Disusun Oleh:
Florence Nightingale 2
P1337420718064
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
A.1 Lansia
Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerative
misal, hipertensi, arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker
(Nurrahmani, 2012).
Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia WHO
(2013) lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.
c. Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun
a. Jenis kelamin
Lansia lebih didominasi jenis kelamin perempuan.
Artinya, menunjukan bahwa harapan hidup paling tinggi
yaitu perempuan.
b. Status perkawinan
Penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya
sebagian besar berstatus kawin 60% dan cerai mati 37%
c. Living arrangement
Angka beban tanggungan yaitu angka yang menunjukan
perbandingan banyaknya orang tidak produktif (umur <15
tahun dan >65 tahun) dengan orang berusia produktif
(umur 15-64 tahun). Angka tersebut menjadi cermin
besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk
usia produktif untuk membiayai penduduk usia
nonproduktif.
d. Kondisi kesehatan
Angka kesakitan yaitu salah satu indicator, digunakan
untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka
kesakitan bisa menjadi indikator kesehatan negatif.
Artinya, semakin rendah angka kesakitan menunjukan
derajat kesehatan penduduk semakin baik.
A.2 Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang /
istirahat. (Kemenkes RI, 2013)
Menurut Muwarni (2011), hipertensi merupakan suatu keadaan
dimana tekanan sistol dan diastol mengalami kenaikan yang mengalami
batas normal (tekanan sistol di atas 140 mmHg, dan diastol diatas 90
mmHg).
Klasifikasi Hipertensi
a. Menutut Smeltzer (2012), berdasarkan tekanan darah
sistolik dan diastolic
TD Sistolik TD Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Stadium I 140 – 159 90 – 99
Stadium II 160 100
TD sistolik TD diastolic
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
Stadium 1 (Ringan) 140 – 159 90 – 99
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119
Stadium 4 (maligna) 210 120
B. Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi Primer / Esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Factor yang diduga
berkaitan:
- Genetic, riwayat keluarga dengan hipertensi berisiko lebih
tinggi.
- Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35 – 50 tahun dan wanita menopause
berisiko tinggi.
- Berat badan / obesitas
b. Hipertensi Sekunder
Kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu seperti
penyempitan arteri renalis, penyakit ginjal, berbagai obat, disfungsi
organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015).
D. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme pengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak pada pusat vasomotor medulla diotak, vasomotor bermula saraf
simpatik berlanjut kebawah ke korda spinalis keluar kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks serta abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan bentuk impuls bergerak kebawah melalui sistem
syaraf simpatis ke ganglia simpatis. Neuron preganglion melepaskan
asetilkolin yang merangsang serabut syaraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dilepaskan noreeprineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah terhadap rangsangan vasokuntriksi.
H. Komplikasi Hipertensi
Menurut Brunner & Suddart (2015):
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Infark miokardium
c. Gagal jantung
d. Serangan iskemik transien (TIA)
e. Cedera serebrovaskular (CVA)
f. Insufisiensi dan gagal ginjal
g. Hemoragi / pendarahan retina
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI
A. Pengkajian
Langkah awal pelaksana askep, pengkajian yang akurat sesuai
keadaan keluarga. Sumber informasi tahapan pengkajian dapat
menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik anggota keluarga & data sekunder.
B. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama
Alamat dan telepon
Pekerjaan kepala keluarga
Pendidikan kepala keluarga
Komposisi keluarga dan genogram
Tipe keluarga
Suku bangsa
Agama
Status sosial ekonomi keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi:
Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
Tahap keluarga belum terpenuhi yaitu menjelaskan tugas
perkembangan yang belum terpenuhi keluarga serta kendala
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan riwayat kesehatan
keluarga inti meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan biasa
digunakan keluarga serta pengalaman pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
Riwayat keluarga sebelumnya dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan keluarga pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga menjelaskan cara komunikasi antar
anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga
mengendalikan & mempengaruhi orang lain merubah perilaku.
Struktur peran menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
Nilai / norma keluarga menjelaskan mengenai nilai & norma
dianut oleh keluarga berhubungan kesehatan.
e. Fungsi keluarga:
Fungsi afèktif, dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki & dimiliki dalam keluarga, ukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain.
Fungsi sosialisai, bagaimana berinteraksi / hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan, yaitu menjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit.
f. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
g. Stres dan koping keluarga
Stressor jaangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek, stressor dialami keluarga memerlukan
penyelesaian dalam waktu < 5 bulan.
Stressor jangka panjang, stressor dialami keluarga memerlukan
penyelesaian waktu > 6 bulan.
d. Intoleran aktifitas
Tujuan: setelah diberikan tindakan keperawatan selama …x 24 jam
diharapkan Intoleran aktivitas dapat berkurang, dengan:
Kriteria Hasil:
Dapat melakukan aktifitas dengan aktif
Intervensi:
Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau
tidur
Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan
dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Data (RISKESDAS 2013). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI. 2014. Info Data Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Kemenkes RI
Smeltzer. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi
8. Jakarta: EGC