Anda di halaman 1dari 25

KASUS PRAKTEK FARMAKOTERAPI

DOKUMEN ASUHAN KEFARMASIAN

Inisial Pasien : Tn. D Berat Badan : - Ginjal : -


Umur : 66 tahun Tinggi Badan : - Hepar : -

Keluhan Utama :
Sesak sejak subuh, batuk berdahak, dan demam

Diagnosis :
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Riwayat Penyakit :
Sesak napas dan PKJ-IMA (infark myocard akut)

Riwayat Pengobatan :
Obat paru
Aminofilin 1-0-0
Salbutamol 2x1
Gliseril guaiakolat 2x1
Spiriva® (kandungan ipratropium) 1-0-0
Bricasma® (terbutalin sulfat) 1-0-0
Pulmicort®(kandungan budesonide) 1-0-0

Alergi : -
Kepatuhan Obat Tradisional -
Merokok - OTC -
Alkohol - Lain-lain -
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi


18/05/18  Pasien masuk IGD dengan keluhan sesak napas sejak subuh. Kondisi umum pasien
lemah, TD sebesar 167/92 mmHg, dan nadi 114 kali/menit. Pasien juga mengalami
batuk berdahak dan demam (suhu tubuh 38oC). Hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap leukosit sebesar 13,3 x 103/µL.
 Diagnosis masuk adalah SOB (Short of Breath) dan sekunder infeksi.
 Tindakan klinisi memberikan masker O2 dan nebulizer Combivent® untuk
mengatasi sesak.
19/05/18 Pasien masih batuk berdahak. TD 140/80 mmHg, suhu tubuh 36,4oC, dan nadi
masih 104 kali/menit.
20/05/18 Pasien masih batuk berdahak. TD 150/90 mmHg, suhu tubuh 36,2oC, dan nadi 104
kali/menit.
21/05/18 Pasien masih batuk berdahak. TD 120/90 mmHg, suhu tubuh 37,4oC, dan nadi 108
kali/menit.
22/05/18 Pasien kembali mengeluh sesak dan masih batuk berdahak. TD 130/80 mmHg dan
nadi 96 kali/menit. Dari hasil pemeriksaan leukosit yaitu 9,4 x 103/µL dan suhu
tubuh 36,8oC.
23/05/18 Pasien sudah tidak mengeluh sesak juga tidak batuk berdahak. TD 130/80 mmHg,
suhu tubuh 36,4oC, dan nadi 88 kali/menit.
24/05/18 Pasien sudah tidak mengeluh sesak juga tidak batuk berdahak. TD 140/90 mmHg,
suhu tubuh 36,4oC, dan nadi 82 kali/menit.
25/05/18 Pasien kembali mengeluh sesak dan batuk berdahak. TD 130/80 mmHg, suhu tubuh
36,2oC, dan nadi 84 kali/menit.
26/05/18 Pasien sudah tidak sesak tapi masih batuk berdahak. TD 130/80 mmHg, suhu tubuh
36,4oC, dan nadi 88 kali/menit.
27/05/18 Pasien sudah tidak sesak dan tidak batuk berdahak. Pasien KRS dengan diagnosis
akhir adalah PPOK era akut. Pemeriksaan fisik saat akan KRS antara lain TD =
167/92 mmHg, Rh = +/+, dan Wh = +/+.
Obat untuk KRS :
Puyer 3x1 (berisi : prednison, aminofilin, salbutamol, gliseril guaiakolat, dan
dekstrometorfan)
DOKUMEN ASUHAN KEFARMASIAN

Apoteker: .............................

No. DMK :00-00-72-xx Keluhan Utama :Sesak napas sejak subuh, batuk berdahak, Alergi :-
MRS / KRS :18 Mei 2018 / 27 Mei 2018 dan panas Merokok / Alkohol :- / -
Inisial Pasien : Tn. D Diagnosis : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Obat Tradisional :-
Umur / BB / TB :66 tahun Riwayat Penyakit :Sesak napas OTC :-
Alamat : Malang Riwayat Pengobatan :Obat paru
Asuransi : BPJS Kepatuhan : Tidak diketahui
PROFIL PENGOBATAN PADA SAAT MRS
Tanggal (Mei)
Obat Rute Dosis Frekuensi
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Normal salin iv infus life line - √ //
Ceftriaxone iv bolus 1g 2 dd 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Levofloxacine iv infus 750 mg 1 dd 1 √ √ //
Ciprofloxacine iv infus 400 mg 2 dd 1 √ √ √ √ //
Gliseril guaiakolat Po 200 mg 3 dd 1 √ √ // √ √ √ √ √ √
Combivent® Inhaler oral 10 mL 3 dd 1 √ √ // √ √ √ √ √ √
Budesonide Inhaler oral 200 mcg 3 dd 1 √ √ √ √ √ √
N-asetil sistein Po 200 mg 3 dd 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aminofilin Pump 25 mg/mnt - √ // √ //
Ranitidin iv bolus 50 mg 2 dd 1 √ √ √ √ √ √ √ // √ //
Metoklopramid iv bolus 10 mg 2 dd 1 √ √ √ √

DATA
Tanggal (Mei)
Data Klinik Nilai Normal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
KU Lemah

Suhu 36,4 36,4 36,2 37,4 36,8 36,4 36,4 36,2 36,4
TD 110/ 140/ 150/ 120/ 130/ 130/ 140/ 130/ 130/ 130/
60 80 90 90 80 80 90 80 80 70
Nadi 80 104 104 108 96 88 82 84 88
Rh ±‫׀‬± ±‫׀‬± +‫׀‬+ -‫׀‬- -‫׀‬- +‫׀‬+
Wh ±‫׀‬± -‫׀‬- +‫׀‬+ -‫׀‬- -‫׀‬± +‫׀‬+
Sesak + + +
Batuk berdahak + + + + + + +

KLINIK
DATA LABORATORIUM

Tanggal (Mei)
Data Laboratorium Nilai Normal
18 19 21 22
Leukosit 4-10x 103/µL 13,3 9,4
Hemoglobin 11,5-16,0 g/dL 13,1
Hematokrit 35-45% 39,2
Eritrosit 4,3-6,0 x 106/µL 4,75
Platelet 150-400 x 103/µL 157
GDA ≤ 200 mg/dL 125
GDP 76-110 mg/dL 107
GD2PP 80-125 mg/dL 110
pH 7,35-7,45 7,38
pCO2 35-45 mmHg 34,7
pO2 80-107 mmHg 225
HCO3- 21-25 mmol/L 20,5
BE -3,5 s.d +2,0 mmol/L -4,1
SGOT 0-35 U/I 25
SGPT 0-37 U/I 12
Hasil Tes Spirometri (195/2018):
FEV1 = 54%
FEV1/FVC = 66%

1. PEMBAHASAN KASUS
8.1 Subjektif

No. DATA Tanggal


KLINIK 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1. Sesak napas V v v
2. Batuk V
V V v v v v
Berdahak
3. Demam V
4. Lemah V
5.
Komentar dan alasan  Pasien mengalami sesak napas karena adanya obstruksi di saluran pernapasan
 Pasien mengalami batuk berdahak yang merupakan salah satu gejala PPOK dan yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal sehingga pernapasan terganggu
 Pasien mengalami demam, dan dari hasil labnya, suhu serta jumlah leuksositnya meningkat yang
mengindikasikan adanya inflamasi. Hal ini merupakan kekambuhan dari PPOK
 Pasien mengalami lemah karena kekukarangan cairan dan elektrolit, serta kekurangan asupan oksigen akibat
sesak napas
8.2 Objektif

Tanggal (Mei)
Data Klinik Nilai Normal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Suhu 37 ± 0,5oC 38 36,4 36,2 37,4 36,8 36,4 36,4 36,2 36,4
TD < 140/90 mmHg 110/ 140/ 150/ 120/ 130/ 130/ 140/ 130/ 130/ 130/
60 80 90 90 80 80 90 80 80 70
Nadi 50-90 x/menit 80 104 104 108 96 88 82 84 88
Rh ±‫׀‬± ±‫׀‬± +‫׀‬+ -‫׀‬- -‫׀‬- +‫׀‬+
Wh ±‫׀‬± -‫׀‬- +‫׀‬+ -‫׀‬- -‫׀‬± +‫׀‬+
Sesak + + +
Batuk berdahak + + + + + + +
Komentar dan alasan =
 Pada tanggal 18 Mei, suhu tubuh pasien berada di atas normal, yang mengindikasikan adanya infeksi.
 Tekanan darah pasien sempat tinggi yaitu pada tanggal 20 Mei yang mungkin dapat terjadi karena
PPOK yang menurunkan fungsi paru-paru sehingga berdampak pada sistem kardiovaskular
 Nadi yang tidak stabil disebabkan sesak napas yang dialami pasien
Tanggal (Mei)
Data Laboratorium Nilai Normal
18 19 21 22
Leukosit 4-10 x 103/µL 13,3 9,4
Hemoglobin 11,5-16,0 g/dL 13,1
Hematokrit 35-45 % 39,2
Eritrosit 4,3-6,0 x 106/µL 4,75
Platelet 150-400 x 103/µL 157
GDA ≤ 200 mg/dL 125
GDP 76-110 mg/dL 107
GD2PP 80-125 mg/dL 110
pH 7,35-7,45 7,38
pCO2 35-45 mmHg 34,7
pO2 80-107 mmHg 225
HCO3- 21-25 mmol/L 20,5
BE -3,5 s.d +2,0 mmol/L -4,1
SGOT 0-35 U/I 25
SGPT 0-37 U/I 12
Komentar dan Alasan =
 Jumlah leukosit meningkat, mengindikasikan adanya infeksi bakteri
 PCO2 menurun akibat sesak yang diderita pasien, diiringi menurunnya HCO3- sehingga terjadi
hiperventilasi
 Kadar HCO3- menurun karena adanya kelainan metabolik seperti meningkatnya kadar asam
organik dalam darah atau ekskresi HCO3- berlebih

8.3 ASSESSMENT
8.3.1 FORM PROFIL PENGOBATAN

OBAT
Komentar dan Alasan
Tgl. Tgl. Pemantauan
Indikasi Terapi (mekanisme kerja, alasan
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Frekuensi Berhenti Kefarmasian
pada Pasien pemilihan terapi)
Terapi Terapi
Efek samping: edema Mekanisme kerja: cairan
karena kelebihan cairan isotonik yang osmolaritasnya
mendekati omolaritas serum
- Pemberian dapat tubuh, terdiri atas natrium
i.v Tubuh pasien
18/05/18 Normal salin life line - 19/05/18 dihentikan saat cairan klorida dengan kadar 0,9%.
infus lemah
dalam tubuh pasien Ionnya terdistribusi ke dalam
sudah tercukupi, dapat cairan intravaskular dan
dilihat dari kelemahan intersisiel
tubuh pasien (tidak ada
keluhan lemah  maka Alasan: kondisi tubuh pasien
terapi dapat dihentikan) yang lemah dapat dilihat dari
dan pemantauan nilai tekanan darah pemeriksaan awal
tekanan darah yang rendah
Mekanisme kerja: antibiotik
dengan spektrum luas yang
bekerja dengan penghambatan
sintesis dinding sel bakteri
mengakibatkan kematian bakteri
Efek samping: mual, secara perlahan (lisisnya
muntah, diare, anemia, dinding sel)
Terapi pada
Ceftriaxone i.v trombositosis,leukopenia
18/05/18 1g 2 dd 1 - infeksi bakteri
(quinolon) bolus jaundice, serta Alasan: nilai ekserbasi basa
(ekserbasi akut)
meningkatnya SGOT sudah cukup rendah yang
dan SGPT menandakan adanya infeksi
bakteri. Namun, belum
diketahui jenis bakterinya.
Sehingga diberikan antibiotik
spektrum luas yang dapat
membunuh bakteri gram positif
maupun negatif pada saluran
nafas bawah dengan toksisitas
yang rendah
Efek samping: mual,
diare, konstipasi,
muntah pusing, sakit
kepala, edema (jika Mekanisme kerja: replikasi
diberikan secara infus) bakteri dihambat sehingga
dan nyeri dada terjadi kerusakan pada ikatan
Terapi pada
rantai DNA
Levofloxacine i.v bronkitis akut
18/05/18 750 mg 1 dd 1 20/05/18 - Konsumsi obat ini
(quinolon) infus PPOK akibat
perlu dipantau lebih Alasan: antibiotik spektrum
bakteri
lanjut pada pasien luas dengan efek terapi yang
dengan riwayat penyakit lebih baik jika dikombinasikan
jantung karena dapat dengan ceftriaxone
menimbulkan gagal
jantung, aritmia, dan
takikardi
Ciprofloxacine i.v Terapi pada Efek samping: mual, Mekanisme kerja: replikasi
22/05/18 400 mg 2 dd 1 26/05/18
(cephalosporin) infus bronkitis akut diare, muntah, dan bakteri dihambat sehingga
PPOK akibat peningkatan serum terjadi kerusakan pada ikatan
bakteri kreatinin di ginjal rantai DNA

Alasan: antibiotik spektrum


luas dengan efek terapi yang
lebih baik jika dikombinasikan
dengan ceftriaxone setelah
dihentikannya pemberian
levofloxacine yang juga
dikombinasikan dengan
ceftriaxone
19/05/18 21/05/18 Mekanisme Kerja: bekerja
22/05/18 - sebagai ekspektoran.Refleks
batuk ditingkatkan. Kekentalan
Efek samping: rasa
dahak pada trakea dan bronkus
Gliseril Terapi batuk kantuk, mual, dan
p.o 200 mg 3 dd 1 dikurangi agar saat batuk dahak
guaiakolat berdahak frekuensi batuk
mudah dikeluarkan
bertambah

Alasan: terjadi batuk berdahak


yang merupakan gejala PPOK
19/05/18 21/05/18 Mekanisme kerja:
Efek samping: mulut
22/05/18 Combivent® - 1. Salbutamol SABA
kering, diare, susah
(terkandung 2. Ipatropium bromida  obat
Inhaler Terapi pada sesak BAB, mual, muntah,
ipatropium 10 mL 3 dd 1 antikolinergik
oral nafas pusing, sakit kepala,
bromida dan
kondisi lemah, takikardi,
salbutamol) Alasan: sesak nafas yang terjadi
dan palpitasi
akibat penyumbatan paru kronis
Mekanisme kerja: anti-
inflamasi pada penyempitan
Budesonide Efek samping: mual,
Inhaler Terapi pada sesak saluran nafas
22/05/18 (golongan 200 mcg 3 dd 1 - muntah, diare, pusing,
oral nafas
kortikosteroid) dan sakit kepala
Alasan: terjadi kekambuhan
sesak nafas
Mekanisme kerja: dahak yang
Terapi batuk Efek samping: terdiri atas ikatan kimia
berdahak dengan penyempitan saluran mukosa-protein dan mukosa-
19/05/18 N-asetil sistein p.o 200 mg 3 dd 1 - volume banyak nafas khususnya pada lemak akan dipecah sehingga
dan kekentalan bronkus,mual, dan volume dahak dapat berkurang
yang tinggi muntah dengan kekentalan yang juga
ikut berkurang
Alasan: batuk berdahak
22/05/18 23/05/18 Mekanisme kerja:
24/05/18 25/05/18 Efek samping: perenggangan otot polos
palpitasi, aritmia, bronkus dan pembuluh darah
25 Terapi pada sesak takikardi, denyut nadi paru-paru dan pengurangan
Aminofilin pump -
mg/menit nafas perlu dipantau pada respons terhadap histamin,
pasien dengan riwayat methacholine, adenosin, dan
PJK alergen yang menyebabkan
keluhan sesak
18/05/18 25/05/18 Mekanisme kerja: antagonis
Terapi
26/05/18 27/05/18 reseptor H2 kompetitif yang
peningkatan
menghambat kerja histamin
sekresi asam
menyebabkan sekresi asam
i.v lambung akibat Efek samping: mual
Ranitidin 50 mg 2 dd 1 lambung berkurang
bolus adanya antibiotik dan muntah
yang dapat
Alasan: menurunkan efek
menyebabkan
samping antibiotik yang dapat
iritasi lambung
mengiritasi lambung
24/05/18 Metoklopramid i.v 10 mg 2 dd 1 - Terapi antiemetik Efek samping:pusing Mekanisme Kerja: penghalang
bolus dan gangguan GIT reseptor D2 di spingter esofagus
dan lambung serta 5HT3
di chemoreceptor trigger
zone pada medula oblongata

Alasan: efek samping mual dan


muntah yang dapat ditimbulkan
obat antibiotik yang dikonsumsi

8.3.2 FORM ASSESSMENT


ASUHAN KEFARMASIAN (PHARMACIST’S CARE PLAN)

Termasuk :
1. Masalah aktual & potensial terkait obat 5. Pemantauan efek obat 7. Pemilihan obat 9. Efek samping obat
2. Masalah obat jangka panjang 6. Kepatuhan pasien 8. Penghentian obat 10. Interaksi obat
3. Tidak ada indikasi ada terapi
4. Ada indikasi tidak ada terapi
KRITERIA DRP TINDAKAN
NO. TANGGAL (Drug Related URAIAN MASALAH (USULAN PADA KLINISI, PERAWAT,

Problems) ATAU PASIEN)

1. 18/05/18  Indikasi yang 1. Pasien lemah : diberikan cairan normal salin 1. Dilakukan pemantauan terhadap
tidak ditangani yang dapat menggantikan kekurangan cairan elektrolit tubuh dan edema
 Pemilihan tubuh. ESO : edema dan hipertensi 2. Dilakukan pemantauan rutin
obat kurang 2. Hipertensi dan takikardi : tidak dilakukan terhadap tekanan darah
tepat terapi 3. Dapat mengkonfirmasikan
3. Batuk berdahak : tidak dilakukan terapi kepada dokter mengenai alasan
4. Demam : tidak dilakukan terapi tidak diberikannya terapi batuk
5. Peningkatan leukosit yang menimbulkan berdahak
adanya infeksi : diberikanlevofloxacin dan 4. Dapat mengkonfirmasikan
ceftriaxone. ESO : gangguan GIT kepada dokter mengenai alasan
6. Sesak nafas : tidak dilakukan terapi tidak diberikan terapi untuk
7. Pemberian Ranitidin untuk meringankan efek demam
samping dari pemberian antibiotik 5. Menkonfirmasi kepada dokter
sebaiknya sebelum di beri
cefriaxone dilakukan kultur
terlebih dahulu sehingga bakteri
yang menginfeksi bisa di
identidikasi dan di beri obat
terapi yang tepat.
6. Mengkonfirmasikan nya kepada
dokter mengapa tidak diberikan
terapi untuk sesak nafas. Terapi
dapat dilakukan dengan
pemberian obat LAAC atau
LABA + SABA prn.
7. Obat antibiotik yang memiliki
efek samping dapat
meningkatkan produksi asam
lambung sehingga dapat diberi
obat terapi Ranitidine yang
memiliki fungsi sebagai
resepteptor H2 Bloker sehingga
sekresi asam lambung menurun
2. 19/05/18  Pemilihan obat 1. Batuk berdahak : GG dapat diberikan untuk 1. Melakukan konfirmasi ke dokter
kurang tepat mengurangi kekentalan pada sputum dan mengapa GG dan N-acetyl cystein
 Indikasi yang mudah sputum keluar karena GG memiliki diberikan secara bersamaan karena
tidak ditangani khasiat sebagai ekspektoran yang dapat GG memiliki indikasi yang sama
merangsang pengeluaran mukus dengan N-asetyl cystein.
2. Sesak Nafas : diberikan Combivent 2. Pemberian terapi Combivent dapat
dilakukan mulai pada hari pertama
karena pasien sudah mengeluhkan
sesak nafas sejak hari pertama.
3. 20/05/18 Pemilihan obat 1. Pemakaian levofloxacin diberhentikan tetapi 1. Untuk menganalisa efek terapi
kurang tepat ceftriaxone tetap digunakan obat yang paling tepat dapat
dilakukan uji sensitivitas
2. Pasien masih batuk berdahak mikroba juga yang lebih
dianjurkan ialah terapi obat
ceftriaxone dikarenakan
toxisitas nya yang lebih rendah
2. Diberikan salah satu saja, bisa
GG saja atau N-acetyl cystein.
4. 21/05/18 Pemilihan obat kurang 1. Pemberian GG pada pasien 1. Karena GG dan N-acetyl cystein
tepat diberhentikan. memiliki indikasi maka cukup
2. Perbenhentian terapi Combivent. diberikan salah satu saja.
2. Combivent hanya diberikan jika
pasien mengeluhkan sesak nafas.
5. 22/05/18 Pemilihan obat kurang 1. Ditambahakan pemberian Ciprofloxacin. 1. Ciprofloxacin diberikan untuk
tepat 2. Penambahan pemberian Budesonide dan menangani peningkatan kadar
aminofilin dikarenakan adanya riwayat leukosit dan bertindak sebagai
pasien yaitu sesak nafas. antibiotik .
3. Digunakan GG dan N-acetyl cystein 2. Budesonide dapat mengurangi
secara bersamaan inflamasi dan hipereaktivitas saluran
nafas. Serta Aminofilin dapat
berfungsi sebagai bronkodilator.
3. Diberikan salah satu saja, bisa GG
saja maupun N-acetyl cystein saja.

6. 23/05/18 Pemilihan obat kurang 1. Pemberhentian Aminofilin 1. Aminofilin diberikan jika pasien
tepat 2. Kombinasi antara Ciprofloxacin dan mengeluhkan sesak nafas, pada
Cefriaxone tanggal ini pasien sudah tidak
mengeluhkan sesak nafas.
2. Kombinasi harus lebih di teliti
karena dosis yang digunakan masih
sama dengan dosis mula-mula
sehingga bisa terjadi overdosis pada
pasien.
7. 24/05/18 Interaksi obat 1. Kombinasi antara Ciprofloxacin dan 1. Kombinasi harus lebih di teliti karena
Cefriaxone dosis yang digunakan masih sama
2. Ditambahkan Ranitidin dengan dosis mula-mula sehingga bisa
3. Ditambahkan Metoklopramid terjadi overdosis pada pasien.
2.Ranitidine diberikan untuk
meringankan efek samping dari
antibiotik yang mengurangi produksi
asam lambung.
3.Pemberian Metoklopramid dilakukan
untuk mengimbangi pemberian
Ranitidine yang memiliki efek samping
yaitu mual dan muntah.
8. 25/05/18 Interaksi obat 1. Terapi aminofilin di berhentikan 1. Penggunaan aminofilin bersama
dengan budesonide dan combivent
dapat menyebabkan hipokalemia dan
pemberhentian aminofilin sudah
tepat
9. 26/05/18 Penghentian obat 1. Terapi antibiotik ciprofloxacin 1. Konsultasi dengan dokter alasan
diberhentikan pemberhentian terapi antibiotik
tersebut
10. 27/05/18 Penghentian obat 1. Terapi obat ranitidin di berhentikan 1. Konsultasi dengan dokter alasan
pemberhentian obat tersebut
dikarenakan pemberian obat
budesonide dan GG dapat
mengiritasi lambung
8.4 PLAN
8.4.1 MONITORING

NO. PARAMETER TUJUAN MONITORING


1. Elektrolit Mencegah kadar elektrolit tidak normal yang dapat
menyebabkan pasien lemas
2. Tekanan darah Mencegah perburukan penyakit jantung karena pasien
memiliki riwayat penyakit sesak nafas dan infark myocard
akut
3. Denyut nadi Mencegah perburukan penyakit jantung karena pasien
memiliki riwayat penyakit sesak nafas dan infark myocard
akut
4. Jumlah leukosit Mengetahui derajat keparahan infeksi
5. Suhu tubuh Mencegah komplikasi lebih lanjut
6. SGOT, SGPT Mengetahui kerusakan hati dan jantung
7. Mual dan muntah Membuat pasien merasa nyaman saat diterapi
8.4.2 LEMBAR KONSELING

No. Sasaran Uraian Rekomendasi/Saran


Konseling
1. Pasien  Nutrisi pada pasien PPOK sering  Makan makanan yang mengandung nutrisi seimbang untuk
terjadi malnutrisi kemungkinan mengembalikan kondisi pasien
karena bertambahnya kebutuhan  Banyak istirahat dan melakukan hidup sehat
energi akibat kerja muskulus  Pasien harus menghindari asap rokok, polusi udara, dan debu
respirasi yang meningkat karena yang memacu munculnya PPOK
hipoksemia kronik dan
menyebabkan terjadinya
hipermetabolisme
 Penyesuaian aktivitas dan
menangani keadaan
eksaserbasi akut dan mencegah
perburukan
dari PPOK itu sendiri
 Menghindari gas berbahaya yang
memicu munculnya PPOK
2. Keluarga  Pasien biasanya dapat kurang  Keluarga pasien disarankan untuk lebih memperhatikan aktivitas,
pasien memperhatikan aktivitas maupun kondisi dan mengingatkan pasien terkati hal hal apasaja yang
kondisinya dapat memperburuk keadaan pasien
 Penyakit pada pasien yang dapat  Keluarga mendukung serta memberi semangat kepada pasien
membuatnya stress atau banyak untuk mengembalikan kondirinya agar pasien tidak mengalami
mengeluh stress akibat pernyakitnya

3. Perawat Melakukan kontrol kepada pasien Melakukan monitoring kepada pasien


terkait kondisinya setelah dilakukan
pengobatan dan apakah ada efek
samping yang memperburuk keadaan
pasien
4. Dokter  Mengganti beberapa obat yang  Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya
dapat mengurangi efek samping
dari obat obatan yang dipakai
dan mengurangi dosis atau
menambahkan dosis obat sesuai
dengan kondisi pasien
 Memberi informasi kepada
pasien dan keluarganya terkait
dengan PPOK dan cara
menanganinya apabila telah KRS
atau dalam kondisi lepas kontrol
dari rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai