BENJOLAN DI PAYUDARA
KELOMPOK :B–8
1
Skenario 1
Benjolan di Payudara
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik
bedah karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini.Mula-
mula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis.Tidak terasa sakit,
hanya kadang terasa pegal.Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam
empat bulan terakhir ini.Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas
payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien).Bibi pasien meninggal
karena penyakitnya ini.Pasien tidak mempunyai anak.Sebulan ini timbul luka koreng
berbau di kulit di atas benjolan payudara.Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir
yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign
dalam batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih
kurang 8x7x7cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada,
peau de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba
limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada
pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan
disertai efusi pleura.USG abdomen tidak didapatkan nodul.Biopsy insisi memastikan
pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi
simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi.Bagaimanakah seharusnya
pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang dideritanya dari sisi agama
Islam?
2
Kata - Kata Sulit :
1. Peau de orange
Gambaran seperti kulit jeruk yang terjadi akibat penyumbatan aliran limfe
sehingga kulit menjadi lembab dan menebal.
2. Coin Lession
Densitas pada lapang paru biasanya berbentuk bulat dengan diameter 3cm dan
tidak ada tanda infeksi yang tanda metastase . Bayangan bulat atau noduler
yang terlihat pada pemeriksaan X-Ray dada selama penyakit.
3. Nipple Discharnge
Substansi yang terekskresi dipapila mammae
4. Retraksi Papillae Mammae
Tertariknya papillae mammae kedalam
5. Simple Mastectomy
Operasi pengangkatan seluruh payudara karena kanker menyebar pada seluruh
payudara. Syarat : belum ada metastase dan belum menempel pada M.
Pectoralis
6. Biopsi Insisi
Pengambilan sebagian jaringan
Pertanyaan :
1. Mengapa pasien tidak merasa sakit hanya merasa pegal ?
2. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit keluarga yang
diderita bibi pasien ?
3. Mengapa pasien mengalami penurunan berat badan ?
4. Mengapa timbul luka koreng berbau dikulit diatas benjolan payudara ?
5. Apa saja faktor resiko yang dapat mempengaruhi penyakit ini ?
6. Mengapa pasien terasa sesak walaupun sudah beristirahat ?
7. Apa yang menyebabkan benjolan semakin membesar ?
8. Apa yang menyebabkan pasien mengalami nipple discharnge dan retraksi
papillae mammae ?
9. Mengapa dilakukan simple mastectomy bukan radikal mastectomy ?
10. Kenapa harus dicombined dengan radio teraphy dan kemoterapi ?
11. Mengapa timbul atau teraba limfonodi axilla ?
12. Bagaimana seharusnya pasien menghadapi penyakit ini menurut pandangan
islam ?
Jawaban :
1. Rasa sakit biasanya dialami pada stadium awal saat sel aktif sementara pada
pasien ini sudah terdekteksi bahwa pasien ada pada tahap stadium lanjut
2. Faktor resiko :
a. Familial = Apabila memiliki keluarga yang mengidap penyakit
tersebut maka lebih besar. Kanker apapun tidak hanya kanker payudara
b. Lingkungan = Makanan berlemak, radiasi, alkohol, rokok, psikis
c. Hormonal = Pubertas yang terlalu cepat, kontrasepsi oral, injeksi
dan implant
3. Sel dibagi menjadi 2 yaitu stroma dan parenkim. Stroma megambil nutrisi
pasien yang menyebabkan menganggu metabolisme, sedangkan parenkim
hanya diferensiasi yang dilihat.
3
4. Tumor menginvasi kulit kemudian tumor bertambah masanya menjadi besar
lalu terjadi iskhemik kemudian nekrosis sampai terjadi infeksi sekunder
terbentuk atau timbulnya kuman anaerob akhirnya terjadi bau.
5. Faktor resiko :
Familial = Apabila memiliki keluarga yang mengidap
penyakit tersebut maka lebih besar. Kanker apapun tidak hanya kanker
payudara
Lingkungan = Makanan berlemak, radiasi, alkohol, rokok,
psikis
Hormonal = Pubertas yang terlalu cepat, kontrasepsi oral,
injeksi dan implant
6. Sudah besar kemudian menekan paru – paru dalam pemeriksaan didapatkan
adanya coin lession dan efusi pleura.
7. Karena sel terus membelah, tidak ada keseimbangan dan kekurangan tumor
supressor gen dan protoonkogen, kemudian melibatkan mutasi gen BCRA I
dan BCRA 2
8. Mengenai duktus alveolar. Sel epitel mengenai duktus dan membentuk asinus
9. Simple Mastectomy = Hanya jaringan payudara saja
Radical Mastectomy = Hanya sampai pada Axilla lingkup nya sampai
M.Pectoralis Minor dan Major
10. Membasmi sisa sel kanker dan membasmi metastasis nya. Radioterapi dapat
digunakan sebagai terapi paliatif .
11. Karena terjadi penyebaran secara limfogen yang menyebar di KGB terdekat
yaitu axilla. Namun 90% terkena pada KGB axilla.
12. Tawakal dan mendekatkan diri pada Allah.
4
Hipotesa:
Hormonal
Umur
Herediter
NEOPLASIA
Pemeriksaan fisik:
Peau de orange (sumbatan limfe)
Retraksi (desakan massa)
Massa oval(hyperplasia)
Nipple discharge (hyperplasia asinus)
Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen (curiga metatase)
Biopsy insisi (menentukan stadium)
CA MAMMAE
Terapi:
S.mastectomy
Radioteraphy
Cemoteraphy
5
Sasaran Belajar
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Payudara
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Ca Mammae
2.1 Definisi Ca Mammae
2.2 Etiologi Ca Mammae
2.3 Epidemiologi Ca Mammae
2.4 Klasifikasi Ca Mammae
2.5 Patofisiologi Ca Mammae
2.6 Manifestasi Klinis Ca Mammae
2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding Ca Mammae
2.8 Tatalaksana Ca Mammae
2.9 Komplikasi Ca Mammae
2.10 Prognosis Ca Mammae
2.11 Pencegahan Ca Mammae
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Dalam Menghadapi Penyakit
Berat
6
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Payudara
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini
menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan pada
laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai
perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi) setelah melahirkan
bayi.
1. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang
tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot pektoralis mayor
dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara
bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah
glandular aktual.
Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri
duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori.
Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1 cm
sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang merupakan
cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari
toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial
yang menuju vena kava superior.
Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola
adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara
mengalir melalui nodus limfe aksilar.
(Sloane, 2004)
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Areola
berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang
berkulit cokelat, dan warna tersebut menjadi gelap pada waktu hamil. Didaerah areola
ini terletak kira-kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan
disebut tuberculum montgomery.
Papila Mamae
Terletak di pusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke-4. papilla mammae
merupakam suatu tonjolan dengan panjang kira- kira 6 mm, tersusun atas jaringan
erektil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang- lubang berupa ostium papillare kecil- kecil yang merupakan
muara duktus lactifer. Duktus latifer ini di lapisi oleh epitel.
Vaskularisasi
Drainaselimfatik
Persyarafan
8
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Ca Mammae
2.1 Definisi Ca Mammae
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit
neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health
Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases
(ICD).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase dapat terjadi pada
kerlenjar getah bening (limfe) aksilla ataupun di atas tulang belikat (clavicula). Selain
itu, sel-sel kanker dapat pula bersarang di tulang, paru, hati, kulit dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
1. Jenis kelamin.
Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Di Amerika
serikat, kanker payudara berjumlah 30% dari semua kanker invansive pada
wanita dan kurang dari 1% dari kanker yang ditemukan pada pria.
2. Usia
Sebagian besar kanker mammae ditemukan pada wanita berusia 40
tahun keatas, namun lebih banyak ditemukan pada wanita setelah berusia 50
tahun.
9
Ciri riwayat keluarga yang menunjukkan peningkatan risiko kanker :
2 atau lebih keluarga terkena kanker mamae atau ovarium
Ca mamae terjadi pada kerabat saat usia dibawah 50 tahun
Kerabat yang mempunyai kanker mamae dan ovarium
Satu atau lebih kerabat dengan 2 kanker
Kerabat pria terkena Ca mamae
Mutasi pada BRCA1 dan BRCA2
Ataxia teleangiectasia heterozygotes
5. Riwayat menstruasi
Resiko payudara meningkat pada wanita yang mengalami menarche
sebelum usia 12 tahun dan mengalami menopause setelah 50 tahun.Hal ini
dapat dikarenakan total waktu dimana seseorang terekspose estrogen dan
progesteron pada payudaranya disertai dengan perkembangan sel dan
perubahan jaringan payudara pada setiap siklus ovulasi.
6. Riwayat reproduksi .
Keaadaan dimana anak pertama lahir setelah ibu berusia 30 tahun
dapat menjadi faktor resiko terjadi kanker payudara. Beberapa studi juga
menyebutkan bahwa lamanya ibu memberikan ASI pada anaknya dapat
menurunkan resiko kanker payudara. Wanita yang tidak mempunyai anak juga
beresiko untuk terkena kanker payudara (Nulliparity) Tidak pernah
melahirkan anak.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, wanita
nulipara (tidak pernah melahirkan) memiliki kadar estrogen lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang sering melahirkan (multipara). Hal tersebut
tentunya meningkatkan proliferasi dari sel-sel epitel pada payudara, yang
dapat mengakibatkan meningkatknya insiden carcinoma mamae itu sendiri
8. Paparan radiasi
Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia
30 tahun beresiko meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara
sampai 2 kali lipat. Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan pada
payudara sangat sensitif sehinga efek pengrusakan dari radiasi meningkat.
10
10. Faktor Lingkungan seperti merokok, diet, konsumsi alcohol, karsinogenik
lingkungan (pestisida).
11
b4. Karsinoma adenoid kistik
b5. Karsinoma sel skuamosa
b6. Karsinoma sel spindel
b7. Karsinoma apokrin
b8. Karsinoma dengan metaplasia kartilago dan atau osseous
b9. Karsinoma tubular
b10. Karsinoma sekretoar
b11. Lain-lain
c. Penyakit Paget
(Robins, 2007)
Berikut penjelasan beberapa tipe histologis dari kanker payudara:
1. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal invasif merupakan kelompok terbesar (78%)
dari seluruh tumor ganas payudara. Secara mikroskopik tampak
proliferasi anaplastik epitel duktus yang dapat memenuhi dan
menyumbat duktus. Karsinoma duktal noninvasif (karsinoma duktal in
situ atau karsinoma intraduktal) biasanya terjadi tanpa membentuk
massa karena tidak ada komponen scirrhous.
2. Karsinoma lobular (9%)
Separuh kasus karsinoma lobular ditemukan in situ tanpa
tanda-tanda invasi lokal sehingga sering dianggap premaligna dan
disebut neoplasia lobular. Secara histologi menunjukkan gambaran sel-
sel anaplastik yang semuanya terletak di dalam lobulus-lobulus.
3. Comedocarcinoma (5%) : Duktus yang diisi oleh tumor sel kecil dan
debris sentral.
4. Karsinoma medular (4%)
Gambaran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan
penuh berisi kelompok sel yang belum berdifferensiasi, tidak teratur
dan tidak jelas membentuk kelenjar atau pertumbuhan kapiler.
Terdapat banyak sebukan limfosit yang menjolok pada stroma di
dalam tumor.
5. Karsinoma koloid (3%) : Duktus dihambat oleh sel-sel karsinoma dan
kista proksimal berkembang.
6. Karsinoma mukoid/musinus (3%)
Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dan secara mikroskopik sel
tumor yang menghasilkan musin tersusun membentuk asinus pada
beberapa tempat. Juga tampak sel-sel cincin stempel (signet ring cells).
7. Karsinoma skirus (schirrous)
Pada pemeriksaan mikroskopik tumor terdiri dari stroma yang
padat dengan kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk
kelenjar. Sel-sel berbentuk bulat atau poligonal, hiperkromatik.
8. Karsinoma inflamasi (1%)
Karsinoma ini memiliki prognosis paling buruk. Sistem limfa
dipenuhi oleh tumor memicu perubahan payudara dan kulit yang mirip
infeksi.
9. Penyakit Paget (1%)
Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama
yang menyebar ke kulit puting susu dan areola, sehingga terjadi
12
kelainan menyerupai ekzema yaitu adanya krusta di daerah papil dan
areola. Jika tidak ditemukan massa tumor di bawahnya penyakit ini
termasuk karsinoma insitu, tapi jika ada massa tumor termasuk
karsinoma duktal invasif. Kelainan ini ditemukan pada wanita berusia
lebih tua dari penderita kanker payudara umumnya dan bersifat
unilateral. Tanda khas adalah adanya penyebukan epidermis oleh sel
ganas yang disebut sel paget
3. Karsinoma Invasif
Karsinoma payudara invasif merupakan tumor yang secara histologik
heterogen.Mayoritas tumor ini adalah adenokarsinoma yang tumbuh dari
terminal duktus. Terdapat lima varian histologik yang sering dari
adenokarsinoma payudara, yaitu :
1. Karsinoma duktal invasive sel tumor tersebar dalam reaksi stroma padat,
maksroskopisnya nodul keras, batas tidak beraturan, kalsifikasi atau chalky
streak
Mikroskopis sel tumor tersusun dalam bentuk tali, sarang sel padat,
tubulus
2. Karsinoma lobular invasive bilateral, kebanyakan pada wanita
postmenopause dgn terapi sulih hormon
Makro padat, batas tidak tegas
Mikro signet ring cell
13
3. Karsinoma tubular
4. Karsinoma medullar
5. Karsinoma mucinous atau koloid
C. Berdasarkan Stadium
Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada
pada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya
yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan
dengan CT scan, scintigrafi.Sistem TNM merupakan singkatan dari "T"
yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah
bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh.Ketiga faktor
T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah
operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut:
Klasifikasi Definisi
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak didapatkan
T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis Karsinoma In Situ
Tis (DCIS) Duktal Karsinoma In Situ
Tis (LCIS) Lobular Karsinoma In Situ
Tis (Paget) Paget’s disease tanpa adanya tumor
T1 Ukuran tumor < 2 cm
T1 mic Mikroinvasif > 0,1 cm
T1a Tumor > 0,1 - < 0,5 cm
T1b Tumor > 0,5 - < 1cm
T1c Tumor > 1 - < 2 cm
T2 Tumor > 2 - < 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya
perlekatan pada dinding thoraks atau kulit
T4a Melekat pada dinding dada, tidak termasuk M.
Pectoralis Major
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada
Kulit
T4c Gabungan antara T4a dan T4b
T4d Inflamasi karsinoma
Kelenjar Limfe Regional (N)
Nx Kelenjar limfe regional tidak didapatkan
N0 Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe
N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat
Mobile
N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral, tidak
dapat digerakkan (fixed)
14
N3 Metastasis pada kelenjar limfe infraklavikular, atau
mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar
limfe supraklavikular
Metastasis (M)
Mx Metastasis jauh tidak didapatkan
M0 Tidak ada bukti adanya metastasis
M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ
15
Klasifikasi Patologik pTNM
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
IIIB T4 N apapun M0
IIIC T apapun N3 M0
IV T apapun N apapun M1
T - kanker primer
pT – tumor primer
Sama dengan klasifikasi T, pada tepi irisan seputar spesimen harus terlihat
tumur secara makroskopik, adanya lesi ganas hanya tampak secara mikroskopik pada
tepi irisan tidak mempengaruhi klasifikasi.
Catatan : jika tumor mengandung dua unsur yaitu karsinoma in situ dan
karsinoma invasif, ukuran tumor untuk klasifikasi didasarkan atas ukuran karsinoma
invasif.
pN0 ( i-) : histologis tak ada metastasis kelenjar limfe, imunohistologis ITC
negatif
pN0 ( i+) : histologis tidak ada metastasis kelenjar limfe, imunohistologis ITC
positif
16
pN0 (mol-) : histologis tak ada metastasis kelenjar limfe, pemeriksaan malekular
ITC negatif (RT-PCR)
pN0 (mol+) : histologis tak ada metastasis kelenjar limfe, pemeriksaan molekuler
ITC positif (RT-PCR)
pN1mi : mikrometastasis (diameter terbesar > 0,2 mm, tapi ≤ 2mm)
pN1 : di aksila ipsilateral terdapat 1-3 kelenjar limfe metastatik, atau dari
diseksi kelenjar limfe sentinel secara mikroskopik ditemukan metastasis kelenjar limfe
mamaria interna ipsilateral, tapi tanpa bukti klinis
pN1a : di aksila ipsilateral terdapat 1-3 kelenjar limfe metastatik, dan
minimal satu kelenjar limfe metastatik berdiameter maksimal > 2 mm
pN1b : dari diseksi kelenjar limfe sentinel secara mikroskopik ditemukan
metastasis kelenjar limfe mamaria interna ipsilateral, tapi tanpa bukti klinis
pN1c : pN1a disertai pN1b
pN2 : di aksila ipsilateral terdapat 4-9 kelenjar limfe metastatik, atau bukti
klinis menunjukkan metastasis kelenjar limfe mamaria interna ipsilateral tapi tanpa
metastasis kelenjar limfe aksilar
pN2a : di aksila ipsilateral terdapat 4-9 kelenjar limfe metastatik, dan
minimal satu kelenjar limfe metastatik berdiameter maksimal > 2 mm
pN2b : bukti klinis menunjukkan metastasis kelenjar limfe mamaria interna
ipsilateral tapi tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar
pN3 : di aksila ipsilateral terdapat 10 atau lebih kelenjar limfe metastatik;
atau metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral; atau bukti klinis menunjukkan
metastasis kelenjar limfe mamaria interna disertai metastasis kelenjar limfe aksilar
ipsilateral; atau secara klinis negatif, dari diseksi kelenjar limfe sentinel secara
mikroskopis ditemukan metastasis kelenjar limfe mamaria interna ipsilateral, tapi tanpa
bukti klinis, namun terdapat lebih dari 3 kelenjar limfe aksilar metastatik; atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
pN3a : di aksila ipsilateral terdapat 10 atau lebih kelenjar limfe metastatik,
dan minimal satu kelenjar limfe metastatik berdiameter maksimal > 2 mm; atau
metastasis kelenjar limfe infraklavikular
pN3b : bukti klinis menunjukkan metastasis kelenjar limfe mamaria interna
disertai metastasis kelenjar limfe aksilar ipsilateral; atau secara klinis negatif, dari
diseksi kelenjar limfe sentinel secara mikroskopis ditemukan metastasis kelenjar limfe
mamaria interna ipsilateral, tapi tanpa bukti klinis, namun terdapat lebih dari 3 kelenjar
limfe aksilar metastatik
pN3c : metastasis kelenjar limfe supraklavikular
M – metastasis jauh
Klasifikasi pM dan cM sama.
Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter « 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
17
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Perkembangan Kanker
Stadium I (Stadium Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase
ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi
sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
18
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan
chemotherapie(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini
hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk
meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
Stadium IV
Sudah mengalami metastase jauh, seperti pada paru, tulang, hati ataupun otak.
19
Gambar 3. Proses Pembentukan Sel Kanker
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.Hampir semua tumor
ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal.Mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel –
sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang
cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira
seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis
dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran
darah.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan
memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom
17q21.3).Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis
maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen
pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini
diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen
penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan
oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.
Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal
(noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif). Proses jangka
panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
20
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan
ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
21
metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak
dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes
yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis,
dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju
ke kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar
tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula
terjadi penyebaran ke kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar
subklavicula tanpa melalui sentinel nodes.
7. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering
dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan
kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
8. Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini
terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara.
Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika
superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis
aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis
hepar.
9. Metastasis ke tulang belakang. Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang
mungkin terjadi kompresi medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis
jika tumor kambuh lagi pada aksila.
10. Metastasis ke otak. Metastasis jenis ini mempunyai gejala yaitu, nyeri kepala
dan tidak ditemukan adanya rasa mual.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca
mammae diantaranya :
(Brashers, 2008)
1. Lob 1
Lob 1 mengandung banyak sel tidak berdiferensiasi dengan tingkat proliferasi
tinggi dan sangat sensitif terhadap karsinogen
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara
2. BRCA 1
Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor pertumbuhan
yang mengontrol proliferasi sel payudara
Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi biasanya pada
kromosom 17 lengan panjmutasi pada gen ini menyebabkan kanker payudara
pada 54% wanita usia 60tahun
3. Mutasi p53
Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom, berperan
dalam repair DNA dan fasilitatorapoptosis sel yang rusak
Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae
6. Molekul adhesi
Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel normal
sehingga dapat menginvasi
Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang diatur
secara lambat di dalam kanker payudara
(Brashers, 2008)
23
2.6 Manifestasi Klinis Ca Mammae
a. Nyeri
Berubah dengan daur haid : penyebab fisiologis, misalnya pada tegangan pra-
menstruasi atau penyakit fibrokistik.
Tidak tergantung daur haid: tumor jinak, tumor ganas, atau infeksi haid.
b. Benjolan di payudara
Keras : permukaan licin pada fibroadenoma atau kista permukaan kasar,
berbenjol, atau melekat pada kanker atau inflamasi non-infektif.
Kenyal : kelainan fibrokistik.
Lunak : lipoma.
c. Perubahan kulit
Bercawak : mengarah ke karsinoma.
Kelihatan benjolan : kista, karsinoma, fibroadenoma besar.
Peau de orange : tanda khas kanker.
Hiperemis : infeksi (jika terasa panas).
Ulkus : kanker lama (terutama pada pasien geriatri).
d. Kelainan puting/areola
Retraksi : fibrosis karena kanker.
Inversi baru : retraksi fibrosis karena kanker (kadang fibrosis karena pelebaran
duktus).
Eksema : unilateral penyakit paget (tanda khas kanker).
e. Nipple discharge
24
Putih susu : kehamilan atau laktasi.
Jernih : normal.
Hijau : (peri)menopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistik.
Hemoragik : karsinoma, papiloma intraduktus.
Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali
ditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak
keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.
Perubahan kulit
a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut ‘tanda cekung’
b. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke
bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing
membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul
tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan
atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah
bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga “tanda peradangan”.Tipe ini sering pada
kanker mammae waktu hamil atau laktasi.
25
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.
Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam (retraksi).
I. Prosedur Diagnostik
A. Pemeriksaan klinis
1. Anamnesis
a. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
Benjolan
Kecepatan tumbuh
Rasa sakit
Nipple discharge
Nipple retraction dan sejak kapan
Krusta pada areola
Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
Perubahan warna kulit
Benjolan di ketiak
26
Edema lengan
2. Pemeriksan fisik
Status generalis, performance status
27
bervariasi 50 Memerlukan bantuan
yang cukup besar dari
orang lain dan seringkali
memerlukan perawatan
medis
Tidakdapat merawat 40 Tidak mampu,
diri sendiri, memerlukan perawatan
membutuhkan dan bantuan khusus
perawatan institusi 30 Sangant tidak mapu,
rumah sakit atau dianjurkan dirawat di
sejenisnya penyakit rumah sakit, kematian
mungkin tidak mengancam.
berkembang dengan 20 Sangat sakit perlu
pesat perawatan di RS;
memerlukan perawatan
suportif aktif
10 Sekarat
0 Meninggal
Status Lokalis:
Payudara kanan atau kiri harus diperiksa
Masa tumor:
- Lokasi
- Ukuran
- Konsistensi
- Permukaan
- Bentuk dan batas tumor
- Jumlah tumor
- Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar
payudara, kulit, m.pektoralis dan dinding
dada
Perubahan kulit
- Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
- Peau d’orange, ulserasi
Nipple
Tertarik, erosi, krusta, discharge
E. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan darah sesuai dengan perkiraan
metastasis.
II. Screening
Metode Deteksi Dini :
Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting
dalammenanggulangi kanker payudara.Oleh karena kanker payudara merupakan jenis
kanker yang mudah dideteksi.
Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis
antara lain :
29
Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI)
Pemeriksaan mammografi
Diagnosis Banding
30
Diagnosis Banding Kelainan-kelainan Payudara (Michaelson, 2003)
31
5. Pengobatan eksisi tumor
b. Fibrokista
1. Gejala nyeri timbul menjelang haid
2. Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
3. Ditemukan pada usia pertengahan usia
c. Kistasarkoma filoides
1. Tidak bermetastase
2. Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
3. Batas tegas, ukuran 20-30 cm
4. Pengobatan simple mastektomi
d. Galactocele
1. Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi mengental yang terjadi karena adanya
sumbatan duktus laktiferus
2. Biasanya terjadi pada ibu yang sedang / baru selesai masa laktasi
32
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi
dimulai, semakin tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium I, II, dan III adalah
operasi primer, sedangkan terapi lain bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi atau radikal
mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Terapi
radiasi dan sitostatika adjuvant diberikan jika kelenjar getah bening aksila
mengandung metastasis.
Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di
sekitarnya, glandula mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M.
pectoralis mayor, M. pectoralis minor disertai dengan diseksi aksila. Diseksi
aksila adalah pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf
yang bermakna. Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi
radikal modifikasi Madden, dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.
Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada
stadium operable yaitu stadium I, II dan III awal. Mastektomi radikal dapat
diikuti dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant tergantung dari keadaan
KGB aksila (berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)
33
Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2 cm di
sekitarnya, dan glandula mammae. Pada stadium IIIa, operasi berupa
mastektomi sederhana. Teknik operasi ini hampir sama dengan teknik pada
operasi mastektomi radikal, namun pada teknik ini tidak dilakukan diseksi
aksila. Setiap mastektomi sederhana harus diikuti oleh radiasi (radioterapi)
untuk mengatasi mikrometastasis atau metastasis ke kelenjar getah bening.
Kombinasi mastektomi sederhana dengan radiasi mempunyai efektivitas yang
sama dengan mastektomi radikal.
34
Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan
payudara dibandingkan dengan lumpektomi.
35
Kanker payudara stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat
sistemik. Terapi ini berupa kemoterapi dan terapi hormonal. Radiasi kadang
diperlukan untuk paliatif pada daerah-daerah tulang yang mengandung metastasis.
Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat
dilakukan, keadaan umum pasien, reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena
terapi sistemik bersifat paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial
terjadi.
Kanker payudara dapat berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain
anthrasikin, agen alkilasi, taxane, dan antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut
dapat memperbaiki respon namun hanya memilki efek yang sedikit untuk
meningkatkan survival rate. Pemilihan kombinasi agen kemoterapi tergantung
pada kemoterapi adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah
mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen Cyclophosphamide, Methotrexat dan
5-Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak mendapat agen yang sama dengan
yang didapat sebelumnya.
Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi
intravena (IV). Cara pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung pada jenis
obat.
36
1 Mielosupresi
2 Alopesia
3 Mual dan muntah
4 Mukositis
5 Kardiomiopati
6 Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi
Radiasi
Merupakan terapi utama untuk kanker payudara stadium IIIb (locally
advanced),dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan kemoterapi.
Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi di daerah tulang weight bearing yang
mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difus dan berbau yang
mengganggu sekitarnya.
Prinsip dasar radiasi adalah memberikan stress fisik pada sel kanker yang
berada pada keadaan membelah sehingga terjadi kerusakan DNA dan menyebabkan
terbentuknya radikal bebas dari air yang dapat merusak membran, protein, dan
organel sel. Tingkat keparahan radiasi tergantung pada oksigen. Sel yang hipoksia
akan lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan sel yang tidak hipoksia. Hal
ini terjadi karena radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel berasal dari
oksigen. Oleh karena itu, pemberian oksigen dapat meningkatkan sensitivitas radiasi.
Radioterapi dapat diberikan dengan tiga cara, yaitu :
1. Teleteraphy
Teknik ini berupa pemberian sinar radiasi yang memiliki jarak yang cukup
jauh dari tumor. Teknik ini dapat digunakan sendirian atau kombinasi dengan
kemoterapi untuk memberikan kesembuhan terhadap tumor atau kanker yang
lokal dan mengkontrol tumor primer. Teleterapi paling sering digunakan dalam
radioterapi.
2. Bachytherapy
Teknik ini berupa implantasi sumber radiasi ke dalam jaringan kanker atau
jaringan disekitarnya.
3. Systemic therapy
Teknik ini berupa pemberian radionuklida ke dalam masa tumor atau kanker.
Terapi hormonal
Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini
berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker. Ketika
berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen dan menginduksi
apoptosis.
Tamoxifen paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant pada perempuan
dengan kanker payudara yang telah di reseksi. Penggunaan tamoxifen harus diteruskan
selama 5 tahun. Pada pasien dengan kanker payudara yang telah metastasis, lebih sering
digunakan inhibitor aromatase. Namun, bagi pasien yang yang memburuk setelah
mendapat inhibitor aromatase, tamoxifen dapat memberikanmanfaat. Selain itu,
tamoxifen juga bermanfaat sebagai kemopreventif kanker payudara.
Dosis standard tamoxifen adalah 20 mg, dengan pemberian 1 kali sehari karena
waktu paruh yang panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain hot flushes,
kelainan sekresi cairan vagina dan toksisitas retina, walaupun tidak mengancam
penglihatan. Efek samping yang harus diperhatikan adalah bahwa tamoxifen dapat
menyebabkan penurunan densitas tulang pada wanita premenopause dan kanker
endometrium.
37
Pemberian terapi hormonal dibedakan tiga golongan penderita menurut status
menstruasi:
1. Premenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral oopharektomi.
2. Postmenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.
3. 1-5 Tahun Menopause
Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen
positif dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan
pemberian obat-obatan anti estrogen.
Preventif
Berbagai upaya harus dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bagi para wanita
akan kesehatannya seperti melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI sangat penting karena 85% benjolan di
payudara ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI merupakan pemeriksaan yang murah,
aman dan sederhana, sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun.7 SADARI dapat
dilakukan setelah selesai masa haid karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron
rendah dan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak membengkak sehingga lebih
mudah meraba adanya benjolan atau kelainan.
1. Pada waktu mandi
Periksalah payudara pada waktu mandi karena perabaan tangan lebih sensitif
pada kulit yang basah. Telapak tangan digerakkan dengan lembut ke setiap bagian
dari masing-masing payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri
dan sebaliknya.
2. Pada waktu bercermin
Perhatikan payudara dengan lengan di samping badan. Selanjutnya angkat
tangan di atas kepala. Cari setiap perubahan bentuk dari masing-masing payudara dan
papala mammae. Kemudian letakkan telapak tangan pada pinggang dan tekan ke
bawah dengan kuat untuk memfleksikan otot dinding dada.
3. Pada waktu berbaring
Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil atau handuk yang
dilipat di bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan anda di belakang kepala,
gerakan ini akan menyokong jaringan payudara agar lebih tinggi dari dada. Dengan
tangan kiri dan posisi jari tangan yang dirapatkan. Buatlah gerakan melingkar dengan
tekanan lembut sesuai arah jarum jam. Mulai pada bagian atas paling luar dari
payudara kanan di jam 12, kemudian digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan
sampai kembali ke jam 12.
38
Tonjolan dari jaringan yang keras pada lengkung bawah dari masing-masing
payudara adalah normal. Lalu gerakan diteruskan ke arah sentral payudara kanan
sampai papila mamma kanan (setrifugal). Pemeriksaan gerakan melingkar ini
dilakukan sampai 3 kali. Lalu periksa payudara kiri seperti pada payudara kanan.
Terakhir periksa papilla mammae, dengan memeras secara lembut. Setiap sekret,
jernih atau berdarah segera diberitahukan ke dokter.
39
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar
getah bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah
yang terkena.
1. Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut
beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke
kelenjar getah bening sentral.
2. Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
3. Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
4. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah
paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila
lainnya.
5. Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke
kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila
metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan
mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan
kasus dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa
metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui
deep lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral
limfatik.
6. Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma
mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw
metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak
dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes
yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis,
dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju
ke kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar
tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula
terjadi penyebaran ke kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar
subklavicula tanpa melalui sentinel nodes.
7. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering
dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan
kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
8. Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini
terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara.
Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika
superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis
aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis
hepar.
2.10 Prognosis Ca Mammae
1. Stadium Kanker : Semakin dini semakin baik prognosisnya.
5-years survival rate
Stadium Survival rate (%)
0 99
I 98
II a 82
II b 65
III a 47
40
III b 44
IV 14
2. Tipe Histopatologi : CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik
dibandingkan invasif.
3. Reseptor Hormon : Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki
prognosis lebih baik.
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat.Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini.Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan.Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
1. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
2. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
3. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita
itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi dini.
41
(Romauli, Suryati, 2009 : 166)
Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi
terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak. Pada
wanita yang umurnya lebih dari 20 tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan sekali.
(Saryono, 2009)
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.Bila kanker telah
jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli
kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka
kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih
mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.SADARI, pemeriksan
payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat
untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi
resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di
dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan
pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara.Obat ini bisa
digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua
payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang
memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat
karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan
wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
III. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Dalam Menghadapi Penyakit Berat
42
mengampuni kami, niscaya, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
(Q.S. al A'raaf : 23).
Sesungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar
dari Allah SWT. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga..." (Q.S. Ali Imran : 133).
1. Menyesal.
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenistaan; adanya
penyesalan setelah berbicara kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan;
penyesalan ketika menyakiti orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya
kecenderungan tobat nasuha. Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat.Orang
yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum
sungguh-sungguh bertobat.
43
DAFTAR PUSTAKA
44