Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Batang ”
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir praktik stase Kegawat
arahan dan bimbingan dari semua pihak, kami ucapan terima kasih kepada semua
kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
PRAKATA ............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................4
B. Tujuan ................................................................................................5
B. Analisa Data........................................................................................25
E. Implementasi ......................................................................................30
F. Evaluasi ..............................................................................................33
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi
dari ringan sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara.
infeksi, alergi, obat-obatan, polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau
di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5% pada dewasa,
pada asma sampai saat ini belum diketahui namun dari hasil penelitian
B. Tujuan
4
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada Ny.
C dengan Asma Bronchiale.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui tinjauan teori pada kasus Asma Bronchiale
yang meliputi :
1) Pengertian Asma Bronchiale
2) Penyebab Asma Bronchiale
3) Patofisiologi Asma Bronchiale
4) Tanda dan Gejala Asma Bronchiale
5) Pemeriksaan Diagnostik Asma Bronchiale
6) Komplikasi Asma Bronchiale
7) Penatalaksanaan Asma Bronchiale
8) Pengkajian fokus dan Diagnosa keperawatan yang sering
muncul pada kasus Asma Bronchiale
b. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosa Asma Bronchiale
5
BAB II
KONSEP DASAR
ASMA BRONCHIALE
A. PENGERTIAN
bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan
B. ETIOLOGI
ditimbulkan dengan uji kulit atau provokasi bronkial. Pada tipe ini
mempunyai sifat-sifat :
rumput
C. MANIFESTASI KLINIS
7
1. Bising mengi (Wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop.
D. PATOFISIOLOGI
Selain itu otot – otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar; sputum
yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara
terperangkap di dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini
tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem
serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS – A). Pelepasan
mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan
8
Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial diatur
oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau
nonalergi, ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti
infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang
9
E. PATHWAY
Zat allergen masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, mulut dan kontak kulit
Bronkospasme
hipoksia
Perubahan nutrisi kurang Intoleransi
dari kebutuhan tubuh aktivitas
ansietas
Imunitas
menurun
Ketidaktahuan
tentang penyakit Resiko tinggi
infeksi
Sumber : Stein J.H., (1998); Carpenito, L.J. (1999); Doenges, M.E. (2000);
Smeltzer, Suzanne, C. (2001)
10
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
b. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
2. Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
G. PENATALAKSANAAN
a. Memberikan penyuluhan
c. Pemberian cairan
d. Fisiotherapy
2. Pengobatan farmakologik :
13
Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent)
Fenoterol (berotec)
Terbutalin (bricasma)
2) Santin (teofilin)
Nama obat :
Teofilin (Amilex)
b. Kromalin
c. Ketolifen
15
BAB III
A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
a. Kaji dan pertahankan jalan napas
b. Lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. Gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan napas jika perlu
d. Pertimbangkan untuk di rujuk ke anesthetist untuk dilakukan intubasi
jika tidak mampu untuk menjaga jalan napas atau pasien dalam
kondisi terancam kehidupannya atau pada asthma akut berat
e. Jika pasien menunjukan gejala yang mengancam kehidupan, yakinkan
mendapat pertolongan medis secepatnya.
2. Breathing
a. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dengan
tujuan mempertahankan saturasi oksigen >92%
b. Berikan aliran oksigen tinggi melalui non re-breath mask
c. Pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask-ventilation
d. Ambil darah untuk pemeriksaan arterial blood gases untuk menkaji
PaO2 dan PaCO2
e. Kaji respiratory rate
f. Jika pasien mampu, rekam Peak Expiratory Flow dan dokumentasikan
g. Periksa system pernapasan – cari tanda:
Cyanosis
Deviasi trachea
Kesimetrisan pergerakan dada
Retraksi dinding dada
16
h. Dengarkan adanya:
Wheezing
pengurangan aliran udara masuk
3. Circulation/Sirkulasi
a. Kaji denyut jantung dan rhytme
b. Catat tekanan darah
c. Lakukan EKG
d. Berikan akses IV dan pertimbangkan pemberian magnesium sulphat 2
gram dalam 20 menit
e. Kaji intake output
f. Jika potassium rendah makan berikan potassium
4. Disability
a. Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. Penurunan tingkat kesadaran merupakan tanda ekstrim pertama dan
pasien membutuhkan pertolongan di ruang Intesnsive
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Lama menderita asma, hal yang menimbulkan serangan, obat yang dipakai
setiap hari dan saat serangan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi, batuk pilek, menderita penyakit infeksi saluran nafas
bagian atas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah riwayat sakit asma pada keluarga.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
Lingkungan tempat tinggal dan bekerja, jenis pekerjaan, jenis makanan
yang berhubungan dengan allergen, hewan piaraan yang dipelihara dan
tingkat stressor.
17
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektif kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi mukus, kekentalan sekresi, dan bronkospasme.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungkan dengan gangguan suplai oksigen
(obstruksi jalan napas oleh sekresi, spasme broncus), kerusakan alveoli.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
18
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungkan dengan gangguan suplai oksigen
(obstruksi jalan napas oleh sekresi, spasme broncus), kerusakan alveoli.
a. Kriteria Hasil:
1) Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat
dengan AGD (Analisa Gas Darah) dalam rentang normal dan bebas
gejala distres pernafasan.
2) Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat
kemampuan atau situasi
b. Intervensi keperawatan :
1) Kaji frekwensi kedalaman pernafasan
2) Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi
yang mudah untuk bernafas.
3) Batasi aktivitas pasien atau dorong untuk istirahat tidur
4) Awasi tanda-tanda vital.
c. Rasional
1) Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
2) Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan
pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi (rujuk pada DK :
bersihan jalan nafas tak efektif).
3) Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi
oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.
4) Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler. (Doenges
E., 2000 : 168)
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. C DENGAN
KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN : ASMA
BRONKHIALE DI RUANG IGD RSUD BATANG
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas klien
Namaklien : Ny. C
No register : 101191
Usia : 52 tahun
Tanggal masuk : 5 Februari 2020
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Asma Bronkhiale
Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2020
2. TRIAGE :
Kuning : Karena pasien gawat dan tidak darurat
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan mengalami sesak
nafas
b. Mekanisme Cidera
Pasien mengatakan habis bersih-bersih rumah, tiba tiba pasien merasa
sesak nafas lalu pasien merasa lemas dan terjatuh di lantai kemudian
20
anaknya datang menghampirinya untuk segera menolong dan
membawanya ke rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan punya penyakit asma pada tahun 2018 dan pasien
tidak rutin memeriksakannya ke poliklinik, bila asmanya kambuh
pasien hanya membeli obat yang ada di warung.
d. Orientasi
Pada saat dilakukan pengkajian pasien dalam keadaan sadar penuh dan
mampu menjawab tempat, waktu dan orang dengan benar.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Paseien mengatakan,keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dialami pasien.
f. Riwayata alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat,makanan,minuman namun
asma pasien kambuh bila terkana debu dan setiap melakukan aktivitas
berlebih.
4. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway (A)
Pada saat dilakukan pengkajian jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan
jalan nafas dan terdapat secret.
b. Breating (B)
Terdengar suara ronchi dan whezzing dikedua lapang paru pasien.
pasien terlihat sesak nafas, retraksi dada dangkal, terlihat otot bantu
pernafasan, nafas cepat, Rr : 26 x/menit dan pola nafas tidak teratur.
c. Circulation (C)
Akral dingin, klien terlihat pucat, capillary refil > 3 detik, TD : 130 /
90 mmHg, N : 92 x/m. S : 36,60C, tidak terdapat perdarahan.
d. Dissability (D)
Respon Alert, kesadaran composmentis, GCS E4-M6-V5, pupil
isokor, terdapat reflek cahaya pada mata ketika disinari, pasien tidak
mengeluh nyeri.
e. Exposure (E)
Deformitas : tidak ada kelainan terutama pada tulang
Contusio : tidak terdapat memar pada tubuh
21
Abrasi : tidak terdapat luka abrasi pada tubuh
Penetrasi : tidak ada prembesan pada tubuh
Laserasi : tidak terdapat luka laserasi pada bagian tubuh
Edema : tidak terdapat edema pada tubuh
5. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Riwayat penyakit saat ini
Pasien mengatakan habis bersih-bersih rumah, tiba tiba pasien merasa
sesak nafas lalu pasien merasa lemas dan terjatuh di lantai kemudian
anaknya datang menghampirinya untuk segera menolong dan
membawanya ke IGD RSUD Batang pada pukul 17.15 WIB.
b. Keadaan umum
Pasien tampak lemah
c. Kesadaran
Composmentis E:4 V:5 M:6
d. Tanda –tanda Vital
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Pernafasan : 26 X/menit
- Nadi : 92 X/menit
- Suhu : 36,6°C
- Spo2 : 81%
e. Berat Badan
- BB : 56 Kg
- TB : 160 cm
f. Makan dan minum terakhir
Pasien mengatakan terakhir makan siang pada jam 13.00 dengan menu
nasi putih, sayur dan lauk serta minum dengan teh hangat.
g. Pemeriksaan fisik
Kepala
Inspeksi : penyebaran rambut merata, rambut sedikit kotor, rambut
berwarna hitam dan beruban, tidak ada hematom maupun
lesi dikepala.
Palpasi : Tidak ada hematom maupun lesi, tidak ada nyeri tekan pada
kepala.
h. Mata
Inspeksi : Mata simetris, reflek pupil normal, pupil isokor, sklera non
ikterik, konjungtiva unanemis.
Palpasi : Sklera non ikterik, konjungtiva unanemis.
i. Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris, dan sedikit ada secret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.
j. Telinga
22
Inspeksi : Tidak ada kemerahan, telinga simetris, lubang telinga
cukup bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daun telinga maupun tulang
mastoid.
k. Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi : Bibir pucat, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, ada
karies gigi, tidak ada gusi bengkak, tidak terlihat
pembengkakan tonsil.
l. Leher
Inspeksi : Terlihat otot bantu pernafasan, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid dan tonsil.
Palpasi : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid dan tonsil,
m. Dada/ paru
a. Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, Gerakan dada Simetris
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : terdengar whezzing dan ronkhy.
b. Jantung
Inspeksi : Terlihat ictus cordis di ICS ke 5 digaris midclavicula
sinistra.
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS ke 5 digaris midclavicula
sinistra.
Perkusi : Suara perkusi dullnes
B. Analisa data
24
DS : Klien mengatakan Gangguan Suplai oksigen
badannya lemas pertukaran berkurang
2 DO :
gas
Klien tampak lemas
Terdapat otot bantu
pernafasan
Tekanan darah : 130/90
mmHg
Pernafasan :
26X/menit
Nadi : 92 X/menit
Suhu : 36,6°C
Spo2 : 81 %
DS : Intoleransi ketidakseimban
Klien mengatkan aktivitas gan antara
badannya lemas suplai oksigen
DO :
Klien tampak terbaring dengan
3 kebutuhan
lemah
Aktivitas klien tampak
dibantu keluarga dan
perawat
Pernafasan : 26 x/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret berlebih
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen
berkurang
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan
Hari /
No Tujuan dan Intervensi
Tgl / Rasional
Dx Kriteria Keperawatan
Jam
25
Rabu , 1 Setelah dilakukan 1. Monitoring Untuk
5 tindakan pernafasan mengetahui
Februari keperawatan pasien gangguan nafas
2020 selama 1 x 7 jam, (frekuensi, yang terjadi dan
Jam bersihan jalan kedalaman, menentukan
17.25 nafas kembali bunyi nafas) intervensi
2. Posisikan
WIB normal dengan selanjutnya.
semi fowler
kriteria hasil Untuk
3. Berikan O2
menunjukan jalan memudahkan
nasal/
nafas yang paten. ekspansi dada
masker
4. Ajarkan dalam bernafas.
klien untuk Untuk
batuk efektif memberikan
5. Kolaborasi
bantuan nafas
dengan
dan
dokter
mempertahankan
dalam
kadar O2 dalam
pemberian
tubuh.
bronkhodilat
Tehnik untuk
or
mengeluarkan
sekret secara
mandiri.
Untuk
mengencerkan
mukus dan
mendilatasikan
saluran nafas.
26
2 Setelah dilakukan 1. Monitoring Untuk
tindakan pernafasan mengetahui
keperawatan klien gangguan nafas
selama 1 x 7 jam (frekuensi, yang terjadi dan
pertukaran gas kedalaman, menentukan
membaik dengan bunyi nafas) intervensi
2. Posisikan
kriteria hasil TTV selanjutnya.
semi flower
dalam rentang Untuk
3. Monitor
Normal. memudahkan
respirasi dan
Mendemostrasikan ekspansi dada
status O2
peningkatan 4. Ajarkan dalam bernafas.
ventilasi dan klien untuk Untuk
oksigen yang batuk efektif memberikan
5. Kolaborasi
adekuat bantuan nafas
dengan
dan
dokter
mempertahankan
dalam
kadar O2 dalam
pemberian
tubuh.
bronkhodilat
Tehnik untuk
or
mengeluarkan
sekret secara
mandiri.
Untuk
mengencerkan
mukus dan
mendilatasikan
saluran nafas.
3 Setelah dilakukan 1. Monitor vital Untuk
tindakan sign mengetahui
2. Kaji tingkat
keperawatan keadaan umum
kemampuan
selama 1 x 7 jam pasien
aktivitas
27
diharapkan klien pasien Untuk
3. Batasi
mampu mengetahui
aktivitas yang
melakukan tingkat
berlebihan
aktivitas dengan kemampuan
4. Bantu pasien
kriteria hasil aktivitas pasien
dalam
Pasien dapat Untuk
melakukan
berpartisipasi mengurangi
aktivitas
dalam aktivitas resiko gangguan
sesuai
fisik tanpa disertai pola nafas
kemampuan
peningkatan Untuk membantu
pasien
tekanan darah, meringankan
nadi, pernafasan aktivitas pasien
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
28
ada dahak di
tenggorokan klien,
terdengar suara whezzing
dikedua lapang paru
klien.
29
gelisah
Rr : 24 x/m, TD : 132/85
mmHg, N: 86×/menit
30
F. EVALUASI KEPERAWATAN
31
2 S : Pasien mengatakan rasa sesaknya sudah
20.45 WIB sedikit berkurang.
O:
Pasien tampak lebih rileks
retraksi dada simetris, dalam dan
reguler, ekpansi dada optimal, nafas
pasien dangkal. Masih terdapat otot
bantu nafas. Rr : 24 x/menit. Beny
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk teratur minum
obat
2. Pemberian O2 melalui nasal kanul 3
LPM
3. Anjurkan klien menghindari faktor
kekambuhan
4. Anjurkan klien untuka istirahat yang
cukup
3 S : Pasien mengatakan rasa lemasnya sudah
sedikit berkurang dari sebelumnya.
O : Pasien terlihat lemas dan belum bisa
21.00 WIB
beraktivitas secara mandiri sepenuhnya.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi Widya
1. Kaji tingkat kemampuan aktivitas
pasien
2. Anjurkan keluarga pasien untuk
membantu aktivitas pasien
3. Batasi aktivitas berlebih yang membuat
kekambuhan sesak nafas
32
DAFTAR PUSTAKA
33