Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA REMAJA


DI KELURAHAN SERENGAN SURAKARTA

A. Latar Belakang
Tekanan darah pada manusia merupakan sebuah fisiologi tubuh yang normal.
Tekanan darah akan menjadi sebuah pemicu terjadinya penyakit ketika mengalami
perubahan. Ada 2 perubahan tekanan darah yang dapat terjadi yaitu peningkatan dan
penurunan. Menurut JNC VIII, peningkatan tekanan darah terjadi apabila nilai sistol dan
diastolnya >140/90 mmHg sedangkan penurunan tekanan darah terjadi apabila nilai sistol
dan diastolnya <90/60 mmHg. European Society of Hypertension dan European Society of
Cardiology menjelaskan bahwa nilai tekanan darah perlu dikaji untuk mengetahui risiko
penyakit kardiovaskuler (Merdianti dkk, 2019).
Perubahan tekanan darah umumnya terjadi pada usia lanjut karena penurunan fungsi
fisiologis tubuh. Namun saat ini perubahan tersebut juga dapat terjadi pada semua rentang
usia. Berdasarkan Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penduduk usia 18 – 24 tahun
yang mengidap hipertensi sebesar 13,32% dari total populasi penduduk usia tersebut.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi tekanan darah yaitu status nutrisi dan gaya
hidup. Dunia akan mempunyai jumlah anak dan remaja dengan status nutrisi obesitas lebih
banyak daripada kurang gizi pada tahun 2022 mendatang (Merdianti dkk, 2019).
Remaja pada usia 10 – 18 tahun mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan
pesat dalam hal fisiologis, psikologis, dan sosial. Periode yang rentan gizi karena berbagai
sebab ada di masa remaja. Pada masa remaja diperlukan kebutuhan zat gizi yang relatif
besar, dikarenakan terjadi fase pertumbuhan. Kelompok remaja cenderung memiliki
aktivitas fisik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Secara
biologis kebutuhan gizi remaja sesuai dengan aktivitasnya lebih banyak membutuhkan
makanan yang mengandung protein, vitamin, dan mineral (Marmi, 2013). Asupan
makanan dan kebutuhan gizi remaja dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan remaja sehari-hari. Remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, melakukan diet
secara berlebihan, menderita penyakit kronis, sedang hamil, pecandu alkohol atau obat
terlarang merupakan masalah lain remaja yang mempunyai kebutuhan gizi khusus
(Almatsier, 2012).
Gaya hidup remaja masa kini mengalami perubahan dari segi pemilihan makanan
yang lebih memilih makanan yang mengandung gizi tidak seimbang (energi, garam, lemak
dan kolesterol tinggi serta rendah serat), seperti mengkonsumsi makanan cepat saji (fast
food), dimana hal tersebut merupakan akibat dari peningkatan kemakmuran dan pengaruh
westernisasi (Saleh, 2019). Perubahan yang terjadi pada remaja menimbulkan berbagai
masalah dan perubahan perilaku makan, baik mengarah keperilaku makanan yang sehat
(gizi seimbang) maupun mengarah kepada perilaku makanan yang tidak sehat seperti
makanan siap saji (fast food). Selain itu, masalah kesehatan yang timbul dari permasalahan
di atas cukup beragam diantaranya hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes
melitus (Proverawati, 2010).
Hipertensi pada remaja adalah masalah kesehatan yang sangat penting dalam
peningkatan prevalensi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Sampai saat ini,
hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Hipertensi
esensial lebih sering ditemukan pada remaja dibandingkan dengan anak-anak dan
dikaitkan erat dengan faktor genetik dan obesitas. Remaja dengan orangtua hipertensi
mempunyai risiko untuk mendapat hipertensi lebih tinggi dibandingkan anak dengan
orang tua yang normotensif (Suryawan, 2018).
Selain peningkatan angka morbiditas dan mortalitas, hipertensi juga berdampak pada
aspek lain. Hipertensi yang berlangsung dalam waktu lama dan menimbulkan penyakit
lain akan berdampak pada sosial ekonomi seperti menurunnya kualitas kehidupan
penderita, menurunnya produktivitas individu dan negara, tingginya biaya kesehatan
negara, dan tingginya biaya yang dikeluarkan individu ketika sakit. Salah satu cara
penanggulanan hipertensi adalah intervensi gaya hidup (Masrul, 2018).
Pemerintah sebagai poros kebijakan telah mencanangkan suatu program untuk
menanggulangi permasalah kesehatan tersebut yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS). Setidaknya terdapat 7 langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
yaitu melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan cek kesehatan berkala, menjaga
kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban. Ketujuh langkah tersebut merupakan
bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah
berbagai masalah kesehatan yang berisiko dialami oleh masyarakat Indonesia. Secara
umum tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat sehingga terhindar dari
risiko penyakit, peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas
seseorang (Direktorat PKPM, 2017).
Data Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Surakarta
tahun 2018 yang telah diperoleh memuat informasi mengenai kasus Hipertensi Essensial
pada Unit Pelayanan Puskesmas Jayengan sebanyak 3.181 kasus, dimana dalam kasus ini
pengidap hipertensi yang tercatat merupakan golongan usia dewasa. Meski demikian,
menurut Suryawan (2018) remaja dengan orangtua hipertensi mempunyai risiko untuk
mendapat hipertensi lebih tinggi dibandingkan remaja dengan orang tua yang normotensif.
Pendidikan kesehatan tentang status nutrisi, gaya hidup dan tekanan darah yang baik
sesuai usia remaja dapat dilakukan sebagai upaya promotif pencegahan hipertensi pada
remaja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penyusun ingin melakukan sebuah promosi
kesehatan terkait Penyuluhan Pencegahan Hipertensi pada Remaja di Kelurahan Serengan
Surakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan penyuluhan pencegahan hipertensi pada remaja di Kelurahan Serengan
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan penyuluhan terkait definisi hipertensi pada remaja.
b. Memberikan penyuluhan terkait faktor risiko hipertensi pada remaja.
c. Memberikan penyuluhan terkait pencegahan hipertensi pada remaja.

C. Sasaran
Sasaran dalam Penyuluhan Pencegahan Hipertensi pada Remaja di Kelurahan
Serengan Surakarta adalah remaja berusia 13 – 21 tahun sebanyak 30 orang.

D. Pokok Bahasan
1. Hipertensi pada remaja

E. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian hipertensi
2. Jenis hipertensi
3. Faktor risiko hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara pencegahan hipertensi
7. Pengobatan hipertensi

F. Metode
1. Ceramah
2. Snow Balling
3. Diskusi kelompok

G. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Selasa, 10 Desember 2019
Pukul : 19.00 – 20.00 WIB
Tempat : Balai Desa Serengan, Surakarta

H. Media
1. Leaflet
2. Video
3. Sticker

I. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Kegiatan Media


penyuluhan Peserta
1. Pendahuluan 10 Menit a. Mengucapkan Menjawab Lisan
salam salam.
b. Sambutan dari Mendengarkan.
Ketua Karang
Taruna
c. Memperkenalkan
diri
d. Menyampaikan
tentang tujuan
pokok materi
e. Meyampakaikan
pokok
pembahasan
2. Pelaksanaan 40 Menit a. Penyampaian Mendengarkan Leaflet
materi dan menyimak. Video
b. Menjelaskan Bertanya
tentang mengenai hal-
pengertian hal yang belum
hipertensi jelas dan
c. Menjelaskan dimengerti
tentang jenis
hipertensi
d. Menjelaskan
tentang faktor
risiko hipertensi
e. Menjelaskan
tentang tanda dan
gejala hipertensi
f. Menjelaskan
tentang
komplikasi
hipertensi
g. Menjelaskan
tentang cara
pencegahan
hipertensi
h. Menjelaskan
tentang
pengobatan
hipertensi
i. Tanya jawab
3. Penutup 10 Menit a. Melakukan Sasaran dapat Lisan
evaluasi menjawab
b. Menyampaikan tentang
kesimpulan pertanyaan yang
materi diajukan.
c. Mengakhiri Mendengar.
pertemuan dan Memperhatikan.
menjawab salam Menjawab
salam.

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan materi.
b. Kesiapan SAP.
c. Kesiapan media : leaflet, video dan stiker.
d. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
e. Penyelenggaraan dilaksanakan di Balai Desa Serengan Surakarta.
f. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.
c. Suasana penyuluhan tertib.

3. Evaluasi hasil
Beberapa pemuda – pemudi karang taruna bisa menjawab pertanyaan seputar
pencegahan hipertensi pada remaja.
BERITA ACARA PENYULUHAN (BAP)

PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA REMAJA


DI KELURAHAN SERENGAN SURAKARTA

Telah dilaksanakan kegiatan :

Nama kegiatan : Penyuluhan pencegahan hipertensi pada remaja

Hari/Tanggal : Selasa / 10 Desember 2019

Pukul : 19.00 – 20.00 WIB

Tempat : Balai Desa Serengan, Surakarta

Pengisi acara : Sukma

Jumlah peserta : 30 orang

Kronologis acara :

Pembukaan : 19.00 – 19.10 WIB

Pelaksanaan : 19.10 – 19.50 WIB

Penutup : 19.50 – 20.00 WIB

Pertanyaan :

Evaluasi :

Evaluasi input :

Evaluasi proses :

Evaluasi output :

Saran :

Keterangan tempat : Balai Desa Serengan, Surakarta


TTD TTD
Ketua Ketua Karang Taruna

( )
DAFTAR HADIR

PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA REMAJA


DI KECAMATAN SERENGAN SURAKARTA

No Nama Alamat No Hp / WA Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai