Anda di halaman 1dari 1

Teknologi nuklir telah memasuki bidang kedokteran saat ini yang angkanya hamper 80%.

Bidang
yang digunakan merupakan bidang pencitraan yaitu jantung, ginjal, hati, dan tulang untuk menemukan
kelainan-kelainan di dalamnya.

Limbah rafinat, adalah limbah yang berbepan dalam hal ini. Limbah ini harus diolah Karena
dapat memberi dampak radiologis bagi manusia dan lingkungan. Prinsip pengolahannya yaitu
memisahkan uranium dari hasil belah. Untuk dapat memisahkan uranium dari hasil belah dibutuhkan
resin penukar anion. Rensin yang digunakan juga adalah resin kopolimerisasi dari styrene dan divinyl
benzene yang mengandung gugus fungsional ammonium basa kuarternern R4N+Cl- .

Dalam penelitian ini uranium di komplekkan dengan pada Na2CO3 dan akan memebentuk ion.
pembentukan Na2CO3 perlu ditentukan banyaknya agar uranium terserap banyak juga.

Pengolahan limbah uranium dari produksi radioisotope dilakukan dengan penyerapan uranium
oleh resin penukar anion.percobaan penyerapan limbah simulasi yang mengandung uranium 0,05 g/l
dilakukan dengan resin penukar anion amberlit IRA-400 (Cl) menggunakan Na2CO3. Penyerapan uranium
optimal diperoleh pada penambahan Na2CO3 sebanyak 0,75 gram (U/ Na2CO3 = 0,067), waktu kontak 60
menit dengan penyerapan uranium 88,6% berat. Karakteristik polimer-limbah hasil solidifikasi
menunjukan bahwa kandungan limbah yang optimal adalah 20% berat dengan densitas 1,036 g/cm3 ,
kuat tekan 12,153 Kn/cm2 dan tidak terdeteksi adanya pelindihan uranium keluar dari polimer limbah.

Anda mungkin juga menyukai