton dan polyester

sehingga mempunyai elastisitas yang cukup tinggi untuk ketahanan, bahan

matras tahan lama dan kuat, sangat nyaman digunakan, anti jamur, cover

tahan air.

Cara penggunaan :

1. Bentangkan kasur anti dekubitus di atas kasur tempat tidur pasien

2. Sambungkan kasur dengan mesin kompresor melalui selang in dan out

3. Sambungkan kabel listrik

4. Tekan on untuk menghidupkan

5. Putar ukuran pengisian udara

6. Kasur siap dipakai pada kondisi sudah penuh udara


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 3.1 Hasil Penelitian
NO PENULIS JUDUL METODE HASIL SOURCE
1. Rustina, Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian Google
Wahyuning Penggunaan menggunakan menunjukkan Scholar
sih Safitri,Kasur Anti rancangan penelitian peningkatan
dan Agnes Dekubitus pra-eksperimen perkembangan kulit
Sri Hartati terhadap dengan one group dan gejala yang
Derajad pretest-posttest. semakin berkurang,
Dekubitus p value sebesar
pada Pasien 0,046 kurang dari
Tirah Baring 0,05.
(2016)
2. Sulidah dan Pengaruh Penelitian ini
Hasil penelitian Google
Susilowati Tindakan menggunakan menunjukkan bahwa Scholar
Pencegahan rancangan penelitiantindakan pencegahan
Terhadap pra-eksperimen yang dilakukan
Kejadian dengan one group dapat
Dekubitus pretest-posttest menghindarkan
pada Lansia design. lansia imobilisasi
Imobilisasi dari kejadian
(2017) dekubitus. Terjadi
perbaikan kondisi
kulit setelah
tindakan pencegahan
dibanding
sebelumnya dengan
tingkat signifikansi
0,000 (p < 0,05)
3 Robiul Fitri Pencegahan Penelitian ini Hasil penelitian Google
Masithoh Luka Tekan menggunakan didapatkan Scholar
dengan rancangan penelitian penggunaan
Penggunaan survey analitik Alternating Pressure
Matras (2016) Air Mattress
(APAMs) terhadap
pencegahan luka
tekan, secara
signifikan dapat
mencegah terjadinya
luka tekan
dibandingkan
dengan kasur rumah
sakit atau kasur
busa.
4. Hepsiba.D, Design of Penelitian ini Hasil penelitian IJITEE
dan Vijay Automated menggunakan menunjukkan bahwa
Anand Bed for rancangan penelitian ada pengaruh
Prevention of pra-eksperimen penggunaan kasur
Pressure Ulcer dengan one group anti dekubitus
for Patient pretest-posttest terhadap pasien
with Moving design. dengan keadaan
Disability tirah baring.
(2019)
5. Adam The use of Penelitian ini Hasil penelitian Royal
Thomas Pressure- menggunakan menunjukkan pada College of
relieving rancangan penelitian kelompok perlakuan Nursing
devices (beds, pra-eksperimen terdapat pengaruh
mattresses and dengan two group terhadap
overlays) for pretest-posttest penggunaan matras
the prevention design. sedangkan pada
of pressure kelompok kontrol
ulcers in tidak ada perubahan
primary and yang signifikan.
secondary care
3.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan ke 5 jurnal yang dilakukan analisa didapatkan bahwa jurnal oleh

Rustina, Wahyuningsih Safitri, dan Agnes Sri Hartati tentang “Pengaruh

Penggunaan Kasur Anti Dekubitus Terhadap Derajad Dekubitus Pada Pasien

Tirah Baring (2016)”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-

eksperimen dengan one group pretest–posttest, dengan populasi dalam penelitian

ini adalah pasien tirah baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya

Surakarta dengan jumlah populasi bulan Juni 19 pasien, didapatkan 9 responden

dengan teknik purposive sampling. Variable penelitian ini adalah penggunaan

kasur anti dekubitus dan derajad luka dekubitus. Analisis data dengan

menggunakan wilcoxon signed ranks test. Intervensi yang diberikan pada

penelitiannya yakni mengenai penggunaan kasur anti dekubitus yang dilakukan

pada pasien dengan dekubitus derajat 1 dan 2, kemudian setelah itu diberikan

kasur dekubitus selama 1 sampai dengan 10 hari didapatkan keadaan luka lecet

dekubitus mulai mengering, yang awalnya sebelum diberikan kasur dekubitus

didapatkan pasien dengan dekubitus derajad 1 dan 2 namun setelah diberikan

intervensi kasur dekubitus didapatkan luka mengering dengan derajad 2 terjadi

perbaikan ke derajad 1. Penelitian ini menunjukkan derajad dekubitus menurun

dan menunjukkan hasil perbaikkan, penyembuhan luka dekubitus derajad 1 dan 2

dipengaruhi oleh pemberian cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat, pemberian

alas tidur yang melindungi kulit, menjaga agar kulit tetap kering dan lembut.

Selain daripada itu luka dekubitus juga dapat dicegah atau dikurangi dengan
memberikan minyak yang lembut (minyak tawon, minyak kelapa), memberikan

posisi miring kanan – kiri serta memberikan massage pada daerah yang tertekan.

Sedangkan jika dibandingkan dengan 4 jurnal lainnya, yakni oleh Sulindah

dan Susilowati pada tahun 2017 dengan topik penelitian yang sama dengan

jumlah sampel yang digunakan berbeda, namun secara keseluruhan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sulindah dan Susilowati mendapatkan hasil yang

sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rustina dkk pada tahun 2016.

Penelitian Sulindah dan Susilowati menggunakan sampel sebanyak 15 responden

terpilih, dengan menggunakan instrumen yang digunakan pada penelitian ini

diadopsi dari Reuben (2015). Penilaian dilakukan dengan Skor Norton. Lembar

observasi digunakan untuk mengetahui kondisi kulit responden sebelum dan

sesudah mendapatkan intervensi berupa tindakan pencegahan dekubitus. Dimana

untuk waktu penelitiannya juga sama yakni sepuluh hari dengan pengamatan yang

dilakukan sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Dari hasil penelitian Sulindah

mendapatkan bahwa lama imobilisasi juga berbanding lurus dengan kejadian

dekubitus, dimana semakin lama seseorang mengalami imobilisasi berarti peluang

terjadinya-dekubitus semakin besar. Namun dengan adanya pemberian matras anti

dekubitus kepada pasien dengan keadaan imobilisasi tirah baring dapat membantu

memperbaiki keadaan integritas kulit pasien hal ini dibuktikan dengan hasil

penelitiannya yang mendapatkan sebelum dilakukan intervensi berupa tindakan

pencegahan dekubitus kondisi kulit responden hampir seluruhnya dalam kondisi

buruk, yaitu 11 responden (61%) mempunyai kondisi kulit kurang dan 6

responden (33%) mempunyai kondisi kulit sangat kurang. Kondisi kulit responden
sebagian besar mengalami perubahan menjadi kondisi baik sesudah dilakukan

intervensi tindakan pencegahan dekubitus. Setelah tindakan pencegahan, sebagian

besar lansia memiliki kondisi kulit yang baik yaitu 13 responden (72%), 4

responden (22%) memiliki kondisi kulit cukup, dan tidak satupun responden

memiliki kondisi kulit kurang atau buruk.

Kemudian jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Robiul Fitri Masithoh tahun 2016 yang juga melakukan penelitian yang sama

tentang pencegahan luka tekan dengan penggunaan matras, namun penelitiannya

sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, dimana penelitiaanya adalah

sebuah sistematik review, yakni penelusuran jurnal di media elektronik melalui

publisher seperti Pro Quest, Ebscohost, Google Scholar dari tahun 2000-2015.

Dari hasil penelusuran tersebut didapat jurnal sebanyak 158. Namun setelah di

analisis jurnal yang tidak relevan sebanyak 152 jurnal dan yang relevan sebanyak

6 jurnal. Dari beberapa penelitian RCT tentang penggunaan Alternating Pressure

Air Mattress (APAMs) terhadap pencegahan luka tekan, dari penjelasan tersebut

didapat bahwa Pengunaan APAMs secara signifikan dapat mencegah terjadinya

luka tekan dibandingkan dengan matras standart yang biasa digunakan Rumah

Sakit. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan APAMs cenderung lebih

efektif dalam mencegah terjadinya luka tekan dibandingkan dengan kasur rumah

sakit atau kasur busa. Selanjutnya dari segi tingkat kenyamanan pasien,

kenyamanan terjadi peningkatan pada pasien yang menggunaan APAMs.

Selain itu jika dibandingkan lagi dengan hasil penelitian pada jurnal

internasional oleh Hepsiba.D dan L.D. Vijay Anand tahun 2019 yang meneliti
tentang Design of Automated Bed for Prevention of Pressure Ulcer for Patient

with Moving Disability bahwa penggunaan desain tempat tidur otomatis desertai

dengan penggunaan matras anti dekubitus dapat dilakukan untuk pencegahan luka

tekan bagi pasien dengan kesulitan bergerak (imobilisasi atau tirah baring).

Desain kasur untuk pasien yang menderita ulkus tekan telah diusulkan. Ketika

pasien berbaring di tempat tidur karena cacat atau kelainan mereka, sel-sel tubuh

tidak berfungsi dengan benar dan menyebabkan pembusukan karena tubuh

ditekan dan tidak ada sirkulasi udara. Desain ini membantu dalam mengangkat

tubuh pasien secara berkala untuk mencegah pembusukan dan karenanya

pembentukan borok dicegah. Yang paling penting adalah bahwa pasien tidak

merasakan ketidaknyamanan dalam tubuh ketika gerakan dilakukan. Sistem yang

diusulkan membantu pasien dengan ketidakmampuan bergerak dengan mencegah

mereka menjadi korban luka di tempat tidur

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan matras

anti dekubitus terhadap pencegahan dekubitus ataupun dalam memperbaiki dan

mencegah luka tekan atau dekubitus bertambah parah dapat diterapkan

penggunaaan matras anti dekubitus dirumah sakit sebagai alat yang dapat

membantu mengatasi masalah pasien dengan mencegah lebih dini terjadinya luka

dekubitus karena ketika sudah terjadi dekubitus penanganannya akan lebih

membutuhkan biaya ekstra, selain itu keadaaan luka tekan mengganggu proses

pemulihan pasien, mungkin juga diikuti komplikasi dengan nyeri dan infeksi

sehingga menambah panjang lama perawatan, bahkan adanya luka tekan menjadi

penanda buruk prognosis secara keseluruhan dan mungkin berkontribusi terhadap


mortalitas pasien oleh karena itu perlunya tindakan pencegahan terjadinya luka

tekan atau dekubitus pada pasien dengan keadaan tirah baring.

3.3 Implikasi Keperawatan


Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penggunaan

matras atau kasur anti dekubitus sebagai penanganan ataupun pencegahan

dekubitus terhadap pasien dengan tirah baring dapat diterapkan secara dini untuk

mencegah terjadinya luka dekubitus yang dapat mempengaruhi pemulihan pasien,

sehingga penggunaan kasur anti dekubitus terhadap pasien dengan imobilisasi

atau tirah baring perlu diterapkan tidak hanya pada pasien yang belum mengalami

namun pada pasien dengan keadaan sudah mengalmi luka dekubitus perlu

digunakan matras atau kasur anti dekubitus hal ini untuk mencegah kondisi atau

keadaan luka semakin parah, karena dengan penggunaan kasur anti dekubitus

terhadap pasien yang sudah dekubitus dapat membantu memperbaiki kondisi kulit

yang mengalami luka dengan tidak memberikan tekanan berlebihan kepada luka

sehingga luka terjaga kelembapannya dan kesembuhannya lebih mudah jika

dibandingkan dengan hanya menggunakan kasur biasa, namun dalam kejadian

dekubitus ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sehingga dalam

penanganannya tidak hanya menggunakan matras namun perlunya dilakukan

perawatan kulit untuk menjaga integritas kulit sehingga luka dekubitus akan lebih

mudah sembuhnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dekubitus merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien dengan

penyakit kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama. Kasur

anti dekubitus dapat untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit

tubuh, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis yang dilakukan pada ke 5 jurnal

yang mendapatkan hasil penelitian bahwa ada pengaruh penggunaan kasur

anti dekubitus terhadap pencegahan dekubitus pada pasien tirah baring.

4.2 Saran
a. Bagi Ilmu dan Profesi Keperawatan

Analisis jurnal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu keperawatan serta merupakan masukan informasi

yang berharga bagi profesi perawat mengenai pentingnya penggunaan

kasur anti dekubitus bagi pasien dengan tirah baring sehingga dapat

mengurangi angka kejadian dekubitus.

b. Bagi Rumah Sakit

Analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai penilaian dan

pemikiran terhadap pelayanan yang telah diberikan terutama dalam

memberikan fasilitas kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring untuk

mengurangi tekanan pada tubuh atau area yang menonjol.


DAFTAR PUSTAKA

Sulidah, dan Susilowati. 2017. Pengaruh Tindakan Pencegahan Kejadian


Dekubitus pada Lansia Imobilisasi. Medisains, Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
Kesehatan, Vol. 15 No. 3, hal 161-172.

Martono, H. 2014. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-4.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai