Anda di halaman 1dari 6

EPISIOTOMI

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :1-5

UPTD
Puskesmas dr.Bambang Triyono Putro
Wates Penata Tk.I
NIP. 19731031 200604 1 009

1. Pengertian Episiotomi adalah suatu tindakan pencegahan kerusakan yang lebih


hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas
adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut.
2. Tujuan 1. Mengurangi kejadian trauma pada bayi baru lahir
2. Mempercepat kala II
3. Keselamatan dan kenyamanan ibu dan/atau bayi
4. Mencegah robekan perineum yang kaku atau diperkirakan tidak
mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan (misalnya :
bayi yang sangat besar atau makrosomia)
5. Mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus
letak/presentasi abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di
belakang) dengan menyediakan tempat lebih luas untuk persalinan
yang aman
3. Kebijakan KEPUTUSAN KEPALA UPTD PEKSESMAS WATES NOMOR :
(SK) 188/C.VII.SK.044/418.48.3.85.2/2016 TENTANG PELAYANAN
KLINIS
4. Referensi Buku panduan Operasional Pelayanan Persalinan dan Nifas Normal
bagi Tenaga Kesehatan, Kemenkes RI 2015
5. Alat & 1. Alat
Bahan  Partus set (di dalam wadah stenlis yang berpenutup)
 2 klem Kelly atau klem kocher
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat atau klem plastik
 Kateter Nelaton
 Gunting Episiotomi
 Alat pemecah selaput ketuban atau klem ½ kocher
 6 spuit 2,5 atau 3 cc dengan needle sekali pakai
 2 spuit 5 ml steril dengan needle sekali pakai
 1 spuit 10 ml steril dengan needle sekali pakai
 Kateter penghisap De Lee (penghisap lendir) atau bola
karet penghisap yang baru dan bersih
 4 kain bersih (disiapkan keluarga)
 3 handuk atau kain untuk mengeringkan dan menyelimuti
bayi (bisa disediakan oleh keluarga)
 Infus set (3 botol Ringer Laktat 500 ml, selang infus, 2
kanula IV no 16-18 G)
 Oksigen
 Timbangan bayi
 Pengukur panjang bayi
 Tensimeter
 Metline
 Termometer
 Jam tangan
 Doppler
 Jelly
 Tempat resusitasi
 Lampu sorot
 Balon resusitasi dan sungkup
 Perlengkapan pelindung diri : masker, kacamata, celemek,
penutup kepala, dan alas kaki yang tertutup
2. Bahan
 Partograf
 Pena
 Catatan kemajuan persalinan atau KMS ibu hamil
 Kertas kosong atau formulir rujukan yang digunakan
 Underpad
 Perlengkapan ibu
 Perlengkapan bayi
 Handuk
 Selimut
 Air DTT
 Larutan klorin
 Wadah untuk larutan klorin 0,5% dan air DTT
 Sabun cuci tangan
 Deterjen
 Sikat kuku dan gunting kuku
 Plastik
 8 ampul 1 ml 10 IU Oksitosin
 10 ml Lidocaine 2%
 2 ampul metil ergometrin maleat
 2 vial larutan magnesium sulfat 40%
 10 tablet Amoksisilin/Ampisilin 500 mg atau IV 2 gram
 Vitamin K 1 Ampul
 Salep mata Tetrasiklin 1%
 Chromic catgut ukuran 2.0 dan/atau 3.0
 2-3 jarum jahit tajam (ukuran 9 dan 11)
 Aqyabides/cairan fisiologin NS
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan steril/DTT (5pasang)
 Sarung tangan rumah tangga (1 pasang)
 Sarung tangan panjang
 Sumber air bersih yang mengalir
 Kasa atau kain kecil (untuk membersihkan jalan napas
bayi)
 Gulungan kapas basah (menggunakan air DTT)
6. Prosedur  Anestesi Lokal
1. Jelaskan pada ibu apa tentang apa yang dilakukan dan bantulah
agar ibu merasa tenang
2. Pasang jarum No.22 pada spuit 10 ml, kemudian isi spuit dengan
bahan anestesi (lidokin HCl 1% atau Xilokain 10 mg/ml).
3. Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) di antara kepala janin
dan perineum. masuknya bahan anestesi (secara tidak sengaja) ke
dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat yang fatal, oleh
sebab itu gunakan jari-jari penolong sebagai pelindung kepala
bayi.
4. Tusukkan jarum tepat di bawah kulit perineum pada daerah
komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah vulva.
5. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat ke sebelah kiri
(atau kanan) garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah
(terlihat cairan darah dalam spuit).
Intravasal bahan anestesi lokal ke dalam pembuluh darah, dapat
menyebabkan syok pada ibu.
6. Sambil menarik mundur jarum suntik. Infiltrasikan 5-10 ml
lidokan 1&.
7. Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal, sebelum
episitomi dilakukan
Penipisan dan peregangan perineum berperan sebagai anestesi
alamiah
Apabila kepala bayi menjelang ke luar, lakukan episiotomi dengan
segera
o Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomi di
antara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan
o Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan
perineum, ibu masih merasakan nyeri, tambahkan 10 ml
Lidokain 1% pada daerah nyeri
o Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk
mebcegah akumulasi bahan anestesi hanya pada satu tempat
dan mengurangi kemungkinan penyuntikan ke dalam
pembuluh darah

 Tindakan Episiotomi
1. Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan
2. Letakkan jari telunjuk dan tengah di antara kepala bati dan
perineum, searah dengan rencana sayatan.
3. Tunggu fase acme (puncak his) kemudian menyelipkan
gunting dalam keadaan terbuka di antara jari telunjuk dan
tengah
4. Gunting perineum, dimulai dari fourchet (komisura posterior)
45 derajat ke lateral (kiri atau kanan)
5. Lanjutkan pimpinan persalinan

7. Diagram Alir
Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang
akan dilakukan

Buka sampul lidokain dan masukkan dalam spuit 10 cc

Tusukkan jarum di bawah kulit perineum pada daerah komisura


posterior, dengan sudut 45 derajat, dilakukan aspirasi

Menunggu 1-2 menit untuk efek anestesi maksimal

Memegang gunting yang tajam dengan satu tangan

Meletakkan jari telunjuk dan tengah di antara kepala bayi dan


perineum

Menunggu fase acme (puncak his), menyelipkan gunting dalam


keadaan terbuka di antara jari telunjuk

Menggunting perineum, dimulai dari fourchet (komisura


posterior) 45 derajat ke lateral (kiri atau kanan)

Melanjutkan pimpinan persalinan

8. Unit Terkait 1. Pelayanan KIA


2. Konsul Dokter

9. Dokumen  Register
Terkait  Buku KIA
 Kartu Ibu
 Partograf
10. Rekaman Historis Perubahan
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
EPISIOTOMI

No. Dokumen :
Terbitan :
No. Revisi :
Daftar Tanggal mulai
Tilik :
berlaku
UPTD PUSKESMAS
WATES Halaman :

TIDAK
NO. KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU
1. Apakah petugas melakukan anastesi local ?
2. Apakah petugas memegang gunting yang tajam
dengan satu tangan ?
3. Apakah petugas melelatakkan jari telunjuk dan
tengah di antara kepala bayi dan perineum,
searah dengan rencana sayatan?
4. Apakah petugas menunggu fase acme (punck
his) kemudian menyelipkan gunting dalam
keadaan terbuka di antara telunjuk dan tengah ?
5 Apakah petugas menggunting perineum,
dimulai dari rourchet (komisura posterior) 45
derajat ke lateral (kiri atau kanan) ?
6 Apakah petugas melanjutkan pimpinan
persalinan ?
Jumlah

CR : ………………………………………….. %

Kediri,………………………………
Pelaksana / Auditor

…………………………………….
NIP…………………………………

Anda mungkin juga menyukai