Anda di halaman 1dari 2

4.

3 Cara pemberian vaksin


Pemberian vaksin biasanya dengan suntikan intramuscular, subkutan, intrakutan, atau
secara oral. Vaksin dengan cara suntikan IM adalah Tetanus, kolera, influenza tipe B,
pneumokokus, HepB, HepA, dan rabies. Suntikan SK yaitu vaksin BCG, campak, IPV,
rubella, yellow fever dan Japanase B encephalitis. Vaksin dengan suntikan IK berupa
vaksin BCG dan rabies. Vaksin polio (OPV) diberikan secara oral.
1. BCG
Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari
1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun
diberikan sebanyak 0,1 mL.

2. DPT
Vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau
paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan,
3 dan 4 bulan, dengan selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang
diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia 5-6 tahun.

3. DT
Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL.

4. TT
Untuk ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan
berumur 7 bulan dan 8 bulan. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan
sebanyak 0,5 mL.

5. Polio
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (Polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi
polio IV, kemudian pada saat 5-6 tahun dan 12 tahun. Di Indonesia umumnya diberikan
vaksin Sabin (OPV). Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) secara oral.

6. Campak
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau
lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan
kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

7. MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak
Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Suntikan pertama diberikan pada saat anak
berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur
hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6
tahun atau pada saat anak berumur 11-13 tahun.

8. Imunisasi Varisella
Vaksin diberikan pada saat anak umur 12-18 bulan dan beum pernah menderita cacar
air. Jika diberikan pada anak dibawah 13 tahun diberikan 1 dosis vaksin. Sedangkan
yang berusia lebih dari 13 tahun, yangbelum dapat vaksin ini dan belum pernah
menderita cacar air diberikan 2 dosis vaksin dengan interval 4-8 minggu.
4.4 Efek samping
Secara umum, efek samping dari pengunaan vaksin adalah demam dan menimbulkan reaksi
local seperti kemerahan, membengkak, serta nyeri.

1. BCG
Reaksi yang mungkin terjadi reaksi lokal sampai menimbulkan jaringan parut di
tempat penyuntikan dan pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher.

2. DPT
DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri
di tempat penyuntikan selama beberapa hari.

3. DT
Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di
tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

4. TT
Adanya reaksi lokal sebagai efek samping dari vaksin TT.

5. Polio
Efek samping dari vaksin polio cukup berat yang dapat menimbulkan kejang-kejang.

6. Campak
Efek samping yang berupa demam, ruam, diare, atau konjungtivitis.

7. MMR
Vaksin ini memungkinkan terjadinya campak, gondongan, campak Jerman, serta artritis
setelah menerima suntikan MMR.

8. Imunisasi Varisella
Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa demam, nyeri dan
pembengkakan di tempat penyuntikan hingga ruam cacar air di tempat penyuntikan.

DAPUS:
http://medicastore.com/penyakit/81/imunisasi.html

Anda mungkin juga menyukai