Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“Telaah Jurnal: terkait Trend dan Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan ”

Oleh :

Kelompok 3

Kartika Sinaga 1911316011


Ziqni Ilma Al Wasi 1911316028
Ranny Patria 1911316045
Bella Andutina 1911316015
Dara Destri Wahyuni 1911316042
Desi 1911316020
Rachmad Aprilio 1911316023
Metri Yenti 1911316006

Dosen Pembimbing:

Ns. Feri Fernandes,M.Kep,Sp.Kep.J

PROGRAM B KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
TELAAH JURNAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICO

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN


KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE

A. Analisa PICO
1. Problem
Hasil observasi di Instalasi Gawat Darurat RSUD. Dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate pada tanggal 2 Oktober 2014. Terdapat 6 pasien mengataka pelayanan
komunikasi yang dilakukan perawat saat berinteraksi tidak komunikatif saat
melakukan tindakan keperawatan, kurang ramah dan kurang perhatian antara
perawat dan pasien. 4 pasien menyatakan raut wajah perawat yang terlihat
kurang senyum saat berinteraksi. 2 pasien menyatakan perawat tidak
memberikan informasi tentang perkembangan penyakit yang diderita oleh
pasien dan 4 pasien merasa nyaman dengan pelayanan komunikasi yang
dilakukan perawat, terutama terhadap penerimaan pasienbaru, menanggapi
keluhan dan penjelasan terhadap tindakan yang dilakukan perawat kepada
pasien

2. Intervention (I)
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendektan cross
sectional. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian
ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, peneliti menggunakan
instrumen pengumpulan data penelitian kuantitatif berupa kuesioner.

3. Comparator (C)
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Priscylia A.
C Rorie (2014) tentang hubungan komunikasi terapeautik perawat dengan
kepuasan pasien di ruang Rawat Inap Irina A RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
Manado yang mengatakan, bahwa ada hubungan antara komunikasi
terapeautik perawat dengan kepuasan pasien.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Amelia (2010) tentang hubungan
perilaku empati perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
dengan kepuasan pasien di Irina Non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP Dr.
M.Djamil Padang, yaitu tidak terdapat hubungan antara perilaku empati
perawat dengan kepuasan pasien.
Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama yang baik
dengan pasien dalam membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien,
maupun dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi
masalah pasien adalah dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi perawat
dapat mendengarkan perasaan pasien dan menjelaskan prosedur tindakan
keperawatan (Mundakir, 2013)

1. Outcome (O)

Jurnal : HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT


DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE

Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan data sebagian pasien dengan


komunikasi terapeutik baik tetapi pasien tidak merasa puas, hal ini disebabkan
karena pasien ingin mendapatkan perhatian penuh dan khusus dari perawat.
Hal tersebut tentunya tidak mungkin terjadi, karena masih banyak pasien lain
yang harus mendapatkan perhatian dari perawat. Ketidakpuasan tersebut juga
timbul karena persepsi dan cara pandang pasien yang berbeda dalam
menganggapi setiap tindakan dan komunikasi perawat. Sedangkan komunikasi
yang tidak baik tetapi pasien merasa puas disebabkan karena apa yang
didapatkan oleh pasien sesuai dengan harapan untuk mendapatkan pelayanan
yang terbaik dari perawat. Kepuasan tersebut timbul dari adanya keterampilan
dan tanggung jawab perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, seperti
perawat yang menangani masalah dengan tepat dan profesional, perawat yang
bersedia menawarkan bantuan ketika pasien mengalami kesulitan.

Penelitian ini didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rhona


Sandra (2013), bahwa hal ini disebabkan karena faktor emosional dari pasien,
dimana pasien mempunyai presepsi yang negatif terhadap perawat, sehingga
hal ini menjadi perbandingan bagi pasien, walaupun komunikasi terapeutik
dilakukan perawat tetapi pasien masih ada yang tidak puas dan komunikasi
yang tidak baik tetapi pasien merasa puas, hal ini bisa disebabkan karena
pasien puas dengan sarana dan pra sarana yang ada di rumah sakit serta
kemudahan pasien mendapatkan obat.

Hasil penelitian ini dapat dijelaskan, bahwa sebagian besar menyatakan bahwa
perawat telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik dan sebagian
besar pasien menyatakan telah puas dengan komunikasi yang diberikan oleh
perawat.Semakin baik komunikasi terapeutik yang dilaksanakan maka
semakin puas pasien dalam menerima. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa
komunikasi terapeutik berhubungan dengan kepuasan pasien.

B. Kritik Jurnal
1. Dimensi Substansi dan Teori
Kelebihan:
Bagian abstrak pada jurnal ini sangat jelas karena setiap penjelasan diberikan
dengan teori – teori yang mendukung.

Kekurangan:
Terdapat beberapa teori yang susah untuk dipahami maksudnya. Contohnya
bisa dilihat pada saat penulis mengutip tentang kecenderungan kepuasaan
pasien.
2. Dimensi Desain Metodologi
Kelebihan:
Menggunakan sampel yang banyak sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai kepuasan pasien. Bisa dilihat pada jurnal ini meggunakan metode
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.Teknik
pengambilan sampel secara purposive sampling. Dari 67 responden
menunjukkan bahwaketerampilan komunikasi terapeutik perawat baik dan
pasien merasa puas sebanyak 42 orang (91,3%), dan keterampilan komunikasi
terapeutik perawat baik dan pasien merasa kurang puas sebanyak 4 orang
(8,7%). Untuk keterampilan komunikasi terapeutik kurang baik dan pasien
merasa puas sebanyak 5 orang (23,8%), dan keterampilan komunikasi
terapeutik kurang baik dan pasien merasa kurang puas sebanyak 16 orang
(76,2%). Hasil uji chi square diperoleh hasil nilai p value sebesar
0,000(pv<0,05). Nilai 0,000 berada dibawah nilai alpha 5% (0,05).

Kekurangan:
Hanya dilakukan pada satu tempat saja.

3. Dimensi Interprestasi
Kelebihan:
Penyajian data digambarkan melalui distribusi frekuensi. Dimana tebel
distribusi frekuensi ini mudah dipahami dan pada jurnal juga dijelaskan secara
rinci.

4. Dimensi Etik
Kelebihan:
Pada jurnal ini dilihat penulisan tidak membuat nama terang si pasien
melainkan dengan samaran. Dan ini sudah bagus.
5. Persentasi Dan Penulisan
Kelebihan:
Jurnal telah menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami pembaca dan
penulisan juga sudah benar.

6. Daftar Pustaka
Kelebihan:
Daftar pusta menggunakan banyak referensi dan itu sangat bagus untuk
membantu penulis laiinya dalam membaca jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai