Disusun Oleh :
TAHUN 2019
TEORI
1. Uji Snellen
Untuk anak yang belum dapat membaca ataupun orang buta huruf, seluruh
huruf di Snellen chart diganti dengan huruf E. Subjek diminta mengatakan ke mana
arah huruf E membuka.
Snellen chart dianggap kurang objektif dalam menilai tajam penglihatan,
karena jumlah huruf yang berbeda-beda pada tiap baris dan jarak huruf yang semakin
dekat pada baris-baris bawah.
2. Uji Tonometri
Untuk menentukan buta warna atau tidaknya bisa melakukan uji coba misalnya
dengan, Tes Ishihara. Tes Ishihara adalah yang paling sering digunakan. Dalam
prosesnya, dokter akan meminta pasien mengenali angka atau huruf yang tertera
secara samar pada gambar berupa titik-titik berwarna.
HASIL PEMERIKSAAN
Snellen
Hasil
Jarak baca (satuan
pemeriksaan
No Probandus kaki)
(jarak 6 m)
Kanan Kiri Kanan Kiri
Mochammad
1 20/100 20/100 6/30 6/30
Fatony
Latifah
2 Nurfitriyaningrum 20/70 20/70 6/21 6/21
A
3 Karina Febriana 20/20 20/20 6/6 6/6
4 Wulan Tri Mulyani 20/20 20/20 6/6 6/6
Rosyada Ulfa
5 20/20 20/20 6/6 6/6
Raihana
6 Hafiranisa Ashari 20/20 20/20 6/6 6/6
Tonometer
Hasil pemeriksaan
No Probandus
(mmHg)
1 Mochammad Fatony 10
2 Latifah Nurfitriyaningrum A 10
3 Karina Febriana 16
4 Wulan Tri Mulyani 10
5 Rosyada Ulfa Raihana 16
6 Hafiranisa Ashari 9
Buta Warna
Mata Probandus
No
Normal Fatony Latifah Karina Wulan Rosyada Hafira
1. 12 12 12 12 12 12 12
2. 8 8 8 8 8 8 8
3. 5 5 5 5 5 5 5
4. 29 29 29 29 29 29 29
5. 74 74 74 74 74 74 74
6. 7 7 7 7 7 7 7
7. 45 45 45 45 45 45 45
8. 2 2 2 2 2 2 2
9.
10. 16 16 16 16 16 16 16
11. 35 35 35 35 35 35 35
12. 96 96 96 96 96 96 96
13.
14.
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
PENJELASAN DAN KESIMPULAN
Uji Snellen
Penjelasan:
1. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap
Mochammad Fatony sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan
bahwa mata kanan OP memiliki visus sebesar 20/100 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 100 kaki. Untuk mata
kiri dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus 20/100 yang artinya OP
bisa melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki
visus normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 100 kaki.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap Latifah
Nurfitriyaningrum A sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan
bahwa mata kanan OP memiliki visus sebesar 20/70 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 70 kaki. Untuk mata kiri
dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus 20/70 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 70 kaki.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap Karina
Febriana sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan bahwa mata
kanan OP memiliki visus normal sebesar 20/20 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki. Untuk mata kiri
dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus normal 20/20 yang artinya
OP bisa melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang
memiliki visus normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki.
4. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap Wulan Tri
Mulyani sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan bahwa mata
kanan OP memiliki visus normal sebesar 20/20 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki. Untuk mata kiri
dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus normal 20/20 yang artinya
OP bisa melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang
memiliki visus normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki.
5. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap Rosyada
Ulfa Raihana sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan bahwa
mata kanan OP memiliki visus normal sebesar 20/20 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki. Untuk mata kiri
dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus normal 20/20 yang artinya
OP bisa melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang
memiliki visus normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki.
6. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Snellen Chart terhadap Hafiranisa
Ashari sebagai OP (Orang Percobaan) dapat disimpulkan bahwa mata
kanan OP memiliki visus normal sebesar 20/20 yang artinya OP bisa
melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang memiliki visus
normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki. Untuk mata kiri
dapat disimpulkan, bahwa OP memiliki visus normal 20/20 yang artinya
OP bisa melihat benda yang berjarak 20 kaki sementara orang yang
memiliki visus normal mampu melihat benda tersebut pada jarak 20 kaki.
Kesimpulan
Bahwa tes yang dilakukan
Uji Tonometri
Penjelasan:
1. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap
Mochammad Fatony, didapatkan hasil 10 mmHg, hal ini menandakan
bahwa OP tidak dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran
TIO normal yaitu 10-21 mmHg.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap Latifah
Nurfitriyaningrum A, didapatkan hasil 10 mmHg, hal ini menandakan
bahwa OP tidak dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran
TIO normal yaitu 10-21 mmHg.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap Karina
Febriana, didapatkan hasil 16 mmHg, hal ini menandakan bahwa OP tidak
dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran TIO normal yaitu
10-21 mmHg.
4. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap Wulan Tri
Mulyani, didapatkan hasil 10 mmHg, hal ini menandakan bahwa OP tidak
dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran TIO normal yaitu
10-21 mmHg.
5. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap Rosyada
Ulfa Raihana, didapatkan hasil 16 mmHg, hal ini menandakan bahwa OP
tidak dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran TIO normal
yaitu 10-21 mmHg.
6. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan alat Tonometer terhadap Hafiranisa
Ashari, didapatkan hasil 16 mmHg, hal ini menandakan bahwa OP tidak
dicurigai menderita glaukoma, karena berada di kisaran TIO normal, yaitu
< 21 mmHg.
Kesimpulan
Tonometer adalah alat yang mengeksploitasi sifat fisik mata untuk mendapatkan
tekanan intra okuler tanpa perlu mengkanulasi mata. Dari hasil kelompok kami: Tony
10mmHg. Yang dapat dikatakan dalam batas normal, oleh karena itu kelompok kami
bisa diidentifikasi tidak mengidap penyakit glukoma (dengan indikasi >21 mmHg
mengalami glukoma).