SEMINAR MATERNITAS True
SEMINAR MATERNITAS True
R DENGAN
G1P0A0H0 + PARTURIENT ATERM + 39 – 40 MINGGU KALA I
FASE LATEN + KPD DI IGD PONEK RSUD AHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2020
OLEH
KELOMPOK II
FITRI MARDIANA
MIA AULIA
SEKAR ANAK AMPUN
SYAKITA PUTRI
( ) ( )
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
limpahan rahmat-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas seminar
kelompok yang berjudul “Seminar Maternitas Asuhan Keperawatan Ny.R Dengan
G1p0a0h0 + Parturient Aterm + 39 – 40 Minggu Kala I Fase Laten + Kpd Di IGD
Ponek Rsud Ahmad Mochtar”
Kelompok menyadari bahwa makalah ilmiah ini belum lah sempurna oleh
karena itu kelompok mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ilmiah ini.Selama proses
pembuatan makalah ilmiah ini kelompok tidak terlepas dari peran dan dukungan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat
kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju,
partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus
bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan
infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap
5
pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan
membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu
infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering
terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi
yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress
tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk
pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan
dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
komplikasinya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
(Manuaba, 2003). Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia
KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.
7
B. Etiologi
yang dapat berasal dari vagina dan serviks.Selain itu ketuban pecah dini
berikut :
otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
menahan desakan janin yang semakin besar. Adalah serviks dengan suatu
ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang
mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga
yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya
8
b. Gemelli (Kehamilan kembar) adalah suatu kehamilan dua janin atau
ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan
9
terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban
genetik)
minggu.
C. Manifestasi Klinik
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
10
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
lain:
1) Devaskularisasi
berkurang
D. DIAGNOSIS
4. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah
11
sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki
6. Tes Pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan
9. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38OC serta cairan
a. Ultrasonografi
amniosintesis.
b. Amniosintesis
c. Pemantauan janin
12
d. Protein C-reaktif
korioamnionitis.
E. PATOFISIOLOGI
13
F. PENGARUH KPD
1. Terhadap Janin
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi
bila terlalu sering diperiksa dalam.Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi
lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala
infeksi lainnya.
G. KOMPLIKASI KPD
1. Persalinan premature
14
minggu 50 % persalinan dalam 24 jam.Pada kehamilan kurang dari 26
a. Infeksi
1) Korioamnionitis
kurang dari normal, yaitu kurang dari 300 cc. Oligohidramnion juga
15
oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau
1) Sindroma Potter
oligohidramnion
2) Deformitas ekstrimitas
H. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan bayi serta
adanya infeksi atau tidak. Pada usia kehamilan lebih muda, midtrimester (13-
dengan usia kehamilan saat diagnosis (dari 12% ketika terdiagnosa pada 16-
setelah usia masuk ke dalam aterm maka prognosis lebih baik terutama bila
I. PENATALAKSANAAN
dan mortalitas ibu maupun bayinya. Dalam menghadapi ketuban pecah dini
1. Fase laten:
infeksi.
Korioamnionitis:
17
semakin besar kemungkinan kematian dan kesakitan sehingga tindakan
seksio sesarea.
kejadian infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya
1) Usia kehamilan
18
J. WOC
19
K. PENANGANAN
1. Konservatif
solusioplasenta
jam.
2. Aktif
20
c. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
berikut :
Penatalaksanaan lanjutan
1) Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering
mengindikasikan infeksiuteri.
21
4) Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar
1. Pengkajian
2. Riwayat kesehatan
persalinan.
22
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat psikososial
diri rendah.
perawatan dirinya.
c. Pola aktifitas
23
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
BAB.
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
24
i. Pola persepsi dan konsep diri
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total
4. Pemeriksaan fisik
benjolan
25
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan,
sklera kuning.
e. Hidung : Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum
i. Anus :Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena
ruptur.
26
l. Tanda-tanda vital :Apabila terjadi perdarahan pada pos partum
turun.
5. Diagnosa keperawatan
premature.
27
BAB III
No. CM : 534070
Identitas
Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Palembayan
Penanggung Jawab
Umur : 42 tahun
28
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Palembayan
Pengkajian
Tanggal :07-01-2020
Alasan utama datang : Nyeri pada pinggang menjalar ke ari-ari, keluar air-
Keluhan utama : Seorang pasien wanita umur 22 tahun datang ke IGD ponek
RSAM pada tanggal 7 Januari 2020 jam 11:45 WIB dengan keluhan utama
nyeri pada pinggang menjalar ke ari-ari makin lama makin sering dan keluar
lama makin sering sejak 6 jam yang lalu, keluar air- air dari kemaluan sejak 6
jam yang lalu, tidak haid sejak ± 9 bulan yang lalu, HPHT : 05-04-2020, TP :
29
Riwayat Menarche
Usia : 12 tahun
Riwayat Kehamilan
- - - - - - -
- - - - - - -
b. Kehamilan Sekarang
HPHT : 05-04-2019
TP : 08-01-2020
30
Mengapa? Karena keluarga akan mendapatkan anak pertama mereka
Riwayat alergi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Data Umum
BB sebelum hamil : 51 kg
BB saat ini : 64 kg
TB : 51 cm
LILA : 26cm
Penampilan : Rapi
2. Data Sistemik
a. Pendengaran/telinga
31
Impaksi Serumen : Tidak ada
Nyeri/sakit : Sedang
Skala : 5
P : kontraksi uterus
Q : sedang
R : pinggang, ari-ari
S:5
T : 1-2x/10 menit
b. Penglihatan/ Mata
Bentuk : normal
d. Pengecapan
Lidah : bersih
Gigi : bersih
32
e. Sistem pernafasan :
Produktif : tidak
Pola nafas
f. System kardiovaskuler
Nadi :99x/i
Irama : reguler
g. Payudara
Inspeksi
Pembengkakan : Tidak
33
Kehitaman areola : Ya
Palpasi
Massa/benjolan : Tidak
Kesadaran
GCS E:4
V:6
M:5
Total : 15
Jenis : composmentis
i. Sistem gastrointestinal
Mulut : bersih
Lidah : bersih
Bibir : lembab
Mukosa : lembab
Gigi : bersih
34
Gusi : tidak ada ginggivitis
j. Sistem musculoskeletal
k. Sistem integument
Inspeksi
Cloasma grividarum : ya
Linea alba : ya
Linea nigra : ya
Palpasi
Akral : hangat
Turgor : elastis
l. Sistem reproduksi
berarti kepala
35
L IV : konvergen
Keadaan kontraksi
m. Genetalia
Varises : ya
Rabas/keluaran : Ya
Bau : normal
n. Sistem perkemihan
Warna : kuning
Bau : menyengat
36
Pengkajian psikospiritual dan seksualitas
Konsep diri
tubuhnya
keluarganya
Pengkajian Sosial
Struktur peran : -
Konflik peran : -
37
Data penunjang
Golongan darah : O+
Darah lengkap
INR : 0,87 %
hBsAg : nonreaktif
38
B. ANALISA DATA
KU : sedang
Pada pemeriksaan dalam ketuban
sudah tidak ada
Pembukaan 1-2 cm
DS : Intensitas Nyeri Akut
39
Skala nyeri 5
TD : 125/92 MmHg
N : 99 x/m
S : 36,7 0C
RR : 20 x/m
DS : Perubahan status Ansietas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
40
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
pecah dini ada muncul tanda dan gejala Monitor tanda dan
dan sistemik
Kriteria Hasil :
pengunjung
lingkungan pasien
Pertahankan teknik
beresiko tinggi
E:
41
gejala infeksi
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
K:
Kolaborasi pemberian
Identifikasi respons
42
T:
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
tidur
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
E:
Jelaskan penyebab,
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan teknik
farmakologis untuk
K:
Kolaborasi pemberian
43
Ansietas b.d Setelah dilakukan intervensi Reduksi Anxietas
verbal)
T:
Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
mengurangi
kecemasan , jika
memungkinkan
membuat anxietas
Dengarkan dengan
44
penuh perhatian
Gunakan pedekatan
meyakinkan
Motivasi
mengidentifikasi
kecemasan
E:
Jelaskan prosedur,
mungkin dialami
Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
Anjurkan keluarga
45
untuk tetap bersama
K:
Kolaborasi pemberian
perlu
46
dan lingkungan pasien panjang
Mempertahankan
teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Memonitor tanda
Membatasi jumlah
pengunjung
Mencuci tangan
kontak dengan
47
pasien dan
lingkungan pasien
Mempertahankan
pasien
Menjelaskan tanda
Menganjurkan
meningkatkan
asupan cairan
48
periode dan pemicu nyeri -Skala nyeri 5
-N : 90 x/m
-S : 36,7 0C
-RR : 20 x/m
A:
Sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi lokasi,
kualitas nyeri
Mengidentifikasi skala
nyeri
Mengidentifikasi respon
Mengajarkan teknik
49
Menjelaskan penyebab,
nyeri
kecemasan O:
Memahami situasi
Pasien tampak
yang membuat
gelisah
anxietas
Pasien dan keluarga
Mendengarkan
sering bertanya
dengan penuh
tentang kondisinya
perhatian
Nadi : 99x/i
Menggunakan
A:
pedekatan yang
Masalah ansietas teratasi
50
tenang dan sebagian
meyakinkan
P:
Menjelaskan prosedur,
Intervensi dilanjutkan
termasuk sensasi yang
Menganjurkan Menciptakan
untuk mengurangi
kecemasan
Memahami situasi
yang membuat
anxietas
Mendengarkan
dengan penuh
51
perhatian
Menggunakan
pedekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Menjelaskan
prosedur, termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
Menganjurkan
bersama pasien
Melatih teknik
relaksasi : teknik
napas dalam
52
kontak dengan pasien A : Masalah Teratasi
pasien
Menjelaskan tanda
Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
-N : 89 x/m
Menjelaskan penyebab,
53
periode dan pemicu nyeri -S : 36,7 0C
-RR : 20 x/m
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi lokasi,
kualitas nyeri
Mengidentifikasi skala
nyeri
Mengidentifikasi respon
Mengajarkan teknik
Menjelaskan penyebab,
nyeri
54
perubahan Januari WIB non verbal) tidak cemas lagi
Menemani pasien O:
untuk mengurangi
Pasien tampak
kecemasan
tenang
Memahami situasi
Pasien tampak rileks
yang membuat
Nadi : 89x/i
anxietas
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Menggunakan
pedekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Menjelaskan prosedur,
mungkin dialami
Menginformasikan
55
secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
Menganjurkan
bersama pasien
Meatih teknik
relaksasi
56
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Penulis tidak `menemukan kesenjangan dalam melakukan pengkajian
pada saat membandingkan data yang diperoleh dari pengkajian pada pasien
dengan yang ada dalam teoritis.Sehingga penulis dapat menegakkan diagnose
keperawatan. Penulis menegakkan diagnose keperawatan berdasarkan tanda dan
gejala khas yang ada dalam teoritis, seperti Asuhan keperawatan pada pasien
KPD Hal ini didukung oleh teori yang menyatakan tanda dan gejala KPD :
Penulis menemukan semua tanda dan gejala khas tersebut pada pasien.
Sehingga tegaknya diagnose keperawatan penulis berdasarkan ilmu teoritis dan
keadaan pasien yang penulis temukan di lapangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon
actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dan perawat mempunyai
57
izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon actual dan potensial klien di
dapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauann literature yang berkaitan, catatan
medis klien dimasa lalu yang dikumpulkan selama pengkajian (Potter dan
perry, 2005).
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan ketuban
pecah dini sebagai berikut:
c. Resiko infeksi
Mengalami peningkatan resiko terserang organism patogenik (Nanda
NicNoc 2015). Penulis menegakkan diagnose ini karena menemukan data
pendukung seperti factor factor resiko pengetahuan yang tidak cukup untuk
menghindari pemanjanan pathogen , pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat, ketidak adekuat pertahanan sekunder.
d. Ansietas
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samaer disertai respon
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan kemampuan individu untuk berindak menghadapi
ancaman.
b. Keletihan
Rasa letih yang luar biasa dan dan penurunan kapasitas keja fisik dan
jiwa pada tingkat yang biasanya secara terus menerus.( NIC-NOC)
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
istirahat.
59
C. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Pada tahap implementasi tidak semua rencana asuhan keperawatan yang
dibuat dapat dilakukan oleh kelompok, oleh karena itu kelompok menyerahkan
kembali perawatan pasien pada perawat yang tertugas di ruangan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kelompok :
1. Tingkat keberhasilan intervensi yang diberikan ada masalah yang dapat
diatasi dengan beberapa tindakan implementasi namun ada juga masalah
yang tidak teratasi dengan kerebatasan waktu
Adapun faktor pendukung terlaksananya implementasi adalah:
a) Adanya Koperafit pasien terhadap semua implementasi yang dilakukan
b) Adanya kerjasama yang baik dengan perawat ruangan dan tim
kesehatan lainnya.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menundakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakandan
penatalaksanaan yang sudah berhasil di capai (Potter dan Perry, 2005).
60
DAFTAR PUSTAKA
61