Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kemasan Kayu ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kemasan Kayu bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada guru, selaku guru
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Peranap, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ................................................................................................... 3
B. Pemilihan Jenis Kayu Yang Dipakai ......................................................... 5
C. Sifat-Sifat Kayu .......................................................................................... 6
D. Pembuatan Kemasan Kayu ......................................................................... 8
E. Aplikasi Kemasan Kayu Untuk Bahan Pangan .......................................... 11
F. Palet Kayu .................................................................................................. 12

BAB III. PENUTUP


Kesimpulan ........................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam
mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat
mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Kemasan juga sangat
penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam jangka waktu
tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan
atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang
telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara
kuantitas maupun kualitas.
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.
Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu
bahan hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan,melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya,melindungi dari
bahay apencemaran serta gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran). Disamping itu
pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri
agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,pengangkutan dan
distribusi.Dari segi promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau
daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari
kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Sebelum manusia membuat kemasan,alam sendiri telah menyajikan kemasan, seperti
misalnya jagung yang dibungkus seludang,buah-buahan terbungkus kulitnya,buah kelapa
yang terlindungi baik dengan sabut dan tempurung,polong-polongan terbungkus kulit
polong.Tidak hanya bahan pangan,kosmetika dan barang industri lainnya,bahkan manusia
pun menggunakan kemasan sebagai pelindung tubuhnya dari gangguan cuaca,serta supaya
tampak lebih anggun dan menarik.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk
mewadahi bahan pangan seperti buluh bamboo,daun0daunan,pelepah atau kulit pohon,kulit
binatang,rongga batang pohon,batu,tanah liat,tulang dan sebagainya. Pada industri modern
berbagai kemasan dan proses pengemasan telah beragam. Kemasan dengan variasi
atmosfir,kemasan aseptic,kemasan transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah
memperluas horizon dan cakrawala pengemasan hasil pertanian.Saat ini perkembangan

1
pengemasan bergerak sangat cepat seirama dengan perkembanganin dustri-industri yang
memanfaatkan dan menggunakannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kayu gergajian sering didefinisikan dalam perdagangan sebagai produk yang
digergaji dari kayu bulat. Tetapi dalam penggunaan lebih umum, istilah tersebut
dipakai untuk produk yang digergaji ke tebal standard an dibedakan dari bantalan jalan
rel atau kayu pacakan yang dihasilkan denga mengiris pinggir kayu bulat pada dua atau
empat sisinya. Kayu gergajian sering digolongkan sebagai papan,dimensi, atau kayu
persegi.
Sifat penggergajian kayu, besar relevansinya dengan mesin penggergajian
untuk kayu pengemas. Pada sifat pengerjaan kayu dengan mesin terdapat pemotongan
dan sudut jarak antara dua pemotongan (clearance) yang bersifat optimal. Untuk kayu
lunak, khususnya pinus digunakan gergaji putar dengan 46 gigi, dan 25-300 sudut
pengait (hook), 200 clearance serta 150 sudut lereng atas. Sedangkan kayu keras dengan
densitas rendah sampai sedang, sifat pengerjaan kayunya adalah 54 roda gigi dengan
sudut pengait 250, sudut clearance 150 dan sudut lereng atas 15 0.
Kegunaan utama kayu gergajian kayu-keras berkualitas tinggi, adalah untuk
perabot rumah tangga, pembuatan lantai berkualitas tinggi, produk pabrik dan cabinet
atau almari barang. Kualitas yang lebih rendah digunakan untuk pembuatan lantai yang
umum, palet dan kemasan, dan macam-macam penggunaan industri. Kayu gergajian
kayu lunak dipergunakan terutama sebagai bahan bangunan gedung. Kayu lunak
digunakan sebagai suku-suku bangunan dan untuk tujuan-tujaun dekoratif dan
penyempurnaan terakhir seperti pembuatan panil, dinding sisi, lantai, bahan potongan
luar dan pemuatan pintu dan jendela.
Sifat fisik terpenting kayu adalah kerapatannya karenanya pengukuran dan
hubunganya dengan sifat-sifat lain di tekankan. Sifat –sifat kekuatan kayu adalah
paling penting apabila kayu di gunakan sebagai bahan bangunan atau kontruksi. Suatu
penjelasan mengenai sifat-sifat mekanik (kekuatan) akan memberikan pengertian
tentang sifat-sifat ini, yang penting bagi arsitek-arsitek kayu dalam rangcangan
bangunan kayu.
Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi
kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan

3
proses alernatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk membuat kemasan yang lebih
ekonomis. Kemasan kayu berbentuk kotak dan peti tetap berperan untuk berbagai
produk, meskipun harus bersaing dengan drum dari polypropilen dan polietilen.
Berikut beberapa bentuk kemasan yang terbuat dari kayu.

Kelebihan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis yang baik


terhadap bahan yang dikemas, karakteristik tumpukan yang baik dan mempunyai rasio
kompresi daya tarik terhadap berat yang tinggi. Penggunaan kemasan kayu untuk
barang-barang antik dapat meningkatkan mutu produk karena adanya transfer
komponen aroma dari kayu ke produk. Penggunaan peti kayu untuk kemasan di
beberapa negara juga masih lebih murah dibandingkan bahan pengemas lain. Selain itu
negara-negara pengimpor seperti Australia juga meminta adanya sertifikat yang
menyatakan kayu telah mendapat perlakuan khusus untuk mencegah penyebaran
penyakit kayu atau serangga, misalnya perlakuan fumigasi atau perlakuan kimia
lainnya.
Kayu, terutama untuk negara-negara yang mempunyai hutan yang melimpah,
masih dipakai sebagai kemasan, yaitu kemasan transportasi. Kemasan transportasi dari
kayu dapat berupa peti kayu penuh, peti kayu kerangka, peti kayu tipis, pallet dan lain
sebagainya. Untuk negara-negara maju, kayu-kayu bekas kemasan merupakan masalah
yang cukup merepotkan dalam upaya pembuangan atau pemunahannya. Namun
kemasan kayu yang dalam bentuk peti kerangka atau peti-peti yang menggunakan
papan-papan kayu yang tipis dan ringan masih terus dipakai, yaitu untuk :
 Buah-buah segar,
 Sayur-sayuran segar,
 Ikan segar dan lain sebagainya.
Banyak negara maju yang mensyaratkan untuk melakukan suatu treatment
terhadap kayu-kayu yang dipergunakan untuk kemasan yang dipakai untuk barang-
barang yang dikirim ke negeri tersebut. Negara yang dikenal sangat ketat dalam hal ini
adalah Australia. Kayu sebenarnya suatu bahan kemasan yang kuat dan dapat dipakai
secara ekonomis, apabila teknologi pembuatannya yang dipakai tepat. Masalahnya
dibanyak negara berkembang penghasil kayu, kemasan peti kayu sudah lama dibuat
dan dipergunakan secara tradisional, sehingga pembuatan yang benar secara ilmiah,
seperti misalnya :

4
 Pemilihan atau pemakaian jenis kayu yang sesuai,
 Tidak diperkenankannya memakai papan kayu bekas,
 Kontrol terhadap kandungan air dari kayu yang dipergunakan,
 Kontruksi sambungan yang benar,
 pemilihan paku yang benar, dan
 cara pemakuan yang benar.
Sering dianggap terlalu merepotkan, memakan waktu dan “mahal”. Hal ini
sebagian besar karena mereka tidak mengetahui akibat-akibat apa yang terjadi atas peti
kayu yang mereka pergunakan untuk ekspor

B. Pemilihan Jenis Kayu Yang Dipakai


Pada dasarnya tidak ada ketentuan khusus untuk memilih jenis kayu
untuk keperluan kemasan. Karena pada dasarnya kekuatan kemasan dari kayu tidak
ditentukan hanya oleh jenis kayunya saja, tetapi juga oleh :
 Tebalnya kayu yang dipakai,
 Cara persiapan pengerjaan dan
 Cara pemasangan/pemakuannya.
Jenis kayu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 kayu lunak, berasal dari tumbuhan berdaun jarum,
 kayu keras, berasal dari tumbuhan berdaun lebar. Sebenarnya kualitas kayu dapat
dibedakan dari :

- berat jenisnya, kg/m3

- kekuatan bengkok, kg/cm2

- kekuatan pemampatan, kg/cm2


- kekuatan menahan paku
- daya tahan pecah
- kemudahan dikerjakan
- keawetan terhadap kelapukan dll.
Untuk keperluan kemasan, tidaklah seharusnya semua komponen dari kemasan
dibuat dari kayu yang sejenis. Justru untuk ekonomisnya, jenis kayu yang dipakai
untuk setiap komponen dari kemasan kayu disesuaikan dengan tugas dari masing-

5
masing komponen tersebut! Berat jenis kayu adalah faktor yang penting, karena berat
jenis dari kayu dapat menunjukkan beberapa sifat utama dari kayu, misalnya :
 Kekuatan kayu,
 Daya tahan paku,
 Besarnya pengkerutan, waktu kayu mengering,

Kayu dengan berat jenis 750 kg/m3 memang kuat, tetapi juga keras sehingga sulit
untuk dipaku, bahkan kadang-kadang pecah pada saat pemakuan, namun bila tidak
pecah sewaktu dipaku, daya tahan memegang pakunya kuat sekali. Karena
beratnya, kayu dengan berat jenis tinggi ini akan menambah ekstra biaya
pengangkutannya!

Kelompok kayu keras yang mempunyai berat jenis antara 600 s/d 750 kg/m3, cocok
untuk dipakai :
 Papan pinggir dari peti-peti atau papan penghubung dari pallet,
 Bagian penyangga dari peti-peti, bagian landasan dari pallet,
 Bagian penguat tegak dari peti kerangka.

Kelompok kayu dengan berat jenis antara 400 s/d 600 kg/m3, cocok dipakai untuk
komponen kemasan yang tidak menyangka beban, misalnya : papan-papan sisi
samping, papan antara dan sebagainya.

C. Sifat-Sifat Kayu
Sifat-sifat kayu ditentukan oleh tipe kayu, perbedaan tipe kayu akan
menyebabkan perbedaan sifat-sifat kayu. Beberapa sifat-sifat kayu yang penting dalam
pembuatan kemasan kayu adalah :
1. Sifat Pengerjaan Kayu
Banyak sekali jenis-jenis kayu yang dapat dijadikan sebagai kemasan, dan masing-
masing jenis/spesies mempunyai sifat pengerjaan kayu yang tersendiri, misalnya
pemakuan, mesin yang digunakan, kekerasan kayu dan lain-lain. Sifat-sifat
pengerjaan kayu ini penting diketahui apabila kayu akan dipasarkan atau dipakai
untuk industri tertentu.
Proses pengerjaan kayu meliputi pemotongan, pembelahan, pengetaman,
pembentukan, pembubutan, pembuatan lubang persegi, pengeboran dan
pengampelasan.

6
Kekerasan kayu dapat diuji dengan mengukur :
- Sudut pemotongan ideal untuk melihat kekuatan pisau
- Penumpulan dengan menggunakan silika atau bahan pengasah lainnya.
- Kemudahan pemakuan (pada kayu yang keras maka paku tipis akan menjadi
bengkok atau patah).
- Kecenderungan pecah ketika dipaku atau dikeringkan.
- Pengeleman (beberapa kayu yang keras sulit untuk dilem).

2. Densitas Kayu
Densitas relatif atau specific gravity adalah perbandingan antara berat bahan
dengan volume air yang dinyatakan dalam kg/m3. Nilai densias relatif dari kayu
merupakan nilai yang tidak tetap, karena berat kayu per unit volume akan berubah
jika kadar air kayu berubah.
Kayu yang mempunyai densitas yang tinggi mempunyai kekuatan dan daya tahan
yang baik terhadap pemakuan. Kayu yang baik digunakan untuk kemasan
sebaiknya kayu yang memiliki densitas tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kayu dengan densitas 650 kg/m3 meskipun tahan terhadap tekanan tetapi tidak
dapat dipaku dengan baik, dan kayu dengan densitats < 350 kg/m3 mempunyai
kekuatan mekanis yang rendah.
Kayu dengan densitas tinggi (600-700 kg/m3) dapat digunakan untuk tepi papan
dan balok untuk palet atau sebagai bagian dari bantalan poros dengan beban tinggi.
Sedangkan kayu yang mempunyai densitas rendah (350-450 kg/m3) digunakan
untuk komponen-komponen pengemas seperti bilah-bilah kemasan kayu ringan dan
berkawat, bahan pelapis ujung kotak/peti, palet sekali pakai atau bagian dari kotak.

3. Kadar Air Kayu


Kadar air kayu adalah perbandingan antara beratt air di dalam kayu dengan berat
kayu yang telah dikeringkan dikali dengan 100%. Kayu mempunyai sifat
higroskopis, sehingga jika suhu dan kelembaban relatif di sekitarnya berubah maka
kadar air kayu juga akan berubah. Kadar air kayu yang berkeseimbangan dengan
suhu dan RH di lingkungan penyimpanan disebut dengan kadar air keseimbangan.
Penyimpanan kayu sebaiknya dilakukan pada kadar air keseimbangannya, sehingga
kadar airnya tidak mengalami perubahan selama penyimpanan, selama suhu dan

7
RH penyimpanan tidak berubah. Kadar air kayu yang akan diolah biasanya 30-
40%, karena pada kadar air ini kayu mudah ditangani, tetapi penyusutan lebih
mudah terjadi daripada jika kadar airnya 20%. Untuk mengurangi kadar air kayu
maka dilakukan pengeringan kayu.

D. Pembuatan Kemasan Kayu


Sebelum dibuat menjadi kemasan, maka dilakukan konversi terhadap kayu yang
telah ditebang dari pohonnya. Kayu hasil konversi ini kemudian direkatkan satu dengan
yang lainnya dengan menggunakan bahan-bahan pereka. Jenis bahan perekat dan
metode perekatan akan mempengaruhi kekuatan dari kemasan kayu yang dihasilkan.
1. Jenis-jenis kayu hasil konversi
a. Kayu Gergajian
Kayu gergajian dibuat dengan cara membuang kulit dari kayu log kemudian
dilakukan pemotongan dengan panjang dan lebar sesuai kebutuhan dengan
menggunakan mesin penggergajian (Sawmill). Ukuran kayu yang akan
digunakan sebagai bahan pengemas biasanya adalah 50 x 150 mm atau 25 x
20mm.
b. Kayu Lapis
Kayu lapis dibuat dengan cara mengupas kayu log membentuk lapisan veneer
dengan cara seperti kerja pengerut pensil. Tahap pertama dalam pembuatan
kayu lapis adalah bentuk log dengan kadar air yang tinggi dan konsisten. Mesin
pengupas akan mengubah log menjadi ukuran-ukuran veneer yang
permukaannya halus dan mempunyai kecenderungan terhadap retak/robek yang
kecil. Lapisan veneer yang masih basah dikeringkan dengan alat pengering
untuk menurnkan kadar airnya. Lapisan veneer ini selanjutnya direkatkan satu
sama lain dengan menggunakan perekat resin sintesis. Kayu lapis untuk
kemasan biasanya mempunyai jumlah lapisan 3,4,5 atau 7 lapisan.
c. Papan Serat
Papan serat banyak diaplikasikan pada nampan-nampan untuk buah dan
sayuran yang diperkuat dengan pengikat. Kategori papan serat yang cocok
untuk bahan pengemas adalah :
- Hardboard standar dengan densitas 800 kg/m3, tebal 2-6 mm.
- Hardboard tahan air dengan densias 960 kg/m3, tebal 3-12 mm

8
- Medium board dengan densias 500-900 kg/m3, tebal 8-12 mm
d. Papan Partikel
Papan partikel dibuat dari serpihan-serpihan kayu sisa dan direka dengan
perekat resin sintesis. Jenis-jenis papan partikel yaitu :
- Papan kayu chip (wood chipboard)
- Papan kayu flake (flakeboard)
- Papan kayu wafer (waferboard)
- Oriented strandboard
Flakeboard, waferboard dan oriented strandboard merupakan jenis papan
partikel yang sesuai digunakan untuk bahan pengemas karena ringan dan
mudah dipaku.

2. Bahan Perekat
Bahan perekat yang digunakan dalam pembuatan kemasan kayu akan
mempengaruhi batas keselamatan selama pengangkutan sehingga perlu
diperhatikan. Jenis bahan perekat yang dapat digunakan adalah :
- Baja (tradisional)
- Paku
- Kawat jepret (staples)
- Lem flexible (perekat dari kayu)

3. Jenis Metoda Penggabungan/Pengikatan


a. Pengikatan dengan kawat jepret (stapling), yang digunakan untuk konstruksi
palet khusus
b. Pengikatan dengan tali pengikat (strapping)
Pengikatan dengan tali digunakan untuk mengemas secara otomatis atau semi
otomatis. Pengikatan/perekatan dilakukan di bawah tekanan. Diaplikasikan
pada boks kayu, kotak dan palet dan banyak digunakan dalam aplikasi
pengemasan karena:
- menguatkan kemasan
- melindungi bahan yang dikemas dari resiko kerusakan selama
pengangkutan.
- murah, terutama untuk konstruksi kemasan yang tipis

9
- dapat digunakan sebagai metode penutupan peti di damping metode lain,
yaitu dengan menggunakan ulir dan paku
Jumlah, ukuran dan jenis tali pengikat tergantung pada bentuk, ukuran dan berat
pengemas, bahan pengemas serta penanganannya. Ada 3 jenis tali pengikat
yaitu :
- Baja dengan bentuk datar, melingkar dan oval. Kekuatan tarik antara 300-
1300 N/mm2. Permukaannya dapat dilapisi dengan seng, tembaga, wax atau
cat atau tanpa pelapisan (warna natural).
- Weftless (pita kain berpori), terdiri dari lembaran-lembaran yang bersifat
kontiniu dari lapisan tekstil bertegangan tinggi. Diterapkan secara paralel
dengan sistem pelekatan yang menggunakan bahan perekat. Lebarnya
sekitar 6-25 mm
- Plastik suhu tinggi (thermoplastik) dengan lebar antara 5-25 mm,
diterapkan membentuk silang pada permukaan segi empat panjang.
c. Pengikatan dengan konstruksi sisi logam (metal edge)
Metode pengikatan dengan konstruksi sisi logam diterapkan dalam merakit
peti/kotak dari kayu lapis. Penyisian logam dilakukan dengan ketebalan yang
cukup sehingga dapat dibengkokkan dan mempunyai daya lentur yang tinggi.
Penyisian logam biasanya digabung dengan paku, paku sumbat/keling yang
bercabang dua atau kawat jepret (staples)
d. Pengikatan dengan ikatan kawat (wire bound)
Pada metode ini , bagian samping, atas dan bawah dari boks kayu digabung
dengan kawat yang ditekuk untuk memperoleh bentuk kotak yang kuat. Kedua
ujung kotak dikonstruksikan secara terpisah serta setiap sisi samping, atas dan
bawah di kunci dengan kawat.
4. Pemakuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan kemasan kayu :
- Jenis paku
- Ukuran paku
- Pembuatan spasi atau penempatan paku (posisi paku)
- Ketebalan kayu dan seratnya
Jenis-jenis paku yang digunakan dalam pembuatan kemasan kayu adalah :
- Paku kotak standar (umum) - ulir kayu

10
- Paku berlapis resin - paku jepret
- Paku lapis seng - paku jepret berlapis resin
- Paku berputar - paku beralur (bercincin)

E. Aplikasi Kemasan Kayu Untuk Bahan Pangan


Kemasan kayu yang berbentuk peti, krats atau tong kayu merupakan bentuk
kemasan yang umum untuk pengangkutan berbagai komoditas dalam perdagangan
internasional. Penggunaan peti kayu untuk transportasi botol minuman baik untuk
melindungi botol agar tidak pecah. Pengemasan buah segar dalam transportasi hingga
saat ini juga masih banyak dilakukan. Kemasan kayu biasanya digunakan sebagai
kemasan tersier yaitu kemasan yang digunakan untuk mengemas kemasan lain yang
ada di dalamnya.
Ada dua metode penanganan yang berbeda untuk pengemasan bahan pangan,
penyimpanan dan pengiriman, yaitu :
1. Kotak dan Nampan , untuk ukuran kecil dengan berat sampai 20 kg.
2. Tabung kontainer untuk produk-produk seperti kentang dan apel (berat sampai 150
kg).
Kedua sistem ini dilengkapi dengan penggunaan alat dorong (forklift). Bahan
yang biasa digunakan dalam pembuatan kemasan kayu untuk bahan pangan adalah
kayu gergajian, kayu lapis tipis dan papan keras (hard board).
Kayu yang berwarna terang lebih baik dari kayu yang berwarna gelap, karena kayu
yang berwarna gelap biasanya banyak mengandung tanin, yang jika
berhubungan langsung dengan bahan yang dikemas akan mengurangi kesegarannya.
Kayu yang digunakan juga harus tanpa perlakuan kimiawi. Penguatan dilakukan
dengan menggunakan kawat jepret (staples), paku atau kawat lingkar yang dilapisi
bahan anti karat. Ketebalan kayu sekitar 3-5 mm untuk kawat jepret dan kawat lingkar
serta 100 mm untuk pemakuan. Kemasan kayu yang sudah berisi bahan harus diberi
anda yang memuat keterangan isi dari kemasan dengan menggunakan bahan yang
mudah dilihat dan tidak mudah luntur. Tanda atau label pada kemasan kayu harus
berisi informasi tentang :
- Nama barang yang dikemas
- Ukuran
- Isi (jumlah atau volume bahan)

11
- Mutu Kayu
- Jenis Kayu
- Tanda pengenal dan nama perusahaan

F. Palet Kayu
Palet kayu banyak digunakan untuk pergerakan barang dari satu departemen ke
departemen lain dalam suatu perusahaan, atau dari produsen ke konsumen sebagai unit
beban. Palet kayu dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Palet untuk satu kali perjalanan (expendable pallets)
2. Palet yang bersifat permanen atau untuk beberapa kali perjalanan.
Palet permanen bisa tahan sampai 15 bulan. Bagian bawah dari palet kayu
terdiri atas dasar dan kaki kemasan yang biasanya berbentuk datar dan terbuat dari
papan yang tersusun teratur dan memiliki jarak tertentu. Kayu gergajian pada palet
mempunyai minimum 2 kaki penyangga yang sesuai dengan panjang kemasan. Dasar
alas kemasan berupa papan kering dan kuat berukuran tebal 2 cm dan lebar 10-15 cm.
Kaki alas kemasan mempunyai tebal 5.0-7.5cm, lebar 7-10 cm dan panjang disesuaikan
dengan panjang kemasan. Kaki alas kemasan bisa dilepas atau diikat bersama
kemasannya dengan paku pada alas.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem
penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional
diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya.
Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk
maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi
selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti
menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.
Kayu memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan material lain seperti besi,
plastik atau rotan. Kelebihan pada sifat mekanis salah satunya adalah ketahanan kayu
terhadap tekanan dan lenturan. Dari segi estetika kayu memiliki tekstur yang baik dan
indah karena berbagai macam jenisnya.
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan secara
tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk pangan padat dan cair
seperti buah-buahan dan sayuran, teh, anggur, bir dan minuman keras. Kayu adalah bahan
baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai
sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan
kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya hutan penghasil
kayu.

13

Anda mungkin juga menyukai