DI SUSUN OLEH :
Kelompok 8
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas karunia, hidayah dan nikmatnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus Asuhan Keperawatan Appendisitis pada ny R di
ruang Teratai rumah sakit dr. Sobirin Kab. Musi rawas ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Klinik Keperawatan. Makalah ini ditulis dari hasil
asuhan keperawatan yang bersumber dari klien langsung dan buku sebagai referensi, tak lupa
penyusun ucapkan terima kasih kepada clinical instructur atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan laporan ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga
dapat diselesaikannya laporan ini.
Penulis berharap, dengan membaca laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Appendisitis.
Dan semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari hari.,khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
sehingga, menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Aamiin.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
BAB II
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI...................................................................................................2
2. ETIOLOGI.................................................................................................2
3. PATOFISIOLOGI....................................................................................3
4. WOC/PATHWAY.....................................................................................4
5. MANIFESTASI KLINIS..........................................................................5
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................5
7. PENATALAKSANAAN MEDIS.............................................................5
B. LAPORAN KASUS
1. PENGKAJIAN..........................................................................................6
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................12
3. INTERVENSI ..........................................................................................15
4. IMPLEMENTASI....................................................................................18
5. EVALUASI..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apendisitis merupakan penyebab paling umum sakit perut akut yang memerlukan
intervensi bedah, Penyebab apendisitis tidak jelas dan mekanisme patogenesis terus
diperdebatkan, dikarenakan apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terjadi pada masyarakat secara umum, yang tatalaksananya dengan cara apendiktomi,
sehingga penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah apendisitis memerlukan
perhatian khusus, karena masih tingginya kemungkinan timbul infeksi paska bedah, yaitu
5-15% (Departemen/SMF ilmu bedah, 2009).
Apendisitis akut sama-sama dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan,
tetapi insidensi pada laki-laki umumnya lebih banyak dari perempuan terutama pada usia
20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010), hal ini juga bisa dilihat pada penelitian Haider
Kamran di Ayub Teaching Hospital Pakistan, menunjukkan dari 100 pasien apendisitis
akut, 58% adalah lakilaki dan 42% adalah perempuan. Selain itu, penelitian dari Rafael
Nunes Goulart di Rumah Sakit Regional de Sao Jose Brazil menunjukkan bahwa 60,9%
pasien apendisitis akut adalah laki-laki. Tetapi, penelitian dari Anggi Patranita Nasution
di RSU Dokter Soedarso Pontianak menunjukkan bahwa dari 100 penderita apendisitis
paling banyak ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 54 orang ( 54%) dan laki-laki
sebanyak 46 orang (46%). Selain itu, penelitian dari Marisa di RSUD Tugurejo Semarang
menunjukkan bahwa apendisitis akut lebih banyak pada perempuan yaitu 64,2%,
sedangkan pada apendisitis perforasi lebih sering pada laki-laki yaitu 55,4%. Apendisitis
akut merupakan salah satu kasus tersering dalam bidang bedah abdomen. Rata-rata 7%
populasi di dunia menderita apendisitis dalam hidupnya (Agrawal, 2008). Selain itu, juga
di laporkan hasil survey angka insidensi apendisitis, dimana terdapat 11 kasus apendisitis
pada setiap 1000 orang di Amerika (Dahmardehei, 2013). Menurut WHO (World Health
Organization), indisdensi apendisitis di Asia pada tahun 2004 adalah 4,8% penduduk dari
total populasi. Menurut Departemen Kesehatan RI di Indonesia pada tahun 2006,
apendisitis 3 menduduki urutan keempat penyakit terbanyak setelah dispepsia, gastritis,
dan duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 28.040. Selain itu, pada tahun
2008, insidensi apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antar kasus
kegawatan abdomen lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Appendisitis.?
2. Apa penyebab Appendisitis.?
3. Apa Patofisiologi Appendisitis.?
4. Apa Manifestasi klinis dari Appendisitis.?
5. Apa Penatalaksanaan Medis dari Appendisitis.?
6. Apa Diagnosa Keperawatan pada Appendisitis.?
7. Apa Perencanaan Asuhan Keperawatan pada Appendisitis.?
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi Appendisitis
2. Etiologi
Inflamasi Apendiks
Edema
Meningkatnya tekanan
intraluminal
Nyeri
Abdomen
APPENDIKSITIS
Luka akibat
operasi Infeksi Tekanan Inflamasi da Kurang
hambatan Intraluminal perforasi pada terpapar
aliran darah meningkat apendiks informasi
Bakteri
dan tidak
masuk
mengenal
Peradangan Tekanan Mual dan
sumber
MK : Resiko pada jaringan syaraf nyeri muntah
informasi
Infeksi perifer
meningkat
Kontrol Penurunan
tubuh suhu cairan MK : Defisit
terganggu Pengetahuan
Nyeri di
Ambilicus Dehidrasi
Febris
Nyeri
abdomen MK : Risiko
MK : Hipertermia Ketidakseimbangan
cairan
MK : Nyeri
akut
5. . Manifestasi Klinis
Menurut mansjor, 2000 keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di
daerah umbilicicus atau periumbilicus yang berhubungan dengan muntah. Dalam
2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah. Yang akan menetap dan
diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malise, dan
demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat kontipasi, tetapi kadang-
kadang terjadi diare, mual, dan muntah
Appemdisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual,
muntah dan nyeri yang hebat diperut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara
mendadak di perut sebelah atas atau disekitar pusar. Lalu timbul mual dan
muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut
kanan bagian bawah jika menekan daerah ini penderita merasakan nyeri tumpul
dan jika penekanan ini dilepaskan nyeri bisa bertambah tajam demam bisa
mencapai 37, 8 – 38,8 C.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Ditemukan Leukositosis 10.000-18.000/mm3 kadang-kadang dengan pergeseran
ke kiri leukositosis > 18.000/mm3 disertai keluhan atau gejala appendiksitis
lebih dari 4 jam mencurigakan perforasi sehingga diduga bahwa tingginya
leukositosis sebanding dengan hebatnya peradangan
b. Radiologi
Terdiri dari pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan komputered tomography
scanning (CT-SCAN) pada pemeriksaan USG ditemukan bagian memanjang
pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks sedangkan pada pemeriksaaan
CT-SCAN ditemukan bagian yang menjulang dengan fecalit dan perluasan dari
apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum (secum)
c. Pemeriksaan colok dubur/rectal toucher
Menyebabkan nyeri bila didaerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk.
7. Penatalaksanaan medis
Pembedahan di indikasikan bila di diagnosa apendisiis telah ditegakkan antibiotik
dan cairan IV dibereikan sampai pembedahan dilakukan analgesik dapat diberikan
setelah diagnosa ditegakkan sebelum operasi melakukan observasi dalam 8-12 jam
setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis sering kali belum jelas,
dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan pasien diminta melakukan tirah
baring dan dipuaskan. Melakukan pemeriksaan abdomen dan rectal serta
pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik foto abdomen
dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit lain.
B. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. R
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 64 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Pekerjaan : Petani
g. Pendidikan terakhir : SMP
h. Alamat : Dusun 02, Sukamana Desa Terawas Kabupaten Musi Rawas
i. No.CM : 327342
j. Diagnostik Medis : Apendisitis Akut
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 27 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Petani
e. Alamat : Dusun 02, Sukamana Desa Terawas Kabupaten Musi Rawas
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama
Nyeri Abdomen Kanan Bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat malam hari saat klien sedang selesai sholat isya’ klien mengeluh nyeri,
badan lemas,di perut dan tubuh klien merasa panas dingin nyeri yang dirasakan klien
sakitnya di perut sebelah kanan bawah nyeri yang dirasa lama kelamaan semakin
sakit.skala yang dirasakan klien adalah 6,kemudian klien dilarikan ke rumah sakit pukul
23.20 untuk melakukan pemeriksaan dan diharapkan pasiem dapat segera ditangani oleh
pihak rumah sakit untuk mengetahui penyakit apa yang diderita serta menerima
pengobatan dalam mengatasi mengatasi penyakit tersebut.
= Pasien
= perempuan
= laki-laki
Meninggal
Klien mempunyai 6 orang anak, namun klien tinggal bersama anak pertama dan cucu nya,
tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami penyakit yang serupa dan anggota kelurga
klien pun bergantian untuk menemani klien di rumah sakit.
C. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Makan 0 1 2 3 4
Perawatan diri 0 1 2 3 4
Eliminasi 0 1 2 3 4
Mandi 0 1 2 3 4
Berjalan 0 1 2 3 4
Keterangan:
Skore 0: Mandiri
Skore 1: Dibantu sebagian
Skore 2: Perlu dibantu orang lain
Skore 3: Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4: Tergantung atau tidak mampu
Pasien mengatakan ia tidur tidak teratur dikarenakan merasakan nyeri diperut sebelah
kanan bawah.passien biasanya tidur pukul 08.30 malam dan bangun biasanya pukul 04.00
pagi.
Pola nutrisi metabolik
Pola Eliminasi
Pasien biasanya BAB masih lancar sebelum sakit namun setelah sakit pasien mengalami
kesulitan dalam buang air besar. Pada saat sakit warna bab feses berwarna kehitaman ,
padahal sebelumnya pasien belum menggunakan obat untuk membantu dalam pross
pelancaran babnya kebiasak baknya juga dalam batas normal.
Pasien mengeluh awal nyeri pada abdomen sebelah kanan bawah dengan skala 6 mulsi
menurun, fungsi panca indra pasien normal, dan kemampuan bicara membaca normal
Pasien mengtakan bahwa dia akan segera sembuh setelah d irawat dan dapat melakukn
aktivitasnya kembali dan bermain bersama cucunya
Pola koping
Pasien tidak ada mengalami masalah saat ia masuk kerumah sakit. Selama klien dirawat di
rumah sakit anak-anaknya dan cucunya selalu menemaninya secara bergantian. Pasien
mengalami perubahan berat badan menurun dari 45kg ke 43kg. Mekanisme yang
digunakan saat terjadi masalah pasien merasa cemas.
Pola seksual-reproduksi
Paien telah mengalami masalah manapause, jadi tidak ada masalah yang dirasakan pasien
Pola peran berhubungan
Pasien mengatakan peran pasien dalam keluarga adalah sebagai ibu sekaligus kepala
keluarga untuk anak-anaknya dan nenek untuk cucunya. Namun karena sakit dan harus
dirawat inap menyebabkan pasien tidak mampu untuk bekerja. Klien memiliki teman dekat
anak-anaknya salah satu orng dipercaya dan membantu pasien jika ada kesulitan klien
mengatakan selalu bersosialisasi sengan masyarakat disekitar rumahnya
Pasien meganut agama islam. Dalam keadaan sakit mengalami hambatan dalam beribadah.
Pasien mengalami susah bergerak karena nyeri yang dirasakan pasien disekitar abdomen
sebelah kanan bawah
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEADAAN UMUM
b. Mata
kebersihan : daerah mata pasien bersih
penglihatan : baik tidak kabur
sklera: ikterik
konjungtiva : anemis
c. telinga
kebersihan : bersih tidak ada kotoran
d.Hidung
Kebersihan : tidak ada kotoran
e. mulut
kemampuan bicara: baik
keadaan bibir : warna agak hitam, tidak sumbing, tidak lesi
mukosa: kering
lidah : simetris, tidak ada lesi, warna merah muda
gigi : beberapa sudah patah
orofharing : tidak terdapat dahak
2. Leher
Leher terlihat normal
3. Dada
a. inspeksi :
bentuk dada normal dan gerakan dada saat bernafas teratur
b. Auskultasi:
tidak ada bunyi tambahan
c. perkusi:
tidak ada, normal (tympani)
d. palpasi
adanya nyeri tekan
4. Abdomen
a) Inspeksi: datar
b) Auskultasi: bising usus.
c) Perkusi: nyeri tekan mc.burney
d) Palpasi: nyeri tekan
6. Ekstremitas
a. Atas: tidak ada kelainan pada jari pasien, pasien mampu melakukan ekstensi, fleksi,
rotasi.
b. Bawah:
Pasien mampu berdiri dan berjalan sendiri, bentuk kaki tegak lurus, tidak ada parises
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
b. laboratorium
c. EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan.
1. Nyeri akut b.d agen pencederaan Setelah dilakukan intervensi terapeutik SIKI: Manajemen Nyeri Observasi
fisiologis selama 3x 24 jam diharapkan nyeri dapat Observasi: - Untuk mengetahui lokasi
DS. menurun dengan kritera hasil: - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, nyeri pada pasien
- klien mengatakan nyeri bagian SLKI: Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas - Untuk mengetahui skala
abdomen kanan bawah no Kriteria hasil 1 2 3 4 5 - Identifikasi skala nyeri nyeri yang dirasakan pasien
DO. 1. Keluhan nyeri √ Terapeutik: Terapeutik
-Klien tampak meringis,lemah, gelisah 2. Meringis √ - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa - Untuk membantu
-TTV 3. Sikap protektif √ nyeri mengontrol lingkungan
TD: 144/85mmHg 4. Gelisah
√ Edukasi: yang memperberat dan
T: 39,4°C 5. Kesulitan tidur
√ - Jelaskan penyebab,priode, dan pemicu memperingan nyeri
RR: 20x/menit
Keterangan: nyeri Edukasi
P: 118x/menit
1: meningkat - Jelaskan strategi meredakan nyeri - Agar pasien dapat
2: cukup meningkat - Anjurkan menggunakan analgetik secara
P: Nyeri abdomen kanan bawah mengatasi nyeri yang
3: sedang
Q: Kram tepat dirasakannya
4: cukup menurun
R: Abdomen Kolaborasi Kolaborasi
5: menurun
S:Skala nyeri 6 - Kolaborasi pemberian analgetik - Agar nyeri yang dirasakan dapat
T: Terus mnerus (keterolac 3x30 mg) disembuhkan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2. Hipertermia b.d proses penyakit Setelah dilakukan intervensi terapeutik SIKI: Manajemen hipertermia Observasi:
DS. selama 2x 24 jam diharapkan nyeri dapat Observasi: - Untuk mengetahui
- Klien merasakan panas menurun dengan kritera hasil: - Identifikasi penyebab hipertermia penyabab hipertermia
dingin ditubuhnya SLKI: Termoregulasi - Monitor suhu tubuh - Untuk mengetahui suhu
DO. No Kriteria hasil 1 2 3 4 5 - Monitor haluaran urine tubuh pasien
- Klien tampak lemas 1. Menggigil √ Terapeutik: - Untuk mengetahui
- Suhu tubuh klien meningkat 2. Takikardia √ - Longgarkan atau lepaskan pakaian pengeluaran urine pasien
3. Pucat √
- Klien terlihat pucat - Sediakan lingkungan yang dingin Terapeutik:
4. Vasokonstriksi
-TTV √ - Basahi dan kipasi permukaan tubuh - Untuk membantu
5. Perifer
TD: 144/85mmHg √ - Lakukan pendinginan eksternal melepakan pakaian pasien
6. Suhu tubuh
T: 39,4°C Edukasi: agar pasien merasa dingin
RR: 20x/menit - Anjurkan tirah baring
Keterangan: Edukasi:
P: 118x/menit
1: meningkat
- Kolaborasi pemberian cairan dan - Agar pemenuhan kebutuhan
2: cukup meningkat elektrolit intravena cairan dalam tubuh dapat
3: sedang terpemuhi
4: cukup menurun
5: menurun
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
1. Senin, 23 Nyeri akut b.d agen pencedraan Jam 14.00 WIB Jam 20.00 WIB
Desember fisiologis 1.Mengidentifikasi lokasi nyeri pada pasien S: Klien mengatakan nyeri abdomen kanan bawah
2019 DS. R: Pasien mengetahui lokasi nyeri yaitu di perut bagian O: - klien tampak gelisah
- Klien mengatakan nyeri kanan bawah - Klien masih tampak meringis
bagian abdomen kanan 2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Skala nyeri 6
bawah R: pasien merasa nyaman dengan suhu yang disesuaikan - Klien tampak masih memegang abdomen
P: Nyeri perut kanan bawah 3.Memberikan teknik relaksasi napas dalam kanan bawahnya
Q: Kram R: pasien bisa melakukan teknik napas dalam TTV
R: Abdomen 4. menjelaskan penyebab nyeri TD: 140/80mmHg P: 20X/menit
S: Skala nyeri 6 R: pesien mengetahui penyebab nyeri yang dialaminya T:38,7°𝐶 RR: 100x/menit
T: Terus menerus 4. mengajarkan teknik napas dalam A: nyeri akut belum teratasi
DO. R: Pasien bisa melakkannya ,dengan sedikit bantuan Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- Klien tampak meringis 5. berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat Keluhan nyeri √
analgsik Meringis √
- Klien tampak lemah
Gelisah √
R : Pemberian ketorolac 2 x 15ml Kesulitan tidur
- Klien tampak gelisah √
TTV: Ket : 1. Meningkat 4. Cukup menurun
2. Cukup meningkat 5. Menurun
TD: 144/85mmHg RR: 20x/menit
3. Sedang
T: 39,4°𝑐 P: 118x/menit P : Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
R : Kompres hangat pada dahi dan daerah nyeri Ket : 1 : Meningkat 5 : Menurun
obat
R :Pemberian Paracetamol/3×250 gram P : Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
R : Kompres hangat pada dahi dan daerah nyeri Ket : 1 : Meningkat 5 : Menurun
PENUTUP
1. Kesimpulan
Apendisitis Akut adalah penyakit inflamatif akut yang biasanya diawali dengan suatu
obstruksi dan kemudian diikuti oleh infeksi, yang dapat mengakibat kepada struktur jaringan.
Perubahan struktur jaringan apendiks inflamatif berdasarkan etiopatogenesis yang terjadi
memiliki hubungan dengan manifestasi klinis yang timbul.
2. Saran
Diharapkan melalui Karya Tulis Ilmiah ini, pengenalan dini akan manifestasi klinis yang
timbul akibat perubahan histopatologis berdasarkan atas etiopatogenesis yang terjadi dapat lebih
diperhatikan dalam menegakkan diagnosis dini dari suatu Apendisitis Akut, yang tidak hanya
berdampak bagi penatalaksanaan tetapi juga pada penurunan morbiditas maupun mortalitasnya.
DAFTAR PUSTAKA