Anda di halaman 1dari 3

Perancangan Struktur Bangunan Tinggi

Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK (UM)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam dunia konstruksi, beton mempunyai peran vital. Konstruksi beton
merupakan penyusun struktur sebuah bangunan. Kekuatan konstruksi beton
menjadi tulang punggung berdiri atau tidaknya bangunan. Selain kekuatan
bangunan juga harus memenuhi aspek keamanan dan kenyamanan. Bangunan
direncanakan harus mampu bertahan terhadap gaya gempa, selain gempa bangunan
tinggi juga harus mampu menahan gaya vertical (gaya grafitasi).
Bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada
bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah
tingkat yang banyak. Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau
elevator dan tentunya didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan
lama.Tanpa adanya lift otomatis ini maka akan sangat melelahkan bagi penghuni
untuk naik ke lantai yang paling tinggi. Sebuah bangunan dapat disebut bangunan
tinggi atau high rise building jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter
hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari 150 meter maka dapat disebut
gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi
rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka bangunan tinggi setidaknya
memiliki 6 tingkat lantai. Karena jumlah lantainya yang terlampau cukup banyak
maka struktur yang didesain harus mampu menerima beban dan kuat.
Struktur yang kuat biasanya memiliki dimensi yang besar tetapi tidak
ekonomis jika diterapkan pada bangunan bertingkat tinggi. Perhitungan dimensi
biasanya didasarkan pada kolom atau balok struktur yang menanggung beban
paling besar. Untuk mendapatkan dimensi penampang yang optimal, maka besar
gaya-gaya yang bekerja pada struktur perlu diketahui analisa balok maupun kolom.
Dengan adanya pengaruh beban-beban yang bekerja, maka kapasitas momen akan
dideformasikan merata ke seluruh elemen. Apabila struktur lentur maka
pembebanan pada balok perlu diperhitungkan deformasi momennya. Tipe
bangunan dalam laporan ini adalah bangunan gedung kuliah 8 lantai dengan
menggunakan struktur beton yang merujuk pada Gedung Kuliah Fakultas Ilmu

Pendahuluan 1
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi
Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK (UM)

Keolahragaan. Dimana bangunan harus mampu memikul beban-beban yang


bekerja, termasuk didalamnya beban gempa.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari uraian diatas adalah mereview
gedung tinggi yang sudah dibangun, yaitu Gedung Kuliah Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Ditinjau terhadap beban-beban, dimensi,
elemen struktur dan kekuatannya.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam perencanaan matakuliah perancangan struktur bangunan
tinggi ini adalah sebagai berikut:
1. Beban yang bekerja adalah beban gravitasi dan gempa bangunan tinggi.
2. Permodelan struktur gedung lebih dari atau sama dengan 7 lantai
menggunakan struktur beton bertulang.
3. Gedung yang akan direview adalah gedung yang telah dibangun tetapi belum
difungsikan sebagai gedung perkuliahan yaitu “Gedung Kuliah Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Malang”.
4. Perencanaan ini tidak meninjau pada analisis biaya, manajemen konstruksi dan
segi arsitektural.

1.4. Tujuan
Tujuan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat model struktur gedung tinggi (existing).
2. Menganalisa gaya-gaya yang terjadi pada struktur gedung tinggi.
3. Menganalisa dimensi dan kekuatan bahan.
4. Membuat gambar detail bangunan.

1.5. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah mengetahui desain bangunan
gedung yang mampu menahan gaya-gaya yang bekerja, baik beban mati, beban
hidup, maupun beban gempa.

Pendahuluan 2
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi
Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK (UM)

1.6 Kriteria Perancangan


1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi Bangunan : Gedung Kuliah
b. Jumlah Lantai : 7 lantai + 1 basement
c. Tinggi Perlantai : 4 meter
d. Konstruksi Atap : Dak beton bertulang
e. Pondasi : Borepile (deep foundation)
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu Beton (fc’) : 40 MPa
b. Mutu Baja Tulangan : BJTD 40
Tegangan leleh (fy) : 400 MPa
Tegangan puncak (fu) : 560 Mpa

1.7 Peratuan – Peraturan yang Berlaku


1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2013.
2. Peraturan Pembebanan Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain SNI 1727-2013.
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-
1726-2012.
4. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.

Pendahuluan 3

Anda mungkin juga menyukai