DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN (TUBERKULOSIS PARU)
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A. M
b. Umur : 19 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Pendidikan : SLTA
e. Pekerjaan : Tidak bekerja
f. Agama : Islam
g. Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
h. Alamat : Jln. Tembus Mantuil, Gang Ganda Pura
RT. 27
i. Ruangan dirawat : Jamrud kamar A1
j. Tanggal masuk RS : 02 Oktober 2017
k. No. register : 35.99.76
l. Diagnose medis : TB Paru
m. Dokter yang merawat : dr. p
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama: Sesak napas dan batuk berdahak.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan “± 2 bulan setengah mengikuti pengobatan paru
di puskesmas pekauman, namun pada tanggal 30 September 2017
mulai mengalami sesak napas, dan batuk berdahak terus menerus,
dibawakan oleh keluarga ke puskesmas untuk pengobatan namun
tidak ada perubahan. Setelah itu di rujuk ke rumah sakit Ansari Saleh.
Klien masuk RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada
tanggal 2 Oktober 2017 melalui poliklinik dengan keluhan sesak
napas dan batuk berdahak terus menerus, tanda-tanda vital:
temperatur: 36,5 0C, puls: 94 x/menit, respirasi: 34x/menit, tekanan
1
darah 120/80 mmHg, SPO2: 94%, terpasang oksigen nasal kanul 2
liter, dan terpasang infus Nacl 12 tetes per menit.
Saat pengkajian klien mengatakan batuk sudah berkurang, namun
masih sesak napas, I: klien tampak kesulitan benapas, bentuk dada
barrel chest, pernapasan cuping hidung, pergerakan dada asimetris kiri
dan kanan, ada benjolan pada mediasternum, P: fremitus vocal : paru
sinistra getaran teraba lebih jauh, P: redup diparu sinistra, A: ronchi
0
diparu sinistra, tanda-tanda vital: temperatur: 36,7 C, puls: 82
x/menit, respirasi: 24 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, SPO2:
96%, terpasang oksigen nasal kanul 2 liter, terpasang infus Nacl 12
tetes per menit, klien di diagnosa tuberkulosis paru + susp masa
mediastinum.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan “± 2 bulan terakhir mengikuti pengobatan
tubekulosis paru di puskesmas Pekauman Banjarmasin, klien memiliki
riwayat tuberkulosis paru sejak 2 bulan stengah yang lalu dan tidak
memiliki riwayat penyakit lain, namun sekitar 1 minggu terakhir,
memiliki keluhan sesak napas sehingga di rujuk ke rumah sakit Ansari
Saleh.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan ”kakak klien memiliki riwayat penyakit
tuberkulosis paru satu tahun yang lalu, sudah tuntas pengobatan dan
sembuh sedangkan keluarga lain tidak memiliki riwayat penyakit
seperti TB paru, hipertensi, asma, jantung, stroke dan lainnya”
2
Genogram keluarga :
TB
Paru
TB
Paru
3
Keterangan :
laki-laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Pasien :
e. Riwayat social
Pasien mengatakan “sebelum sakit pasien mampu bersosialisasi
dan beriinteraksi dengan sesama, namun setelah sakit pasien kurang
mampu berintaraksi dan bersosialisasi dengan sesame dan mengurangi
untuk berkomunikasi bicara agar tidak terlalu sesak”
3. Pemeriksaan fisik
No Pengkajian Hasil
1. Kepala - Inspeksi :
Bentuk kepala simetris
Rambut rata hitam dan tipis
Kulit kepala tampak bersih
Tidak ada ketombe
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Massa (-)
Krepitasi (-)
2. Mata - Inspeksi :
Bentuk mata simetris
Konjungtiva anemis (+)
Sclera ikterik (-)
Edema palpebral (-)
Tanda perdarahan (-)
Popil isokor sinistra-dextra
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
3. Hidung
- Inspeksi :
Bentuk hidung simetris
4
Perdarahan (-)
Polip (-)
Secret (-)
Cuping idung (-)
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Krepitasi (-)
4. Mulut
- Inspeksi :
Warna bibir coklat kehitaman
Mukosa bibir lembab
Mukosa mulut merah muda
Gusi normal/perdarahan (-)
Lidah merah muda
Pembengkakan tonsil (-)
Gangguan bicara (-)
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Massa (-)
5. Telinga - Inspeksi :
Bentuk telinga simetris
Sejajar dengan sudut mata
Pendarahan (-)
Kemerahan (-)
Serumen (+) berwarna kuning dan
tidak berbau
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
6. Leher - Inspeksi :
Bentuk leher simetris
Kaku kudauk (-)
Deviasi trakea (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Pembesaran kelenjar limfa (-)
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Pembesaran/pembengkakan (-)
5
Perdarahan (-)
Batuk (+)
Sputum kental dan berwarna
kekuningan
Palpasi :
Massa (-)
Krepitasi (-)
Nyeri tekan (-)
Fremitus vocal : paru dextra
getaran teraba lebih jauh
Perkusi :
Redup di paru sinistra
Auskultasi :
Suara nafas tambahan (+) ronchi
ditemukan di paru sinistra.
- Jantung
Inspeksi :
Bentuk dada simetris
Pembesaran/benjolan (+)
Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Krepitasi (-)
Perkusi :
Pekak
Auskultasi :
6
Bunyi jantung S1 S2 LUP DUP
tunggal teratur
Aorta : LUP
Pulmo : LUP
Tricuspit : DUP
Mitral : DUP
8. Payudara - Inspeksi :
Ukuran dan bentuk payudara
simetris
Putting susu menonjol
Kondisi kulit lembab
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Massa (-)
Edema (-)
9. Abdomen
- Inspeksi :
Bentuk abdomen normal
Asites (-)
Kondisi kulit lembab
- Auskultasi :
Bising usus (+) 20x/menit
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Distensi abdomen (-)
- Perkusi :
Timpani
7
Akral teraba dingin
Nyeri sendi
- -
- -
d. Pola nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit pasien makan 3 kali sehari tanpa
pantangan dan mampu menghabiskan satu porsi lebih. Saat ini pasien
merasa penurunan nafsu makanan namun dapat paksain dan dapat
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan rumah sakit
8
e. Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit dan saat di rumah sakit frekuensi BAB 1
kali sehari, lambek dan berwarna kuning dan BAK normal (sering)
berwarna kekuningan dan berbau pesing serta tidak ada kesulitan.
f. Pola kognitif dan perseptual
Pasien baru mengetahui memiliki penyakit TB paru kurang lebih tiga
bulan yang lalu dan sedang dalam pengobatan di puskesmas
Pekauman, namun sekitar satu minggu lalu pasien mulai merasa sesak
napas dan dirujuk ke rumah sakit
g. Pola konsep diri
Pasien tampak merasa bersalah karena sudah merepotkan keluarga.
h. Pola koping
Dalam pengambilan keputusan tergantung dari keluarga terlebihnya
orang tua
i. Pola seksualitas – reproduksi
Tidak terkaji
j. Pola peran hubungan
Pasien tinggal dengan orangtua dan satu saudara, pasien sebagai anak
ke empat (anak terakhir) sering melakukan kenakalan seperti merokok
dan minum minuman keras, pasien kadang ditegur oleh keluarga
namun tidak pernah menghiraukan.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama muslim dan jarang sekali sholat karena sering pergi
ke luar rumah bersama teman-temannya.
9
B. Pemeriksaan Diagnostik
C. Analisa Data
10
liter
Terpasang infus Nacl 12 tetes per
menit,
11
D. Diagnosa Keperawatan
NANDA 2015-2017
1. Domain 11 : Keselamatan/ Perlindungan, Kelas 2. Cedera fisik (00031).
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Obstruksi
jalan napas; mukus dalam jumlah berlebih ditandai dengan pasien
mengatakan “nafas sesak dan batuk berdahak”, pasien tampak sesak dan
batuk produktif, sputum kental dan berwarna kekuningan, pernafasan
cuping hidung, bentuk dada barrel chest, ekspansi dinding dada asimetris,
batuk (+), perkusi redup diparu sinistra, auskultasi ronchi diparu sinistra,
fremitus vocal : paru sinistra getaran teraba lebih jauh, tanda-tanda vital:
temperatur: 36,7 0C, puls: 82 x/menit, respirasi: 24 x/menit, tekanan
darah 110/70 mmHg, SPO2: 96%, terpasang oksigen nasal kanul 2 liter,
terpasang infus Nacl 12 tetes per menit.
12
E. Nursing Care Plan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Obstruksi jalan napas; mukus dalam jumlah berlebih ditandai
dengan pasien mengatakan “nafas sesak dan batuk berdahak”, pasien tampak sesak dan batuk produktif, sputum kental dan
berwarna kekuningan, pernafasan cuping hidung, bentuk dada barrel chest, ekspansi dinding dada asimetris, batuk (+), perkusi
redup diparu sinistra, auskultasi ronchi diparu sinistra, fremitus vocal : paru sinistra getaran teraba lebih jauh, tanda-tanda vital:
temperatur: 36,7 0C, puls: 82 x/menit, respirasi: 24 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, SPO2: 96%, terpasang oksigen nasal
kanul 2 liter, terpasang infus Nacl 12 tetes per menit.
Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakuakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Hasil tanda-tanda vital 1. Melakukan S: Pasien mengatakan
tindakan keperawatan ± vital. menentukan tindakan pengkajian tanda- napas masih sesak dan
1 x 24 jam masalah selanjutnya. tanda vital seperti kadang batuk disertai
ketidakefektifan suhu tubuh, frekuensi dahak.
bersihan jalan napas nadi, frekuensi napas O:
teratasi dengan kriteria dan tekanan darah Pasien tampak sesak
hasil; menggunakan dan batuk produktif,
Secara verbal pasien termometer, jam sputum kental dan
mengatakan sesak tangan, tensi, berwarna kekuningan.
berkurang stetoskop (21.00 Pernafasan cuping
Menunjukkan jalan wita) hidung
napas yang paten 2. Auskultasi bunyi 2. Beberapa derajat 2. Mengauskultasi Batuk berkurang
(irama nafas, nafas catat adanya spasme bronkus bunyi napas Klien mampu batuk
frekuensi pernafasan bunyi nafas terjadi dengan menggunakan efektif
dalam rentang normal, abnormal. obstruksi jalan nafas stetoskop TTV: T: 36,7 0C, P:
tidak ada suara nafas & dimanifestasikan (didapatkan bunyi 80 x/menit, R: 22
tambahan. dengan adanya bunyi ronchi di paru
13
Mendemonstrasikan nafas abnormal. sinistra pukul 21.10 x/menit, TD: 120/70
batuk eefektif dan wita) mmHg
suara napas yang 3. Lakukan postural 3. Menggunakan gaya 3. Melakukan postural A:Masalah teratasi
bersih, tidak ada drainase dengan gravitasi untuk drainase dengan cara sebagian
sianosis dipsnue. cara clapping dan membantu clapping dan vibrasi P: Lanjutkan Intervensi
Tanda-tanda vital vibrasi. membangkitkan dengan memberi
dalam batas normal: sekresi sehingga lebih tepukan dan getaran
o o mudah dibatukkan pada punggung klien
T:36 C-37 C
P:80-100x/menit (pukul 05.20 wita)
R:16-24x/menit 4. Ajarkan pasien 4. Membantu 4. Mengajarkan pasien
Bp:120/80mmHg teknik batuk efektif memperbaiki ventilasi teknik batuk efektif
dan nafas dalam. dan untuk dan nafas dalam
menghasilkan sekresi dengan meminta
tanpa menyebabkan klien mengikuti
sesak nafas dan instruksi perawat,
keletihan. menarik napas dalam
melalui hidung dan
hembuskan melalui
mulut serta napas
ketiga ditahan da
batukan (pukul 05.30
wita)
5. Kolaborasi dalam 5. Menurunkan 5. Memberikan
pemberian kekentalan secret Nebulisasi combivent
nebuliser & inheler sehingga mudah untuk sesuai indikasi
sesuai indikasi. evakuasi sekresi. kolaborasi dokter
(pukul 06.00 wita)
14
6. Kolaborasi 6. Untuk mencegah 6. Memberikan obat
pemberian terjadinya infeksi antibiotik ceftriaxone
antibiotik sesuai 1 ampul sesuai
indikasi kolaborasi dokter
(pukul 21.30 wita)
15
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplei oksigen dan kebutuhan ditandai pasien mengatakan
“tidak dapat beraktivitas secara mandiri karena selalu merasa sesak saat beraktivitas”, pasien tampak lemah dan kesulitan
bernapas, bedrest, ADL dibantu oleh keluarga dan pasien kategori II (di bantu orang lain).
Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakuakan 1. Kaji skala 1. Sebagai dasar untuk 1. Mengkaji skala S: Pasien mengatakan
tindakan keperawatan ± kemampuan pasien memberikan latihan kemampuan pasien dalam melakukan
1 x 24 jam, masalah dalam melakukan gerak yang sesuai dalam melakukan aktivitas masih merasa
intoleransi aktivitas aktivitas. dengan kemampuan aktivitas dengan sesak napas
dapat teratasi dengan pasien. menanyakan O:
kriteria hasil: aktivitas yang dapat Pasien tampak
Klien mampu dilakukan secara dibantu oleh
melakukan aktivitas mandiri atau keluarga dalam
secara perlahan. membutuhkan melakukan
Mendemonstarsikan bantuan (pukul aktivitasnya
kemampuan 21.30 wita) Pasien tampak
beraktivitas. 2. Bantu pasien 2. Meminimalkan 2. Membantu pasien menggunakan
ADL terpenuhi melakukan kelelahan dan melakukan aktivitas oksigen/nasal
aktivitas sesuai membantu sesuai dengan canul
dengan keseimbangan suplei kemampuannya Pasien kategori II
kemampuannya. & oksigen. seperti membantu (dibantu orang
klien ke kamar WC lain)
(pukul 21.45 wita). A: Masalah teratasi
3. Libatkan keluarga 3. Memberikan 3. Melibatkan sebagaian
dalam memenuhi motivasi kepada keluarga dalam P: Lanjutkan
kebutuhan aktivitas pasien. memenuhi Intervensi
pasien. kebutuhan aktivitas
pasien seperti
16
makan, minum, atau
ADL lainnya (pukul
21.45 wita).
4. Anjurkan keluarga 4. Dampingan keluarga 4. Menganjurkan
untuk selalu dapat membantu keluarga pasien
mendapingi klien. ADL yang selalu mendampingi
dibutuhkan klien pasien untuk
membantu hal yang
dibutuhkan pasien
17
F. Drug Studi
Nama obat Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Kerja Efek Samping Peran Perawat
18
pilek. lahir sampai
Otitis media usia 28 hari)
bakterial akut yang
(infeksi telinga mengalami
bagian tengah). hiperbilirubi
nemia.
Combivent Bronkospasme yang Kardiomiopati Membuka saluran Sakit kepala, pusing, gelisah, Melakukan
berhubungan dengan obstruktif udara ke paru-paru. takikardi, tremor halus pada otot pemberian
PPOK pada pasien- hipertrofi, Bekerja di saluran rangka, palpitasi, hipokalemia obat sesuai
pasien yang diterapi takiaritmia. udara dengan serius. mual, muntah, prosedur 12
dengan ipratropium Hipersensitif membuka saluran berkeringat, otot lemah, benar
Br & salbutamol. terhadap pernapasan dan mialgia/kram otot. Mulut pemberian
derivat atropin relaksasi otot-otot. kering, disfonia, komplikasi obat
pada mata, reaksi tipe alergi.
Ranitidin 2x1 Mengobati ulkus Lansia Ibu Muntah-muntah, Sakit kepala, Pemberian obat
lambung dan hamil Ibu Sakit perut, Sulit menelan, Urin sesuai 12 benar
duodenum menyusui yang keruh dan Kaji pola
kerongkongan, conto Kanker eliminasi dan
hnya pada GERD lambung mual muntah
Mencegah tukak Penyakit ginjal pasien.
lambung agar tidak Mengonsumsi
berdarah digunakan obat non-
sebelum operasi steroid anti-
bedah, supaya asam inflamasi Sakit
datang tidak tinggi paru paru
selama pasien tidak Diabetes
sadar. Mengobati Masalah
Sindrom Zollinger- dengan sistem
19
Ellison (Tingginya kekebalan
kadar hormon tubuh Porfiria
gastrin yang akut
menyebabkan (gangguan
lambung memprodu metabolisme
ksi terlalu banyak langka)
asam). Mengobati
sakit maag beserta
gejala-gejala yang
ditimbulkannya
20
Dengan menghambat Isoniazid :
biosintesis asam gangguan fungsi hati, hepatitis,
mikolat (micolic acid) gangguan lambung-usus,
yang merupakan unsur neuropati periferal, pusing, sakit
penting dingding sel kepala bila kena cahaya,
mikrobakterium. perubahan hematologikal, reaksi
alergi.
Berdasarkan Pirazinamida :
pengubahannya peningkatan sementara
menjadi asam pirazinat transaminase serum,
oleh enzim hepatotoksisitas, hepatomegali,
pyrazinamidase yang sakit kuning, hiperurisemia,
berasal dari basil TBC. nefritis intestinal, disuria,
Begitu pH dalam gangguan lambung-usus,
makrofag di turunkan, perubahan hematologikal, reaksi
maka kuman yang alergi.
berada di “sarang”
infeksi yang menjadi
asam akan mati.
21
hematologikal, efek alergi, gout
akut (jarang).
Codein Meredakan rasa Asma bronkial,Codeine adalah obat Pusing, limbung. Berikan obat
nyeri ringan hingga emfisema golongan analgesik Mulut kering. sesuai aspek 12
berat, meringankan paru-paru, opioid yang digunakan Mual dan muntah. benar
gejala batuk dan trauma kepala,untuk meredakan rasa Kehilangan nafsu makan. pemberian obat
mengobati kondisi tekanan nyeri ringan hingga Mudah merasa lelah. dan observasi
diare akut intrakranial berat. Obat ini bekerja Konstipasi. efek samping
yang secara langsung pada Merasa nyeri pada perut. yang mungkin
meninggi, sistem saraf pusat untuk Muncul ruam ringan pada terjadi
alkoholisme mengurangi rasa sakit kulit.
akut, setelah yang dialami. Dalam
operasi saluran
kasus tertentu, codeine
empedu. juga dapat digunakan
untuk meringankan
gejala batuk dan
mengobati kondisi diare
akut.
Ondansetron Penanggulangan Penderita yang Ondansetron suatu Sakit kepala, konstipasi, rasa Pemberian obat
HCl mual dan muntah hipersensitif antagonis reseptor panas pada epigastrium, sedasi sesuai 12 benar
akibat kemoterapi terhadap serotonin tipe 5-HT3, dan diare. dan observasi
dan radioterapi serta ondansetron yang bekerja secara efek samping
operasi. selektif dan kompetitif yang mungkin
dalam mencegah terjadi seperti:
maupun mengatasi sakit kepala,
mual dan muntah akibat konstipasi, rasa
pengobatan sitostatika panas pada
dan radioterapi. epigastrium,
22
sedasi dan
diare.
Infus NaCl Hiponatremia atau Hipernatremia, Mengembalikan Demam, abses, nekrosis Observasi,
0,9% sindrom rendah retensi cairan. keseimbangan cairan jaringan atau infeksi pada mengganti dan
garam. Terapi untuk tubuh dan NaCl, tempat suntikan, trombosis vena mengatur
alkalosis metabolik, pengganti cairan atau hipervolemia. tetesan sesuai
pelarut untuk obat ekstraseluler, indikasi.
yang diberikan Observasi
secara iv drip adanya tanda-
tanda edema
atau efek
samping yang
mungkin
terjadi.
23
G. Catatan Perkembangan
Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Rabu, 04 05.30 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan “napas
Oktober (Wita) bersihan jalan masih sesak dan batuk
2017 napas berkurang”
berhubungan
dengan O:
05.40 Obstruksi jalan Pasien tampak sesak dan batuk
(Wita) napas; mukus kadang-kadang
dalam jumlah Pernafasan cuping hidung
berlebih Klien mampu batuk efektif
TTV: T: 36,5 0C, P: 84
x/menit, R: 23 x/menit, TD:
120/70 mmHg, SPO2: 96 %
Terpasang oksigen nasal kanul
2 liter
Infus Nacl 12 tetes per menit
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Lakukan postural drainase
dengan cara clapping dan
vibrasi.
3. Anjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
4. Kolaborasi dalam
pemberian nebuliser &
inheler sesuai indikasi.
5. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
05.45 I:
(Wita) 1. Melakukan pengkajian
tanda-tanda vital.
2. Melakukan postural
drainase dengan cara
clapping dan vibrasi.
3. Menganjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
4. Melakukan nebulisasi
kombivent
5. Memberikan obat
antibiotik ceftriaxone 1
24
gram (1 ampul) sesuai
dengan indikasi kolaborasi
6. Memberikan obat golongan
opium Codein 1 tablet
sesuai dengan indikasi
kolaborasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji skala kemampuan
pasien dalam melakukan
aktivitas.
2. Bantu pasien melakukan
aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Libatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan
aktivitas pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
06.45 I:
(Wita)
1. Melakukan pengkajian
skala kemampuan pasien
dalam melakukan aktivitas
25
dengan menanyakan
aktivitas yang dapat
dilakukan secara mandiri
dan yang membutuhkan
bantuan
2. Membantu klien melakukan
aktivitas sesuai dengan
kemampuannya seperti
berjalan ke kamar
mandi/wc.
3. Meminta bantuan keluarga
07.30 dalam membantu klien
(Wita) dalam melakukan aktivitas
ADL
4. Meanjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
dalam
26
Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Kamis, 09.00 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan “Sudah
05 (Wita) bersihan jalan dapat di lepas oksigen mulai
Oktober napas tadi malam dan batuk
2017 berhubungan berkurang ”
dengan
09.10 Obstruksi jalan O:
(Wita) napas; mukus Pasien tampak tenang dan
dalam jumlah batuk kadang-kadang
berlebih Pernapasan normal
Klien mampu batuk efektif
TTV: T: 36,7 0C, P: 85
x/menit, R: 21 x/menit, TD:
120/70 mmHg, SPO2: 97 %
Infus Nacl 12 tetes per
menit
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Anjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
3. Kolaborasi dalam
pemberian nebuliser &
inheler sesuai indikasi.
4. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
5. Kolaborasi pemberian obat
golongan opium Codein 1
tablet sesuai dengan
indikasi kolaborasi
09.45 I:
(Wita) 1. Melakukan pengkajian
tanda-tanda vital.
2. Menganjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
3. Melakukan nebulisasi
kombivent
4. Memberikan obat
antibiotik ceftriaxone 1
gram (1 ampul) sesuai
dengan indikasi kolaborasi
5. Memberikan obat golongan
27
opium Codein 1 tablet
sesuai dengan indikasi
kolaborasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji skala kemampuan
pasien dalam melakukan
aktivitas.
2. Bantu pasien melakukan
aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Anjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
09.45 I:
(Wita)
1. Melakukan pengkajian
skala kemampuan pasien
dalam melakukan aktivitas
dengan menanyakan
aktivitas yang dapat
dilakukan secara mandiri
dan yang membutuhkan
bantuan
2. Membantu klien melakukan
aktivitas sesuai dengan
kemampuannya seperti
berjalan ke kamar
mandi/wc.
28
3. Meanjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
dalam
29
Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Jumad, 14.45 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan “Sesak
06 (Wita) bersihan jalan sudah bekurang dan batuk
Oktober napas kadang-kadang ”
2017 berhubungan
dengan O:
15.00 Obstruksi jalan Pasien tampak tenang dan
(Wita) napas; mukus batuk kadang-kadang
dalam jumlah Pernapasan normal
berlebih Klien mampu batuk efektif
TTV: T: 36,8 0C, P: 89
x/menit, R: 22 x/menit, TD:
120/70 mmHg, SPO2: 97 %
Infus Nacl 12 tetes per
menit
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Anjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
3. Kolaborasi dalam
pemberian nebuliser &
inheler sesuai indikasi.
4. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
5. Kolaborasi pemberian obat
golongan opium Codein 1
tablet sesuai dengan
indikasi kolaborasi
16.00 I:
(Wita) 1. Melakukan pengkajian
tanda-tanda vital.
2. Menganjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
3. Melakukan nebulisasi
kombivent
4. Memberikan obat
antibiotik ceftriaxone 1
gram (1 ampul) sesuai
dengan indikasi kolaborasi
5. Memberikan obat golongan
opium Codein 1 tablet
30
sesuai dengan indikasi
kolaborasi
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji skala kemampuan
pasien dalam melakukan
aktivitas.
2. Anjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
15.30 I:
(Wita) 1. Melakukan pengkajian
skala kemampuan pasien
dalam melakukan aktivitas
dengan menanyakan
aktivitas yang dapat
dilakukan secara mandiri
dan yang membutuhkan
bantuan
2. Meanjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien
dalam melakukan aktivitas
yang membutuhkan bantuan
baik di rumah sakit maupun
dirumah
20.10 E : Pasien tampak tenang dan
(Wita) dapat melakukan aktivitas
secara mandiri dan pasien
kategori 0 (mandiri)
31
32