FISIOLOGI TUMBUHAN
‘LUAS DAUN, ABSORBSI DAN TRANSPIRASI’
oleh:
KELOMPOK VI
PRODI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Oktober, 2014
HALAMAN PENGESAHAN:
LUAS DAUN, ABSORBSI, DAN TRANSPIRASI
oleh:
Kelompok VI
Mengetahui:
Dosen Pembimbing / Asisten Praktikum
(……………………………………)
PENGARUH LUAS DAUN TERHADAP KECEPATAN ARBSOBSI AIR
I. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh luas daun terhadap kecepatan arbsobsi air
.Menutup bagian ujung photometer yang kecil dengan jari agar tidak
bocor
Mengamati perubahan batas air yang terjadi selama selang waktu 5 menit
pettama, kedua, dan ketiga.
IV. Hasil Dan Pembahasan
Tabel : Data pengamatan laju penyerapan air (ml) menurut jumlah atau luas daun.
Jumlah daun
waktu Rata- Absor Rata- Absor Rata- Absor Rata- Absor Rata Absor Rata- Ab
rata bsi rata bsi rata bsi rata bsi -rata bsi rata rb
Luas (ml) Luas (ml) Luas (ml) Luas (ml) Luas (ml) Luas (m
(cm2) (cm2) (cm2) (cm2) (cm2 (cm2)
)
5 menit I 41,13 0,2 41,10 0,5 33,95 0,02 23,01 0,2 57,7 0,92 58,05 0,0
5
5 menit II 41,13 0,6 41,10 0,6 33,95 0,03 23,01 0,3 57,7 0,91 58,05 0,0
5
5 menit 41,13 0,7 41,10 0,6 33,95 0,05 23,01 0,3 57,7 0,90 58,05 0,4
III 5
Rerata 41,13 0,5 41,10 0,57 33,95 0,03 23,01 0,27 57,7 0,91 58,05 0,1
5
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 September
2014 pukul 11.00 - 13.00 WIB yang berjudul luas daun, absorbsi, dan traspirasi yang
memiliki tujuan antara lain mengetahui pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorbsi
air. Kami menggunakan photometer untuk mengetahui laju kemampuan absorbsi pada
tumbuhan dan dilakukan di tempat teduh, kami menaruh potometer berikut tumbuhan di
daerah yang tidak terkena cahaya matahari langsung di dalam ruang laboratorium.
Dalam pengamatan ini, kami memasukkan tumbuhan kedalam potometer yang
telah penuh terisi air dan disumbat dengan penyumbat yang dilapisi vasiline pada
lubangnya, sehingga tumbuhan dapat menyerap air dalam potometer lalu celah-celah
kecil pada pipa potometer kami lapisi vaseline. Tujuan celah-celah kecil tersebut dilapisi
vaseline adalah agar udara tidak masuk ke potometer dan agar tanaman tidak goyang.
Kami mengamati perubahan volume air nya setiap lima menit pertama, kedua dan ketiga.
Untuk mengetahui pengaruh luas daun terhadap absorbsi air, maka kami harus
menghitung luas daun keseluruhan terlebih dahulu.
Terdapat tiga cara untuk menentukan luas daun, pertama dengan perbandingan
luas daun dengan massa daun, kedua dengan cara mengalikan panjang dan lebar daun,
cara yang ketiga dengan cara membuat cetakan pada kertas millimeter.
Cara yang pertama yaitu dengan membandingkan luas daun dengan massa daun,
langkah pertama, membuat cetakan daun pada kertas hvs buram. Kedua, timbang satu per
satu cetakan daun pada timbangan digital. Ketiga, membuat cetakan persegi dengan
kertas hvs buram seluas 100cm2 . Keempat, timbangan cetakan persegi tersebut dengan
timbangan digital. Kelima, hitung luas daun dengan rumus sebagai berikut :
Luas Daun = Wr/Wt × Lk
Keterangan :
Wr = berat replikan (berat cetakan daun)
Wt = berat kertas kosong (berat kertas kosong 100cm2)
Lk = luas kertas (100cm2)
Cara yang kedua adalah dengan cara mengukur panjang dan lebar daun. Untuk
memperoleh luas daun dengan cara mengalikan panjang dan lebar daun yang telah
diukur. Cara yang ketiga adalah membuat cetakan pada kertas millimeter. Langkah yang
pertama adalah dengan mencetak daun pada lembaran kertas millimeter, kemudian
menghitung kotak-kotak millimeter yang terdapat dalam cetakan tersebut sebagai luasan
daun.
Dari ketiga cara tersebut diperolah rata-rata luas daun pada daerah yang gelap dan
daerah yang terang. Pada pengukuran luas daun pada tangkai dengan jumlah daun 8 helai
dalam keadaan terang diperoleh rata-rata sebesar 41,13 sedangkan pada gelap diperoleh
rata-rata sebesar 41,10. Kecepatan absorpsi pada keadaan terang diperoleh kecepatan
rata-rata sebesar 0,5 sedangkan pada keadaan gelap diperoleh kecepatan rata-rata sebesar
0,57.
Pada pengukuran luas daun pada tangkai dengan jumlah daun 6 helai dalam
keadaan terang diperoleh rata-rata sebesar 33,95 sedangkan pada gelap diperoleh rata-rata
sebesar 23,01. Kecepatan absorpsi pada keadaan terang diperoleh kecepatan rata-rata
sebesar 0,03 sedangkan pada keadaan gelap diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 0,27.
Pada pengukuran luas daun pada tangkai dengan jumlah daun 4 helai dalam
keadaan terang diperoleh rata-rata sebesar 57,75 sedangkan pada gelap diperoleh rata-rata
sebesar 58,05. Kecepatan absorpsi pada keadaan terang diperoleh kecepatan rata-rata
sebesar 0,91 sedangkan pada keadaan gelap diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 0,17.
Pada pengukuran luas daun pada tangkai dengan jumlah daun 2 helai dalam
keadaan terang diperoleh rata-rata sebesar 53,3 sedangkan pada gelap diperoleh rata-rata
sebesar 38,9. Kecepatan absorpsi pada keadaan terang diperoleh kecepatan rata-rata
sebesar 0,18 sedangkan pada keadaan gelap diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 0,13.
Pada tangkai daun dengan jumlah 8 dan 6 helai daun menunjukkan bahwa
kecepatan absorbsi pada keadaan gelap lebih cepat daripada kecepatan absorbsi pada
keadaan terang. Sedangkan pada tangkai daun dengan jumlah 4 dan 2 helai daun
menunjukkan bahwa kecepatan absorbsi pada keadaan gelap lebih lambat daripada
kecepatan absorbsi pada keadaan terang. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi absorpsi, antara lain yaitu kapilaritas, tekanan akar,
karakteristik daun, dan intensitas cahaya.
Pada tangkai daun dengan jumlah 8 dan 6 helai daun menunjukkan bahwa
semakin luas permukaan daun tersebut kecepatan absorbsi semakin lambat. Sedangkan
pada tangkai daun dengan jumlah 4 dan 2 helai daun menunjukkan bahwa semakin luas
permukaan daun maka kecepatan absorbi akan semakin cepat. Hasil yang diperoleh pada
tangkai daun dengan jumlah 8 dan 6 helai daun tidak sesuai dengan teori. Teori
menyatakan bahwa semakin luas permukaan daun maka kecepatan absorbsi akan semakin
cepat. Hasil yang diperoleh pada tangkai daun dengan jumlah 4 dan 2 helai daun telah
sesuai dengan teori tersebut.
VI. Dikusi/Pembahasan
1. Dengan melihat skor reratanya dari besarnya absorbsi air dari beberapa perlakuan
jumlah (luas) daun, apakah ada pola hubungan (kecendrungan) tertentu antara volume
(laju) penyerapan air dengan jumlah (luas) daun? Pada perlakuan mana penyerapan air
paling besar?
Jawaban:
Ada. Daun dengan jumlah lebih banyak akan mengabsorbsi air dalam jumlah yang
lebih besar.
2. Dari hasil ujinya, apakah ada bukti yang nyata tentang ada tidaknya perbedaan
kecepatan absorbsi air pada antar perlakuan?
Jawaban:
Ada. Dari rata-rata volume penyerapan air terlihat adanya perbedaan jumlah
penyerapan oleh tumbuhan dengan kuantitas daun yang berbeda.
3. Mengapa terjadi gejala tersebut?
Jawaban:
Karena daun yang lebih banyak akan mengalami transpirasi yang lebih cepat, sehingga
untuk mengimbangi pengeluaran air maka akan mengabsorbsi dalam jumlah yang
lebih banyak pula.
4. Apa yang dapat saudara simpulkan dari hasil temuan saudara?
Jawaban:
Dari percobaan ini dapat disimpulkan jumlah daun akan mempengaruhi kecepatan
absorbsi air.
TUGAS PENGEMBANGAN
1. Faktor apakah yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata?
Jawaban:
a. Sinar matahari
Stomata tumbuhan umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup
saat matahari tenggelam. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan
dalam gelap secara tiba-tiba. Tingkat sinar yang tinggi mengakibatkan stomata
membuka lebih lebar.
b. Konsentrasi CO2
Konsentrasi CO2yang rendah dapat membuat stomata membuka, jika
konsentrasi di lingkungan tinggi menyebabkan stomata menutup sebagian.
Stomata tanggap terhadap tingkat CO2yang berada di antara sel, bukan pada CO2
di permukaan daun. Tumbuhan menyimpan CO2 di dalam bentuk asam organik di
waktu malam sehingga menurunkan konsentrasi CO2 di dalam dan menyebabkan
stomata membuka.
c. Kelembaban Atmosfer
Stomata tertutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antarsel
melebihi titik kritis.
d. Potensial air di daun
Jika potensial air menurun, stomata daun menutup.
e. Suhu
Dengan suhu mencapai 35oC pada sebagian tumbuhan dapat menyebabkan
menutupnya stomata. Pada suhu tersebut respirasi akan meningkat sehingga CO2
dalam daun juga naik, dan menyebabkan penutupan stomata.