JUDUL MAGANG
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan Skripsi di Program
S1 Kesehatan Masyarakat
OLEH:
NIM: BK.218004
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Magang Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Akademik Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Universitas Bhakti Kencana Dan Pembimbing Lapangan Institusi
Magang
Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat
( Tanda Tangan )
Agung Sutriyawan, SKM., M.Kes
NIK : 02018030186
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MAGANG
Laporan magang ini telah diuji pada tanggal, Jumat 13 Februari oleh pembimbing akademik
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Bhakti Kencana dan penguji Lapangan Institusi
Penguji
Mengetahui
Fakultas Ilmu Kesehatan
Dekan
ii
IDENTITAS PESERTA MAGANG
NAMA : ..................................................…………………….
NIM : ..................................................…………………….
Penulis
(………………………….)
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................. i
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus........................................................................................ 4
D. Manfaat ........................................................................................................ 5
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6
c. Ventilasi ............................................................................................. 17
f. Dinding ............................................................................................... 19
v
A. Rencana Magang ..................................................................................... 20
5. Kependudukan .................................................................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 40
vi
B. Temuan Masalah ..................................................................................... 50
A. Simpulan .................................................................................................. 62
B. Saran ........................................................................................................... 63
LAMPIRAN ............................................................................................................... 66
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Bagan Struktur Oganisasi Puskesmas Rancaekek DTP Tahun 2019 .... 32
Gambar 4.1 Diagram Akar Permasalahan Rumah Sehat Di Desa Sukamanah, Kecamatan
Rancaekek ............................................................................................. 52
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Cakupan Kepemilikan Sarana Air Bersih Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 4.5 Cakupan SPAL di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek DTP Tahun
2019 .......................................................................................................... 47
Tabel 4.6 Cakupan Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek DTP
Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Masalah Dengan Metode PAHO Yang Ada Di Desa
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
2009).
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 2006).
kesehatan wajib Puskesmas yang disebut juga sebagai basic six meliputi usaha
1
promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta
sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung. Kondisi rumah harus memenuhi
persyaratan rumah sehat yang dinilai melalui program inspeksi sanitasi rumah
persentase rumah sehat dibawah rata-rata persentase rumah sehat, yaitu sebesar
2
lingkungan seperti ISPA, Penyakit Kulit Infeksi, Diare, dan Demam Berdarah
Desa yaitu, Desa Sukamanah, Desa Tegal Sumedang, Desa Rancaekek Kulon,
Desa Rancaekek Wetan, dan Desa Rancaekek Kencana. Pada penelitian ini
yang dimana desa tersebut memiliki nilai cakupan yang paling rendah dari
empat desa lainnya. Peneliti juga menganalisis data laporan tahunan rumah
sehat pada tahun 2019 yang didapat dari Puskesmas Rancaekek DTP. Hasil
bahwa dari 90 rumah yang telah diperiksa terdapat 47 rumah sehat, yang telah
rumah sehat di wilayah Desa Sukamanah tahun 2019 masih terbilang rendah,
B. Rumusan Masalah
kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat
tahun 2010, rumah sehat yang ada di Indonesia terbilang masih rendah dan
wilayah Jawa Barat berada di urutan 20 dengan nilai presentase 59,8%. Dari
3
Sukamanah merupakan desa yang mempunyai nilai cakupan yang paling
Tahun 2019”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Rancaekek DTP.
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat
Kabupaten Bandung.
3. Bagi Mahasiswa
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Lingkungan
pencegahannya.
6
2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
perpindahan penduduk.
7
3. Tujuan Kesehatan Lingkungan
dan secara khusus. Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk
4) Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
8
5) Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi 9ltern penyakit
kesehatan
kesehatan lingkungan
(Ikhtiar, 2018)
sejenis
untuk umum
9
5. Paradigma Kesehatan Lingkungan
dan lain-lain.
lain.
atau wahana (Vehicle): udara, air, tanah, makanan, itern penyakit (seperti
logam berat Chromium, Cadium dalam air minum maupun makanan seperti
10
beras. Adanya plasmodium dalam nyamuk merupakan proses pemindahan
Dengan kata lain terjadi proses pemindahan penyakit ke orang lain (yang
penyakit yang utama, seperti bakteri, jamur, gas-gas atau bahan pencemar
berikut:
A B C D
11
Ahli kesehatan lingkungan (seyogianya) memiliki tingkat pemahaman
kesehatan masyarakat.
sekaligus pengendaliannya:
lain.
pestisida tingkat sedang pada para petani, Anemia pada pekerja pompa
B. Rumah Sehat
Sulistyorini, 2005).
rumah. Peningkatan bahan polutan didalam ruangan dapat pula berasal dari
sumber polutan didalam ruangan seperti asap rokok, asap dapur, pemakaian
14
Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah d apat dikatakan sehat
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas 15ltern
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah,
antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar
2007).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host (pejamu)
baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang
15
status kesehatan penghuninya. Menurut (Fatimah, 2008) adapun syarat-
ruangan tersebut, begitu juga kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan
m² per orang.
b. Kelembaban Rumah
ruangan yang ideal antara 180C – 300C. Bila kondisi suhu ruangan
16
berkembang biaknya mikroorganisme antara lain bakteri spiroket,
disebabkan oleh tiga faktor, yaitu : a. Kelembaban yang naik dari tanah
atau saluran air di sekeliling rumah, lantai harus kedap air, sambungan
pondasi dengan dinding harus kedap air, atap tidak bocor dan tersedia
c. Ventilasi
adalah ≥ 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah < 10%luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah
yang < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan
17
konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya. Di
kulit dan penyerapan. Tidak adanya ventilasi yang baik pada suatu
terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh
udara akan selalu mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak
18
e. Lantai Rumah
air dan tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap proses
penghuninya.
f. Dinding
maupun melindungi dari pengaruh panas dan debu dari luar serta
dinding adalah dari kayu, pasangan batu bata atau batu dan sebagainya.
Tetapi dari beberapa bahan tersebut yang paling baik adalah pasangan
batu bata atau tembok (permanen) yang tidak mudah terbakar dan kedap
19
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Bhakti Kencana Bandung. Pada tahap kegiatan magang yang dimulai minggu
dan terakhir di ruang unit Kesehatan Lingkungan. Penulis akan dibimbing oleh
20
manfaat kegiatan magang. Penulis mencari informasi dan mengolah data
pendukung yang dijadikan sumber informasi dari buku laporan tahunan dan
magang dan jadwal kegiatan magang. Setelah selesai diperbaiki dan dilengkapi
minggu ketiga ini juga penulis terus mencari sumber-sumber informasi dan
data-data dan laporan magang selanjutnya yang berisi tentang analisis situasi
umum unit yang dijadikan magang, temuan masalah dari kegiatan magang,
21
masalahnya sudah selesai maka penulis melakukan bimbingan kembali dengan
kesimpulan dari kegiatan magang dan saran untuk penulis sendiri instansi
magang tanggal dan hasil isi magang yang telah diujikan. Kemudian
petugas ruangan yang lain terutama Staff Kesehatan Lingkungan yang ada di
22
B. Lokasi Kegiatan Magang
a. Gambaran Umum
Peta wilayah
23
Kecamatan Solokan Jeruk, Timur dengan kecamatan Cileunyi dan
b) Peta Wilayah
24
2. Visi, Misi Puskesmas Rancaekek DTP
1. Visi :
DTP”`.
2. Misi:
akuntable.
3. Tujuan :
Indonesia Sehat.
25
4. Motto : Masyarakat Sehat adalah Kebanggaan Kami
5. Tata Nilai : S I A G A
I : Inovatif
Komara Puskesmas
Widiyawati
3 dr.haswidya Dokter
Umum
Kep
6 Surtinem.SKM Ka.Subbag
Tu
26
7 Yuni Nurhayati Bidan
Amd.Keb.
AMK
Akay, Amd.Keb
Am. Keb
Amd.Keb
SKM
Amd.Keb.
R, Amd.Kep
Amd.Keb
AMKG
Usaha
Penerimaan
Usaha
27
Kurnaeni Apoteker
21 Darniyatin Bidan
Pagala, Am.Keb
Novianti
AMG
Amd,AK
AMK
S.ST
Amd.Kep
SKM
Usaha
31 Susilawati Bidan
AMKeb
H. AMKeb
33 N. Renni Bidan
Anggraeni
AMKeb
28
34 Fitri Maryani Bidan
AMKeb
35 Rusmayanti Perawat
Manalu
Susilowati
AMK
AMKG
Inap
42 Suherman Kebersihan
44 Arina Bidan
Marliana,Amd
Keb
S,Amd Keb
RM. Medis
29
Umum
Ednapratama Umum
Maulana Y Umum
AMK
AMK
56 Rahmatin Perawat
Solihat, AMK
SIP Keuangan
58 Muhammad Epidemilog
Algi, SKM
Y, S.Farm. Apt
60 Husnul Nutrisionist
Khotimah, AMG
63 Mamat Kebersihan
64 Komarudin Kebersihan
30
65 Ratnasari Linen
67 Taufik Supir
Nurhadiansyah
Hamdi
Oktavia
Cahyaningtyas Apoteker
72 Deska Bidan
Priwalestari,
Amd.Keb
Amd.Keb
Oktavia,
Amd.Keb
75 Muhammad Perawat
Rizki Sandya
77 Agus Keamanan
31
Gambar
32
4. Profil Puskesmas Rancaekek DTP
Kode : 0501
5. Kependudukan
cukup;
yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain
35
lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air bersih dan
air.
36
c) Pengawasan jamban
penyakit (Notoatmodjo,1996).
jadi;
1 Pengenalan Mahasiswa
√
Magang (orientasi)
38
3 Inspeksi Lapangan √
4 Mengikuti Kegiatan
√ √ √
Lapangan
5 Identifikasi Permasalahan
√
Lapangan
6 Menetapkan Prioritas
√
Masalah
7 Bimbingan Dosen √
8 Penyuluhan warga √ √ √
10 Laporan Magang ke
√
Kampus
39
BAB IV
PEMBAHASAN
Tahun 2019
b. Pengawasan jamban
e. Pengawasan SPAL
40
d. Cakupan Tempat Pengolahan Makan (TPM) 58,66%
lingkungan rumah sehat meliputi lima desa dengan jumlah KK 22.511 dan
jumlah penduduk 79.267. Kondisi kesehatan rumah tempat tinggal dari data
17018 rumah yang ada sudah 550 rumah diperiksa dan terdapat 304 rumah
yang memenuhi syarat sehat dengan presentase 55,27%. Jumlah rumah yang
memenuhi syarat sehat ini masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan karena
prilaku masyarakat yang setiap pagi jarang membuka jendela dan pintu,
yang ada, terdapat 38 sarana yang sudah memenuhi syarat dengan presentase
41
2. Data Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
gedung mulai dari jam 09.00-11.00 WIB dan dalam gedung mulai dari jam
Kabupaten Bandung.
berikut:
42
a. Pengawasan Air Bersih
Desa/Kel Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Air Bersih (SAB) Jml %
Rumah
Ledeng SPT SGL PAH Kemasan Lain2
Tangga
Sumedang
Kulon
wetan
Kencana
19871 jumlah rumah tangga terdapat 15584 yang sudah memiliki sarana air
bersih yang telah diperiksa dan sehat dengan cankupan presentase 81,52% dari
43
target 75%. Cakupan kepemilikan air bersih di wilayah kerja Puskesmas
KK Penduduk
% KK MEMILIKI
JUMLAH SEHAT
JUMLAH KK
JUMLAH KK
DIPERIKSA
MEMILIKI
% SEHAT
Sukamanah 2391 8514 90 1809 61 75,65 67,7
jamban dan 417 yang memiliki jamban sehat dengan cakupan presentase
75,81% dari target 75%. Cakupan kepemilikan jamban sehat di wilayah kerja
44
c. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
O
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH TTU
N KESEH
UMUM
ATAN SD SLTP SLTA PUSKES RUMAH BINTAN NON
UMUM G
RUMAH SAKIT UMUM
PUSKESMAS PUSTU
NON BINTANG
SLTA / SMK
POSKESDES
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
BINTANG
SD / MI
SLTP
%
%
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Sumedang
Kulon
Wetan
Kencana
Berdasarkan dari tabel di atas, cakupan Tempat-tempat Umum (TTU) dari 47 jumlah
TTU terdapat 38 TTU yang memenuhi syarat sehat dengan presentase 80,85% dari
45
target 75%. Cakupan Tempat-tempat Umum (TTU) di wilayah kerja Puskesmas
N DESA JUML TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
O AH
JAS RUMAH DEPO MAKAN TOT % JAS RUMAH DEPOT MAKAN TOT %
TPM
A MAKAN/ T AIR AN AL A MAKAN/ AIR AN AL
A AN M N A AN (DAM) N
(DAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ah 98 98
Sumedan 19 10
k Kulon 15 68
k Wetan 94 36
k 77 67
Kencana
66 34
dari 508 jumlah TPM terdapat 210 tidak memenuhi syarat hygiene dengan presentase
46
41,34% dan 298 memenuhi syarat hygiene dengan presentase 58,66% dari target 75%.
Tabel 4.5 Cakupan SPAL di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek DTP Tahun
2019
SPAL Syarat
Jumlah % Jumlah %
(SPAL) dari 17018 jumlah SPAL dengan 550 SPAL yang diperiksa terdapat 328
SPAL yang memenuhi syarat sehat dengan presentase 59,63% dari target 75%.
Tabel 4.6 Cakupan Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek DTP
Tahun 2019
Rumah
Jumlah % Jumlah %
Kencana
Berdasarkan dari tabel di atas, cakupan rumah sehat dari 17018 jumlah
rumah dengan 550 rumah yang diperiksa terdapat 304 rumah yang memenuhi
syarat sehat dengan presentase 55,27% dari target 80%. Cakupan rumah sehat di
wilayah kerja Puskesmas Rancaekek DTP masih belum memenuhi sasaran target.
48
3. Analisis Penemuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan Menggunakan
Metode Delphi
pengawasan rumah sehat yang ada di Desa Sukamanah. Alasan memilih program
pengawasan rumah sehat di Desa Sukamanah karena hasil dari laporanan tahunan
Puskesmas Rancaekek DTP didapat bahwa nilai presentase program rumah sehat
paling rendah dibandingkan dengan desa lainnya. Dengan presentase rumah sehat
pada tahun 2019 sebesar 55,27% dari 1605 rumah dari target 80%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa program rumah sehat tidak memenuhi sasaran target yang
ditetapkan. Faktor rendahnya rumah sehat di Desa Sukamanah antara lain yaitu
jamban yang kurang sehat dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah
sehat.
49
B. Penyebab Masalah
The Cause & Effect (C&E) diagram atau biasa juga disebut Fishbone
diagram bertujuan untuk memecahkan akar penyebab masalah secara tim (Yuniarto
et al., 2013). Kendala yang muncul saat melakukan proses problem solving secara
tim adalah adanya ide dan persepsi yang berbeda dari masing-masing anggota tim.
Diagaram sebab-akibat ini adalah sebuah tool visual yang digunakan saat
penyebabnya. Hal ini membuat diagram sebab-akibat menjadi salah satu tool yang
50ltern penyebab suatu permasalahan agar permasalahan yang ada dapat segera
permasalahan:
50
3. Money (uang/modal), uang dalam hal ini merujuk pada anggaran yang
dilaksanakan.
4. Methode (metode kerja), berkaitan dengan prosedur dan metode kerja yang
tidak benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak transaparan, tidak cocok, dan lain
sebagainya.
digunakan.
51
Man Machines Money
Ekonomi
Kurangnya
pengetahuan masyarakat yang
masyarakat rendah
mengenai
rumah sehat Alat yang Kurangnya dana
tidak intervensi untuk
Kurangnya masyarakat
dikalibrasi
petugas
ekonomi rendah
Sanitarian
dalam
pengawasan
rumah sehat Akar Permasalahan
Program Kesehatan
Lingkungan Rumah
Sehat di Desa
Sukamanah, Kec.
Kurang Rancaekek
mengadakan
penyuluhan Kurangnya
terkait rumah Perilaku masyarakat yang
sarana
sehat kurang memperhatikan
promosi
tempat tinggalnya
(Leaflet
Kurangnya tentang
kerja sama rumah sehat) Kurangnya peran
dengan lintas masyarakat untuk
sektor saling mengingatkan
Kecamatan Rancaekek
Rancaekek. Berikut merupakan uraian dari akar masalah yang teridentifikasi dengan
52
mengetahui mengenai rumah sehat. Hal ini dikarenakan pengetahuan
2. Kurangnya kerja sama antar lintas sektor mengenai rumah sehat, karena tidak
ada timbal balik dengan dana yang telah diajukan tidak sesuai. Ini disebabkan
4. Alat tidak pernah dikalibrasi dikarenakan tidak adanya petugas khusus untuk
termohygrometer, pH meter.
adalah buruh.
mengingat adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana, dan biaya.
53
Oleh karna itu, dalam menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan prioritas untuk
intervensi apa yang perlu diutamakan atau di prioritaskan agar program yang
yaitu singkatan dari Pan American Health Organization, karena digunakan dan
prioritas masalah. Berdasarkan masalah yang telah ditemukan, maka dengan metode
PAHO CENDES kita dapat menentukan masalah mana yang lebih penting atau yang
Dimana:
54
V = Vunerability (ketepatan jalan keluar untuk masalah)
1) 1 = Terendah
2) 2 = Rendah
3) 3 = Sedang
4) 4 = Tinggi
5) 5 = Tertinggi
Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Masalah Dengan Metode PAHO Yang Ada Di Desa
tude bility
tant
Kurangnya pengetahuan 4 4 5 2 40 1
Kurangnya mengadakan 3 4 4 3 16 3
55
Kurangnya sarana promosi 4 3 3 3 12 4
menggunakan metode PAHO maka didapatkan enam urutan yang memiliki pengaruh
puskesmas Rancaekek DTP untuk Magnitude atau seberapa besar masalah tersebut
kurang, hail ini menimbulkan dampak bagi program rumah sehat. Kemudian untuk
sehat adalah masih banyaknya pengetahuan masyarakat atau para pelaku penghuni
rumah di desa Sukamanah yang belum paham apa itu kriteria syarat rumah sehat.
Menurut Notoadmojo, dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang
di pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Misal keluarga yang telah
56
banyak para penghuni rumah yang tidak tahu apa itu kriteria rumah sehat, dan saat
observasi dan pemberian lembar kuesioner kepada masyarakat masih adanya yang
tidak mempunyai fasilitas seperti tidak adanya jendela kamar tidur, ventilasi <10%
dari luas lantai, menggunakan jendela rumah permanen, dinding/tembok yang masih
menggunakan bilik, pintu yang tidak kokoh, tidak adanya fasilitas cerobong asap,
mengingat kriteria rumah tersebut bisa dikatakan jauh dari kata sehat.
lingkungan. Karena kebiasaan pada pelaku penghuni rumah sudah terbiasa dengan
perilaku-perilaku penghuni rumah seperti jarang membuka jendela saat pagi hari
biaya namun tidak ada niat untuk membangun rumah sehat, kemudian kurangnya
bak. Para pelaku penghuni rumah beranggapan bahwa program rumah sehat tidak
kurangnya kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat seperti Kader, RT/RW, tokoh
57
dengan maksimal, Sebab pentingnya untuk tenaga sanitasi dari Puskesmas sangat
penting dalam menjalin kerja sama dengan Lintas Sektor terkait pembangunan
kesehatan terutama program Rumah Sehat. Faktor penting pada proses penyampaian
kepada masyarakat terhadap unsur baru adalah prestise innovator. Perubahan yang
disarankan dan dukungan oleh tokoh masyarakat dan agama yang disegani akan
lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat. Mengingat factor yang sulit dirubah
perilaku, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan adalah faktor metode, 58ltern materi atau pesan
yang akan disampaikan, narasumber, dan alat bantu atau media yang dipakai dalam
tidak mengetahui informasi tersebut, dikarenakan media brosur dan Leaflet dapat
58
para pelaku penghuni rumah berpendapat dengan adanya rumah untuk ditempati saja
Alat yang tidak dikalibrasi, karena tidak ada petugas khusus untuk
peralatan keslingkit untuk menentukan nilai suatu instrument Alat ukur dan
Berdasarkan hasil prioritas akar masalah yang telah ditentukan didapatkan alternatif
Pemecahan pada pelaku penghuni rumah yang masih belum tahu apa itu
Kebiasaan pelaku penghuni rumah yang masih belum paham merawat dan
59
merubah perilaku para pelaku penghuni rumah setidaknya menyapu, mengepel
koordinasi lintas sektor maupun lintas program. Pada lintas program dengan
Kunoli, 2018).
mengadakan arisan, kas warga yang menjadi target utama adalah masyarakat
memiliki motivasi untuk mempunyai rumah sehat. Kemudian kerja sama dari
60
swasta dengan pengajuan dana bantuan atau dana hibah dalam pembangunan
kalibrasi ini adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
61
BAB V
A. Simpulan
7. Analisis situasi umum pada program kesehatan lingkungan pada cakupan rumah
55,27%.
8. Dari enam akar masalah yang menjadi prioritas masalah adalah perilaku
tentang Rumah Sehat dan perilaku masyarakat terbiasa jarang menjaga tempat
tinggalnya, sehingga bisa dikatakan rumah mereka jauh dari kata sehat.
jamban sehat rendah dengan menggunakan metode PAHO, yang menjadi perhatian
lebih pada akar masalah adalah kebiasaan masyarakat yang kurang meperhatikan
rumahnya.
pentingnya manfaat dan dampak buruk bagi kesehatan yang tidak memiliki
rumah sehat.
62
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Rancaekek DTP
pentingnya Rumah Sehat dan dampak buruk bagi kesehatan yang tidak
3. Bagi Mahasiswa
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdat, M., & Kresno, S. (2017). Studi Kualitatif Tentang Pelaksanan Program Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga. Journal of Chemical
Information and Modeling, 9(1), 62–72.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Dwihastadi, A., Rahmawati, A. Y., Cahyaningrum, D., Mubtadhiah, D. F., Sodik, J.,
Lutfiana, H. A., Setiawan, M. D., & Ya, M. (2019). Menciptakan Lingkungan yang
Sehat dan Bersih di Dusun Salamsari Mranggen Srumbung Magelang (Vol. 1).
Marzuki, A., Nurdin, & Harisnal. (2016). Manajemen Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Kurao Pagang Kota Padang
Tahun 2016. Jurnal Endurance, 1(3), 121–135. https://doi.org/10.22216/jen.v1i3.1015
64
Notoadmojo. (2007). Rumah Tidak Sehat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 12–22.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Peraturan Menteri Dalam Negeri. (1987). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tahun 1987.
Putra, G. S., & Selviana, S. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan
Rumah Sehat Di Desa Empakan Kecamatan Kayan Hulu. Jurnal Kesmas (Kesehatan
Masyarakat) Khatulistiwa, 4(3), 238. https://doi.org/10.29406/jkmk.v4i3.866
Yuniarto, H. A., Akbari, A. D., & Masruroh, N. A. (2013). Perbaikan Pada Fishbone
Diagram Sebagai Root Cause Analysis Tool. Jurnal Teknik Industri, 3(3), 217–224.
https://doi.org/10.25105/jti.v3i3.1565
Saleh, A., & Kunoli, F. J. (2018). Pengaruh Penyuluhan Dan Pelatihan Melalui Media
Leaflet Terhadap Pengetahuan Kader Phbs Di Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo
Una-Una. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 159–164.
https://doi.org/10.31934/promotif.v8i2.498
Suhartiningsih, Astuti, F., & Soleha, F. (2018). Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan
Pada Keluarga Dengan Perilaku Keluarga Dalam Menciptakan Lingkungan Rumah
Yang Sehat Di Dusun Telaga Potet Desa Babussalam Kecamatan Gerung. Prima, 4(2),
75–82.
Yusup, N. A., & Sulistyorini, L. (2005). Hubungan Sanitasi Rumah secara Fisik dengan
Kejadian Ispa pada Balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair, 1(2), 110–120.
Rahmiyati et al., 2017 , http://jurnal penentuan instrument alat ukur dalam sebuah
penelitian
65
LAMPIRAN
2. Inspeksi Rumah
66
4. Rumah dengan Pencahayaan yang kurang dan atap yang kotor dan sulit dibersihkan
5. Sumur yang tidak tertutup dan jamban yang tidak di dalam ruangan
Sukamanah
67
8. Program fogging di Rancaekek Kencana dalam menanggulangi Cikungunya
68
11. Formulir Penilaian Rumah Sehat
69
70