Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

DASAR
Pengaruh Cekaman Terhadap Status Defisit Air Pada
Tanaman Moringa oleifera (Daun Kelor)

INTAN PERMATASARI (18308141066)


MUHAMMAD INSAN FATHIN (18308141076)
DWI RAHMAWATI (18308144010)
Kelas : BIOLOGI F 2018

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air sebagai komponen essensial tumbuhan memiliki peranan antara lain: (a) sebagai
pelarut, di dalamnya terdapat gas, garam dan zat terlarut lainnya yang bergerak keluar masuk
sel, (b) sebagai pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis, dan (c) air
essensial untuk menjaga turgiditas di antaranya dalam pembesaran sel dan pembukaan
stomata. Ketersediaan air dalam tanaman diperoleh melalui proses fisiologis dan hilangnya air
dari permukaan bagian tanaman melalui proses evaporasi dan transpirasi.

Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada tingkat cekaman
yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh awal dari tanaman yang
mendapat cekaman air adalah terjadinya hambatan terhadap pembukaan stomata daun yang
kemudian berpengaruh besar terhadap proses fisiologis dan metabolisme dalam tanaman.

Tanaman yang mengalami cekaman air stomata daunnya menutup sebagai akibat
menurunnya turgor sel daun sehingga mengurangi jumlah CO 2 yang berdifusi ke dalam daun.
Kecuali itu dengan menutupnya stomata, laju transpirasi menurun sehingga mengurangi suplai
unsur hara dari tanah ke tanaman, karena traspirasi pada dasarnya memfasilitasi laju aliran air
dari tanah ke tanaman, sedangkan sebagian besar unsur hara masuk ke dalam tanaman
bersama-sama dengan aliran air.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh cekaman terhadap status defisit air pada tanaman Moringa
oleifera (daun kelor)?

C. Tujuan
Mengetahui pengaruh cekaman terhadap status defisit air pada tanaman Moringa
oleifera (daun kelor)?
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori

Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae
yang memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih
kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring,
cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Tanaman ini dapat hidup di daerah yang tropis
maupun sub tropis (Amir, 2019). Selain itu, untuk membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman diperlukan nutrisi yang cukup seperti air.
Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam  jumlah
besar oleh tanaman. Kadar air untuk tiap bagian tubuh tanaman juga berbeda-beda seperti
pada biji-bijian 5-10%, dan pada daun tanaman sekitar 50-95%. Ada beberapa macam fungsi
air bagi tanaman yaitu:
1. Senyawa utama pembentuk protoplasma
2. Senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan
sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel
lain
3. Media terjadinya reaksi-reaksi metabolic
4. Rektan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat
5. Penghasil hidrogen pada proses fotosintesis
6. Menjaga turgiditas sel dan  berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel
(Miftahuddin, 2010).

Morfologi suatu tanaman akan berpengaruh terhadap produktivitasnya. Misalnya


efektivitas dalam memanfaatkan ketersediaan air bagi tanaman akibat  perakarannya yang
berbeda dalam penyebarannya. Pada saat terjadi defisit air (cekaman kekeringan) maka organ
yang berperan penting dalam penyerapan air dan mendukung tersedianya air bagi tanaman
adalah akar dan daun. Pada tanaman, cekaman kekeringan merupakan istilah untuk
menyatakan  bahwa tanaman mengalami kekurangan suplai air akibat kelangkaan air dari
lingkungannya yaitu media tanam (Maynard,1987)
Kekurangan air (water defisit) pada tanaman dapat menghambat terjadinya proses
fotosintesis. Hal itu dikarenakan pada kondisi kekeringan, stomata menutup atau menutup
sebagian dan mengurangi aktivitasnya sehingga menghambat masuknya CO2 di dalam ruang
interseluler daun yang secara langsung mengurangi aktivitas fotosintesis. Apabila keadaan ini
berjalan terus, akibatnya tanaman menjadi kerdil, layu, produktifitas rendah, kualitas turun
dan sebgainya (Asia, 2010). Pengaruh negatif lainnya akibat kekurangan air adalah terjadinya
penurunan pertumbuhan dan pembesaran sel, perluasan daun, translokasi, dan transpirasi
tanaman.
Cekaman air juga dapat mempengaruhi perangkat fotosintesis yaitu menurunkan
kandungan klorofil dalam kloroplas, mesofil pada sel yang aktif berfotosintesis. Selain itu,
respon penurunan kandungan klorofil pada tanaman Hoya (Asclepiadaceae) yang
menunjukkan bahwa, kandungan klorofil menurun sekitar 0.46 mg/g daun segar (penyiraman
setiap minggu) jika dibandingkan dengan penyiraman setiap hari yang memiliki klorofil
sekitar 0.54 mg/g daun segar (Ismail dan Abd Muis, 2011).

B. Hipotesis
Secara teori suatu tumbuhan memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda tergantung sifat
anatomi dan morfologinya. Menurut hipotesis kelompok kami, intensitas penyiraman yang
dilakukan akan mempengaruhi bobot daun tanaman tersebut.
BAB III

METODE

A. Variabel dan Parameter


1. Variabel
Variabel yang digunakan dalam percobaan adalah
 Variabel bebas : intensitas siraman air pada tanaman
 Variabel kontrol : media tanam, lokasi tanam
 Variabel terikat : kondisi tanaman daun kelor

2. Parameter
Parameter yang akan digunakan dalam percobaan adalah bobot dari daun tanaman kelor

B. Alat dan Bahan


Alat :
 Pisau
 Alat dokumentasi
 Pot
 Timbangan analisis
 Botol timbang
 Oven
 Pelubang gabus

Bahan :

 Bibit tanaman daun kelor


 Air
 Aquades

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan tanaman 3 daun kelor dalam pot yang berbeda-beda
2. Memberi label/tanda pada setiap tanaman daun kelor dengan label/tanda yang
berbeda-beda
3. Menyiram setiap tanaman dengan intensitas waktu yang berbeda-beda, yaitu 1
hari sekali, 3 hari sekali, dan 7 hari sekali.
4. Menyiapkan 10 buah potongan daun dari ketiga kelompok tanaman dengan
pelubang gabus dengan diameter 1 cm ke dalam botol timbang
5. Mengukur berat segar (BS) 10 potongan dari ketiga kelompok dengan
timbangan analitik
6. Menempatkan ketiga daun di cawan petri berisi aquades selama 3 jam,
dibawah penerangan lampu neon kisaran 3 jam
7. Tiriskan potongan daun dengan tissue, masukan kembali ke botol timbang.
Kemudian ukurlah berat segar dari kedua kelompok tumbuhan tersebut sebagai
berat turgit
8. Mengeringkan semua potongan pada oven di suhu 70-80 C
9. Perlakuan dicoba setiap hari sampai selesai
10. Ditimbang berat kering (BK) daun dengan 10 potongan daunnya

D. Teknik Analisis

Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah dengan teknik analisis inferensial
menggunakan SPSS.
DAFTAR PUSTAKA

Sandi, Amir. 2019. Morfologi dan Anatomi Tanaman Kelor (Moringa Oleifera L.) pada
Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh. Jurnal Agroteknologi. 7(1) : 28-36.

Miftahuddin, dkk. 2010. Fisiologi Tumbuhan Dasar Bogor. Departemen Biologi FMIPA IPB.

Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jurusan Biologi


Universitas Negeri Makassar: Makassar.

Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar: Makassar.

Maynard, G.H dan D.M, Orcott. 1987. The Physiology of Plants Under Stress. John Wiley
and Sons, Inc: New York.

Anda mungkin juga menyukai