Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pernalaran induktif
Pernalaran induktif adalah pernalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan
yang khusus dan menghasilan simpulan yang umum.
Beberapa bentuk pernalran induktif adalah sebagai berikut.
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses pernalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Sahih atau tidak sahihnya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal
berikut.
a. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan,
makin sahih simpulan yang diperoleh.
b. Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan
dihasilkan simpulan yang sahih.
c. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat
khusus tidak dapat dijadikan data.
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal
yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Tujuan pernalaran analogi adalah :


a. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
b. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
c. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah yaitu
sebagai berikut.
a. Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. di samping itu,
hubungan ini dapat pula berpola A dan menyebabkan B,C,D dan
seterusnya. Jadi efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kdang-
kadang lebih dari satu.
b. Akibat-Sebab
Akibat-Sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang
pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab,
jadi mirip dengan entimen. Peristiwa sebab merupakan simpulan.
c. Akibat-Akibat
Akibat-akibat dalah suatu pernalaran yang menyiratkan
penebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu
“akibat”yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut:
Ketika pulang dari pasar, ibu sonya melihat tanah dihalamannya
becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain di belakang jemurannya
pasti basah.
Dalam proses pernalaran, “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek
(B) merupakan data, dan peristiwa kain jemuran basah (c) merupakan
simpulan.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
B. Salah nalar
Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau
cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang
mengikuti tata cara pikirannya. Apabila kita perhatikan beberapa kalimat dalam
bahasa Indonesia secaa cermat, kadang-kadang kita temukan beberapa pernyataan
atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat yang seperti itu disebut kalimat
dari hasil salah nalar.
1. Deduksi yang salah
Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah
nalar yang amat sering dilakukan orang. Hal ini terjadi karena orang salah
mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang
salah atau tidak memenuhi syarat.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut :
a. Pak Ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
b. Bunga anggrek sebetulnya tidak perlu dipelihara karena bunga anggrek
banyak ditemukan dalam hutan.
c. Dia pasti cepat mati karena dia menderita penyakit jantung.
2. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga
simpulan yang siambil menjadi salah. Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
a. Gadis Bandung cantik-cantik.
b. Kuli pelabuhan jiwanya kasar.
c. Orang makasar pandai berdayung.

3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif


Salah nalar ini dilandasi oleh pernalaran alternative yang tidak tepat
dengan pemilihan “itu” atau “ini”.
Beberapa contoh pernalaran yang salah seperti itu adalah sebagai berikut:
a. Engkau harus mengikuti kehendak ayah, atau engkau harus berangkat dari
rumah ini.
b. Dia membakar rumahnya agar kejahatannya tidak diketahui orang.
c. Engkau harus memilih antar hidup di Jakarta dengan serba kekurangan
dan hidup dikampung dengan menanggung malu.
4. Penyebab yang salah nalar
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
terjadi pergeseran maksud. Orang tidak menyadari bahwa yang dikatakannya
itu adalah salah. Beberapa contoh salah nalar yang termasuk jenis ini adalah
sebagai berikut :
a. Matanya buta sejak beberapa waktu yang lalu. Itu tandanya dia melihat
gerhana matahari total.
b. Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para lrlihurnya, dia
hamil.
c. Kalau ingin dikenal orang kita harus memakai kacamata.
5. Analogy yang salah
Salah nalar dapat terjadi apabila orang salah menganalogikan sesuatu
dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan
memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Beberapa contohnya sebagai berikut :
a. Sumini, seorang alumni universitas Indonesia dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Tata, seorang alumni Universitas
Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
6. Argumentasi bidik orang
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang disebabkan oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contohnya sebagai berikut:
a. Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena
petugas keluarga berencana itu mempunyai anak enam orang.
b. Kamu tidak dapat kawin dengan verdo karena orang tua verdo itu bekas
penjahat.
7. Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan
anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau atasan kita melakukan
hal itu.
Contohnya sebagai berikut:
a. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan
yang menghadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua.
8. Penyamaratan para ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu
dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan
mengambil simpulan. Contohnya sebagai berikut :
a. Perkembangan sistem pelayaran kita dapat dibahas secara panjang lebar
oleh Ahmad Panu, seorang tukang kayu terkenal itu.
b. Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto, seorang ahli
di bidang perikanan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta
atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan.
Metode induktif dalah suatu penalaran yang berpangkal dari pristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum.
Bentuk-bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan analogy.
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal, entinem merupakan kesimpulan
dari silogisme, generalisasi merupakan proses penalaran yang bertolak fari fenomena
individual menuju kesimpulan umum dan analogy adalah membandingkan dua hal yang
memiliki sifat yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya fikir logika sehingga
menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran dan menghindari
kesesatan.

B. Saran
Diharapkan pembaca dapat menggunakan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai