Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan untuk menerapkan metode
ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan
proses sains pada pembelajaran sains menekankan pembentukan keterampilan untuk
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. Keterampilan proses sains
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
mahasiswa. Keterampilan proses sains seperti keterampilan observasi, keterampilan
mengukur, keterampilan mengkomunikasikan data yang diperoleh mahasiswa dari hasil
observasi maupun mengukur, dan keterampilan menarik kesimpulan harus ditumbuhkan
dalam diri siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga dalam aplikasinya di
kehidupan sehari-hari mahasiswa terlatih untuk lebih berpikir kritis dan bertindak sesuai
dengan ilmu yang diperoleh.
Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk,
dan aplikasi, mahasiswa harus memiliki kemampuan keterampilan proses sains. KPS sangat
penting sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta
diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah
dimiliki.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan proses sains?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan proses sains.
BAB II
ISI

Keterampilan proses sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa
digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian
proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996), keterampilan proses sains (KPS) adalah
kemampuan untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting sebagai bekal untuk menggunakan
metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru
atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.
Ada berbagai Keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan – keterampilan
tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-
keterampilan terintegrasi (intregated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari
enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi
terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,
menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional,
merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
Berikut adalah deskripsi mengenai indikator keterampilan proses sains menurut
Rustaman (2005:78):

1. Mengamati

Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan memperhatikan atau menyadari
obyek atau peristiwa, untuk hal ini perlu menggunakan semua alat indera seperti
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Dalam kegiatan
ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta yang relevan dan memadai dari
hal-hal yang diamati.

2. Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan
sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup
beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan
ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

3. Menafsirkan

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan.
Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara
terpisah, kemudian menghubung - hubungkan hasil- hasil pengamatan itu.
Selanjutnya mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, dan akhirnya
membuat kesimpulan.

4. Meramalkan

Keterampilan meramalkan atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum


terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada, menggunakan pola-pola atau
hubungan informasi/ukuran/hasil observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa
berdasarkan pola atau kecenderungan. Apabila dapat mengajukan perkiraan tentang
sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukkan suatu
kecenderungan atau pola yang sudah ada.

5. Mengajukan pertanyaan

Kemampuan mengajukan pertanyaan baik pertanyaan yang meminta penjelasan


tentang apa, mengapa dan bagaimana ataupun menanyakan sesuatu hal yang
berlatar belakang hipotesis. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan memberi
kesempatan untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahui, baik yang bersifat
penyelidikan maupun yang tidak secara langsung bersifat penyelidikan,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencerminkan cara berpikir dan dapat pula
dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat berpikir.

6. Merumuskan hipotesis

Keterampilan proses menggunakan informasi dengan mengemukakan dugaan atau


generalisasi sementara yang dapat menjelaskan atau menghubungkan sifat-sifat
benda peristiwa, berhipotesis melibatkan keterampilan menduga sesuatu,
menguraikan sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua
variabel pengetahuan yang telah dimilikinya.

7. Merencanakan percobaan

Agar memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus


dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Selanjutnya, harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang
harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah.

Demikian pula perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis,
menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula
menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.

8. Menggunakan alat/bahan

Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, harus


menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman
langsung. Selain itu, harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan
alat dan bahan.

9. Menerapkan konsep

Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah


dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
atau menemukan penjelasan (konsep) tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi.
Keterampilan menerapkan konsep/prinsip menjadi penunjang dalam memantapkan
dan mengembangkan konsep/prinsip yang telah dimiliki, mengembangkan
kemampuan intelektual dan merangsang untuk lebih banyak mempelajari Ilmu
Pengetahuan Alam.

10. Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi mengandung arti mencatat hasil pengamatan yang


relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu bentuk penyajian ke bentuk
penyajian yang lainnya atau menggunakan kriteria untuk menyajikan data ke
bentuk yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Untuk mencapai
keterampilan berkomunikasi, harus dapat menyusun dan menyampaikan laporan
kegiatan yang telah dikerjakan dengan sistematis dan jelas, selain itu diharapkan
mampu menjelaskan hasil kegiatan, mendiskusikan dan menggambarkan data
yang diperoleh ke bentuk diagram, grafik atau tabel.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam keterampilan proses sains meliputi keterampilan
melakukan pengamatan (observasi), mengelompokkan (klasifikasi), menafsirkan
pengamatan (interpretasi), meramalkan (prediksi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep atau prinsip, dan berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R. W. 1996. Teori-teori Belajar. Erlangga . Jakarta.


Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Rustaman, A. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, keterampilan, Sikap,
dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi. Penelitian Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI Bandung.

Anda mungkin juga menyukai