Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional.Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan,
persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi
kehidupan.Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktor yang
mendorong lahirnya gerakan reformasi.Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah
satu indikator yang menentukan.Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh
ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung
sepenuhnya gerakan reformasi tersebut. Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia
menghendaki adanya pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Reformasi?
2. Jelaskan Faktor Penyebab Peristiwa Reformasi?
3. Jelaskan Kronologis Peristiwa Reformasi/Berakhirnya Masa Jabatan Soeharto?
4. Jelaskan Tokoh-Tokoh Reformasi?
5. Jelaskan Kebijakan-Kebijakan Pada Masa Reformasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Reformasi
2. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Peristiwa Reformasi
3. Untuk mengetahui Kronologis Peristiwa Reformasi/Berakhirnya Masa Jabatan
Soeharto
4. Untuk mengetahui Tokoh-Tokoh Reformasi
5. Untuk mengetahui Kebijakan-Kebijakan Pada Masa Reformasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi
perikehidupan baru yang lebih baik. Terjadinya peristiwa reformasi merupakan hal
yang sudah dirunggu-tunggu oleh seluruh bangsa Indonesia mengingat banyak
penderitaan yang sudah mereka alami selama berada dibawah keotoriteran seorang
Soeharto. Peristiwa reformasi ini diwujudkan dengan mengundurkan dirinya Soeharto
dari jabatan sebagai presiden Republik Indonesia.

B. Faktor Penyebab Peristiwa Reformasi


Banyak hal yang mendorong terjadinya peristiwa reformasi,yaitu terjadinya
berbagai macam krisis. Terutama ketidakadilan dalam bidang politik,ekonomi dan
hokum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan
melaksanakan Pancasiladan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah Orde Baru memegang
tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan,muncul suatu keinginan untuk
terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan
akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya
penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan
yang terdapat pada UUD 1945,banyak dilakukan pada pemerintahan masa orde baru.
1. Krisis Politik
Permasalahan politik muncul karena demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan
semestinya, sehingga terdapat kesan bahwa kedaulatan berada di tangan
pihak/kelompok tertentu bahkan lebih banyak dipegang oleh kelompok penguasa.
Segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah orde baru selalu dengan alasan dalam
kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila,namun yang sebenarnya terjadi adalah
dalam rangka mempertahankan kekuasaan penguasanya (Soeharto). Padahal dalam
UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada dasarnya secara hokum kedaulatan rakyat
tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat, namun faktanya angora MPR
sudah diatur dan di rekayasa,sehingga sebagian besar anggota MPR diangkat
berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan ini mendorong munculnya rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap wakil-
wakil mereka tersebut (MPR & DPR). Ketidakpercayaan tersebutlah yang mendorong
munculnya gerakan reformasi. Selain itu,pada masa orde baru pemerintah juga tidak
berhasil membangun kehidupan politik yang terbuka ,demokratis,jujur dan adil.
Pemerintah bersikap tertutup, otoriter dan personal. Akibatnya kehidupan berbangsa
dan bernegara yang demokratis tidak terwujud. Golkar yang menjadi partai besar pada
masa itu doperalat oleh pemerintah orde baru untuk mengamankan kehendak penguasa.
Kehidupan politik pada masa orde baru memang bersifat represif, yaitu adanya
tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang
berpikir kritis,dimana ciri-ciri kehidupan politik yang represif diantaranya adalah :
a. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh
sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
b. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau
demokrasi rekayasa
c. Terjadinya KKN yang merajalela dan masyarakat tidak memiliki kebebasan
untuk mengontrolnya.
d. Pelaksanaan dwi fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga Negara
sipil untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintah
e. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Mekipun Soeharto
terpilih menjadi presiden melalui sidang Umum MPR namun pemilihan tersebut
merupakan hasil rekayasa dan tidak demokratis.
Gerakan reformasi menuntut terjadinya perombakan/reformasi total disegala
bidang termasuk keanggotaan MPR,DPR yang menurut masyarakat sarat dengan
unsure KKN. Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap
lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,yaitu
diantaranya :
a. UU No 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b. UU No 2 Tahun 1985 tentang Susunan,Kedudukan,Tugas,dan Wewenang
DPR/MPR
c. UU No 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
d. UU No 5 Tahun 1985 tentang Referendum
e. UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
Kondisi dan situasi politik di Indonesia semakin memburuk setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat
terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia. Krisis politik
sebagai salah satu factor pendorong reformasi bukan hanya menyangkut masalah
internal PDI saja namun masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam
kehidupan masyarakat maupun pemerintah Indonesia.
2. Krisis Hukum
Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada
bidang politik. Dalam bidang hukum pun, pemerintah melakukan intervensi.
Artinya,kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para
penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan,
hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa.
Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yang
menyatakanbahwa”kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah (eksekutif)”. Dengan adanya ketidakadilan-ketidakadilan di
bidang hokum tersebut mendorong masyarakat untuk menuntut adanya reformasi.
Mahasiswa sebagai salah satu motor penggerak adanya reformasi juga melakukan
tuntutan dalam bidang hokum agar dapat menddudukkan masalah-masalah hokum pada
kedudukan atau posisi yang sesunggunya.
3. Krisis Ekonomi
Dengan adanya krisis yang melanda Negara-negara Asia Tenggara pada bulan
Juli 1996 ternyata juga mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Indonesia
belum mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia
diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada
tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp
2,603.00per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada
bulan Maret 1998, nilai tukarrupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu
Rp 16,000.00 per dollar.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah maka pertumnbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Akibatnya
banyak perusahaan ditutup yang berimbas pada naiknya jumlah pengangguran dan
naiknya tingkat kemiskinan. Selain itu,daya beli menjadi rendah dan sulit mencari
bahan-bahan kebutuhan pokok.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai
kondisi, seperti:
a. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya
krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang Negara (hutang
swasta), tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis
ekonomi. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 Februari 1998 mencapai
63,462 miliar dollar AS,sedangkan hutang swasta mencapai 73,962 miliar dollar AS.
Akibat dari hutang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin
menipis.keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan Indonesia yang
dianggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.
b. Industrialisasi
Pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai Negara industri.
Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang sangat
rendah (rata-rata).
c. Pemerintahan Sentralistik
Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya sehingga semua kebijakan
ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah pusat sangat menentukan
dan pemerintah daerah hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.
Pelaksanaan poitik sentralistik ini terlihat dari sebagian besar kekayaan di daerah-
daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di
daerah terhadap pemerintah pusat.
4. Krisis Kepercayaan
Dengan adanya krisis ekonomi.politik dan hokum mengakibatkan adanya krisis
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat menjadi hilang kepercayaan
kepada pemerintah. Dengan adanya berbagai penderitaan ekonomi dan politik yang
dialami masyarakat mendorong terjadinya perilaku negative dan anarkhis. Beban yang
semakin berat serta tidak adanya kepastian kapan berakhirnya penederitaan yang
mereka alami mengakibatkan masyarakat frustasi dan semakin membuat masyarakat
tidak percaya kepada pemerintah. Ketidakpuasan ini ditunjukkan dengan melakukan
demonstrasi besar-besaran yang banyak berakhir pada kerusuhan yang memakan
banyak korban di beberapa daerah.
C. Kronologis Peristiwa Reformasi/Berakhirnya Masa Jabatan Soeharto
a. 22 Januari 1998
Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana
bantuannya.
b. 12 Februari 1998
Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
c. 5 Maret 1998
20 Mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi gedung DPR/MPR untuk
menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang
disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda Reformasi
Nasional. Mereka diterima oleh fraksi ABRI.
d. 10 Maret 1998
Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali
dengan menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
e. 14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan cabinet baru yang dibamai dengan Kabinet
Pembangunan VII.Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana
terpilih sebagai menteri.
f. 1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi
Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
g. 2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan
reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
h. 4 Mei 1998
Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari kerusuhan di Medan dengan korban
sedikitnya 6 meninggal.
i. 7 Mei 1998
Peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di
kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya,Cimanggis yang mengakibatkan
sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya
terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat
pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
j. 8 Mei 1998
Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
k. 9 Mei 1998
Soeharto Berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuanKTT G-15.
Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
l. 12 Mei 1998
Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
m. 13Mei1998
Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo.
Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di
Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam
pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto
menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Etnis
Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
n. 14 Mei 1998
Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia,
demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o. 18 Mei 1998
Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta Soeharto untuk
turun dari jabatannya sebagai presiden. Jenderal Wiranto mengatakan bahwa
pernyataan Harmoko tidak mempunyai dasar hokum. Wiranto mengusulkan
pembentukan "Dewan Reformasi". Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ,
Forum Kota, UI dan HMI MPO memasuki halaman dan menginap di Gedung
DPR/MPR. Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR.
p. 19 Mei 1998
Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi
menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim,
termasuk Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto.
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta.
Dilaporkan Bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga,
Surabaya.
q. 20 Mei 1998
Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah
80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas. 500.000 orang berdemonstrasi di
Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya
juga terjadi di Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto
sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa
memilih presiden baru. Sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk
Ginandjar Kartasasmita, milyuner kayu Bob Hasan, dan
Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
r. 21 Mei 1998
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis 21 Mei
1998 pukul 9.00 WIB di Istana Merdeka. Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi
presiden baru Indonesia. Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap
melindungi presiden dan mantan-mantan presiden. Terjadi perdebatan tentang
proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan
bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
s. 22Mei1998
Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen Prabowo
Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR,
bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol
danAtribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung
DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari
Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke
Universitas AtmaJaya.

D. Tokoh-Tokoh Reformasi
Terdapat nama-nama yang mencuat seiring terjadinya peristiwa reformasi antara
lain:
1. BJ Habibie
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana
Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan
berekspresi. Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya
untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan
berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut
terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan
Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
2. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 partai PDI-P pimpinan Megawati
Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan
presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi
presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua
saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4.
Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden. Masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin
berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman
Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR. Beberapa catatan penting pada masa
pemerintahan Gus Dur diantaranya adalah : Tingginya jadwal kunjungan keluar negeri
tanpa memberikan nilai lebih untuk negeri ini, Meningkatnya secara tajam pembabatan
hutan di negeri ini, yang dampaknya dapat kita rasasakan akhir-akhir ini, dan
Impotennya fungsi ABRI dan nyaris tergantikan oleh pasukan khusus yang dibuat oleh
Gus Dur dengan nama Pagar Nusa, dimana keberadaan “pasukan khusus” ini sering
menimbulkan keresahan dimasyarakat.
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan
meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan
yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada
wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli
2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi presiden Indonesia yang ke 5.
3. Megawati Soekarno Puteri
Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia
karena merupakan putri presiden pertama Indonesia, Soekarno. Meski ekonomi
Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih
stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan
perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.
Selain itu juga terdapat beberapa catatan penting pada masa pemerintahan
Megawati yang tentunya masi teringat dengan jelas di pikiran seluruh rakyatIndonesia.
Diantaranya adalah : Terlalu masuknya Taufik Kiemas dalam urusan kenegaraan
menjadikan Republik ini seakan dipimpin oleh dua Presiden. Hal ini Nampak dari tidak
adanya ketegasan Megawati dalam setiap keputusan yang diambilnya selaku Presiden
RI. Dalam kepemimpinan Megawati inilah juga asset-aset Negara yang penting serta
vital banyak terjual kepihak asing. Diantaranya adalah Blok Cepu. Sebuah keputusan
yang sangat merugikan negeri ini.
4. Susilo Bambang Yudhoyono
Pada tahun 2004, Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung
pertamanya. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih
bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari
partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai
saingan yang hebat baginya. Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal,
menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan
menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati
mayoritas pemilih dan Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang
diikuti kemenangan Yudhoyono pada pemilihan presiden.

E. Kebijakan-Kebijakan Pada Masa Reformasi


1. Kebijakan Pada Masa Pemerintahan BJ.Habibie
Kebijakan yang diambil pada masa pemeintahan BJ Habibie diantaranya adalah :
a. Kebijakan dalam bidang politik dan hukum
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang
masa Orde Baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Undang
undang tersebu adalah :
1. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2. UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
3. UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR
b. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Pada tanggal 22 Mei 1998 Habibie membentuk cabinet baru yang dinamai
Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri dan para
menteri tersebut diambil daari unsure unsure militer (ABRI),Golkar,PPP dan PDI.
c. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Setelah dilaksanakannya reformasi, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang
ditempuh adalah pemisahan angkatan yang semula terdiri atas Angkatan darat, laut,
udara serta kepolisian. Kemudian Polri berubah menjadi Kepolisian Negara dan istilah
ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri atas angkatan darat, laut dan udara. Mulai
tanggal 15 Mei 1999.
d. Mengadakan Sidang Istimewa.
Sidang Istimewa yang dilaksanakan 10-13 November 1998 diharapkan MPR benar-
benar menyurahkan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih terbuka dan
dapat menampung aspirasi masyarakat. Hasil rapat tersebut menghasilkan 12 ketetapan.
e. Kebijakan dalam bidang ekonomi
Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor
perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Selain itu, yang dilakukan Habibie adalah merekapitulasi
perbankan, merekonstruksi perekonoian Indonesia, melikuidasi bank bank yang
bermasalah, menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga
dibawah Rp 10.000, dan mengimplementasikan reformasi yang diisyaratkan IMF.
f. Kebijakan menyampaikan pendapat dan pers
Kebebasan menyampaikan pendapat terlihat dari munculnya partai-partai politik
dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara
terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam menyatakan pendapat,
kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara
menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
g. Pelaksanaan pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai
yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48
partai politik.

2. Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Abdur Rahman Wahid


a. Meneruskan kehidupan yang lebih demokratis seperti pemerintahan selanjutnya.
Diantaranya dengan memberikan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat
minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali budaya Tiong Hoa.
b. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan
Dilakukan dengan menghapus departemen yang dianggap tidak efisien
diantaranya adalah menghilangkan departemen penerangan dan social untuk
emngurangi pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi
Nasional
3. Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
a. Memilih dan menetapkan
Dilakukan dengan meningkatkan kerukunan antr elemen bangsa dan menjaga
persatuan dan kesatuan. Namun usaha ini terganggu dengan terjadinya Peristiwa
Bom Bali yang mengakibatkan turunnya kepercayaan internasional.
b. Membangun tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkanny UU tentang Pemilu, susunan dan kedudukan
MPR/DPR dan pemilihan presiden dan wakil presiden.
c. Menjaga keutuhan NKRI
Menindak setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI seperti kasus ceh,
Ambon, Papua, dan Poso. Hal tersebut diberi perhatian karena mengingat telah
lepasnya Timor Timor dari RI.
d. Melanjutkan Amandemen 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perubahan zaman.
e. Meluruskan otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbylkan penafsiran yang berbeda
tentang pelaksanaan otonomi daerah sehingga pelurusan dilakukan
denganpembinaan terhadap daerah.

4. Kebijakan Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono


a. Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN
b. Konversi minyak tanah ke gas.
c. Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d. Pembayaran utang secara bertahap terhadap badan PBB
e. Buy Back saham BUMN
f. Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil
g. Subsidi BBM
h. Memudahkan prosedur bagi inverstor asing untuk berinvestasi di Indonesia
i. Meningkatkan sector pariwisata dengan mencanangkan Visit Indonesia 2008
j. Pemberian bibit unggul terhadap petani
k. Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi
perikehidupan baru yang lebih baik. Factor penyebab terjadinya peristiwa Reformasi
adalah karena adanya Krisis Politik, Ekonomi, Hukum dan Kepercayaan. Terjadiny
peristiwa reformasi karena didorong oleh beberapa krisis tadi mendorong aksi
mahasiswa menuntut reformasi demi kehidupan yang lbih baik mengingat akan
banyaknya penderitaan yang sudah dialami oleh rakyat. Karena paksaan dari berbagai
pihak itulah akhirnya Presiden Soeharto mengundurkandiri dari kedudukan presiden
pada tanggal 21 Mei 1998 dan kemudian digantikan oleh BJ Habibie sebagai presiden
RI. Tokoh-tokoh yang namanuya mencuat sebagai tokoh Reformasi diantaranya adalah
BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang
Yudhoyono. Tokoh tokoh tersebut dianggap akan memperjuangkan kesejahteraan
rakyat,rakyat banyak menggantngkan nasib kepada tokoh-tokoh tersebut. Namun pada
kenyataannya sebagian besar dari mereka hanya menjadikan momen kekuasaan
mereka sebagai jembatan emas menuju jabatan RI-1 (Presiden,Penguasa).
Kebanyakan dari mereka tidak terlalu banyak merubah nasib rakyat dilihat dari
masih banyaknya masalah yang terjadi pada masa mereka. Terdapat beberapa kebijakan
yang dibuat pada masa Reformasi,mulai dari masa pemerintahan Habibie hingga Susilo
Bambang Yudhoyono untuk menyelesaikan beberapa masalah dalam boding politik,
hokum, ekonomi, dan social.

B. Saran
Diharapkan kita sebagai generasi bangsa agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
pancasila dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menghargai pendapat
orang lain serta menyelesaikan masalah secara musyawarah mufakat tanpa adanya
kekerasan sehimgga negara kita tetap damai dan tenteram.
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyati.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY PRESS


Budiarjo,Miriam.2008.Dasar Dasar Ilmu Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi [2010/07/27]
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masa-
reformasi
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masa-
reformasi.
http://prezi.com/a_qafufnyeoe/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masa-
reformasi/
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/perkembangan-masyarakat-indonesia-
pada.html
http://id.slideshare.net/silfiyasaefas/perkembangan-masyarakat-indonesia-pada-masa-
reformasi.
http://sejarahreformasiindonesia.blogspot.com/
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga pembuatan makalah ini dapat
diselesaikan. Kami membuat makalah ini dengan judul “Masa Reformasi”.
Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat beberapa hambatan dan kesulitan
namun atas bantuan, dan bimbingan dari semua pihak akhirnya kami dapat
menyelesaikannya.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah dan menyadari pula bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun (konstruktif) sangat kami
harapakan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata
kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih.

Palembang, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................Error! Bookmark
not defined.1
C. Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reformasi...................................................................................2
B. Faktor Penyebab Peristiwa Reformasi.........................................................3
C. Kronologis Peristiwa Reformasi/Berakhirnya Masa Jabatan Soeharto.......6
D. Tokoh-Tokoh Reformasi..............................................................................8
E. Kebijakan-Kebijakan Pada Masa Reformasi...............................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
MASA REFORMASI (1998 – SEKARANG)

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Nama : 1. Calysta Nabila Putri Permata
2. Eka Putri Afrilia
3. M. Rafli
4. Anjali Atikah Salwa
Kelas : IX.3
Guru Pembimbing : Nurhasanah, S.Pd.,MM

Anda mungkin juga menyukai