Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT

KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG


DIRAWAT DI RSUD KAYUAGUNG

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu

mata kuliah Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu:

Ns. Indah Permatasari, S. Kep., M.Kep.

Disusun oleh:

Nur Sari Dewi 1810711105

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1- KEPERAWATAN
2020
A. PENDAHULUAN
Hospitalisasi sering menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak yang
dirawat dirumah sakit sering mengalami reaksi hospitalisasi dalam bentuk anak rewel,
tidak mau didekati oleh petugas kesehatan, ketakutan, dan tampak cemas karena mereka
berada pada lingkungan asing yang tidak diketahuinya, dikelilingi orang asing, peralatan
dan pemandangan yang menakutkan.
Hospitalisasi menyebabkan kecemasan dan secara emosional traumatis bagi anak.
Cemas timbul sebagai respon terhadap stres, baik fisik maupun fisiologis. Anak usia
sekolah (6-12 tahun) mengandalkan pengalaman masa lalunya untuk menuntun mereka.
Mereka mungkin takut terluka atau merasa malu.
Perawat harus mengetahui teknik-teknik dalam komunikasi karena komunikasi
merupakan cara untuk memberikan informasi tentang kesehatan. Komunikasi juga dapat
mengurangi rasa cemas anak akibat hospitalisasi. Teori lingkungan terapeutik membantu
anak menghadapi stres. Desain lingkungan yang terapeutik diperlukan untuk pasien
dirumah sakit terutama ruang rawat anak yang harus didesain menatik seperti
penggunaan sprei bergambar, hiasan bergambar kartun, restrain infus bergambar,
permainan dan komunikasi yang terapeutik.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan
anak akibat hospitalisasi?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan komunikasi
terapeutik dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah di
RSUD Kayuagung.
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan studi korelasi dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah yang sedang
dirawat di ruang anak RSUD Kayuagung dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017.
E. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang dipaparkan meliputi tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada
anak, komunikasi terapeutik perawat, serta hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik
dengan tingkat kecemasa. Hasil penelitian tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada
anak menunjukan bahwa responden dengan cemas sedang sebanyak 10 orang (25%) dan
responden dengan cemas ringan sebanyak 30 orang (75%). Hasil penelitian komunikasi
terapeutik perawat menunjukan bahwa distribusi komunikasi perawat cukup baik adalah
sebanyak 13 orang (32,5%) dan komunikasi perawat baik sebanyak 27 orang (67,5%).
Kesimpulan dari hasil uji static yang dilakukan menggunakan Fisher’s Exact Test adalah
terdapat hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan akibat hospitalsasi
pada anak usia sekolah.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
1. Sebagian besar responden mengalami cemas ringan sebanyak 30 orang (75%)
2. Sebagian besar komunikasi perawat adalah baik sebanyak 27 orang (67,5%)
3. Ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada
anak usia pra sekolah.

Anda mungkin juga menyukai