Anda di halaman 1dari 3

Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen,

yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar senyawa alkaloid
bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Lebih dari 20% spesies angiosperm
mengandung alkaloid (Wink, 2008). Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman,
seperti bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam
kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari
jaringan tumbuhan

Identifikasi senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Hammado,
N dan Ilmiati Illing, (2013) identifikasi senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan uji pereaksi
warna dengan menggunakan pereaksi-pereaksi alkaloid yaitu pereaksi Mayer, Wagner, dan
Dragendroff. Pada penelitian yang dilakukan Hammado, digunakan sampel sebanyak 3 ml yang
diletakkan dalam gelas piala kemudian ditambahkan dengan NaCl 0,5 gr lalu diaduk dan
disaring. Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes. Hasil positif
alkaloid menunjukkan jika ditambahkan pereaksi Mayer menghasilkan endapan kuning hingga
coklat. Sedangkan jika ditambahkan pereaksi Dragendroff terjadi perubahan warna menjadi
warna merah jingga dan membentuk endapan orange hingga endapan kuning kecoklatan.
Kemudian hasil positif alkaloid untuk pereaksi Wagner adalah menghasilkan endapan putih
hingga putih kabut

Cabe jawa (Piper retrofractum) merupakan tanaman yang tumbuh di seluruh wilayah
Indonesia pada daerah dengan ketinggian 1-600 m dari permukaan air laut dengan suhu udara
20-30˚C (Djauhariya dan Rosman, 2008). Efek farmakologis buah cabe jawa bersifat analgetik
(penghilang rasa sakit), afrodisiak (penambah syahwat), diaforetik (peluruh/penghilang
keringat), karminatif (pembuang angin), sedatif (obat menenangkan, meredakan), hematinik, dan
antelmintik (obat cacing) (Evizal, 2013).

Cabe Jawa memiliki kandungan senyawa piperin, piperoctadecalidin, pipereicosalidine,


dan pipernonalin (Ahn, et al., 1992). Menurut BPOM (2010), buah cabe jawa mengandung
alkaloid piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans4-dienamida; saponin, polifenol,
minyak atsiri, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, 1 undesilenil-3,4metilendioksibenzena, dan
sesamin Kandungan piperin sekitar 2% dan minyak atsiri sekitar 1%. Cara ekstraksi buah cabe
jawa kering dapat dilakukan dengan berbagai pelarut seperti etanol, kloroform, methanol, eter,
dan air panas. Ekstraksi menggunakan etanol 50% menghasilkan rendemen enstrak kental yang
paling tinggi yaitu 6,73% dan menghasilkan 7 bercak dengan kromatografi lapis tipis. (Djumidi
dan Hutapea , 1992)
Pustaka :

Ahn, W.J., Ahn, M.J., Zee, O.P., Kim, E.J., Lee, S.G., Kim, H.J., & Kubo, I. 1992. Piperidine
Alkaloids from Piper retrofractum Fruits. Phytochemistry. 31(10): 3609-3612

Badan POM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Vol. 5. Jakarta. 132 hlm.

Djauhariya, E. dan R. Rosman. 2008. Status teknologi tanaman cabe jamu (Piper retrofractum
Vahl.). Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat XX (2): 75-89.

Djumidi dan J.R. Hutapea. 1992. Pembuatan ekstrak cabe jawa dengan beberapa cairan penyari
dan penetapan ekstrak secara kromatografi lapis tipis. Warta Tumbuhan Obat Indonesia
1(3): 1920.

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung

Hammado, Nururrahmah dan Ilmiati Illing. 2013. Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid
Pada Tanaman Lahuna (Eupatorium Odoratum). Jurnal Dinamika. 4(2): 1-18

Wink, M. 2008. Ecological Roles of Alkaloids. Wink, M. (Eds.)Modern Alkaloids, Structure,


Isolation Synthesis and Biology,Wiley, Jerman: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.
KgaA.

Anda mungkin juga menyukai