Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI :

1. MAYA SOFIANA 5. MURICHAH

2. M. FADLOLI 6. MURSINAH

3. M. SYAHID 7. NUR ARIF SETIAWAN

4. M.RIFKI GHOZALI 8. NUNUK PRIYATI

S1-KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2017/2018
ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN DIRI

a. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya.

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang


mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.

b. Tujuan Penulisan
1. Untuk membahas tentang Defisit Perawatan Diri
2. Untuk membahas Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Defisit Perawatan

c. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan penulisan metode studi pustaka,
diskusi kelompok dan browsing internet.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Definisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000)
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,
2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi ( hygiene ) ,
berpakaian / berhias, makan dan BAB atau BAK ( toileting ).
(Sumber: Nita Fitria, 2009 )

II. Rentang Respon


Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


Perawatan diri
diri seimbang kadang tidak pada saat stress

 Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan


mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
 Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
 Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

III. Jenis-Jenis Perawatan Diri


 Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
 Yaitu : gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
 Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias
Yaitu : gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas
berdandan sendiri.
 Kurang perawatan diri : Makan
Yaitu : gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
 Kurang perawatan diri : Toileting
Yaitu : gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas toileting sendiri
IV. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan


diri adalah sebagai berikut :
Kelelahan fisik
Penurunan kesadaran
Menurut DepKes (2000: 20), Penyebab kurang perawatan diri adalah :
Faktor Predisposisi
Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan
jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri yaitu :
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

V. Mekanisme Koping

Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit


perawatan diri adalah:

1. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Gigi kotor disertai mulut bau.
 Penampilan tidak rapi
2. Psikologis

 Malas, tidak ada inisiatif.


 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial

 Interaksi kurang.
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2
(Stuart & Sundeen, 2000) yaitu :

1. Mekanisme koping adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa
memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri

2. Mekanisme koping maladaptif


Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

VI. Penatalaksanaan

 Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


 Membimbing dan menolong klien merawatan diri
 Ciptakan lingkungan yang mendukung
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

1.Identitas Klien
Meliputi nama,jenis kelamin, umur, alamat lengkap, No. MR, penanggung jawab.

2.Alasan Masuk
Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang menyendiri, tidak mau
banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung.

3. Faktor Predisposisi
 Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
 Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
 Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
 Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

B. Pemeriksaan Fisik
 Rambut : Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok,
keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
 Kepala : Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan.
 Mata : Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
 Hidung : Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
 Mulut : Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan
 Gigi : Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi
 Telinga : Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
 Kulit : Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan bulu.
 Genetalia : Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan
skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan
C. Analisa Data

No Data Masalah

Data subyektif
– Pasien merasa lemah

– Malas untuk beraktivitas Defisit Perawatan Diri


1
– Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

– Rambut kotor, acak – acakan

– Badan dan pakaian kotor dan bau

– Mulut dan gigi bau.

– Kulit kusam dan kotor

– Kuku panjang dan tidak terawat

Data subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa,

Data obyektif :

Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan,


halitosis, badan bau, kulit kotor Penurunan kemampuan dan
2 motivasi merawat diri

Data subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif :

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh


memilih alternatif tindakan, apatis, menolak berhubungan,
kurang memperhatikan kebersihan
3 Isolasi Sosial

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
3.1.7 Pohon masalah

Effect : Resiko Tinggi Isolasi sosial


Core problem : Defisit Perawatan Diri

Causa : Penurunan motivasi dan kemampuan

3.2 Diagnosa Keperawatan


Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

3.3 Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana Keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi

Bina hubungan saling percaya dgn


menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
– Sapa pasiendengan ramah, baik
verbal maupun non verbal

– Perkenalkan diri dengan sopan

– Tanyakan nama lengkap dan


nama panggilan yang di sukai pasien
Tujuan Umum :
Pasien tidak mengalami – Jelaskan tujuan pertemuan
defisit perawatan diri
– Jujur dan menepati janji
Tujuan Khusus :
– Tunjukkan sikap empati dan
TUK 1 : Pasien bisa menerima pasien apa adanya
Defisit Perawatan Diri : membina hubungan
kebersihan diri, saling percaya dengan – Beri perhatian dan perhatikan
berdandan, makan, perawat kebutuhan dasar pasien
1 BAB/BAK

Melatih pasien cara-cara perawatan


kebersihan diri :
– Menjelasan pentingnya menjaga
kebersihan diri.

– Menjelaskan alat-alat untuk


TUK 2 : Pasien mampu menjaga kebersihan diri
melakukan kebersihan
diri secara mandiri – Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri

– Melatih pasien mempraktekkan


cara menjaga kebersihan diri

Melatih pasien berdandan/berhias :


1. Untuk pasien laki-laki latihan
meliputi :

– Berpakaian

– Menyisir rambut

– Bercukur

2. Untuk pasien wanita, latihannya


meliputi :

– Berpakaian

– Menyisir rambut
TUK 3 : Pasien mampu
melakukan berhias/ – Berhias
berdandan secara baik

Melatih pasien makan secara mandiri


:
– Menjelaskan cara
mempersiapkan makan

– Menjelaskan cara makan yang


tertib

– Menjelaskan cara merapihkan


peralatan makan setelah makan

TUK 4 : Pasien mampu – Praktek makan sesuai dengan


melakukan makan tahapan makan yang baik
dengan baik

TUK 5 : Pasien mampu Mengajarkan pasien melakukan


melakukan BAB/BAK BAB/BAK secara mandiri :
secara mandiri – Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai

– Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah BAB dan
BAK

– Menjelaskan cara
membersihkan tempat BAB dan BAK

Anda mungkin juga menyukai