Anda di halaman 1dari 4

PROSES PERUBAHAN PENGINDRAAN PADA LANSIA

Di susun oleh :

1. Listya Aminingrum
2. Sri Nunung w
Sistem Panca-Indera Lansia Yang Mengalami Penurunan Persepsi Sensoris Akan
Terdapat Kesenggangan Untuk Bersosialisasi Karena Kemunduran Dari Fungsi-
Fungsi Sensoris Yang Dimiliki. Indera Yang Dimiliki Seperti Penglihatan,
Pendengaran, Pengecapan, Penciuman Dan Perabaan Merupakan Kesatuan
Integrasi Dari Persepsi Sensoris.

a) System penglihatan
Pengelihatan Semakin bertambahnya usia, lemak akan berakumulasi
disekitar kornea dan membentuk lingkaran berwarna putih atau kekuningan
di antara iris dan sclera. 8 Kejadian ini disebut arkus sinilis, biasanya
ditemukan pada lansia. Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang
dianggap normal dalam proses penuaan termasuk penurunan kemampuan
dalam melakukan akomodasi, konstriksi pupil akibat penuaan dan
perubahan warna serta kekeruhan lensa mata, yaitu katarak (Suhartin, 2010).
Hal ini akan berdampak pada penurunan kemampuan sistem visual dari
indera penglihatan yang berfungsi sebagai pemberi informasi ke susunan
saraf pusat tentang posisi dan letak tubuh terhadap lingkungan di sekitar dan
antar bagian tubuh sehingga tubuh dapat mempertahankan posisinya agar
tetap tegak dan tidak jatuh
b) System pendengaran
Pendengaran Penurunan pendengaran merupakan kondisi secara dramatis
dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kehalangan pendengaran
pada lansia disebut dengan presbikusis. Presbikusis merupakan perubahan
yang terjadi pada pendengaran akibat proses penuaan yaitu telinga bagian
dalam terdapat penurunan fungsi sensorineural, hal ini terjadi karena telinga
bagian dalam dan komponen saraf tidak berfungsi dengan baik sehingga
terjadi perubahan konduksi. Implikasi dari hal ini adalah kehilangan
pendengaran secara bertahap. Ketidakmampuan untuk mendeteksi suara
dengan frekuensi tinggi (Chaccione, 2005). Telinga bagian tengah terjadi
pengecilan daya tangkap membran timfani, pengapuran dari tulang
pendengaran, lemah dan kakunya otot dan ligamen. Implikasi dari hal ini
adalah gangguan konduksi pada suara (Miller, 2009). 9 Pada telinga bagian
luar terjadi perpanjangan dan penebalan rambut, kulit menjadi lebih tipis
dan kering serta terjadi peningkatan keratin. Implikasi dari hal ini adalah
potensial terbentuk serumen sehingga berdampak pada gangguan konduksi
suara (Miller, 2009). Penuruan kemampuan telinga seperti diatas dapat
berdampak pula terhadap komponen vestibular yang terletak di telinga
bagian dalam. Komponen vestibular ini berperan sangat penting terhadap
keseimbangan tubuh. Saat posisi kepala berubah maka komponen vestibular
akan merespon perubahan tesebut dan mempertahakan posisi tubuh agar
tetap tegak.
c) System perabaan
Perabaan Pada lansia terjadi penurunan kemampuan dalam mempersepsikan
rasa pada kulit, ini terjadi karena penurunan korpus free nerve ending pada
kulit. Rasa tersebut berbeda untuk setiap bagian tubuh sehingga terjadi
penurunan dalam merasakan tekanan, raba panas dan dingin. Gangguan
pada indera peraba tentunya berpengaruh pada sistem somatosensoris.
Somatosensoris adalah reseptor pada kulit, subkutan telapak kaki dan
propioceptor pada otot, tendon dan sendi yang memberikan informasi
tentang kekuatan otot, ketegangan otot, kontraksi otot dan juga nyeri, suhu,
tekanan dan posisi sendi. Pada lansia dengan semakin menurunnya
kemampuan akibat faktor degenerasi maka informasi yang digunakan dalam
menjaga posisi tubuh yang didapat dari tungkai, panggul, punggung dan
leher akan menurun (Chaitow, 2005). Hal ini berdampak pada
keseimbangan yang akan terganggu akibat dari penurunan implus
somatosensoris ke susunan saraf pusat
d) System pengecapan
Hilangnya kemampuan untuk menikmati makanan seperti pada saat
seseorang bertambah tua mungkin dirasakan sebagai kehilangan salah satu
kenikmatan dalam kehidupan. Perubahan yang terjadi pada pengecapan
akibat proses menua yaitu penurunan jumlah dan kerusakan papila atau
kuncup-kuncup perasa lidah. Implikasi dari hal ini adalah sensitivitas
terhadap rasa (manis, asam, asin, dan pahit) berkurang.
e) System penciuman
Sensasi penciuman bekerja akibat stimulasi reseptor olfaktorius oleh zat
kimia yang mudah menguap. Perubahan yang terjadi pada penciuman akibat
proses menua yaitu penurunan atau kehilangan sensasi penciuman kerena
penuaan dan usia. Penyebab lain yang juga dianggap sebagai pendukung
terjadinya kehilangan sensasi penciuman termasuk pilek, influenza,
merokok, obstruksi hidung, dan faktor lingkungan. Implikasi dari hal ini
adalah penurunan sensitivitas terhadap bau.

Anda mungkin juga menyukai